• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penelusuran pustaka dipilah menjadi dua yaitu: 1) penelusuran penelitian yang dilakukan di luar negeri, 2) penelusuran penelitian yang dilakukan di dalam negeri. Penelitian yang dilakukan di luar negeri diantaranya oleh Mao dan Chang (1999); Wallace, Tsoi, Calkin, dan Darley (2003); dan Brickman, Gormally, Armstrong, dan Hallar (2009). Penelitian yang dilakukan di dalam negeri antara lain oleh Lestari (2007), Saraswati (2008), Broto (2009), Sudarmi (2009), Kholifudin (2009), dan Siswoyo (2009). Berikut ini penjelasan dan uraian hasil temuan dari penelitian terdahulu.

1. Penelitian Mao dan Chang (1998)

Mao dan Chang (1998) meneliti Pengaruh metode pengajaran inkuiri pada mata pelajaran Sains Bumi terhadap hasil belajar dan sikap siswa tingkat sembilan. Penelitian ini dilakukan di Taiwan dengan sampel penelitian adalah 557 siswa kelas Sembilan yang mengikuti mata pelajaran sains Bumi yang dibagi

commit to user

menjadi dua, kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan metode pembelajaran inkuiri, sedangkan kelas kontrol diberikan metode pembelajaran tradisional. Berdasarkan atas analisis data prestasi belajar diperoleh kesimpulan bahwa: 1) Capaian prestasi belajar pada kelas eksperimen yang diberikan metode pembelajaran inkuiri lebih baik dan tinggi daripada capaian prestasi belajar pada kelas kontrol yang diberi metode pembelajaran tradisional, 2) Kelas eksperimen yang diberikan metode pembelajaran inkuiri memiliki sikap dan perilaku yang lebih positif terhadap pelajaran dibandingkan sikap dan perilaku kelas kontrol yang diberikan metode pembelajaran tradisional.

Kelemahan Mao dan Chang (1998) adalah membandingkan dua metode yang secara prinsip dan filosofis berbeda. Metode pembelajaran dengan ceramah konvensional menganggap pembelajaran adalah hanya sebagai pemberian pengetahuan dari guru ke siswa, yang karenanya menegasikan pentingnya proses pemerolehan konsep oleh siswa itu sendiri. Sedangkan pembelajaran inkuiri memberikan pengalaman yang lebih besar bagi siswa untuk berkesplorasi menemukan sendiri konsep, sehingga dapat dimengerti pembelajaran inkuiri akan berefek lebih baik terhadap siswa.

Berdasarkan penelitian Mao dan Chang (1998) tersebut maka penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah menggunakan pembelajaran inkuiri dengan pertimbangan karena telah terbukti memberikan prestasi dan perilaku yang positif dari siswa. Namun, karena Mao dan Chang (1998) lemah pada pembandingan dua metode yang berprinsip berbeda, maka dalam penelitian ini dipilih berfokus pada pembelajaran inkuiri terbimbing saja. Terbimbing karena juga disesuaikan dengan

commit to user

siswa SMP yang masih perlu pendampingan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Pembandingan ditujukan dalam penggunaan metode eksperimen dan demonstrasi.

2. Penelitian Wallace et.al. (2003)

Wallace et. al. (2003) meneliti pengaruh pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen di laboratorium terhadap pengalaman inkuiri, persepsi epsitemologi, dan perkembangan konsep. Penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat dengan sampel penelitian adalah mahasiswa kelas minor Biologi di Universitas Southeastern Amerika Serikat. Studi interpretatif dengan pendekatan kualitatif ini memberikan kesimpulan bahwa: 1) Mahasiswa yang memiliki kecenderungan epistemologis konstruktivis mendapatkan pengalaman inkuiri lebih bermakna ketika mengikuti kegiatan eksperimen di laboratorium, dibandingkan dengan mahasiswa yang mahasiswa yang memiliki kecenderungan epistemologis positivis; 2) Semua mahasiswa dapat lebih mengembangkan kemampuan mereka ketika diberikan pembelajaran melalui inkuiri berbasis laboratorium.

Implikasi temuan Wallace (2003) ini menguatkan bahwa pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen di laboratorium dapat memberikan efek yang lebih baik bagi mahasiswa dengan kecenderungan faktor internal tertentu. Artinya, pembelajaran inkuiri akan lebih optimal dari segi hasil yang diperoleh jika memperhatikan faktor internal dari pebelajar (siswa) yang disadari berbeda antara individu satu dengan yang lainnya. Oleh karenanya, dalam penelitian ini, penulis meninjau faktor internal yaitu keingintahuan dan perhatian siswa.

commit to user

3. Penelitian Brickman et.al. (2009)

Brickman et.al. (2009) meneliti pengaruh pembelajaran berbasis inkuiri terhadap literasi ilmiah dan kepercayaan diri. Penelitian ini dilakukan di Amerika dengan sampel penelitian adalah mahasiswa yang mengambil kelas nonmayor Sains di Universitas Georgia Southern. Brickman et.al. (2009) memperoleh kesimpulan bahwa: 1) Dibandingkan mahasiswa yang diberikan instruksi laboratorium berbasis tradisional, mahasiswa yang diberikan instruksi laboratorium berbasis inkuiri akan mendapatkan perkembangan literasi ilmiah dan ketrampilan riset yang lebih tinggi; 2) Mahasiswa dengan pembelajaran di laboratorium berbasis inkuiri memperoleh peningkatan kepercayaan diri dalam belajar, tetapi tingkat kepercayaan diri ini lebih rendah dibandingkan mahasiswa dengan pembelajaran berbasis metode tradisional yang bahkan memiliki kepercayaan diri yang berlebih.

Temuan Brickman et.al. (2009) ini adalah menguatkan kembali apa yang sudah disimpulkan oleh Mao dan Chang (1997). Namun, kelemahan dari Brickman et.al. (2009) adalah pelaksanakan kegiatan laboratorium menggunakan dua basis pendekatan yang secara filosofis berbeda, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan inkuiri. Sehingga, pembandingan dua pendekatan yang tidak imbang tersebut tentunya tidak akan menyimpulkan sesuatu yang baru selain hasil yang sudah pasti diketahui yaitu inkuiri akan lebih baik. Oleh karena itu, dalam penelitian oleh penulis tetap dilakukan dengan pembelajaran di laboratorium berbasis inkuiri terbimbing tetapi perbandingannya adalah antara dua metode yaitu demonstrasi dan ekseperimen yang keduanya sama-sama berbasis inkuiri.

commit to user

4. Penelitian Lestari (2007)

Lestari (2007) melakukan penelitian Implementasi Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Metode Inkuiri Bebas Termodifikasi Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa.

Temuan Lestari (2007) yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1) Terdapat perbedaan pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan metode inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar siswa, dimana metode inkuiri terbimbing lebih signifikan berpengaruh. Temuan Lestari (2007) tersebut di atas memberikan dasar bagi penulis untuk memilih berfokus pada satu basis pembelajaran inkuiri terbimbing. Pertimbangan yang digunakan adalah kondisi siswa SMP masih memerlukan bimbingan yang dominan dari guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, menurut penulis karena kemampuan awal siswa telah terbukti berpengaruh terhadap prestasi belajar, maka penulis memilih untuk meninjau faktor internal siswa yang lain, yaitu keingintahuan dan perhatian siswa, dengan pertimbangan bahwa kedua faktor internal tersebut dua hal yang dibutuhkan dan sesuai dengan filosofis pembelajaran inkuiri terbimbing.

5. Penelitian Yulia (2008)

Yulia (2008) melakukan penelitian Implementasi Pembelajaran Fisika Melalui Inkuiri Terbimbing dengan Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Perhatian Siswa.

Temuan Yulia (2008) yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1) Terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran fisika inkuiri terbimbing

commit to user

menggunakan metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap penguasaan konsep listrik dinamis; 2) Terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran fisika antara perhatian siswa dalam belajar fisika kategori tinggi, sedang dan rendah terhadap penguasaan konsep listrik dinamis; 3) Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan perhatian siswa dalam belajar fisika terhadap penguasaan konsep listrik dinamis.

Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Yulia (2009) yang mengukur penguasaan konsep fisika dalam ranah kognitif, penelitian ini mengukur prestasi belajar siswa dalam dua ranah, yaitu kognitif dan afektif.

6. Penelitian Sudarmi (2009)

Sudarmi (2009) melakukan penelitian Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Melalui Lab Riil dan Virtuil ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan Berpikir Abstrak.

Temuan Sudarmi (2009) yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1) Terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran Fisika Inkuiri Terbimbing melalui lab riil dan virtual pada materi pokok suhu dan kalor terhadap prestasi belajar, dimana penggunaan lab riil berpengaruh lebih signifikan; 2) Tidak terdapat perbedaan pengaruh tingkat kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar; 3) Tidak terdapat perbedaan pengaruh gaya belajar kinestetik dan visual terhadap prestasi belajar; 4) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil dan virtual dengan gaya belajar kinestetik dan visual terhadap prestasi belajar; 5) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil dan virtual dengan

commit to user

tingkat kemampuan abstrak tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar; 6) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui lab riil dan virtual dengan tingkat kemampuan abstrak tinggi dan rendah dan dengan gaya belajar kinestetik dan visual terhadap prestasi belajar.

Temuan Sudarmi (2009) ini menjadi dasar bagi penulis untuk membandingkan metode demonstrasi dan eksperimen, dimana keduanya adalah berpirinsip kegiatan laboratorium riil. Karena Terbukti bahwa lab. riil lebih berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Tinjauan fakor internal dari Sudarmi (2009) yaitu faktor gaya belajar (kinestetik dan visual) dan kemampuan belajar (konkret dan abstrak) terbukti tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar, sehingga penulis berkeyakinan terdapat faktor internal siswa lain yang dapat menerangkan pengaruh tehadap prestasi belajar. Kemudian, Sudarmi (2009) hanya meneliti prestasi belajar ranah kognitif.

Penelitian yang akan dilakukan ini adalah menggunakan pembelajaran fisika melalui inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen dan metode demonstrasi ditinjau dari keingintahuan siswa, dan perhatian siswa. Keingintahuan siswa dibagi menjadi dua kategori tingkat yaitu kategori tinggi dan kategori rendah. Perhatian siswa terhadap pelajaran juga dibagi menjadi dua kategori tingkat yaitu kategori tinggi dan kategori rendah. Prestasi belajar yang diukur adalah pada aspek kognitif dan afektif.

commit to user

Dokumen terkait