2.3.1 Kontribusi Gaya Kognitif Terhadap Pemahaman Konsep IPA
Gaya kognitif didefinisikan sebagai karakteristik individu dalam merasakan, mengingat, berpikir, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Gaya kognitif juga merupakan variasi cara individu dalam menerima, mengingat, dan memikirkan informasi atau sebagai perbedaan cara memahami, menyimpan, mentransfer, menyusun atau mengolah, dan memanfaatkan informasi dan pengalaman-pengalaman yang berasal dari alam sekitar. Gaya kognitif bersifat bipolar (memiliki dua kutub) yakni gaya kognitif field independent dan field dependent, namun dalam hal ini tidak menunjukkan keunggulan salah satu kutub
terhadap kutub lainnya. Masing-masing kutub memiliki dampak positif pada situasi tertentu dan memiliki dampak negatif pada situasi yang lain.
Dalam pembelajaran, individu yang memiliki gaya kognitif field independent akan memfokuskan diri pada fakta dan prinsip, jarang melakukan interaksi dengan pengajar, interaksi formal dengan pengajar hanya dilakukan untuk mengerjakan tugas, lebih suka bekerja sendiri, lebih suka berkompetisi, lebih menyukai motivasi intrinsik, lebih suka pada hal-hal yang memerlukan analisis, dan mampu mengorganisasikan informasi secara mandiri. Kemampuan seperti ini, tentunya akan sangat menunjang kinerja mereka dalam pembelajaran yang menghadirkan masalah real yang memerlukan analisis yang lebih kompleks. Siswa yang memiliki gaya kognitif field independent akan lebih tekun belajar, bekerja keras, berusaha semaksimal mungkin, dan tidak membuang-buang waktu karena merasa tertantang, mereka ingin berprestasi.
Individu yang memiliki gaya kognitif field independent lebih tertarik pada desain materi pembelajaran yang memberikan kebebasan untuk mengorganisasikan kembali materi pembelajaran sesuai dengan keperluannya. Materi pembelajaran tersebut cenderung tidak diterima apa adanya melainkan dianalisis terlebih dahulu dan kemudian disusun kembali dengan bahasanya sendiri.
Sedangkan individu yang memiliki gaya kognitif field dependent dalam pembelajaran cenderung menerima konsep dan materi secara umum, agak sulit menghubungkan konsep-konsep dalam kurikulum dengan pengalaman sendiri atau pengetahuan awal yang telah mereka miliki, suka mencari bimbingan dan petunjuk dari pengajar, dan memerlukan hadiah atau penghargaan untuk
memperkuat interaksi dengan pengajar, dan lebih menyukai organisasi materi yang disiapkan oleh pengajar. Untuk masalah yang memerlukan analisis yang lebih kompleks individu yang memiliki gaya kognitif field dependent akan mengalami kesulitan dalam memecahkannya.
Berdasarkan karakteristik gaya kognitif individu jika dihubungkan dengan kemampuan pemahaman konsep, maka siswa yang memiliki gaya kognitif field independent akan memiliki pemahaman konsep yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent.
2.3.2 Kontribusi Konsep Diri Terhadap Pemahaman Konsep IPA
Konsep diri individu secara umum dibagi menjadi dua, yaitu : konsep diri tinggi dan konsep diri rendah. Seseorang individu yang memiliki konsep diri tinggi akan memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi terhadap kemampuannya sendiri dalam melakukan tugas. Seseorang yang memiliki konsep diri tinggi akan memiliki karakter-karakter seperti : (1) yakin akan kemampuannya untuk mengatasi masalah, (2) merasa setaraf dengan orang lain, (3) menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, gagasan dan perilaku yang tidak seluruhnya sama dengan yang lain, (4) mampu memperbaiki dirinya dan berusaha untuk mengubahnya. Dalam belajar, individu dengan karakter seperti ini selalu ingin mengemukakan gagasannya untuk dapat memperbaiki apabila ada gagasan yang tidak sesuai dengan konsep yang benar.
Individu yang memiliki konsep diri yang tinggi akan yakin dengan kemampuannya untuk mengubah gagasannya yang keliru menjadi konsep yang benar, tanpa selalu meniru orang lain. Sebaliknya seseorang yang konsep dirinya rendah akan memiliki kepercayaan diri yang rendah terhadap kemampuanya
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Orang yang memiliki konsep diri yang rendah memiliki karakter seperti : (1) sangat tidak tahan terhadap kritik yang diterimanya, ia mudah marah, (2) cenderung menghindari dialog dengan berbagai justifikasi atau logika yang keliru, (3) responsive sekali terhadap pujian, bagi orang-orang ini segala embel-embel yang menjunjung haega dirinya selalu menjadi pusat perhatiannya, (4) akan bersikap pesimis terhadap kompetisi dan menganggap dirinya tidak akan berdaya untuk menghadapi persaingan.
Orang yang konsep dirinya rendah sulit dan takut untuk mengungkapkan gagasannya, hal ini disebabkan karena dia takut salah dan tidak senang menerima kritik dari orang lain, serta selalu menghindari dialog. Seseorang yang konsep dirinya rendah, dalam belajar selalu ingin melihat kebenaran dari orang lain terlebih dahulu, baru setelahnya berani dan mau melakukannya karena hal itu telah diyakini benar oleh orang lain dan dirinya sendiri.
2.3.3 Kontribusi Gaya Kognitif Dan Konsep Diri Terhadap Pemahaman Konsep IPA
Karakteristik siswa dilihat dari segi gaya kognitif sangat mempengaruhi kemampuan mahasiswa terhadap pemahaman konsep IPA. Gaya kognitif dapat digolongkan menjadi gaya kognitif field independent dan gaya kognitif field dependent. Field independent lebih mengoptimalkan pengelolaan dan analisis informasi secara mandiri. Mahasiswa yang memiliki gaya kognitif ini sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field dependent masih sangat bergantung dengan bimbingan guru.
Berdasarkan perbedaan cara pandang, cara berpikir dan kemampuan menganalisis terhadap informasi maka kemampuan pemahaman konsep IPA setiap
individu juga akan berbeda. Individu yang memiliki konsep diri tinggi maka kepercayaan akan dirinya juga tinggi serta mampu mengkomfirmasi permasalahan ke orang lain dan lingkungan dengan baik hingga menemukan jawabannya. Namun seseorang dengan konsep diri yang rendah akan sebaliknya, takut, pesimis serta kurang mau bekerjasama menyebabkan individu dengan karakter ini menjadi sulit dan lambat dalam belajar.
Seseorang dengan konsep diri tinggi dan memiliki gaya kognitif field independent akan lebih baik pemahaman konsepnya, serta seseorang dengan konsep diri rendah dan memiliki gaya kognitif field dependent akan kurang pemahaman konsepnya karena perlu bimbingan serta klarifikasi dari orang lain terlebih dahulu.