• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil wawancara dengan guru kimia SMA Teuku Umar Semarang, aplikasi materi hidrokarbon pada sub topik pemisahan fraksi minyak bumi belum pernah dilakukan dengan praktikum, sehingga penilaian pada aspek psikomotorik belum optimal. Sementara itu, pemisahan fraksi minyak bumi dilakukan dengan proses distilasi, sehingga untuk membantu siswa memahami proses distilasi dilakukan praktikum distilasi. Namun, kondisi peralatan laboratorium masih belum lengkap. Maka dalam penelitian ini dikembangkan alat praktikum berupa kit distilasi sederhana. Maka penelitian ini mempunyai kerangka berpikir yang dapat dilihat pada Gambar 2.5

25

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

Pengembangan alat peraga distilasi berbahan limbah dalam pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) guna meningkatkan psikomotorik siswa

Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah

Jumlah Limbah yang banyak di

lingkungan

Hasil yang diharapkan

Alat peraga distilasi dalam project based learning layak, praktis, dan dapat meningkatkan psikomotorik siswa dalam memahami aplikasi hidrokarbon pada topik pemisahan fraksi

minyak bumi

Dibuat alat peraga distilasi Project Based Learning Mengembangkan keterampilan siswa, penilaian psikomotorik dapat

optimal, dan dapat menghasilkan produk kreatif siswa

sehingga meningkatkan psikomotorik siswa

Laboratorium Kimia di Sekolah masih bergabung dengan laboratorium lain

dan peralatan laboratorium belum lengkap

Memilih model pembelajaran untuk

menilai aspek psikomotorik

Pemisahan fraksi minyak bumi dilakukan dengan distilasi, untuk membantu siswa memahami proses

distilasi perlu dilakukan dengan praktikum distilasi Penilaian dalam

aspek psikomotorik belum optimal

26 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subyek Penelitian

Penelitian pengembangan alat peraga distilasi ini dilaksanakan di SMA Teuku Umar Semarang. Subyek penelitian dalam pengembangan alat peraga ini adalah 10 orang siswa kelas X-2 untuk uji coba skala kecil dan kelas X-1 dengan banyak siswa dalam satu kelas 37 siswa untuk uji coba skala besar.

3.2 Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). Menurut Sugiyono (2013: 407) menyatakan bahwa metode penelitian dan pengembangan atau yang dikenal sebagai Research and Development (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan penggunaan produk tersebut.Penelitian pengembangan ini bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut, diperlukan penelitian di masyarakat. Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan berupa alat peraga distilasi yang dibuat dalam bentuk seperangkat kit laboratorium alat distilasi. Sedangkan pengujian keefektifan alat peraga ini dilakukan dengan penelitian pengembangan alat peraga distilasi yang diterapkan dalam pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan psikomotorik siswa pada materi aplikasi hidrokarbon dengan sub topik

27

pemisahan fraksi minyak bumi. Meskipun pada kenyataannya pemisahan minyak bumi melalui distilasi fraksional, namun cara kerjanya sama dengan prinsip distilasi sederhana. Jadi, produk alat peraga atau kit laboratorium yang akan dikembangkan adalah alat distilasi sederhana.

Pengembangan alat peraga distilasi pada pembelajaran berbasis proyek untuk materi aplikasi hidrokarbon mengacu pada model pengembangan ADDIE. Model ini terdiri dari lima tahap, yaitu (A)nalysis, (D)esign, (D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation. Model ini dikembangkan oleh Raiser dan Mollenda. Pemilihan model ADDIE pada dikarenakan model ini menggambarkan secara sistematis untuk pengembangan pembelajaran. Selain itu, model ADDIE merupakan model yang sesuai untuk penelitian pengembangan dikarenakan proses pengembangannya berurutan dan interaktif, dimana hasil evaluasi setiap tahap dapat membawa pengembangan pembelajaran ke tahap selanjutnya (Mukhlisin, et al, 2012).

Tahap perancangan pengembangan alat peraga distilasi dapat dilihat pada Gambar 3.1

28

Gambar 3.1 Tahapan Pengembangan Alat Distilasi Berbahan Limbah Penerapan di Kelas X-1 (Pengambilan Data)

Evaluasi: Kepraktisan,PeningkatanPsikomotorikserta pemahaman Siswa Development Implement ation Evaluation Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah

Desain Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah

Rancangan Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah untuk Materi Pemisahan Fraksi Minyak Bumi Divalidasi Ahli Alat Peraga Analisis Data

Awal Alat laboratorium yang belum lengkap

AnalisisMateriPemisahan FraksiMinyakBumi

Kebutuhan Adanya Kit Laboratorium (Alat Peraga) Pembelajaran dan Kebutuhan Siswa untuk Praktikum

Studi Literatur (KD)

Analysis

Design

Alat Peraga distilasi yang layak digunakan

Divalidasi Ahli Analisis Hasil Kelayakan UjiCobaSkala Kecil Di kelas X-2 AnalisisHasil, Revisi Alat Peraga Distilasi

29 3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah sebagai berikut.

3.3.1 Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang. Dokumentasi. Hasil penelitian akan semakin kredibel apabila didukung foto-foto dan data siswa (Sugiyono, 2013:329). Sehingga mtode pengumpulan data dokumentasi pada penelitian ini dengan mengambil nilai siswa, daftar hadir siswa, dan daftar kelengkapan laboratorium. Sehingga data-data tersebut dapat digunakan untuk mendukung hasil penelitian.

3.3.2 Angket (Kuesioner)

Metode angket digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Data ini berisi angket yang menanyakan kepraktisan dari alat peraga distilasi berbahan limbah yang dikembangkan.

3.3.3 Observasi

Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indera. Penelitian ini menggunakan metode observasi untuk mengetahui data-data yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian pengembangan. Metode penelitian ini adalah observasi keterampilan siswa dalam merangkai, membuat, dan menggunakan kit alat distilasi.

30 3.3.4 Tes

Metode tes yang digunakan yaitu pretes (diawal pertemuan) dan postes (diakhir pertemuan) untuk melihat pemahaman siswa mengenai materi minyak bumi sehingga diperoleh penilaian dalam aspek kognitif. Tes ini berupa soal menjodohkan dengan banyak soal 5 butir. Soal ini dipilih dari 10 soal hasil uji coba soal pretes dan postes.

3.4 Instrumen Penelitian

3.4.1 Angket (Kuesioner)

Angket (kuesioner) merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi dari responden. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket respon siswa dan guru tentang alat peraga distilasi. Sehingga dari angket tersebut dapat diperoleh data kepraktisan alat dan respon user (siswa dan guru) terhadap alat peraga distilasi.

3.4.2 Lembar Validasi Alat Peraga Distilasi

Lembar validasi ini digunakan sebagai lembar penilaian alat peraga distilasi yang akan dikembangkan. Penilaian dilakukan oleh ahli alat peraga. Berdasarkan penilaian validasi oleh ahli dapat diketahui bahwa media yang akan dikembangkan layak digunakan sehingga dapat digunakan untuk mengambil data penelitian.

31 3.4.3 Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar penilaian psikomotorik siswa dalam praktikum. Lembar ini meliputi lembar observasi praktikum merangkai alat peraga distilasi, lembar observasi praktikum membuat alat peraga distilasi, dan lembar observasi mendistilasi bahan-bahan alam.

3.4.4 Soal Evaluasi (Pretes dan Postes)

Selain penilaian psikomotorik, dalam penelitian ini juga dilakukan penelitian dalam aspek kognitif. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepahaman siswa terhadap materi pemisahan fraksi minyak bumi yang telah diajarkan. Soal ini berupa soal menjodohkan sebanyak 5 butir soal yang diberikan pada pretes dan postes.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Kelayakan Alat Peraga Distilasi

Analisis kelayakan alat peraga distilasi dilihat dari jumlah skor validasi alat peraga distilasi yang diberikan oleh ahli. Hasil perhitungan kelayakan dikualifikasikan ke dalam Tabel 3.1. Dengan kriteria sebagai berikut.

32

Tabel 3.1 Kriteria Kelayakan Alat Peraga

Jumlah Skor Kriteria

> 45,5 Sangat Layak

35 < x ≤ 45,5 Layak

24,5 < x ≤ 35 cukup Layak

≤ 24,5 Tidak Layak

Alat peraga distilasi berbahan limbah dikatakan layak

digunakan apabila jumlah skor minimal yang diperoleh 35 < x ≤ 45,5.

3.5.2 Analisis Kepraktisan Alat Peraga Distilasi

Salah satu komponen penting dalam pengembangan suatu produk adalah kepraktisan penggunaan produk tersebut dibandingkan dengan produk lainnya. Kepraktisan suatu produk dapat ditentukan dengan menggunakan angket respon user yang diberikan pada siswa, dan guru. Analisis kepraktisan ini secara deskriptif kualitatif dengan jawaban

angket “Ya” dan “Tidak”, keterangannya sebagai berikut. Keterangan:

Ya = Jika user setuju dengan pernyataan yang tertera pada angket Tidak = Jika user tidak setuju dengan pernyataan yang tertera pada angket Kriterian kepraktisan alat peraga dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Kategori Kepraktisan Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah

Persentase Kategori

>75 Sangat praktis

50 < x ≤ 75 Praktis

25 < x ≤ 50 Cukup praktis

33

Berdasarkan kategori kepraktisan, kit laboratorium berupa alat peraga distilasi berbahan limbah dikatakan praktis apabila jumlah poin

dari penilai yang menjawab “Ya” minimal 50 < x ≤ 75 dari respon user

(guru dan siswa).

3.5.2.1 Angket Respon Siswa tentang Alat Peraga Distilasi pada Uji Coba Skala Kecil

Analisis respon siswa dan guru diperoleh dari data angket respon siswa terhadap alat peraga (kit laboratorium) distilasi. Analisis data tersebut meliputi:

1) Penilaian angket respon siswa mempunyai interval 1-4. Dengan kriteria skor sebagai berikut (Sugiyono, 2013):

Skor 1 = Sangat tidak setuju Skor 2 = Tidak setuju Skor 3 = Setuju

Skor 4 = Sangat setuju

2) Persentase dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2013):

Keterangan:

P : Persentase aspek

n : Banyak skor yang diperoleh N : Jumlah skor maksimal

% 100 x N n P

34

3) Hasil persentase angket respon siswa dan guru kemudian dikualifikasikan dalam kriteria penilaian pada Tabel 3.3 (Suharsimi, 2010)

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Angket Respon Siswa dan Guru

Persentase Kriteria

>80 Sangat Baik

60 < x ≤ 80 Baik

40 < x ≤ 60 Cukup Baik

>40 Kurang Baik

Berdasarkan angket respon siswa, jika persentase respon siswa 60% < x ≤ 80%, maka alat peraga distilasi berbahan limbah dikatakan dapat digunakan untuk mengambil data ke tahap selanjutnya tanpa revisi.

3.5.3 Analisis Psikomotor dan Pemahaman Siswa 3.5.3.1 Analisis Psikomotor Siswa

Penilaian untuk setiap aspek psikomotorik (keterampilan) dapat dihitung dengan rumus (Ali, 1992):

Keterangan:

A = Jumlah skor yang diperoleh kelompok siswa B = Jumlah skor maksimal

P = Persentase aspek psikomotorik

35

Kriteria tingkat keterampilan siswa menurut Ali (1992) dapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Keterampilan Siswa

Persentase Kriteria

>81,25 Keterampilan sangat tinggi

62,5 < x ≤ 81,25 Keterampilan tinggi

43,75 < x ≤ 62,50 Keterampilan sedang

≤ 43,75 Keterampilan rendah

Sesuai tabel 3.4 siswa dikatakan tuntas penilaian keterampilan

(psikomotorik) apabila mempunyai keterampilan 43,75 < x ≤ 62,50.

Namun, pada penelitian ini ketercapaian kemampuan psikomotorik (keterampilan) siswa apabila siswa telah mencapai keterampilan yang homogen dengan kriteria keterampilan sangat tinggi.

3.5.3.2 Analisis Pemahaman Siswa

Data hasil pretes dan postes siswa digunakan untuk mengetahuipeningkatan pemahaman siswa setelah menggunakan alat peraga distilasi berbahan limbah. Peningkatan tersebut dapat dihitung menggunakan N-Gain berdasarkan nilai pretes dan nilai postes dengan menggunakan rumus (Meltzer, 2002):

Keterangan:

g = Nilai Gain ternormalisasi

Kriteria gain ternomalisasi dapat dilihat pada Tabel 3.5

g =

36

Tabel 3.5 Kriteria Peningkatan Pemahaman Siswa Rentang Kriteria Peningkatan

>0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7

g ≤ 0,3 Rendah Sedang

Penggunaan alat peraga distilasi berbahan limbah dikatakan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi pemisahan fraksi minyak bumi apabila hasil perhitungan N-gain memperoleh 0,3 < g

≤ 0,7. Skor N-gain ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman siswa dalam kategori sedang.

60 BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Alat peraga distilasi berbahan limbah yang dikembangkan sangat layak digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek guna meningkatkan psikomotorik siswa dengan skor kelayakan 52.

2. Alat peraga distilasi yang dikembangkan sangat praktis untuk digunakan dengan skor kepraktisan berdasarkan pada respon siswa dan guru lebih dari 50%.

3. Alat peraga distilasi yang dikembangkan dapat meningkatan psikomotorik siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada materi pemisahan fraksi minyak bumi. Secara klasikal dari praktikum ke-1 sampai dengan praktikum ke-3 hasil penilaian psikomotorik siswa mengalami peningkatan secara klasikal sebesar 16,63%.

4. Alat peraga distilasi berbahan limbah yang dikembangkan dapat membantu siswa dalam memahami materi minyak bumi. Hasil perhitungan N-gain diperoleh g=0,55 dan lebih dari 75% siswa mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang berarti alat peraga distilasi yang dikembangkan dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi minyak bumi dengan kategori sedang.

61 5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya diantaranya:

1. Penerapan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dengan produk alat peraga sebaiknya mempertimbangkan kemampuan siswa yang akan dijadikan sampel penelitian dengan proyek yang akan dilaksanakan. Hal ini penting dikarenakan penerapan pembelajaran dengan membuat produk yang tidak diimbangi dengan kemampuan siswa dapat menyebabkan hasil penelitian kurang optimal sehingga kurang sesuai dengan harapan.

2. Pada penelitian ini telah digunakan alat peraga distilasi berbahan limbah untuk membantu siswa dalam praktikum, sehingga praktikum yang terkendala untuk keterbatasan alat laboratorium dapat dengan membuat alat- alat peraga lain yang terbuat dari limbah, seperti untuk praktikum elektrolisis dalam penyepuhan emas dapat dibuat alat peraga penyepuhan, dan untuk praktikum pengujian larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat dibuat alat peraga pengujian hantaran larutan elektrolit dan nonelektrolit.

62

DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu, Orhan. 2008. Assessment Of The Inquiry Based Project

Implementation Process In Science Education Upon Students‟ Point Of

Views. International Journal of Instruction, 1(1): 2-12.

Aksela, M & Juntunen, Marianne. 2013. Life-cycle analysis and inquiry-based learning in chemistry teaching. Science Education International, 24(2): 150- 166.

Ali. M. 1992. Prosedur Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Mulyati, Sabrina, dan Anna. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia Common TextBook (Edisis Revisi). Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI.

Arsyad, A. 2009.Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Azizahwati, Librina Eka Puteri, dan Hendar Sudrajad. 2010. Keterampilan Psikomotorik Fisika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together. Jurnal Geliga Sains, 4(1):12-17.

Bell, Stephani. 2010. Project Based Learning for the 21st Century: Skills for the Future. The Clearing House, 83:39-43.

ChanLin, Lih-Juan. 2008. Technology Integration Applied to Project Based Learning In Science. Innovation in Education and Teaching International, 45(1): 55-65.

Collazo, N.A.J., Griet Lust, Jan Elen, Geraldine Clarebout. 2011. Tool Use In A Psychomotor Task: The Role of Tool and Learner Variables. International Journal of Instruction, 4(2):139-160.

Dahniar, Nani. 2006. Pertumbuhan Aspek Psikomotorik dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Observasi Gejala Fisis Pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Inovatif, 2(1): 1-5.

Depdiknas. 2003. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Deta, UA, Suparmi, dan S. Widha. 2013. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Proyek, Kreativitas, Serta Keterampilan Proses Sains terhadap Prestasi Belajar Siswa.Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9(13):28-34.

63

Djemari, Mardapi. 2012. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Litera.

Doppelt, Yaron. 2003. Implementation and Assessment of Project Based Learning In a Flexible Environment. International Journal of Technology and Design Education, 13: 255-272.

Firdaus. 2011. Teknik Dalam Laboratorium Kimia Organik. Makasar:Universitas Hasanudin.

Glaser, RE and Carson Kathleen M. 2005.Chemistry Is In News: Taxonomy of Authentic News Media Based Learning. International Journal of Science Education, 27(9): 1083-1098.

Gulbahar, Y and Hasan Tinmaz. 2006. Implementing Project Based Learning and E-Portofolio Assessment In an Undergraduate Course. Journal of Research on Technology in Education, 38(3):309-327.

Hakimzadeh, Rezwan, Akram Ghodrati, Novroozali K, Hossein Ghodrati, Jamal Mirmosavi. 2013. Factors Affecting The Teaching Learning in Nursing Education. GSE Journal of Education 2013, 174-184.

Heriyanto, A, Sri Hariyani, dan Sedyawati, 2014. Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif berbasis education game sebagai media pembelajaran. Chemistry in Education, 3(1): 1-7.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar. Jakarta: Kemendikbud.

Meltzer, D. 2002. The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in

Diagnostic Pretest Scores. Electronic Journal Iowa State University, 1(1): 3. Mioduser, D dan Nadav Betzer. 2007. The Contribution of Project Based

Learning to High Achievers‟ Aquisition of Technological Knowledge and

Skills. Int J Technol Des Educ, 18(1):59-77.

Mukhlisin, Hamdil, Syahwani Umar, Edy Tandilling. 2012. Pengembangan Blog Sebagai Media Pembelajaran untuk Perolehan Belajar Konsep Kimia Karbon di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Artikel Ilmiah, 1-12. Onwuagboke dan Osuala. 2014. The Place of Information and Communication in

Students‟ Cognitive Assessment in Imo State Tertiary Institutions.

64

Purworini, Stevani.E. 2006. Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai Upaya Mengembangkan Habit Of Mind Studi Kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan. Jurnal Pendidikan Inovatif, 1(2):17-19.

Rais. 2010. Model Project Based Learning sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 43(3): 246-252. Rothgeb, Marsia K. 2008. Creating a Nursing Simulation Laboratory : A

Literature Review. Journal of Nursing Education, 47(11): 489-494.

Saputri, V.A.C dan N.R Dewi. 2014. Pengembangan Alat Peraga Sederhana Eye Lens Tema Mata Kelas VIII untuk Menumbuhkan Keterampilan Peserta Didik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2): 109-115.

Sarifudin, Asep. 2009. Alat Distilasi Sederhana Sebagai Wahana Pemanfaatan Barang Bekas dan Media Edukasi Bagi Siswa SMA untuk Berwirausaha di Bidang Pertanian.Skripsi. Bogor:IPB.

Sugiarto. 2010. Workshop Pendidikan Matematika I. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Dokumen terkait