• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya sastra merupakan suatu hasil karya manusia baik lisan maupun tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetik (keindahan bahasa) yang dominan. Karya sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona denganalat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. (http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra).

Menurut Rokhmansyah (2014:11) karya sastra adalah karya seni yang bermedia atau berbahan utama bahasa. Hal tersebut berarti bahasa merupakan suatu unsur yang tidak dapat dikesampingkan. Tanpa ada bahasa tidak akan terjadi sebuah peristiwa sastra. Bahasa dalam karya sastra dijadikan sebagai piranti untuk merefleksikan nilai dan jati diri penulisnya sekaligus mempresentasikan identitas budaya masyarakat yang tinggal disekitarnya. Sastra dilihat dari kebudayaan yang diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya yang lahir dari perasaan dan pemikirannya. Adapun manfaat sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisah-kisah dan amanat yang dikomunikasikan kepada para pembaca.

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1993:8). Karena sastra bukan seni bahasa belaka, melainkan suatu kecakapan dalam menggunakan bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra. Bahasa merupakan media yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, sastra dapat diungkapkan melalui banyak cara. Dalam dunia kesusastraan, karya sastra dapat dibedakan dalam bentuk dan jenis yang berbeda-beda misalnya drama, puisi, roman, novel dan sebagainya.

Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (http://kbbi.web.id/novel).

Menurut Badudu dan Zain dalam Aziez dan Abdul (2010:2) menjelaskan bahwa novel merupakan karangan dalam bentuk prosa tentang peristiwa yang menyangkut kehidupan manusia seperti yang dialami orang dalam kehidupan sehari-hari tentang suka duka, kasih dan benci, tentang watak dan jiwa para tokoh.

Novel berfungsi untuk memberikan pandangan kepada pembaca tentang apa yang terjadi dalam sosial masyarakat, kehidupan, religius dan hal yang lainnya. Novel dapat memberikan nilai moral ataupun pesan positif dalam suatu karya sastra. Tak sedikit juga novel memberikan pengaruh buruk kepada pembaca secara tidak langsung yang disebabkan oleh faktor tema ataupun pola pikir remaja

itu sendiri. Novel menjadi karya sastra yang paling banyak dicari karena selain menjadi media hiburan juga terdapat nilai-nilai kebaikan.

Berdasarkan konsep novel diatas, novel dapat menggambarkan realitas kehidupan manusia yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan dapat memberikan nilai positif dan manfaat kepada pembaca. Dalam hal ini banyak novel Jepang yang memberikan nilai pendidikan maupun moral yang baik, salah satunya adalah Novel “Kitchen” karya Banana Yoshimoto.

Novel “Kitchen” karya Banana Yoshimoto ini memberikan nilai pendidikan yang baik untuk para pembacanya. Tokoh utama dalam novel ini digambarkan sebagaisosok yang tegar, bisa menenangkan diri ketika ada masalah dengan caranya sendiri. Nilai pragmatik dalam novel ini terlihat jelas dari penggambaran tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung lainnya. Beberapa nilai pragmatik yang penulis temukan saat membaca novel “Kitchen”berulang kali adalah nilai ketegaran, kesabaran, kepeduliaan, kasih sayang dan kesetiaan yang ditunjukkan oleh tokoh utama Mikage dan Yuichi yang tidak pernah hilang. Saling mencintai dan memahami membuat hubungan percintaan mereka kuat dan tidak goyah.

Kasih sayang dan kepedulian antara Mikage dan Yuichi yang diungkapkan oleh Banana Yoshimoto dalam novel “Kitchen” dimulai sebelum menjalin hubungan percintaan dan saat menjalin hubungan percintaan.

Novel ini menceritakan tentang Mikage Sakurai yang berjuang menutupi perasaan kehilangan setelah kerabat satu-satunya yang tersisa, yaitu neneknya, meninggal dunia. Bersyukur, ada Yuichi Tanabe yang telah sepakat dengan

ibunya untuk mengajak Mikage tinggal bersama mereka selama gadis itu belum menemukan apartemen baru. Saat tinggal di keluarga Tanabe inilah, Mikage menyadari betapa sebuah keluarga adalah anugerah. Tak selalu indah, namun patut disyukuri.

Keharmonisan hidup Mikage, Yuichi, dan Eriko tak berlangsung lama. Pada bab kedua diceritakan bahwa Eriko dibunuh. Berita ini tentu saja mengacaukan perasaan Mikage, terlebih Yuichi sebagai seorang anak. Pada titik itulah hubungan keduanya diuji. Perlahan masing-masing mulai menyadari bahwa mereka punya perasaan lain selain perasaan bahwa selama ini mereka adalah keluarga. Ketika hati tak lagi mampu berbohong, keputusan terbaik harus segera dibuat. Novel ini Sangat menginspirasi, bahwa dalam hidup dibutuhkan perjuangan dan kedewasaan dalam menentukan sikap. Nilai-nilai yang memberikan pendidikan dan termasuk dalam nilai Konfusionisme di Jepang yang terdapat dalam novel ini adalah kasih sayang dan kesetiaan.

Dalam novel ini terdapat nilai pragmatik mengenai ketegaran, kesabaran, kepeduliaan dan kasih sayang sebelum menjalani hubungan percintaan dan saat menjalani hubungan percintaan yang berupa kasih sayang yang semakin kuat dan tidak pernah pudar. Hal itu terlihat dalam cuplikan-cuplikan yang penulis analisis dalam skripsi ini. Nilai yang bermanfaat dan mendidik yang penulis dapatkan tentang ketegaran, kesabaran, kepeduliaan, kasih sayang dan kesetiaan ini sudi kiranya dicontoh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketegaran, kesabaran, kepedulian, kasih sayang dan kesetiaan yang ditunjukkan oleh tokoh Mikage, Yuichi dan Erikodalam menjalani hubungan percintaan sangat jarang ditemukan di zaman modern sekarang ini .

Konfusionisme yang mengajarkan tentang akhlak dan moral dalam kehidupan dapat dicerminkan dalam kehidupan percintaan masyarakat di Jepang. Hal inilah yang membuat penulis merasa ketegaran, kesabaran, kepedulian, kesetiaan, kasih sayang dan kesetiaan tokoh Mikage, Yuichi dan Eriko harus ditiru oleh masyarakat zaman sekarang untuk menambah wawasan dalam hubungan percintaan.

Uraian di atas melatarbelakangi penulis untuk menganalisis nilai-nilai pragmatik yang dapat dijadikan pembelajaran oleh pembacanya dalam kehidupan sehari-hari yang terkandung dalam novel “Kitchen” karya Banana Yoshimoto melalui tokoh Mikage, Yuichi dan Eriko. Penulis akan menganalisis secara mendalam nilai-nilai pragmatik tersebut dan menyajikannya dalam skripsi dengan judul: ANALISIS PRAGMATIK DALAM NOVEL “KITCHEN” KARYA BANANA YOSHIMOTO.

Dokumen terkait