• Tidak ada hasil yang ditemukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id terpisahkan dari makhluk hidup. Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya,

manusia melakukan usaha untuk memperoleh penghasilan atau pendapatan. Selain

itu sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia diwajibkan untuk belajar atau

menuntut ilmu baik secara formal, informal maupun nonformal.

Menurut pendapat peneliti bahwa sikap seseorang dalam pengelolaan

sampah ada hubungannya dengan jenjang pendidikan dan besarnya pendapatan.

Jenjang pendidikan yang berupa pendidikan formal dapat mempengaruhi sikap

seseorang terhadap pengelolaan sampah rumah tangga. Semakin tinggi jenjang

pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula sikap kepeduliannya terhadap

pengelolaan sampah rumah tangga. Sebaliknya, semakin rendah jenjang pendidikan

seseorang maka semakin rendah pula sikap kepedulainnya terhadap pengelolaan

sampah rumah tangga.

Pendapatan merupakan besarnya penghasilan seseorang yang diperoleh

setiap bulan yang dapat diukur dengan nilai uang. Besar kecilnya pendapatan

seseorang berbeda-beda atau tidak sama tergantung dari jenis pekerjaan dan jumlah

jam kerja yang ditekuni. Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin

tinggi pula sikap kepeduliannya terhadap pengelolaan sampah rumah tangga.

Jenjang pendidikan dan pendapatan secara bersama-sama dapat

mempengaruhi sikap seseorang terhadap pengelolaan sampah rumah tangga.

Semakin tinggi jenjang pendidikan dan pendapatan seseorang maka akan semakin

tinggi pula sikap kepeduliannya terhadap pengelolaan sampah urmah tangga.

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk bagan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bagan 3. Skema kerangka berpikir penelitian tentang hubungan antara jenjang pendidikan dan pendapatan dengan sikap kepala keluarga terhadap pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Candisari Kabupaten Grobogan Tahun 2010.

Lingkungan Sosial Budaya

Jenjang Pendidikan Formal: ·Tidak Tamat SD ·SD ·SLTP ·SLTA ·Perguruan Tinggi Pendapatan Keluarga: ·Kurang dari Rp 500.000 ·Rp 501.000 - Rp 1.000.000 ·Rp 1.001.000 - Rp 1.500.000 ·Rp 1.501.000 - Rp 2.000.000 ·Lebih dari 2.000.000

Sikap Kepala Keluarga Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Penyimpanan Sampah Sementara Pengumpulan sampah Pembuangan/ Pemusnahan sampah

Kondisi Lingkungan Hidup yang Bersih, Sehat, dan Nyaman

Pemindahan/

Pengangkutan

sampah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dari skema kerangka berpikir di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Dalam kehidupan kita sehari-hari kita tak lepas dengan sampah. Karena

sampah adalah barang sisa-sisa yang merupakan kotoran dari aktivitas manusia.

Untuk melakukan penanganan masalah sampah orang cenderung pada pola pikirnya

dan masalah dana yang dikeluarkan untuk penanganannya.

Sikap seseorang dalam hal ini kepala keluarga dalam pengelolaan sampah

dipengaruhi oleh jenjang pendidikannya dan pendapatan yang diperolehnya. Jenjang

pendidikan merupakan faktor yang mengandung unsur kognitif, afektif dan konatif

terhadap seseorang untuk bertindak. Sedangkan besar pendapatan merupakan faktor

yang dilihat dari ekonomi seseorang. Dengan pendapatan itu seseorang dapat

bersikap apatis terhadap sampah tetapi dapat pula bersikap aktif memerangi sampah.

Berdasarkan dari hal tersebut di atas dapat dilakukan kajian sikap kepala

keluarga dalam pengelolaan sampah rumah tangga ditinjau dari jenjang pendidikan

dan pendapatan.

1. Hubungan antara jenjang pendidikan dengan sikap kepala keluarga

terhadap pengelolaan sampah rumah tangga

Jenjang pendidikan yang terdapat pada pendidikan formal / sekolah

adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan

(Anonim, 2003:5).

Jenjang pendidikan kepala keluarga kemungkinan erat hubungannya

dengan pengelolaan sampah rumah tangga. Semakin tinggi jenjang pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id diperolehnya sehingga semakin tinggi pula dukungannya terhadap lingkungan

khususnya dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

2. Hubungan antara pendapatan dengan sikap kepala keluarga terhadap

pengelolaan sampah rumah tangga

Pendapatan kepala keluarga dimungkinkan memiliki hubungan erat

dengan sikap kepala keluarga dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Pendapatan kepala keluarga yang berupa pendapatan pokok dan pendapatan

tambahan merupakan penghasilan keluarga yang berbentuk uang dalam jangka

waktu satu bulan. Dengan demikian semakin besar pendapatan kepala keluarga

maka cenderung semakin besar kesempatan dan kemampuan yang diperoleh

sehingga semakin tinggi pula kepeduliannya terhadap lingkungan khususnya

dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

3. Hubungan antara jenjang pendidikan dan pendapatan dengan sikap

kepala keluarga terhadap pengelolaan sampah rumah tangga

Jenjang pendidikan dan pendapatan keluarga diduga mempunyai

hubungan erat dengan sikap kepala keluarga terhadap pengelolaan sampah

rumah tangga. Semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang dan semakin besar

pendapatan kepala keluarga, maka semakin banyak pengetahuan yang diperoleh

dan semakin banyak kesempatan dan kemampuan yang diperoleh sehingga

semakin tinggi pula sikap kepeduliannya terhadap lingkungan khususnya dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

H. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori, landasan teori dan kerangka berpikir maka dapat

dirumuskan hipotesis sehagai berikut:

1. Ada hubungan yang positip antara jenjang pendidikan dengan sikap kepala

keluarga terhadap pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Candisari

Kabupaten Grobogan tahun 2010.

2. Ada hubungan yang positip antara besarnya pendapatan keluarga dengan sikap

kepala keluarga terhadap pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Candisari

Kabupaten Grobogan tahun 2010.

3. Ada hubungan yang positip antara jenjang pendidikan dan pendapatan keluarga

secara bersama-sama dengan sikap kepala keluarga terhadap pengelolaan sampah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

A.Tempat dan Waktu

1. Tempat

Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Candisari Kecamatan Purwodadi

Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan, dengan alasan karena permasalahan

ini belum pernah diteliti di tempat ini. Selain itu harapan peneliti dapat

memperoleh data dengan mudah dan akurat, serta dapat memberikan kontribusi

yang positip terhadap perkembangan dan kemajuan pembangunan di Desa

Candisari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.

2. Waktu Penelitian

Jangka waktu penelitian ini berlangsung selama tujuh bulan, yaitu dimulai

pada awal bulan Maret 2010 sampai akhir bulan September 2010, terhitung mulai

disusunnya proposal sampai dengan selesainya penyusunan laporan penelitian.

Namun demikian tidak tertutup kemungkinan penelitian dapat diselesaikan dalam

waktu yang lebih cepat atau lebih lama sesuai dengan situasi dan kondisi yang

ada. Rencana waktu penelitian tersusun dalam jadwal kegiatan penelitian (Time

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dokumen terkait