• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam meneliti suatu karya sastra dibutuhkan suatu pendekatan yang berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalisis karya tersebut. Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan pendekatan pragmatik sastra dan pendekatan semiotik, konsep moral dan nilai konfusionisme. Pendekatan pragmatik sastra yang digunakan penulis sebagai landasan teori dalam menganalisis novel "Kitchen" adalah pendekatan pragmatik yang dikemukakan oleh Pradopo. Menurut Pradopo dalam Wiyatmi (2006: 85), pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan pendidikan, moral, agama, maupun tujuan lain.

Pendekatan pragmatik mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan fungsinya untuk memberikan pendidikan (ajaran) moral, agama maupun fungsi sosial lainnya. Semakin banyak nilai pendidikan moral dan agama yang terdapat dalam karya sastra dan berguna bagi pembacanya, maka akan semakin tinggi nilai dari karya tersebut. Penggunaan teori pragmatik dalam penganalisisan karya sastra dapat membantu menentukan apa saja fungsi karya sastra dalam kehidupan masyarakat, bagaimana penyebaran dan perluasan karya sastra tersebut, serta manfaat yang dihasilkan oleh karya sastra dalam tatanan kehidupan masyrakat.

Moral adalah suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran-ukuran tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. Menurut Suseno (1987:19 ) kata moral selalu mengacu pada baik dan buruknya perbuatan manusia sebagai manusia. Moral adalah suatu pengukur apa yang baik dan apa yang buruk dalam kehidupan suatu masyarakat.

Moral dalam sastra merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam karya sastra, makna yang disarankan lewat sastra. Melalui cerita, sikap dan tingkah laku tokoh -tokoh, pembaca dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang disampaikan. Moral dalam cerita menurut Kenny dalam Nurgiyantoro(1995:322) sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil (ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan dengan pembaca yang sengaja diberikan pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan seperti sikap, tingkah laku dan sopan santun dalam pergaulan.

Untuk menganalisis nilai pragmatik yang terdapat dalam novel “Kitchen” penulis menggunakan teori dari Abrams dalam Jabrohim (1981:67) pendekatan pragmatik sastra adalah model pendekatan yang melihat karya sastra berdasarkan sudut pandang pembaca. Pendekatan pragmatik sastra memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan pendidikan, moral, agama, atau tujuan pendidikan lainnya. Semakin banyak nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang diberikan kepada pembaca, maka semakin baik karya sastra tersebut.

Untuk menganalisis tentang nilai kasih sayang dan kesetiaan yang terdapat dalam novel “Kitchen” , penulis juga menggunakan konsep ajaran konfusianisme, menurut Analects atau disebut juga kitab Lun Yu (Saputra: 2002), Berikut nilai- nilai ajaran dari Konfusius, yaitu :

1. Ren (Cinta kasih/kasih sayang)

Menurut konfusius manusia yang bermartabat adalah manusia yang memiliki “Ren”. Konsep Ren merupakan pusat kualitas moral manusia, intisari dari cinta terhadap sesama, perikemanusiaan, hati nurani, keadilan, halus budipekerti, dan kasih sayang. Cinta kasih itu adalah mengendalikan diri pulang kepada kesusilaan dan tergantung kepada usaha diri sendiri. Seseorang yang berperi cinta kasih rela menderita lebih dahulu dan membelakangkan keuntungan. Seseorang yang berperi cinta kasih ingin dapat tegak, maka berusaha agar orang lain pun tegak; ingin maju maka berusaha orang lain pun maju. Sikap saling mengasihi mendasari seseorang yang memiliki Ren pastilah mempunyai kemampuan yang baik dalam memikirkan keadaan orang lain dan juga mampu

mengetahui apa yang tidak diinginkan oleh orang lain karena ia lebih dahulu mengetahui hal apa yang tidak diinginkan terjadi pada dirinya. Ren adalah kesanggupan untuk mencapai lima hal di dunia, yaitu hormat, lapang hati, dapat dipercaya, cekatan, murah hati.

2. Zhong Shu (Setia & Tepa sarira)

Zhong ( 忠 ) terdiri dari huruf ( 中 ) yang berarti tengah, tepat dan juga bisa berarti perwujudan. Sedangkan ( 心 ) berarti hati, tembusan, sesuai, berlandas pada hati nurani/ sanu bari. Orang yang berperilaku setia adalah orang yang memiliki hati tepat di tengah atau hati yang terletak ditempat semestinya. Maka Zhong artinya perilaku yang tepat, berlandaskan suara hati nurani dengan mewujudkan dalam segala tindakan. Zhong bertindak sesuai dengan cinta dan kebaikan, tanpa pamrih dan dengan tulus. Setia kepada seseorang berarti selalu membimbingnya. Zhong juga berarti kepatuhan/ketaatan kesetian terhadap Tuhan, atasan, teman, kerabat, negara. Sedangkan Shu ( 恕) terdiri dari ( 如 ) yang berarti seperti/sama/serupa/menurut dengan ( 心 ) hati nurani/sanu bari. Shu berdimensi larangan (negatif): jangan melakukan sesuatu kepada orang lain kalau anda tidak mau orang lain melakukan hal itu terhadap anda. Shu merupakan tindakan bagaimana mengaktualisasikan Ren sebagai cinta. Perikemanusiaan mengutamakan sikap tenggang rasa. Jadi Shu artinya sebagai perbuatan tenggang rasa yang disesuaikan dengan suara hati nurani/ sanu bari. Maka seorang yang sudah kehilangan hatinya tentu sudah kehilangan kemampuannya untuk tenggang rasa. Manusia harus melihat dirinya agar dapat mengerti orang lain dan mengarahkan manusia untuk bertindak sesuai dengan cinta dan kebaikan, dengan

tulus menghormati orang lain. Prinsip Zhong-shu sekaligus merupakan prinsip Ren, sehingga pengalaman Zhong-shu berarti mengamalkan Ren yang mengakibatkan pelaksanaan tanggungjawab serta kewajiban seseorang dalam masyarakat.

Dalam ajaran Konfusianisme yang sudah dijelaskan diatas, banyak terdapat nilai-nilai moral yang menjadi pedoman bagi masyarakat Jepang dahulu sampai sekarang. Sosial masyarakat Jepang yang sudah lekat dengan nilai ajaran konfusius ini hingga sekarang dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari mereka. Untuk menganalisis novel “Kitchen” karya Banana Yoshimoto ini penulis menggunakan ajaran Konfusius sesuai dengan nilai yang akan penulis analisis yaitu mengenai nilai kesetiaan dan kasih sayang yang juga terdapat dalam konfusianisme berupa Ren (Cinta kasih/Kasih Sayang) dan Zhong (Setia). (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/51921/4/Chapter%20II.pdf)

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas, maka penulis merangkum tujuan dari penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui nilai pragmatik yang terdapat dalam novel "Kitchen" karya Banana Yoshimoto.

2. Untuk menambah pengetahuan mengenai nilai Konfusionisme yang diungkapkan pengarang melalui tokoh utama dan tokoh pendukung dalam novel “Kitchen” karya Banana Yoshimoto

Dokumen terkait