• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

C. Kerangka Berfikir

Masalah pembelajaran IPA yang berlangsung di SMP N 1 Karangmalang melibatkan beberapa faktor antara lain:

(1) Faktor siswa; dimana dapat diamati bahwa di SMP N 1 Karangmalang siswa memiliki rasa antusias belajar namun prestasinya kurang menggembirakan karena faktor internal siswa seperti minat, motivaasi belajar, kretativitas, gaya belajar, IQ, EQ, keingintahuan, perhatian siswa dll. tidak diperhatikan oleh guru;

2) Faktor guru; dimana dapat diamati bahwa tidak variatifnya proses pembelajaran yang dilakukan yang hanya mengandalak nmetode konvensional ceramah dan tidak menggunakan metode belajar yang mengaktifkan siswa seperti inkuiri, discovery, ketrampilan proses, CTL dll., mengakibatkan proses pembelajran di SMP N 1 Karangmalang monoton dan menjemukan bagi siswa sehingga kurang memaksimalkan potensi belajar siswa;

3) Faktor materi ajar dan kurikulum; dimana dapat diamati bahwa materi pelajaran IPA fisika seperti materi listrik statis, listrik dinamis, kemagnetan, ggl induksi, dll. materi fisika adalah materi yang dianggap sulit bagi siswa dikarenakan proses pembelajaran yang monoton dan tidak sesuai hakekat IPA, juga karena penataan kurikulum yang tidak memperhatikan psikologis siswa dimana pembelajaran fisika diletakkan pada jadwal dirasakan tidak optimal dalam proses;

4) Faktor sarana prasarana, sumber belajar dan dan lingkungan belajar, dimana dapat di amati bahwa di SMP N 1 Karangmalang sarana alat laboratorium IPA kurang memadai untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran IPA yang

commit to user

memadai, akibatnya pembelajaran yang harusnya memalui pengalaman eksperimen laboratorium menjadi hanya pembelajaran konvensional ceramah atau demonstrasi terbatas.

Faktor dan kondisi realita di SMP N 1 Karangmalang tersebut di atas adalah faktor tersebut saling berkaitan yang mempengaruhi pembelajaran di SMP N 1 Karangmalang. Lebih khusus dapat difokuskan dan dirumuskan bahwa jika metode dan pendekatan pembelajaran yang digunakan sesuai dengan hakekat dan karakteristik IPA, dan faktor internal siswa yaitu keingintahuan siswa dan perhatian siswa diperhatikan, maka prestasi belajar siswa meningkat. Secara terperinci kerangka berpikir penelitian ini dapat diterangkan sebagai berikut:

1. Pengaruh penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa.

Kelistrikan, mencakup listrik statis dan dinamis, berwujud abstrak tetapi efek dan akibatnya dapat dirasakan. Sehingga, ditinjau dari hal tersebut, maka kelistrikan memiliki karakteristik konkret. Oleh karenanya pembelajaran IPA khususnya materi kelistrikan sedapat mungkin berdasarkan pengalaman yang konkret. Pembelajaran yang memberikan pengalaman penemuan konkret dapat dicapai melalui pembelajaran inkuiri menggunakan metode eksperimen atau demonstrasi. Pada pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen, siswa ditekankan untuk menemukan sendiri konsep listrik dinamis melalui percobaan sendiri. Pada pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode demonstrasi, percobaan dilakukan oleh guru dan siswa mengamati percobaan tersebut. Oleh karena pada metode eksperimen siswa lebih aktif nenemukan

commit to user

sendiri konsep listrik dinamis sedangkan pada metode demonstrasi siswa menemukan konsep dari melihat demonstrasi, maka konsep yang ditemukan pada pembelajaran pembelajaran inkuiri terbimbing metode eksperimen akan lebih tahan lama dari pada metode demonstrasi. Dari pemikiran tersebut dapat diduga pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dapat lebih meningkatkan penguasaan materi listrik dinamis dibandingkan dengan menggunakan metode demonstrasi.

2. Pengaruh tingkat keingintahuan siswa (curiosity) kategori tinggi dan kategori rendah terhadap prestasi belajar.

Keingintahuan (curiosity) adalah aspek emosional dari makhluk hidup untuk melakukan eksplorasi, investigasi dan pembelajaran. Pemicu rasa keingintahuan adalah lingkungan dan gejala atau fenomena di sekitar manusia melalui pancaindra yang dimilikinya. Keingintahuan keinginan untuk tahu adalah dorongan untuk mengetahui suatu hal yang kongkrit.

Keingintahuan tentang materi IPA antara satu siswa dengan siswa lainnya berbeda-beda, hal ini dikarenakan motivasi atau dorongan untuk mengetahui sesuatu hal yang baru yang dimiliki oleh setiap siswa berbeda-beda. Siswa yang memiliki keingintahuan yang tinggi akan sangat sensitif terhadap rangsangan yang mengenainya. Dalam kelas siswa seperti ini akan tampak dari antusiasmenya mengikuti pembelajaran dan banyaknya dia mengajukan pertanyaan. Semakin tinggi keingintahuan siswa maka motivasi untuk mengikuti pembelajaran IPA fisika semakin tinggi, sehingga prestasi belajar siswa juga akan baik pula.

commit to user

Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat diduga tingkat keingintahuan siswa terhadap suatu hal khususnya mengenai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan IPA fisika, akan mempengaruhi dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki keingintahuan tinggi diduga akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki perhatian rendah.

3. Pengaruh tingkat perhatian siswa terhadap materi pelajaran, kategori tinggi dan kategori rendah terhadap prestasi belajar.

Perhatian adalah suatu keadaan, sikap dan keaktifan jiwa yang dipusatkan dan diarahkan pada suatu obyek tertentu. Hal yang memperkuat perhatian antara lain : 1) Minat atau kesediaan jiwa yang aktif untuk menerima sesuatu dari luar; 2) Sehat jasmani dan rohani, 3) Adanya rangsangan yang kuat; 4) Saran atau sugesti yang positif; 5) Kemauan diri yang kuat dan sebagainya. Hal yang melemahkan perhatian adalah sebagai berikut: 1) Rangsangan yang lemah; 2) Jasmani dan rohani tidak/kurang sehat; 3) Sugesti yang negatif; 4) Rangsangan lain yang mengganggu.

Perhatian siswa terhadap materi pelajaran IPA antara satu siswa dengan siswa lainnya berbeda-beda. Dengan logika berpikir yang sama dengan pengaruh tingkat keingitahuan siswa terhdap prestasi belajar, maka juga dapat diduga bahwa perhatian siswa dalam belajar fisika akan mempengaruhi penguasaan kompetensi siswa yang ditunjukkan oleh tes prestasi belajar. Siswa yang memiliki perhatian dalam belajar tinggi diduga akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki perhatian rendah.

commit to user

4. Interaksi antara penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing metode eksperimen dan demonstrasi, dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar.

Pada proses pembelajaran, siswa yang mempunyai keingintahuan tinggi jika diajar dengan metode eksperimen akan mempunyai penguasaan kompetensi yang lebih baik dibandingkan dengan diajar menggunakan metode demonstrasi. Begitu pula dengan siswa yang mempunyai keingintahuan sedang dan rendah, jika diajar dengan metode eksperimen akan memiliki penguasaan kompetensi yang lebih baik dari pada diajar dengan menggunakan metode demonstrasi. Karena dengan menggunakan eksperimen, siswa terlibat langsung dalam perolehan konsep, sedangkan pada demonstrasi, siswa memperoleh konsep dari melihat demonstrasi guru. Sehingga, dapat diduga bahwa ada interaksi antara metode pembelajaran dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar siswa.

5. Interaksi antara penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing metode eksperimen dan demonstrasi, dengan tingkat perhatian siswa terhadap prestasi belajar.

Pada proses pembelajaran, siswa yang mempunyai perhatian tinggi jika diajar dengan metode eksperimen akan mempunyai penguasaan kompetensi yang lebih baik daripada dengan metode demonstrasi, begitu juga dengan siswa yang mempunyai perhatian sedang jika diajar dengan metode eksperimen akan memiliki penguasaan kompetensi yang lebih baik dari pada dengan metode demonstrasi. Karena dengan menggunakan eksperimen, siswa akan memiliki perhatian yang tinggi terhadap percobaan fisika yang sedang dilakukannya

commit to user

sendiri, sedangkan pada demonstrasi, siswa hanya melihat demonstrasi Fisika dari guru yang kadang kurang bisa terlihat dari tempat duduk siswa. Sehingga, dapat diduga bahwa ada interaksi antara metode pembelajaran dengan perhatian siswa dalam belajar Fisika terhadap prestasi belajar siswa.

6. Interaksi antara tingkat keingintahuan siswa dan tingkat perhatian siswa terhadap prestasi belajar.

Pada proses pembelajaran, siswa yang memiliki keingintahuan tinggi dan perhatian tinggi akan memiliki penguasaan konsep tinggi. Namun apabila keingintahuan tinggi, tetapi perhatian dalam belajar rendah, maka penguasaan kompetensi siswa akan menurun. Siswa yang mempunyai keingintahuan rendah apabila dia memiliki perhatian yang tinggi, kemungkinan penguasaan kompetensi siswa akan baik. Sehingga, dapat diduga bahwa ada interaksi antara keingintahuan siswa dengan perhatian siswa dalam belajar fisika terhadap prestasi belajar siswa.

7. Interaksi antara pembelajaran inkuri terbimbing metode eksperimen dan demonstrasi, dengan tingkat keingintahuan siswa dan tingkat perhatian siswa terhadap prestasi belajar.

Pada proses pembelajaran, siswa yang mempunyai keingintahuan dan perhatian tinggi jika diberi pembelajaran dengan metode eksperimen akan mempunyai penguasaan kompetensi yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang mempunyai keingintahuan dan perhatian tinggi yang diberi pembelajaran dengan metode demonstrasi. Sehingga, dapat diduga terdapat interaksi antara metode pembelajaran, keingintahuan siswa, dan perhatian siswa terhadap prestasi belajar siswa.

commit to user

Dokumen terkait