• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Kerangka Berfikir

Pegadaian adalah suatu lembaga atau badan usaha yang melaksanakan kegiatan keuangan dalam hal gadai. Jenis-jenis produk pegadaian yaitu lini bisnis menawarkan usaha jasa, lini bisnis perdagangan

dan Anah

Judul yang berbeda, tempat penelitian berbeda .

Analisis data yang digunakan penelitian terdahulu adalah metode deskriptif dan metode analisis

Metode analisis yang digunakan adalah metode kualitatif Deskriptif. Serta dalam menguji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.

Perbedaan :

Judul yang berbeda, tempat penelitian berbeda. Analisis data menggunakan metode analisis interaksi.

Metode analisis yang digunakan adalah metode kualitatif Deskriptif. Serta dalam menguji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.

Perbedaan :

Judul yang berbeda, tempat penelitian berbeda.

emas dan lini bisnis pembiayaan. Lini bisnis pembiayaan gadai yaitu agar masyarakat mendapatkan biaya kredit atau agunan emas, kendaraan bermotor, dan barang elektronik lainnya. Sejumlah produk pada lini bisnis pembiayaan antara lain pembiayaan rhan, arrum dan amanah. Pembiayaan rhan dari pegadaian syariah adalah solusi tepat kebutuhan dana cepat yang sesuai syariah. Prosesnya cepat hanya dalam waktu 15 menit dana cair dan aman penyimpanannya.

Dalam suatu lembaga atau badan usaha membutuhkan perencanaan, penggorganisan, pengarahan, pengawasan dan pengandalian kegiatan anggota organisasi yang disebut dengan manajemen. Manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui kerja sama dengan orang lain.

Karena fungsi manajemen adalah usaha anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Manajemen memiliki kegiatan memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan, dan mengembangkan.

Dalam islam manajemen adalah tindakan yang mengutamakan keadilan.

Islam juga menekankan pentingnya unsur kejujuran dan kepercayaan dalam manajemen. Menajemen memiliki beberapa cabang ilmu salah satunya adalah manajemen risiko yang membahas tentang bagaimana cara perusahaan untuk meminimalisir risiko dengan cara mengetahui risiko apa saja yang terdapat dalam suatu perusahaan tersebut.

Manajemen risiko memiliki beberapa jenis risiko seperti risiko Likuiditas, Operasional, Reputasi, pasar, hukum dan pembiayaan. Risiko pembiayaan adalah risiko dari kemungkinan terjadinya kerugian pegadaian sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali pembiayaan yang diberikan pegadaian kepada debitur. Penyebab utama risiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya pegadaian memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas, sehingga penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibiayai.

Untuk mengatasi masalah tersebut dalam manajemen risiko ada beberapa tahapan yaitu tahap pertama adalah Identifikasi Risiko fungsinya yaitu

mengidentifikasi apa saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Tahap kedua adalah Pengukuran Risiko fungsinya yaitu untuk mangacu pada dua faktor yaitu kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif risiko menyangkut berapa banyak nilai yang rentan terhadap risiko. Sedangkan kualitatif menyangkut kemungkinan suatu risiko muncul, semakin tinggi kemugkinan risiko terjadi maka semakin tinggi pula risikonya. Tahap ketiga adalah Pemetaan Risiko fungsinya yaitu ditujukan untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan kepentingannya bagi perusahaan. Tahap ke empat adalah Model Pengelolaan Risiko fungsinya yaitu terdapat beberapa macam diantaranya model pengelolaan risiko secara konvensional, penetapan modal risiko, struktur organisasi pengelolaan dan lain-lain. Tahap ke lima adalah Monitor dan Pengendalian fungsinya yaitu untuk memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai dengan rencana.

Dari lima tahapan tersebut perusahaan pegadaian harus melakukan Upaya pencegahan terjadinya berbagai risiko yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu, harus dilakukan berbagai langkah untuk mencegah dan menghindari risiko yang dapat terjadi kapan saja, sehingga dalam menjalan kegiatan kita dapat terhindar dari kerugian dan juga risiko-risiko lainnya.

Manfaat yang akan diperoleh oleh perusahaan apabila melaksanakan manajemen risiko dengan baik yaitu, Menjamin pencapaian tujuan, Memperkecil kemungkinan bangkrut, Meningkatkan keuntungan perusahaan Manajemen risiko yang baik dapat meningkatkan, dan Memberikan keamanan pekerjaan. Kemampuan memahami dan menangani risiko merupakan keharusan bagi setiap perusahaan atau manager sebagai pemimpin usaha. Manager yang dapat menangani risiko dengan baik tidak saja dapat menyelamatkan perusahaan dari kemungkinan rugi tapi juga dirinya.

Untuk itu penulis tertarik untuk lebih dalam meneliti mengenai bagaimana implementasi atau penerapan manajemen risiko pada pembiayaan gadai emas Syariah

MANAJEMEN

PEGADAIAN SYARIAH

LINI BISNIS MENAWARKAN

JASA

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI PEGADAIAN

SYARIAH

LINI BISNIS PERDAGANGAN

EMAS LINI BISNIS PEMBIAYAAN MANAJEMEN

RISIKO

RAHN AMANAH

ARRUM

DASAR HUKUM PEMBIAYAAN GADAIEMAS

Gambar. 2.2 Kerangka Berfikir

51 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat atau lokasi dimana penelitian dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Pegadaian Syariah Kantor Cabang Ciputat yang beralamat di Jl. Ir Juanda No. 28, Ciputat Raya, Kel. Rempoa Kec. Ciputat Timur, Kabupaten Tanggerang Selatan, Banten 15415.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan waktu yang dibutuhkan peneliti dalam melakukan penelitian. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 7 bulan dari bulan April hingga bulan Oktober 2019. Adapun tabel waktu penelitian disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Penyusunan dan Penelitian

No. Tahap

B. Metodologi Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah yang sudah diuraikan di bab sebelumnya, dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi dari kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti persentasi. Data tersebut mencakup transkip wawancara, catatan lapangan, fotografi, videptape, dokumen pribadi, Memo, dan rekaman-rekaman resmi lainnya.42 Jenis penelitian ini yaitu penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok, atau situasi. 43 Terdapat suatu batasan pada jumlah orang yang terlibat untuk diwawancarai atau dengan jumlah waktu tertentu. Desain untuk studi ini pada dasarnya mengikuti pendekatan penelitian tradisional tentang penyajian sebuah masalah, perumusan pertanyaan penelitian, pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan tersebut, analisis data dan penarikan kesimpulan. Lebih tepatnya dalam penelitian ini, peneliti bermaksud meneliti suatu peristiwa atau kenyataan yang terjadi dalam kehidupan manusia secara langsung.

C. Sumber dan jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah informan. Informan kunci dalam penelitian ini adalah karyawan dari Pegadaian Syariah Kantor Cabang Ciputat. Karyawan tersebut bisa menceritakan mengenai dari awalnya berdiri dari Pegadaian Syariah Kantor Cabang Ciputat sampai pelaksanaan atau kegiatan dalam jalannya usaha Pegadaian Syariah Kantor Cabang Ciputat.

Peneliti menetapkan Karyawan Pegadaian Syariah Kantor Cabang Ciputat untuk dijadikan informan dalam penelitian ini.

Sehubungan dengan permasalahan penelitian maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

42 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada 2010), h. 3

43 Ibid., h. 20

1. Data primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, dengan wawancara mendalam melalui informan. Dalam penelitian ini kunci informan adalah Karyawan Pegadaian Syariah Kantor Cabang Ciputat, Untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen risiko pada pembiayaan gadai emas.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu sumber data yang didapat secara tidak langsung yang diberikan kepada pengumpul data. Data sekunder dalam peneitian ini bersumber dari dokumen-dokumen mengenai sistem gadai emas Syariah di PT. Peggadaian Syariah Kantor Cabang Ciputat. Dapat berupa dokumen, buku, catatan - catatan, makalah, laporan, arsip, monografi, dan lain-lain, terutama yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Untuk memperoleh data-data yang lengkap dan relevan, maka penulis menggunakan 3 macam teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai perhatian yang terfokus pada kejadian, gejala atau sesuatu. Adapun observasi ilmiah adalah perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan maksud menafsirkan, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya, dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.44

Dalam mengobservasi penelitian ini yaitu peneliti menggunakan observasi partisipan. Observasi partisipan adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai anggota yang berperan serta dalam kehidupan masyarakat topik penelitian.45 Peneliti mengambil langkah

44 Ibid., h. 37

45 Ibid., h. 39

sebagai seorang observer partisipasi, karena peneliti ingin mendapatkan data yang mendalam terkait mengenai bagaiman penerapan manajemen risiko pada pembiayaan gadai emas.

Tabel 3.2 Pedoman Observasi

No. Observasi yang dilakukan Ada Tidak Keterangan 1. Adakah Pelaksanaan Proses

nasabah dalam menggadai emas di PT. Pegadaian Syariah Kantor Cabang Ciputat

2. Ada atau tidak Pihak yang terlibat dalam menggadai emas di PT. Pegadaian Syariah Kantor Cabang Ciputat

3. Ada atau tidak tersedianya Alat untuk mengukur emas di PT.

Pegadaian Syariah Kantor Cabang Ciputat

4. Ada atau tidak Fasilitas untuk Penjagaan atau perawatan emas di Pegadaian Syariah KC.

Ciputat

2. Metode Wawancara

Wawancara terdiri atas sejumlah pertanyaan yang dipersiapkan oleh peneliti dan diajukan kepada seseorang mengenai topik penelitian secara tatap muka, dan peneliti merekam jawaban-jawabannya sendiri.

Wawancara didefinisikan sebagai interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang

melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar sekitar pendapat dan keyakinannya.46

Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitin ini adalah wawancara terbuka dan tertutup. Wawancara terbuka yaitu wawancara yang dilakukan peneliti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan yang mengandung jawaban terbuka. Sedangkan dalam wawancara tertutup, yaitu wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang menuntut jawaban-jawaban tertentu.

Misalnya pertanyaan yang memerlukan jawaban ya atau tidak, setuju, ragu-ragu, tidak setuju. Kelebihan dari jenis wawancara terbuka dan tertutup yaitu segi kekayaan data dan kemungkinan pengklasifikasian dan analisis data secara statistik.

Ciputat

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara

No. Indikator Sub Indikator Item

No.

11. Keuntungan nasabah 16

dalam gadai emas

No. Indikator Pertanyaan

1. Manajemen risiko pada pembiayaan gadai emas

1. Bagaimana Penerapan atau implementasi manajemen risiko pada pembiayaan gadai emas ?

2. Identitas pegadaian 2. Apa nama lembaga ini ?

3. Siapa pemilik lembaga ini?

4. Apa visi misi lembaga ini ?

5. Bergerak pada bidang apa lembaga ini?

6. Apa Perbedaan pegadaian Syariah dengan konvensional ?

7. Bagaimana sejarah berdirinya pegadaian Syariah ?

8. Kapan berdirinya Pegadaian Syariah KC.

Ciputat?

9. Bagaimana cara memperkenalkan produk-produk pegadain Syariah kepada

masyarakat ?

10. Apa saja Produk-produk pegadaian Syariah ?

3. Produk gadai emas 11. Apa saja Syarat-syarat dalam gadai emas

?

12. Siapa saja Pihak yang terlibat dalam menggadai emas?

13. Berapa Jumlah nasabah gadai emas dalam priode tahun 2014-2018 ?

14. Apa kah pernah terjadi penurunan jumlah nasabah ?

15. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah nasabah produk gadai emas ?

16. Apa saja keuntungan yang didapat nasabah dalam gadai emas ? 17. Bagaimana cara promosi untuk

meningkatkan minat nasabah dalam gadai emas ?

18. Apa saja hambatan dalam promosi produk gadai emas ?

4. Pembiayaan gadai emas

19. Bagaimana pembiayaan dalam gadai emas

?

20. Berapa pendapatan gadai emas dalam priode tahun 2014-2018 ?

21. Apakah pernah terjadi penurunan pendapatan gadai emas dalam priode tahun 2014-2018 ?

22. Apa saja Kendala dalam menggadai gadai emas ?

23. Apa saja Dampak yang ditimbulkan dari Kendala dalam menggadai emas ?

3. Metode Dokumentasi

Di samping observasi dan wawancaram para peneliti kualitatif dapat juga menggunakan berbagai dokumen dalam menjawab pertanyaan terarah. Apabila tersedia, dokumen-dokumen ini dapat menambah pemahaman atau informasi untuk penelitian.47 Dokumen yang tertulis sendiri oleh informa atau tulisan tentang mereka seperti sebagai autobiografi, surat pribadi, buku harian, memo, catatan rapat, surat kabar, dokumen kebijakan, dan folder yang dimasukan dalam data.48 Studi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang mana dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen yang terkait, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Begitu juga dalam penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan gadai emas dan bagaimana pengelolaan manajemen risiko yang dilakukan di Pegadaian Syariah Kantor Cabang Ciputat yang di dapat dari karyawan atau nasabah tersebut.

47 Ibid.., h. 61

48 Ibid., h. 75

Tabel 3.6 Pedoman Dokumentasi

No. Dokumen Ada Tidak Keterangan

1. Ada atau tidak Dokumen sistem pengelolaan (manajemen) gadai emas

2 Ada atau tidak Data nasabah gadai emas dari tahun 2014 – 2018 3. Ada atau tidak Dokumen berkas

mengenai pembiayaan

(pendapatan) dari gadai emas dari tahun 2014 – 2018

4. Foto-foto pendukung saat melakukan observasi dan wawancara narasumber

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam melaksanakan pemeriksaan keabsahan (kebenaran) data peneliti menggunakan trangulasi. Trangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Trangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

Penelti menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Teknik pengumpulan data yang digunakan akan melengkapi dalam memperoleh data primer dan skunder. Observasi dan interview digunakan untuk menjaring data primer yang berkaitan kinerja karyawan terhadap penerapan manajemen risiko pada pembiayaan gadai emas di pegadaian syariah kantor cabang ciputat, sementara studi dokumentasi digunakan untuk menjaring data skunder yang dapat diangkat dari berbagai dokumentasi tentang kinerja

karyawan di pegadaian syariah. Berikut merupakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, tehnik, penyidik, dan teori.49

1. Triangulasi Tehnik

Triangulasi ini menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Gambar 3.1 Trangulasi Tehnik

Sumber : Sugiyono, 2017, Metodologi Penelitian Bisnis50

Trangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.51

2. Triangulasi Sumber (data)

Triangulasi ini membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda dalam metode kualitatif.

Gambar 3.2 Trangulasi Sumber

Sumber : Sugiyono, 2017, Metodologi Penelitian Bisnis52

49 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis,(Bandung : ALFABETA, 2017) h. 477.

50 Ibid., h.488.

51 Ibid., h. 478.

3. Triangulasi penyidikan

Triangulasi ini dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Contohnya membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya.

4. Triangulasi Teori

Triangulasi ini berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu atau lebih teori tetapi hal itu dapat dilakukan, dalam hal ini dinamakan penjelasan banding.

Dari empat macam teknik triangulasi diatas, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber (data) dan triangulasi tehnik untuk menguji keabsahan data yang berhubungan dengan masalah penelitian yang diteliti oleh peneliti.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data enggunakan model deskriptif menurut Miles dan Huberman yang melalui tiga alur, yaitu:53

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyerdehanaan, pengabstrakan, dan pentransformasi data “mentah” yang dalam catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif.

Dalam reduksi data peneliti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, kemudian difokuskan pada hal-hal yang penting hal ini untuk melihat tema dan pola dari data yang diperoleh selama wawancara. Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang cukup jelas.

2. Penyajian data

Setelah mereduksi data langkah selanjutnya adalah menyajikan data, dalam penelitian ini data disajikan uraian singkat, atau dengan teks naratif.

Dalam penyajian dilakukan analisis mendalam untuk dapat dilihat apakah interaktif antara data yang satu dengan data yang lain.

53Emzir., op. cit ., h.129.

3. Penarikan kesimpulan (verifikasi)

Setelah dilakukan analisis mendalam maka langkah selanjutnya peneliti menarik dan verifikasi kesimpulan. Kesimpulan awal kemungkinan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya, tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang diambil merupakan kesimpulan yang sesuai dengan fakta yang ada.

Selanjutnya untuk data-data yang bersifat angka-angka di analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan menjelaskan dan memberikan data-data yang disajikan untuk menerangkan dan menjawab permasalahan yang ada.

Gambar 3.3 Model Interaktif Sumber : Emzir Dalam Miles Dan Hubermen54

54 Ibidi., h. 134

65 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Pegadaian Syariah

Sejarah Pegadaian Syariah di Indonesia Terbitnya PP/10 tanggal 1 April 1990 dapat dikatakan menjadi tonggak awal kebangkitan Pegadaian, satu hal yang perlu dicermati bahwa PP10 menegaskan misi yang harus diemban oleh Pegadaian untuk mencegah praktik riba, misi ini tidak berubah hingga terbitnya PP103/2000 yang dijadikan sebagai landasan kegiatan usaha Perum Pegadaian sampai sekarang. Banyak pihak berpendapat bahwa operasionalisasi Pegadaian pra Fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 tentang Bunga Bank, telah sesuai dengan konsep syariah meskipun harus diakui belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis anggapan itu. Berkat Rahmat Allah Swt dan setelah melalui kajian panjang, akhirnya disusunlah suatu konsep pendirian unit Layanan Gadai Syariah sebagai langkah awal pembentukan divisi khusus yang menangani kegiatan usaha syariah.

Konsep operasi Pegadaian Syariah mengacu pada sistem administrasi modern yaitu azas rasionalitas, efisiensi dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam. Fungsi operasi Pegadaian Syariah itu sendiri dijalankan oleh kantor-kantor Cabang Pegadaian Syariah/Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai satu unit organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS ini merupakan unit bisnis mandiri yang secara structural terpisah pengelolaannya dari usaha gadai konvensional.

Pegadaian Syariah pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) Cabang Dewi Sartika di bulan Januari tahun 2003. Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makasar, Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun yang sama hingga September 2003. Masih di tahun yang sama pula, 4 Kantor Cabang Pegadaian di Aceh dikonversi menjadi Pegadaian Syariah.

Perkembangan Pegadaian Syariah di Indonesia berawal pada tahun 1998 ketika beberapa General Manager melakukan studi banding ke Malaysia Setelah melakukan studi banding, mulai dilakukan penggodokan rencana pendirian pegadaian syariah. Tapi ketika itu ada sedikit masalah internal sehingga hasil studi banding itu pun hanya ditumpuk.

Tahun 2002 mulai diterapkan sistem pegadaiaan syariah dan pada tahun 2003 pegadaian syariah resmi dioperasikan dan pegadaian cabang Dewi Sartika menjadi kantor cabang pegadaian pertama yang menerapkan sistem pegadaian syariah. Prospek pegadaian syariah di masa depan sangat luar biasa. Respon masyarakat terhadap pegadaian syariah ternyata jauh lebih baik dari yang diperkirakan. Menurut survei BMI, dari target operasional tahun 2003 sebesar 1,55 milyar rupiah pegadaian syariah cabang Dewi Sartika mampu mencapai target 5 milyar rupiah.

Pegadaian syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari barang yang digadaikan. Meski tanpa bunga, pegadaian syariah tetap memperoleh keuntungan seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional, yaitu memberlakukan biaya pemeliharaan dari barang yang digadaikan. Biaya itu dihitung dari nilai barang, bukan dari jumlah pinjaman. Sedangkan pada pegadaian konvensional, biaya yang harus dibayar sejumlah dari yang dipinjamkan.

Program Syariah Perum Pegadaian mendapat sambutan positif dari masyarakat. Dari target omzet tahun 2006 sebesar Rp 323 miliar, hingga September 2006 ini sudah tercapai Rp 420 miliar dan pada akhir tahun 2006 ini diprediksi omzet bisa mencapai Rp 450 miliar. Bahkan Perum Pegadaian Pusat menurut rencana akan menerbitkan produk baru, gadai saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ), paling lambat Maret 2007. Manajemen Pegadaian melihat adanya prospek pasar yang cukup bagus saat ini untuk gadai saham. Bisnis pegadaian syariah tahun 2007 ini cukup cerah, karena minta masyarakat yang memanfaatkan jasa pegadaian ini cukup besar. Itu terbukti penyaluran kredit tahun 2006 melampaui target.

Pegadaian cabang Majapahit Semarang misalnya, tahun 2006 mencapai 18,2 miliar. Lebih besar dari target yang ditetapkan sebanyak 11,5 miliar.

Jumlah nasabah yang dihimpun sekitar 6 ribu orang dan barang jaminannya sebanyak 16.855 potong. Penyaluran kredit pegadaian syariah Semarang ini berdiri tahun 2003, setiap tahunnya meningkat cukup signifikan dari Rp 525 juta tahun 2004 meningkat menjadi Rp 5,1 miliar dan tahun 2006 mencapai Rp 18,4 miliar. Mengenai permodalan hingga saat ini tidak ada masalah. Berapapun permintaan nasabah asal ada barang jaminan akan dipenuhi saat itu pula bisa dicairkan sesuai taksiran barang jaminan tersebut. Demikian prospek pegadaian syariah ke depan, cukup cerah.55

2. Visi Misi Pegadaian Syariah Kantor Cabang Ciputat a. Visi

Menjadi the most valuable financial company di Indonesia dan sebagai agen insklusi keuangan pilihan utama masyarakat

b. Misi

1. Memberikan manfaat dan keuntungan optimal bagi seluruh pemangku kepentingan dengan mengembangkan bisnis inti.

2. Membangun bisnis yang lebih beragam dengan mengembangkan bisnis baru untuk menambah proposisi nilai ke rahin (nasabah) dan pemangku kepentingan.

3. Memberikan servise ekselen dengan focus rahin (nasabah) melalui bisnis proses yang lebih sederhana dan digital tekhnologi informasi yang handal dan mutakir, praktik manajemen risiko yang kokoh dan sumber daya manusia yang professional, berbudaya serta berkinerja baik.56.

55 Febrianur Ibnu Fitroh Sukono Putro, Dkk., “Dinamika Perkembangan Pegadaian

55 Febrianur Ibnu Fitroh Sukono Putro, Dkk., “Dinamika Perkembangan Pegadaian

Dokumen terkait