• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA DISTILASI BERBAHAN LIMBAH SEBAGAI IMPLEMENTASI PROJECT BASED LEARNING GUNA MENINGKATKAN PSIKOMOTORIK SISWA DALAM MEMAHAMI PEMISAHAN FRAKSI MINYAK BUMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN ALAT PERAGA DISTILASI BERBAHAN LIMBAH SEBAGAI IMPLEMENTASI PROJECT BASED LEARNING GUNA MENINGKATKAN PSIKOMOTORIK SISWA DALAM MEMAHAMI PEMISAHAN FRAKSI MINYAK BUMI"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA DISTILASI

BERBAHAN LIMBAH SEBAGAI IMPLEMENTASI

PROJECT BASED LEARNING

GUNA

MENINGKATKAN PSIKOMOTORIK SISWA DALAM

MEMAHAMI PEMISAHAN FRAKSI MINYAK BUMI

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

oleh

Dwi Norma Gupitasari 4301411042

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

GOOD... BETTER.... BEST (By Self)

PERSEMBAHAN

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga ucapkan terimakasi kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan moril maupun materiil dalam penyusunan skripsi.

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Subiyanto Hadisaputra, M.Si., sebagai Penguji Utama Skripsi.

4. Dra. Woro Sumarni, M.Si., sebagai Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi.

5. Dr. Sri Wardani, M.Si., sebagai Pembimbing Pendamping yang selalu memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi.

6. Kepala SMA Teuku Umar Semarang yang telah memberikan ijin penelitian. 7. Guru Kimia kelas X SMA Teuku Umar semarang yang telah mendampingi

selama pelaksanaan penelitian.

8. Peserta didik kelas X SMA Teuku Umar Semarang yang telah berpartisipasi dalam penelitian.

(7)

vii

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik sebagai bahan referensi dan bacaan para pembaca.

Semarang, 26 Maret 2015

(8)

viii ABSTRAK

Gupitasari, D.N. 2015. Pengembangan Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah sebagai Implementasi Project Based Learning Guna Meningkatkan Psikomotorik Siswa dalam Memahami Pemisahan Fraksi Minyak Bumi. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri semarang. Pembimbing Utama Dra. Woro Sumarni, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dr. Sri Wardani, M.Si.

Kata kunci: pengembangan alat peraga distilasi, peningkatan pemahaman, peningkatan psikomotorik, project based learning

Materi kimia pemisahan fraksi minyak bumi dapat mudah dipahami siswa apabila dilakukan dengan praktikum distilasi. Namun, tidak semua sekolah mempunyai alat laboratorium yang dapat menunjang adanya praktikum. Maka dari itu, praktikum seringkali tidak dilaksanakan sehingga penilaian pada aspek psikomotorik belum optimal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini telah dikembangkan alat peraga distilasi berbahan limbah untuk meningkatkan psikomotorik siswa. Agar alat peraga distilasi yang dikembangkan layak digunakan dan dapat meningkatkan keterampilan psikomotorik, maka telah dilakukan validasi ahli dan uji kepraktisan berdasarkan respon siswa dan guru.

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

KETERANGAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

2.1.1 Aspek Psikomotorik dalam Pembelajaran Kimia ... 10

2.1.2 Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) ... 13

(10)

x

2.1.4 Pengembangan Alat Peraga Distilasi ... 17

2.1.5 Hubungan Antara Project Based Learning dengan Kemampuan Psikomotorik ... 22

3.5.1 Analisis Kelayakan Alat Peraga Distilasi ... 31

3.5.2 Analisis Kepraktisan Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah .. 32

3.5.3 Analisis Psikomotor dan Pemahaman Siswa ... 34

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

(11)

xi

4.1.1 Hasil Validasi Ahli ... 37

4.1.2 Hasil Uji Coba Skala Kecil ... 39

4.1.3 Hasil Uji Coba Skala Besar ... 40

4.1.3.1Hasil Psikomotorik Siswa ... 41

4.1.3.2Kepraktisan Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah .... 48

4.1.3.3Hasil Pemahaman Siswa ... 49

4.2Pembahasan ... 50

5. PENUTUP ... 59

5.1Simpulan ... 59

5.2Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Taksonomi Ranah Psikomotorik ... 13

3.1 Kriteria Kelayakan Alat Peraga ... 32

3.2 Kategori Kepraktisan Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah ... 32

3.3 Kriteria Penilaian Angket Respon Siswa dan Guru ... 34

3.4 Kriteria Tingkat Keterampilan Siswa ... 35

3.5 Kriteria Peningkatan Pemahaman Siswa ... 36

4.1 Saran dan Komentar dari Ahli untuk Perbaikan Desain Alat Peraga ... 38

4.2 Hasil Angket Respon Siswa terhadap Alat Peraga Distilasi pada Uji Coba Skala Kecil ... 40

4.3 Keterampilan Praktikum Merangkai Alat Distilasi Berbahan Limbah .... 42

4.4 Keterampilan Praktikum Membuat Alat Peraga Distilasi ... 44

4.5 Keterampilan Mendistilasi ... 45

4.6 Hasil Praktikum untuk Peningkatan Psikomotorik Siswa ... 46

4.7 Tanggapan Siswa terhadap Kepraktisan Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah ... 48

4.8 Tanggapan Guru terhadap Kepraktisan Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah ... 49

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Standar Alat Distilasi di Laboratorium ... 18

2.2 Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah ... 19

2.3 Koper Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah ... 20

2.4 Halaman Muka Petunjuk dan Perawatan Alat Peraga Distilasi ... 21

2.5 Kerangka Berpikir ... 25

3.1 Rancangan Pengembangan Alat Distilasi Berbahan Limbah ... 28

4.1 Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah Buatan Siswa ... 43

4.2 Peningkatan Psikomotorik Kelompok Siswa ... 46

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar Wawancara Guru ... 66

2. Lembar Observasi Laboratorium ... 68

3. Dokumentasi Pengambilan Data Awal Penelitian ... 69

4. Silabus Mata Pelajaran Kimia ... 70

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 73

6. Bahan Ajar Pemisahan Fraksi Minyak Bumi ... 82

7. Penilaian Kelayakan untuk ahli ... 88

8. Tanggapan Siswa terhadap Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah pada Uji Coba Skala Kecil ... 97

9. Penilaian Kepraktisan Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah dari Guru 99 10. Penilaian Kepraktisan Alat Peraga Distilasi dari Siswa ... 101

11. Petunjuk Praktikum Membuat Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah .. 103

12. Lembar Diskusi Membuat Alat Peraga Distilasi ... 104

13. Lembar Penilaian Merangkai Alat Distilasi dan Presentasi ... 106

14. Lembar Penilaian Membuat Alat Distilasi dan Produk Alat Distilasi ... 110

15. Petunjuk Praktikum Distilasi ... 113

16. Lembar Penilaian Praktikum Mendistilasi ... 115

17. Kisi-kisi Soal Uji Coba ... 122

18. Hasil Pretes ... 124

19. Hasil Postes ... 126

(15)

xv

21. Kunci Jawaban Soal Pretes ... 129

22. Analisis Hasil Uji Coba Soal Pretes ... 130

23. Analisis Hasil Uji Coba Soal Postes ... 132

24. Analisis Lembar Observasi Merangkai Alat Distilasi ... 134

25. Analisis Lembar Observasi Membuat Alat Distilasi Berbahan Limbah ... 135

26. Analisis Lembar Observasi Praktikum Mendistilasi ... 136

27. Analisis Hasil Uji Coba Skala Kecil ... 137

28. Analisis Keterampilan Merangkai Alat Peraga Distilasi ... 139

29. Analisis Keterampilan Membuat Alat Peraga Distilasi ... 140

30. Analisis Keterampilan Mendistilasi ... 141

31. Analisis Psikomotorik Siswa Tiga Kali Praktiku ... 143

32. Hasil Analisis Respon Siswa terhadap Kepraktisan Alat Peraga Distilasi 145 33. Analisis Hasil Pretes,Postes Siswa dan Perhitungan N-gain ... 146

34. Petunjuk Penggunaan dan Perawatan Alat Peraga Distilasi ... 148

35. Desain Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah ... 151

36. Surat Keterangan Penelitian ... 152

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Esensi kurikulum 2013 menekankan pada guru untuk mengajar sesuai dengan empat kompetensi inti yang ditentukan oleh pemerintah. Kompetensi inti itu bertujuan agar siswa menjadi lulusan yang religius, mempunyai perilaku sosial yang baik, berpengetahuan dan memiliki bekal keterampilan. Adanya perilaku siswa yang baik secara sosial maupun agama dapat diimbangi dengan kemampuan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1(1) yang menyatakan tujuan pendidikan adalah memberikan pengalaman belajar yang meliputi domain kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Sebagai penunjang untuk membentuk lulusan siswa yang berkompeten, maka pada kurikulum 2013 ditetapkan suatu pendekatan scientific (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013). Berbagai model pembelajaran yang mendukung pendekatan scientific, meliputi Discovery Based learning (DBL), Inquiry Based Learning (IBL), Problem Based Learning (PBL), dan Project Based Learning (PJBL).

(17)

2

siswa adalah kegiatan praktikum. Pembelajaran kimia biasanya tidak lepas dari kegiatan praktikum di laboratorium, sehingga konsep dan aplikasi kimia akan lebih mudah dipahami siswa apabila disampaikan melalui kegiatan praktikum. Praktikum ini bertujuan untuk meningkatkan psikomotorik siswa. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Arifin et al (2000 : 122) bahwa mempelajari kimia kurang berhasil apabila tidak ditunjang dengan adanya kegiatan praktikum. Tersedianya laboratorium di sekolah berpotensi untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam menggunakan alat-alat laboratorium, mengamati, menganalisa, dan menyimpulkan hasil percobaan. Melalui praktikum, siswa dituntut untuk mengembangkan keterampilan kognitif, psikomotorik, dan afektifnya untuk membuktikan kebenaran konsep kimia. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa dalam meningkatkan psikomotorik siswa ternyata tidak meninggalkan kemampuan kognitif maupun afektif.

Penilaian pembelajaran kimia dalam aspek kognitif sudah banyak diterapkan oleh guru melalui kegiatan ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ujian sekolah. Sedangkan penilaian afektif biasanya dinilai guru dengan melihat kedisiplinan siswa dalam berangkat sekolah, kesopanan, kerapian, dan kejujuran siswa baik dalam mengerjakan tugas maupun ulangan. Namun seringkali penilaian dalam aspek psikomorik masih belum optimal, sehingga perlu dilakukan suatu pembelajaran kimia yang dapat menilai psikomotorik siswa secara optimal.

(18)

3

Penyataan tersebut didukung oleh pendapat Aksela & Juntunen (2013) yang menyatakan bahwa pembelajaran praktikum dapat meningkatkan psikomotorik siswa. Melalui pembelajaran praktikum siswa berlatih menginvestigasi suatu percobaan, sehingga guru dapat melihat secara langsung performa siswa. Pernyataan Aksela dan Juntunen menunjukkan bahwa dengan praktikum keterampilan siswa dapat dinilai berdasarkan performanya.

Namun dengan melihat banyaknya materi pelajaran yang harus disampaikan, maka sebagian besar guru memilih untuk menyampaikan materi daripada melaksanakan praktikum. Dikarenakan siswa terkadang merasa kesulitan untuk memahami materi kimia yang sebenarnya akan lebih mudah dipahami siswa apabila disampaikan dengan praktikum. Maka dari itu, guru dapat memilih salah satu model pembelajaran yang telah ditetapkan pada kurikulum 2013, yaitu pembelajaran berbasis proyek atau yang dikenal dengan project based learning. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Akinoglu (2008)

yang menyatakan bahwa pembelajaran project based learning efektif dalam menilai kinerja siswa dengan membuat suatu produk melalui percobaan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka pembelajaran ini berisi kegiatan yang siswanya dapat melakukan suatu percobaan sekaligus menghasilkan suatu produk, sehingga dengan menerapkan pembelajaran project based learning, maka psikomotorik siswa dapat dinilai secara optimal.

(19)

4

bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan metode yang baik untuk meningkatkan kompetensi berpikir dan kreatifitas siswa dalam suatu pembelajaran. Selain itu pernyataan ini juga dipertegas dengan pendapat Yalcin et al (2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran project based learning akan menghasilkan suatu produk hasil karya siswa. Selama proses pembuatan produk tersebut, siswa melakukan percobaan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berimajinasi, sehingga siswa menjadi kreatif. Pembelajaran ini sangat penting dalam membentuk kualitas keterampilan siswa. Pernyataan-pernyataan tersebut membuktikan bahwa pembelajaran project based learning mampu meningkatkan keterampilan siswa.

(20)

5

dapat digunakan untuk mendemonstrasikan konsep penting dalam kimia. Salah satunya mengenai konsep kimia yang ada aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa tidak hanya belajar secara konseptual tetapi juga belajar secara bermakna ( Glaser and Carson, 2005).

Pendapat tersebut memperjelas bahwa penggunaan alat peraga pembelajaran yang dapat digunakan dalam praktikum akan memudahkan siswa dalam memahami aplikasi kimia yang ada pada kehidupan sehari-hari. Salah satu materi aplikasi kimia yang ada pada kehidupan sehari-hari yang tidak dipraktikumkan yaitu materi pemisahan fraksi minyak bumi. Padahal siswa perlu mengetahui dan memahami proses pemisahan minyak tersebut melalui praktikum pemisahan minyak sederhana. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan agar siswa memahami proses pemisahan minyak melalui alat peraga distilasi sederhana. Disisi lain, banyaknya limbah dilingkungan cenderung masih kurang termanfaatkan. Maka dari itu, pada penelitian ini yang telah dikembangkan adalah alat peraga distilasi yang terbuat dari bahan limbah.

(21)

6

yang dapat digunakan untuk menjelaskan materi pemisahan fraksi minyak bumi. Sedangkan untuk mengoptimalkan psikomotorik siswa dapat dilakukan dengan praktikum membuat, merangkai alat peraga distilasi dan mendistilasi bahan-bahan alam sehingga konsep pemisahan fraksi minyak bumi dapat dipahami oleh siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti telah

melakukan suatu penelitian yang berjudul “ Pengembangan Alat Peraga

Distilasi Berbahan Limbah sebagai Implementasi Project Based Learning

Guna Meningkatkan Psikomotorik Siswa dalam Memahami Pemisahan

Fraksi Minyak Bumi ”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah alat peraga distilasi yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek guna meningkatkan psikomotorik siswa pada materi pemisahan fraksi minyak bumi?

2. Apakah alat peraga distilasi yang dikembangkan praktis digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek guna meningkatkan psikomotorik siswa pada materi pemisahan fraksi minyak bumi?

3. Apakah alat peraga distilasi yang dikembangkan dapat meningkatan psikomotorik siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada materi pemisahan fraksi minyak bumi?

(22)

7 1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Mengetahui kelayakan pengembangan alat peraga distilasi dalam pembelajaran berbasis proyek guna meningkatkan psikomotorik siswa pada materi pemisahan fraksi minyak bumi.

2. Mengetahui kepraktisan pengembangan alat peraga distilasi dalam pembelajaran berbasis proyek guna meningkatkan psikomotorik siswa pada materi pemisahan fraksi minyak bumi.

3. Mengetahui penggunaan alat peraga dapat meningkatan psikomotorik siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada materi pemisahan fraksi minyak bumi.

4. Mengetahui pengembangan alat peraga distilasi berbahan limbah dapat membantu siswa memahami materi minyak bumi.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dalam penelitian inidapat berguna baik secara teorotis maupun praktis sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dilakukannya penelitian ini adalah menambah pengetahuan mengenai pengembangan alat peraga distilasi dalam project based learning yang dapat meningkatkan psikomotorik siswa dalam

(23)

8 1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Pengembangan alat peraga distilasi berbahan limbah dalam pembelajaran project based learning dapat digunakan untuk meningkatkan psikomotorik siswa yaitu meningkatkan keterampilan siswa dalam mengolah limbah menjadi suatu alat peraga yang berguna untuk praktikum distilasi sederhana dalam pemisahan minyak.

2) Melatih siswa untuk dapat melakukan percobaan secara berkolaborasi sehingga dapat membantu siswa dalam menambah pengetahuan satu sama lain dan meningkatkan keingintahuan siswa mengenai pemanfaatan barang tak terpakai yang dapat dijadikan sebagai media belajar.

b. Bagi guru

1) Metode pembelajaran project base learning dengan menggunakan media distilasi berbahan limbah dapat menjadi salah satu pilihan metode mengajar yang kreatif guna menumbuhkan keterampilan siswa.

2) Mendorong guru untuk berinovasi dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran.

(24)

9

siswa mengenai bahan-bahan alam yang dapat diolah menjadi minyak melalui proses distilasi.

c. Bagi sekolah

1) Alat peraga distilasi berbahan limbah dapat digunakan sebagai penunjang alat laboratorium di sekolah.

2) Memberikan informasi mengenai model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembelajaran kimia di sekolah.

d. Bagi peneliti

1) Dapat memberikan pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran project based learning.

(25)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Kajian Teori

Teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini meliputi aspek psikomotorik dalam pembelajaran kimia, Pembelajaran Berbasis Proyek (project based learning), Alat peraga pembelajaran, pengembangan alat distilasi, hubungan antara project based learning dengan kemampuan psikomotorik.

2.1.1 Aspek Psikomotorik dalam Pembelajaran Kimia

Aspek psikomotorik berkaitan dengan keterampilan motorik. Menurut Winkel (1996) Belajar keterampilan motorik ada dua fase, yakni fase kognitif dan fase fiksasi. Dalam fase kognitif diperoleh dari pengetahuan prosedural seperti konsep dan kaidah dalam bentuk pengetahuan deklaratif. Kemudian gerak-gerik dilaksanakan dengan dituntun oleh pengetahuan prosedural sampai gerakan berlangsung lancar disebut fase fiksasi. Winkel juga mengklasifikasikan ranah psikomotorik dalam tujuh jenjang sebagai berikut.

(26)

11

b. Kesiapan (set), mencakup kemampuan untuk menenpatkan dirinya dalam keadaan akan memulai gerakan atau rangkaian gerakan. Contoh: siswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang sesuai dengan praktikum yang akan dilaksanakan.

c. Gerakan terbimbing (guided response), mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi). Contoh: siswa melakukan praktikum titrasi dengan posisi ketika menitrasi sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru. d. Gerakan yang terbiasa (mechanical response), mencakup kemampuan

untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar karena sudah dilatih secukupnya tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. Contoh: siswa dapat menitrasi larutan tanpa panduan atau contoh dari guru.

e. Gerakan yang kompleks (complex response), mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat, dan efisien. Contoh: siswa dapat menitrasi larutan dengan lancar, efisien, dan hasil tritasi juga memperoleh warna yang tepat.

(27)

12

g. Kreativitas (creativity), mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Contoh: siswa membaca volume zat yang telah digunakan untuk menitrasi dengan menggunakan kertas 2 gradasi, yaitu hitam putih. Selain itu, untuk melihat perubahan warna pada zat yang ditritasi siswa memberikan tanda silang hitam.

Indikator diatas juga dikembangkan oleh Edward Norman dalam Toha (1991) yang mengklasifikasikan indikator dari masing-masing ranah psikomotorik tersebut. Klasifikasi ranah psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 2.1. Klasifikasi tersebut mendorong terwujudnya pembelajaran psikomotorik yang berkualitas. Hal tersebut dikarenakan terbentuknya keterampilan psikomorik pada siswa. Menurut Ibrahim dalam Azizahwati et al (2010) keterampilan psikomotorik adalah keterampilan yang

(28)

13

Tabel 2.1 Taksonomi Ranah Psikomotorik Tingkat/Hasil

Belajar Ciri-cirinya

1. Persepsi a. Mengenal obyek melalui pengamatan inderawi b. Mengolah hasil pengamatan (dalam pikiran)

c. Melakukan seleksi terhadap obyek (pusat perhatian) 2. Kesiapan a. Mental set, atau kesiapan mental untuk bereaksi

b. Kesiapan fisik untuk bereaksi

c. Kesiapan emosi/perasaan untuk bereaksi 3. Gerakan

Terbimbing

a. Melakukan imitasi (peniruan) b. Melakukan coba-coba salah c. Pengembangan respon baru 4. Gerakan

Terbiasa

a. Mulai tumbuh performance skill dalam berbagai bentuk

b. Respons-respons baru muncul dengan sendirinya 5. Gerakan

Kompleks

Sangat terampil (skillful performance) yang digerakkan oleh aktivitas motoriknya

6. Penyesuaian a. Pengembangan keterampilan individu untuk gerakan yang dimodifikasi

b. Pada tingkat yang tepat untuk menghadapi (problem solving)

7. Kreativitas Mampu mengembangkan kreativitas gerakan-gerakan baru untuk menghadapi bermacam-macam situasi, atau problema-problema yang spesifik

(Sumber :Edward Norman dalam Toha, 1991) 2.1.2 Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Menurut Purworini (2006) model pembelajaran proyek adalah langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu yang dilakukan melalui suatu proyek dalam jangka waktu yang telah ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: persiapan/perencanaan, pelaksanaan, pembuatan laporan dan mengkomunikasikan hasil kegiatan serta evaluasi. Sedangkan menurut Yalcin et al (2009) project based learning adalah suatu pembelajaran yang komprehensif untuk siswa segala

(29)

14

oleh pendapat Gulbahar dan Hasan (2006) yang menyatakan bahwa project based learning merupakan salah satu dasar metode pembelajaran

konstruktivisme yang memotivasi siswa dalam menanggapi pemecahan suatu masalah. Melalui pembelajaran berbasis proyek ini siswa diperkenalkan dengan permasalahan-permasalahan lingkungan yang ada dalam kehidupan sehari-hari sehingga dihasilkan pengetahuan yang bersifat permanen.

(30)

15

pembelajaran berbasis proyek selain memotivasi siswa untuk belajar materi yang ada dalam kehidupan sehari-hari juga dapat meningkatkan kreativitas siswa melaui kegiatan pembelajaran yang siswa ditekankan untuk menghasilkan produk .

Selain itu, pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan psikomotorik pada siswa. Hal ini didukung oleh pendapat Tiantong dan Sumalee (2013) yang mengatakan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan psikomotorik siswa. Pembelajaran ini biasa dilakukan secara berkolaborasi sehingga melatih keterampilan siswa didalam berkomunikasi dengan siswa lain. Selain melatih keterampilan, pembelajaran ini juga melatih siswa untuk berpikir kritis dan aktif dalam pembelajaran. Pendapat tersebut sama dengan pendapat Thomas (2000) dan Bell (2010) yang mengatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek akan sukses diterapkan untuk meningkatkan psikomotorik siswa yang bekerja secara berkolaborasi.

2.1.3 Alat Peraga Pembelajaran

(31)

16

Oleh karena itu, dalam penelitian ini siswa dituntun dalam membuat alat peraga distilasi dengan menggunakan bahan limbah padat melalui pembelajaran berbasis proyek.

Menelaah dari pendapat Arsyad dan Widiyatmoko, alat peraga pembelajaran merupakan suatu alat konkrit yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi agar lebih mudah dipahami siswa. Pernyataan ini diperjelas dengan pendapat Usman (2005) yang menyatakan bahwa alat peraga pengajaran adalah alat yang digunakan guru untuk membantu mempelajari materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa. Hal ini didukung dengan pendapat Sugiarto (2010:7) yang mengatakan bahwa alat peraga adalah benda-benda konkrit untuk membantu siswa dalam memahami penerapan suatu materi pembelajaran.

(32)

17 2.1.4 Pengembangan Alat Distilasi

Ada beberapa macam distilasi, diantaranya : distilasi sederhana (simple destillation), distilasi fraksionasi (fraksional destillation), distilasi penurunan tekanan (destillation under reduced pressure), dan distilasi uap (steam distillation). Pada penelitian ini akan dibahas mengenai rangkaian alat distilasi sederhana baik alat distilasi laboratorium maupun kit alat distilasi yang akan digunakan.

(33)

18

Gambar 2.1 Standar Alat Distilasi di Laboratorium

(34)

19

Gambar 2.2 Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah

(35)

20

Selain komponen-komponen alat peraga tersebut, alat distilasi ini juga dikembangkan dengan mengemas alat dalam koper. Koper yang digunakan dari bahan kayu. Koper alat peraga distilasi dapat dilihat pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Koper Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah

(36)

21

Gambar 2.4 Halaman Muka Petunjuk Penggunaan dan Perawatan Alat Peraga Distilasi

(37)

22

2.1.5 Hubungan Antara Project Based Learning dengan Kemampuan Psikomotorik

Sulistyarsi (2009) berpendapat bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Metode proyek dapat menjadi suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Ada kategori umum penerapan proyek untuk siswa, yaitu (1) mengembangkan keterampilan, (2) meneliti permasalahan, dan (3) menciptakan solusi. Sehingga pada penelitian ini akan dikembangkan keterampilan (psikomotorik) siswa melalui pembuatan proyek alat peraga distilasi berbahan limbah.

Hasil penelitian Sulistyarsi (2009) mengenai pembelajaran berbasis proyek dengan produk pembuatan alat peraga menunjukkan aktivitas siswa meningkat 25% dari sebelum praktikum membuat alat peraga. Selain aktivitas siswa, hasil penelitian juga memperlihatkan peningkatan sebesar 55% pada aspek keterampilan merangkai bagian alat peraga. Peningkatan aspek keterampilan pada siswa menunjukkan bahwa ada hubungan antara project based learning dengan peningkatan psikomotorik siswa. Penelitian

Sulistyarsi juga didukung oleh penelitian Deta et al (2013) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek meningkatkan prestasi belajar psikomotorik siswa.

(38)

23

mengorganisasi, berorganisasi, dan membuat konsesus yang dapat membangun soft skill. Penelitian-penelitian tersebut memperjelas adanya hubungan antara pembelajaran berbasis proyek dengan peningkatan keterampilan siswa. Hal tersebut dikarenakan siswa ikut berpartisipasi aktif dalam pembuatan produk-produk melalui kerja ilmiah sehingga keterampilan siswa dapat meningkat.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian Sarifudin (2009) menunjukkan bahwa ada peningkatan pemahaman konsep distilasi pada siswa setelah praktikum menggunakan alat distilasi berbahan tak terpakai.

Penelitian Widiyatmoko dan Pamelasari (2012) mengembangkan alat peraga dari bahan bekas pakai pada pembelajaran berbasis proyek menunjukkan bahwa 25% siswa mendapatkan nilai lebih dari 75. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan setelah membuat produk alat peraga dari bahan bekas pakai.

Penelitian Yunus et al (2010) pada praktik project based learning menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek efektif diterapkan untuk meningkatkan pemahaman siswa.

Penelitian Doppelt (2003) menunjukkan implementasi project based learning dalam pembelajaran teknologi dapat memotivasi siswa untuk

(39)

24

Penelitian Gulbahar dan Hasan Tinmaz (2006) menghasilkan penelitian bahwa implementasi project based learning dengan penilaian portofolio dapat meningkatkan psikomotorik siswa.

Penelitian ChanLin (2008) mengenai aplikasi project based learning menunjukkan semua siswa mencapai tujuan pembelajaran yang ditandai dengan peningkatan keterampilan dalam hidup. Selain peningkatan keterampilan, pembelajaran berbasis proyek juga meningkatkan pengetahuan dan kerja ilmiah siswa.

2.3 Kerangka Berpikir

(40)

25

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

Pengembangan alat peraga distilasi berbahan limbah dalam pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) guna meningkatkan psikomotorik siswa

Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah

Jumlah Limbah yang banyak di

lingkungan

Hasil yang diharapkan

Alat peraga distilasi dalam project based learning layak, praktis, dan dapat meningkatkan psikomotorik siswa dalam memahami aplikasi hidrokarbon pada topik pemisahan fraksi

minyak bumi

Dibuat alat peraga distilasi Project Based

Laboratorium Kimia di Sekolah masih bergabung dengan laboratorium lain

dan peralatan laboratorium belum lengkap

Memilih model pembelajaran untuk

menilai aspek psikomotorik

Pemisahan fraksi minyak bumi dilakukan dengan distilasi, untuk membantu siswa memahami proses

distilasi perlu dilakukan dengan praktikum distilasi Penilaian dalam

(41)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subyek Penelitian

Penelitian pengembangan alat peraga distilasi ini dilaksanakan di SMA Teuku Umar Semarang. Subyek penelitian dalam pengembangan alat peraga ini adalah 10 orang siswa kelas X-2 untuk uji coba skala kecil dan kelas X-1 dengan banyak siswa dalam satu kelas 37 siswa untuk uji coba skala besar.

3.2 Prosedur Pengembangan

(42)

27

pemisahan fraksi minyak bumi. Meskipun pada kenyataannya pemisahan minyak bumi melalui distilasi fraksional, namun cara kerjanya sama dengan prinsip distilasi sederhana. Jadi, produk alat peraga atau kit laboratorium yang akan dikembangkan adalah alat distilasi sederhana.

Pengembangan alat peraga distilasi pada pembelajaran berbasis proyek untuk materi aplikasi hidrokarbon mengacu pada model pengembangan ADDIE. Model ini terdiri dari lima tahap, yaitu (A)nalysis, (D)esign, (D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation. Model ini

dikembangkan oleh Raiser dan Mollenda. Pemilihan model ADDIE pada dikarenakan model ini menggambarkan secara sistematis untuk pengembangan pembelajaran. Selain itu, model ADDIE merupakan model yang sesuai untuk penelitian pengembangan dikarenakan proses pengembangannya berurutan dan interaktif, dimana hasil evaluasi setiap tahap dapat membawa pengembangan pembelajaran ke tahap selanjutnya (Mukhlisin, et al, 2012).

(43)

28

Gambar 3.1 Tahapan Pengembangan Alat Distilasi Berbahan Limbah Penerapan di Kelas X-1 (Pengambilan Data)

Evaluasi: Kepraktisan,PeningkatanPsikomotorikserta Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah

Desain Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah

Rancangan Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah untuk Materi Pemisahan Fraksi Minyak Bumi Divalidasi Ahli Alat Peraga Analisis Data

Awal Alat laboratorium yang belum lengkap

AnalisisMateriPemisahan FraksiMinyakBumi

Kebutuhan Adanya Kit Laboratorium (Alat Peraga) Pembelajaran dan Kebutuhan Siswa untuk Praktikum

Studi Literatur (KD)

Analysis

Design

Alat Peraga distilasi yang layak digunakan

Divalidasi Ahli

(44)

29 3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah sebagai berikut.

3.3.1 Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang. Dokumentasi. Hasil penelitian akan semakin kredibel apabila didukung foto-foto dan data siswa (Sugiyono, 2013:329). Sehingga mtode pengumpulan data dokumentasi pada penelitian ini dengan mengambil nilai siswa, daftar hadir siswa, dan daftar kelengkapan laboratorium. Sehingga data-data tersebut dapat digunakan untuk mendukung hasil penelitian.

3.3.2 Angket (Kuesioner)

Metode angket digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Data ini berisi angket yang menanyakan kepraktisan dari alat peraga distilasi berbahan limbah yang dikembangkan.

3.3.3 Observasi

(45)

30 3.3.4 Tes

Metode tes yang digunakan yaitu pretes (diawal pertemuan) dan postes (diakhir pertemuan) untuk melihat pemahaman siswa mengenai materi minyak bumi sehingga diperoleh penilaian dalam aspek kognitif. Tes ini berupa soal menjodohkan dengan banyak soal 5 butir. Soal ini dipilih dari 10 soal hasil uji coba soal pretes dan postes.

3.4 Instrumen Penelitian

3.4.1 Angket (Kuesioner)

Angket (kuesioner) merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi dari responden. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket respon siswa dan guru tentang alat peraga distilasi. Sehingga dari angket tersebut dapat diperoleh data kepraktisan alat dan respon user (siswa dan guru) terhadap alat peraga distilasi.

3.4.2 Lembar Validasi Alat Peraga Distilasi

(46)

31 3.4.3 Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar penilaian psikomotorik siswa dalam praktikum. Lembar ini meliputi lembar observasi praktikum merangkai alat peraga distilasi, lembar observasi praktikum membuat alat peraga distilasi, dan lembar observasi mendistilasi bahan-bahan alam.

3.4.4 Soal Evaluasi (Pretes dan Postes)

Selain penilaian psikomotorik, dalam penelitian ini juga dilakukan penelitian dalam aspek kognitif. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepahaman siswa terhadap materi pemisahan fraksi minyak bumi yang telah diajarkan. Soal ini berupa soal menjodohkan sebanyak 5 butir soal yang diberikan pada pretes dan postes.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Kelayakan Alat Peraga Distilasi

(47)

32

Tabel 3.1 Kriteria Kelayakan Alat Peraga

Jumlah Skor Kriteria

> 45,5 Sangat Layak

35 < x ≤ 45,5 Layak

24,5 < x ≤ 35 cukup Layak

≤ 24,5 Tidak Layak

Alat peraga distilasi berbahan limbah dikatakan layak

digunakan apabila jumlah skor minimal yang diperoleh 35 < x ≤ 45,5.

3.5.2 Analisis Kepraktisan Alat Peraga Distilasi

Salah satu komponen penting dalam pengembangan suatu produk adalah kepraktisan penggunaan produk tersebut dibandingkan dengan produk lainnya. Kepraktisan suatu produk dapat ditentukan dengan menggunakan angket respon user yang diberikan pada siswa, dan guru. Analisis kepraktisan ini secara deskriptif kualitatif dengan jawaban

angket “Ya” dan “Tidak”, keterangannya sebagai berikut. Keterangan:

Ya = Jika user setuju dengan pernyataan yang tertera pada angket Tidak = Jika user tidak setuju dengan pernyataan yang tertera pada angket Kriterian kepraktisan alat peraga dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Kategori Kepraktisan Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah

Persentase Kategori

>75 Sangat praktis

50 < x ≤ 75 Praktis

25 < x ≤ 50 Cukup praktis

(48)

33

Berdasarkan kategori kepraktisan, kit laboratorium berupa alat peraga distilasi berbahan limbah dikatakan praktis apabila jumlah poin

dari penilai yang menjawab “Ya” minimal 50 < x ≤ 75 dari respon user

(guru dan siswa).

3.5.2.1 Angket Respon Siswa tentang Alat Peraga Distilasi pada Uji Coba Skala Kecil

Analisis respon siswa dan guru diperoleh dari data angket respon siswa terhadap alat peraga (kit laboratorium) distilasi. Analisis data tersebut meliputi:

1) Penilaian angket respon siswa mempunyai interval 1-4. Dengan kriteria skor sebagai berikut (Sugiyono, 2013):

Skor 1 = Sangat tidak setuju Skor 2 = Tidak setuju Skor 3 = Setuju

Skor 4 = Sangat setuju

2) Persentase dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2013):

Keterangan:

P : Persentase aspek

(49)

34

3) Hasil persentase angket respon siswa dan guru kemudian dikualifikasikan dalam kriteria penilaian pada Tabel 3.3 (Suharsimi, 2010)

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Angket Respon Siswa dan Guru

Persentase Kriteria

>80 Sangat Baik

60 < x ≤ 80 Baik

40 < x ≤ 60 Cukup Baik

>40 Kurang Baik

Berdasarkan angket respon siswa, jika persentase respon siswa 60% < x ≤ 80%, maka alat peraga distilasi berbahan limbah dikatakan dapat digunakan untuk mengambil data ke tahap selanjutnya tanpa revisi.

3.5.3 Analisis Psikomotor dan Pemahaman Siswa

3.5.3.1 Analisis Psikomotor Siswa

Penilaian untuk setiap aspek psikomotorik (keterampilan) dapat dihitung dengan rumus (Ali, 1992):

Keterangan:

A = Jumlah skor yang diperoleh kelompok siswa B = Jumlah skor maksimal

P = Persentase aspek psikomotorik

(50)

35

Kriteria tingkat keterampilan siswa menurut Ali (1992) dapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Keterampilan Siswa

Persentase Kriteria

>81,25 Keterampilan sangat tinggi

62,5 < x ≤ 81,25 Keterampilan tinggi

43,75 < x ≤ 62,50 Keterampilan sedang

≤ 43,75 Keterampilan rendah

Sesuai tabel 3.4 siswa dikatakan tuntas penilaian keterampilan

(psikomotorik) apabila mempunyai keterampilan 43,75 < x ≤ 62,50.

Namun, pada penelitian ini ketercapaian kemampuan psikomotorik (keterampilan) siswa apabila siswa telah mencapai keterampilan yang homogen dengan kriteria keterampilan sangat tinggi.

3.5.3.2 Analisis Pemahaman Siswa

Data hasil pretes dan postes siswa digunakan untuk mengetahuipeningkatan pemahaman siswa setelah menggunakan alat peraga distilasi berbahan limbah. Peningkatan tersebut dapat dihitung menggunakan N-Gain berdasarkan nilai pretes dan nilai postes dengan menggunakan rumus (Meltzer, 2002):

Keterangan:

g = Nilai Gain ternormalisasi

Kriteria gain ternomalisasi dapat dilihat pada Tabel 3.5

g =

(51)

36

Tabel 3.5 Kriteria Peningkatan Pemahaman Siswa Rentang Kriteria Peningkatan

>0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7

g ≤ 0,3 Rendah Sedang

Penggunaan alat peraga distilasi berbahan limbah dikatakan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi pemisahan fraksi minyak bumi apabila hasil perhitungan N-gain memperoleh 0,3 < g

(52)

60 BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Alat peraga distilasi berbahan limbah yang dikembangkan sangat layak digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek guna meningkatkan psikomotorik siswa dengan skor kelayakan 52.

2. Alat peraga distilasi yang dikembangkan sangat praktis untuk digunakan dengan skor kepraktisan berdasarkan pada respon siswa dan guru lebih dari 50%.

3. Alat peraga distilasi yang dikembangkan dapat meningkatan psikomotorik siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada materi pemisahan fraksi minyak bumi. Secara klasikal dari praktikum ke-1 sampai dengan praktikum ke-3 hasil penilaian psikomotorik siswa mengalami peningkatan secara klasikal sebesar 16,63%.

(53)

61 5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya diantaranya:

1. Penerapan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dengan produk alat peraga sebaiknya mempertimbangkan kemampuan siswa yang akan dijadikan sampel penelitian dengan proyek yang akan dilaksanakan. Hal ini penting dikarenakan penerapan pembelajaran dengan membuat produk yang tidak diimbangi dengan kemampuan siswa dapat menyebabkan hasil penelitian kurang optimal sehingga kurang sesuai dengan harapan.

(54)

62

DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu, Orhan. 2008. Assessment Of The Inquiry Based Project

Implementation Process In Science Education Upon Students‟ Point Of

Views. International Journal of Instruction, 1(1): 2-12.

Aksela, M & Juntunen, Marianne. 2013. Life-cycle analysis and inquiry-based learning in chemistry teaching. Science Education International, 24(2): 150-166.

Ali. M. 1992. Prosedur Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Mulyati, Sabrina, dan Anna. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia Common TextBook (Edisis Revisi). Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI.

Arsyad, A. 2009.Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Azizahwati, Librina Eka Puteri, dan Hendar Sudrajad. 2010. Keterampilan Psikomotorik Fisika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together. Jurnal Geliga Sains, 4(1):12-17.

Bell, Stephani. 2010. Project Based Learning for the 21st Century: Skills for the Future. The Clearing House, 83:39-43.

ChanLin, Lih-Juan. 2008. Technology Integration Applied to Project Based Learning In Science. Innovation in Education and Teaching International, 45(1): 55-65.

Collazo, N.A.J., Griet Lust, Jan Elen, Geraldine Clarebout. 2011. Tool Use In A Psychomotor Task: The Role of Tool and Learner Variables. International Journal of Instruction, 4(2):139-160.

Dahniar, Nani. 2006. Pertumbuhan Aspek Psikomotorik dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Observasi Gejala Fisis Pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Inovatif, 2(1): 1-5.

Depdiknas. 2003. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

(55)

63

Djemari, Mardapi. 2012. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Litera.

Doppelt, Yaron. 2003. Implementation and Assessment of Project Based Learning In a Flexible Environment. International Journal of Technology and Design Education, 13: 255-272.

Firdaus. 2011. Teknik Dalam Laboratorium Kimia Organik. Makasar:Universitas Hasanudin.

Glaser, RE and Carson Kathleen M. 2005.Chemistry Is In News: Taxonomy of Authentic News Media Based Learning. International Journal of Science Education, 27(9): 1083-1098.

Gulbahar, Y and Hasan Tinmaz. 2006. Implementing Project Based Learning and E-Portofolio Assessment In an Undergraduate Course. Journal of Research on Technology in Education, 38(3):309-327.

Hakimzadeh, Rezwan, Akram Ghodrati, Novroozali K, Hossein Ghodrati, Jamal Mirmosavi. 2013. Factors Affecting The Teaching Learning in Nursing Education. GSE Journal of Education 2013, 174-184.

Heriyanto, A, Sri Hariyani, dan Sedyawati, 2014. Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif berbasis education game sebagai media pembelajaran. Chemistry in Education, 3(1): 1-7.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar. Jakarta: Kemendikbud.

Meltzer, D. 2002. The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in

Diagnostic Pretest Scores. Electronic Journal Iowa State University, 1(1): 3. Mioduser, D dan Nadav Betzer. 2007. The Contribution of Project Based

Learning to High Achievers‟ Aquisition of Technological Knowledge and

Skills. Int J Technol Des Educ, 18(1):59-77.

Mukhlisin, Hamdil, Syahwani Umar, Edy Tandilling. 2012. Pengembangan Blog Sebagai Media Pembelajaran untuk Perolehan Belajar Konsep Kimia Karbon di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Artikel Ilmiah, 1-12. Onwuagboke dan Osuala. 2014. The Place of Information and Communication in

Students‟ Cognitive Assessment in Imo State Tertiary Institutions.

(56)

64

Purworini, Stevani.E. 2006. Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai Upaya Mengembangkan Habit Of Mind Studi Kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan. Jurnal Pendidikan Inovatif, 1(2):17-19.

Rais. 2010. Model Project Based Learning sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 43(3): 246-252. Rothgeb, Marsia K. 2008. Creating a Nursing Simulation Laboratory : A

Literature Review. Journal of Nursing Education, 47(11): 489-494.

Saputri, V.A.C dan N.R Dewi. 2014. Pengembangan Alat Peraga Sederhana Eye Lens Tema Mata Kelas VIII untuk Menumbuhkan Keterampilan Peserta Didik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2): 109-115.

Sarifudin, Asep. 2009. Alat Distilasi Sederhana Sebagai Wahana Pemanfaatan Barang Bekas dan Media Edukasi Bagi Siswa SMA untuk Berwirausaha di Bidang Pertanian.Skripsi. Bogor:IPB.

Sugiarto. 2010. Workshop Pendidikan Matematika I. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Suliatyarsi, Ani. 2009. Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Membuat Alat Peraga IPA untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Kreatifan Siswa Kelas IV SDN Cermo 01 Kare Madiun.Artikel Penelitian Dosen. IKIP PGRI Madiun.

Sumarni, Woro. 2015. The Strength and Weakness of the Implementation of Project Based Learning: A Review. International Journal of Science and Reasearch, 4(3):478-484.

Thomas, J.W. 2000. A review of Research on Project Based learning. International Journal of Research, 1(1): 1-46.

(57)

65

Paper Presented at the Language and Discourse Conference held at the National Institute for Development Administration in Bangkok, Thailand. Tiantong, M dan Sumalee Siksen. 2013. The Online Project Based Learning

Model Based on Student‟s Multiple Intelligence. International Journal of Humanities and Social Science, 3(7):204-211.

Toha, C. 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Usman, M.U. 2005.Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Widiyatmoko, A dan Nurmasitah, S. 2013. Designing Simple Technology as a

Science Teaching Aids from Used Material. Journal of Enviromentally Friendly Processes, 1(4): 27-31.

Widiyatmoko, A dan Pamelasari, S.D..2012. Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan Alat Peraga IPA dengan Memanfaatkan Bahan Bekas Pakai.Jurnal Pendidikan IPA IndonesiaI, 1(1):51-56.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Yalcin, Sema Altun, Umit Turgut, dan Erdogan Buyukasap. 2009. The Effect of Project Based Learning on Science Undergraduates‟ Learning of Electricity, Attitude toward Physics and Scientific Process skills. International Online Journal of Education Science, 1(1): 81-105.

Yulianti, Eni, Zulkardi, dan Rusdy A Siroj. 2010. Pengembangan Alat Peraga Menggunakan Rangkaian Listrik Seri-Paralel untuk Mengajarkan Logika Matematika di SMK 2 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(4): 27-34.

(58)
(59)
(60)
(61)

69 Lampiran 3

DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA AWAL PENELITIAN

1. Observasi Laboratorium SMA Teuku Umar Semarang

2. Wawancara Guru Kimia

(62)

70 Lampiran 4

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (Peminatan Bidang MIPA)

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas : XI

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

Materi

Pokok Pembelajaran Penilaian

Alokasi oses pemisahan fraksi minyak bumi

Menanya (Questioning)

(63)

71

Mengumpulkan data

(Eksperimenting)

 Mengumpulkan informasi cara pemisahan fraksi minyak bumi Mengasosiasi (Associating)

 Menjelaskan proses penyulingan bertingkat dalam bagan fraksi distilasi bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi

Mengkomunikasikan (Communicating)

 Mempresentasikan hasil kerja kelompok tentang.

(64)
(65)

73 Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA TEUKU UMAR SEMARANG

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/Genap

Materi Pokok : Minyak Bumi (Pertemuan I,II,III)

Minyak Bumi

Fraksi Minyak Bumi

Alokasi Waktu : 6 JP (3 kali pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

(66)

74

B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN

KOMPETENSI (IPK)

KD Indikator

3.2 Memhami proses dan teknik pemisahan fraksi minyak bumi serta kegunaannya

3.2.1 Mendeskripsikan proses pemisahan fraksi minyak bumi

3.2.2 Mendeskripsikan komponen-komponen alat peraga distilasi beserta fungsinya

4.2 Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak

bumi beserta

kegunaannya

4.2.1 Merangkai alat peraga distilasi berbahan limbah

4.2.2 Membuat alat peraga distilasi berbahan limbah

4.2.3 Mempraktikan teknik pemisahan suatu zat dengan menggunakan alat peraga distilasi berbahan limbah

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menyadari adanya keteraturan sifat hidrokarbon sebagai wujud kebesaran Tuhan YME

2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, jujur, teliti, disiplin, dan tanggung jawab dalam berdiskusi, praktikum, dan presentasi kelompok.

3. Mendeskripsikan proses pemisahan fraksi minyak bumi

4. Mendeskripsikan komponen-komponen alat peraga distilasi beserta fungsinya

5. Merangkai alat peraga distilasi berbahan limbah 6. Membuat alat peraga distilasi berbahan limbah

(67)

75 D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Fakta

Proses cracking parafin pada serat keramik yang dipanaskan dengan penambahan katalis alumunium oksida menghasilkan gas etena dan nafta. 2. Konsep

Teknik pemisahan minyak bumi. 3. Prinsip

Pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi dengan menggunakan teknik distilasi bertingkat.

4. Prosedur

Langkah kerja untuk merangkai, membuat produk alat peraga distilasi sederhana, dan praktikum teknik pemisahan suatu zat dengan menggunakan alat peraga distilasi berbahan limbah.

E. MODEL PEMBELAJARAN

Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek/ PJBL)

F. METODE PEMBELAJARAN

Diskusi, presentasi, praktikum merangkai dan membuat alat peraga distilasi menggunakan bahan-bahan limbah, serta praktikum mendistilasi bahan-bahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan Pertama (2JP)

Penjelasan materi ,perencanaan proyek, Pengenalan proyek

(68)

76

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka.

2. Siswa perwakilan memimpin doa menurut kepercayaan masing-masing untuk menumbuhkan sikap religius yang berketuhanan YME.

3. Guru mengkondisikan siswa dengan memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.

5. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan arahan guru.

5 menit

Inti

Pertanyaan penuntun

Sebelum siswa mendapat pelajaran, dilakukan pretes terlebih dahulu

Mengamati (Observing)

1. Guru menjelaskan pada siswa bahwa untuk memahami pemisahan fraksi minyak bumi dapat dilakukan praktikum dengan cara distilasi sederhana yang pada prinsipnya hampir sama dengan distilasi fraksional.

2. Siswa menyimak bahan ajar yang diberikan oleh guru untuk memahami materi pemisahan minyak bumi

3. Siswa memperhatikan guru dalam menjelaskan produk yang akan dibuat oleh siswa diakhir pertemuan berupa produk pembuatan alat distilasi berbahan limbah 4. Siswa mengamati penjelasan guru

mengenai rangkaian alat distilasi dari gambar standar alat distilasi laboratorium dan dibandingkan dengan alat peraga distilasi sederhana berbahan limbah yang telah dibuat guru.

Menanya (Questioning)

1. Guru bertanya apakah perbedaan antara distilasi fraksional dan distilasi sederhana? 2. Pada pemisahan fraksi minyak bumi, crude oil disuling agar terpisah menjadi beberapa fraksi. Apakah hal ini juga bisa dilakukan dengan distilasi sederhana? 3. Siswa menanyakan proses pemisahan

fraksi-fraksi minyak bumi.

4. Siswa menanyakan bahan-bahan yang

15 menit

(69)

77 Perencanaan

proyek

Pengenalan proyek

diperlukan dalam membuat alat distilasi sederhana berbahan limbah.

Mengumpulkan Data (Eksperimenting) 1. Guru mengajak siswa untuk membuat alat

peraga distilasi berbahan limbah guna mengetahui pemisahan komponen dari komponen lainnya.

2. Siswa secara berkelompok mencatat poin-poin penting dalam membuat dan merangkai kit alat distilasi berbahan limbah

3. Siswa mencari referensi untuk membuat produk kit alat peraga distilasi berbahan limbah.

Mengasosiasikan (Associating)

Siswa secara berkelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan guru dan berdiskusi dalam merangkai kit alat distilasi yang diberikan guru.

Mengkomunikasikan (Communicating) 1. Siswa secara berkelompok mencoba

merangkai alat distilasi berbahan limbah untuk diambil nilai psikomotorik pada pertemuan pertama.

2. Siswa secara berkelompok mempresentasikan langkah-langkah merangkai alat distilasi dengan benar. 3. Siswa menyimpulkan materi distilasi

sederhana dan langkah-langkah dalam merangkai dan membuat kit alat distilasi berbahan limbah.

Penutup 1. Guru menutup pembelajaran dengan memerintahkan salah satu siswa untuk mengulang kembali kesimpulan materi pemisahan fraksi minyak bumi dan cara membuat kit alat distilasi yang sudah disimpulkan bersama-sama.

2. Guru memberi tugas siswa untuk membawa bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat alat distilasi dari bahan limbah pada pertemuan kedua. 3. Guru memberikan salam penutup untuk

mengakhiri pembelajaran.

(70)

78 Pertemuan Kedua (2JP)

Pembuatan produk

Pada pertemuan ini dilakukan praktikum membuat alat peraga distilasi sebagai produk yang dihasilkan oleh siswa

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka secara menyenangkan. 2. Siswa perwakilan memimpin doa

menurut kepercayaan masing-masing untuk menumbuhkan sikap religius yang berketuhanan YME.

3. Guru mengkondisikan siswa dengan memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. 5. Siswa membentuk kelompok sesuai

dengan arahan guru.

Mengamati (Observing)

1. Siswa memperhatikan guru dalam menjelaskan ketercapaian produk yang harus dicapai oleh siswa pada pertemuan kedua ini.

2. Siswa mengamati komponen-komponen alat distilasi yang harus dibawa pada pertemuan kedua dan mengecek kelengkapan bahan-bahan yang telah dibawa

Menanya (Questioning)

1. Siswa menanyakan proses membuat dan merangkai kit alat distilasi

2. Siswa menanyakan komponen-komponen alat distilasi yang akan dibuat

3. Siswa menanyakan fungsi masing-masing alat distilasi

Mengumpulkan Data (Eksperimenting) 1. Siswa secara berkelompok mencatat

poin-poin penting dalam membuat dan merangkai alat distilasi

2. Siswa mencari referensi untuk menjawab lembar diskusi mengenai berbagai komponen alat distilasi disertai

(71)

79

Mengasosiasikan (Associating)

Siswa secara berkelompok berdiskusi untuk membuat produk alat distilasi sederhana

Mengkomunikasikan (Communicating) 1. Siswa perwakilan kelompok maju ke

depan kelas untuk mempresentasikan produk kit alat distilasi sederhana yang telah dibuat

2. Kelompok siswa lain memberikan komentar dan penilaian terhadap hasil karya kelompok lain.

3. Siswa menyimpulkan komponen-komponen apa saja yang terdapat pada rangkaian alat distilasi sederhana disertai fungsinya

Penutup 1. Guru menutup pembelajaran dengan memerintahkan salah satu siswa untuk mengulang kembali kesimpulan materi yang telah diajarkan

2. Siswa mengumpulkan produk kit alat distilasi dan hasil penilaian produk kelompok lain

Pada pertemuan ini akan dilakukan praktikum mendistilasi bahan-bahan alam sebagai evaluasi dari produk alat peraga yang telah dibuat oleh siswa

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka secara menyenangkan. 2. Siswa perwakilan memimpin doa

menurut kepercayaan masing-masing untuk menumbuhkan sikap religius yang berketuhanan YME.

3. Guru mengkondisikan siswa dengan memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. 5. Siswa membentuk kelompok sesuai

(72)

80

Mengamati (Observing)

1. Siswa menyimak petunjuk praktikum mendistilasi

2. Siswa memahami langkah-langkah dalam mendistilasi sampel

3. Siswa memperhatikan guru dalam menjelaskan kelanjutan proyek pada pertemuan ketiga ini yaitu menggunakan alat distilasi untuk mendistilasi sampel yang ada dalam kehidupan sehari-hari. 4. Siswa mengamati proses distilasi pada

praktikum yang dilakukan Menanya (Questioning)

1. Siswa menanyakan apabila dalam penjelasan guru masih ada yang belum dimengerti.

2. Siswa yang belum paham menanyakan langkah-langkah mendistilasi sampel. 3. Siswa menanyakan manfaat dan aplikasi

distilasi dalam kehidupan sehari-hari.

Mengumpulkan Data (Eksperimenting) 1. Siswa secara berkelompok mencatat data

pengamatan

2. Siswa mencari referensi untuk soal evaluasi puzzle huruf yang ada pada lembar diskusi

Mengasosiasikan (Associating)

Siswa secara berkelompok berdiskusi untuk mendistilasi sampel yang akan didistilasi

Mengkomunikasikan (Communicating) 1. Siswa perwakilan kelompok maju ke

depan kelas untuk mempresentasikan hasil mendistilasi sampel

2. Kelompok siswa lain memberikan komentar dan penilaian terhadap hasil distilasi oleh kelompok yang maju presentasi

3. Siswa menyimpulkan praktikum yang telah dilaksanakan secara bersama-sama. Setelah siswa memperoleh pelajaran,

50 menit

(73)

81

dilakukan postes dan pengisian angket kepraktisan alat peraga yang dibuat oleh guru

Penutup 1. Guru menutup pembelajaran dengan memerintahkan salah satu siswa untuk mengulang kembali kesimpulan praktikum yang telah dilakukan.

2. Siswa mengumpulkan Minyak atsiri hasil distilasi

3. Guru memberikan salam penutup untuk mengakhiri pembelajaran.

5 menit

H. SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Sumber Belajar

a. Bahan Ajar Guru (Hand Out) b. Lembar Diskusi Siswa (LDS) 2. Media Pembelajaran

Kit laboratorium alat distilasi

I. PENILAIAN HASIL

J. Tugas: merangkai dan membuat alat distilasi berbahan limbah K. Observasi : keterampilan siswa

L. Tes evaluasi : Soal menjodohkan dan puzzle huruf dan soal evaluasi

Semarang, 10 Januari 2015 Mengetahui

Guru Pamong Guru Praktikan

(74)

82 Lampiran 6

OLEH :

Dwi Norma Gupitasari

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNNES 2015

(75)

83

PENGOLAHAN MINYAK BUMI

B

ahan bakar yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hasil pengolahan minyak bumi. Minyak bumi yang dihasilkan dari pengeboran tidak dapat langsung digunakan, tetapi harus melalui proses distilasi bertingkat terlebih dahulu.

P

ada distilasi bertingkat, pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan titik didih berbagai hidrokarbon senyawa yang terdapat dalam minyak bumi. Perhatikan gambar diagram fraksinasi minyak bumi dengan distilasi bertingkat sebagai berikut.

3.2 Memahami proses pembentukandanteknikpemisahanfraksi-fraksiminyakbumi

KD (KompetensiDasar)

3.1.1 Mendeskripsikan proses pemisahanfraksiminyakbumi. 3.1.2 Merangkaialatdistilasiuntukmemisahkansuatuzat

3.1.3 Mempraktikanteknikpemisahansuatuzatdenganmenggunakanal atdistilasiberbahanlimbah

(76)
(77)

85

Hasil pemisahan fraksi minyak bumi dapat dilihat pada tabel berikut.

DISTILASI

D

ulu minyak bumi disuling dengan proses bets (batch) sederhana,

minyak mentah dipanaskan dalam alat penyuling, fraksi atsirinya berpindah ke bagian puncak dan diembunkan menjadi bensin, kemudian alat penyuling dibersihkan untuk bets berikutnya. Pengilangan minyak bumi modern menggunkan metode yang jauh lebih canggih dan efisien, dimana minyak mentah ditambahkan secara kontinu dan fraksi-fraksi dengan keatsiriannya (volatilitas) berbeda-beda disadap pada bagian ketinggian kolom penyulingan.

P

enyulingan memungkinkan hidrokarbon dipisahkan berdasarkan titik

(78)

86

lanjut dengan pelarutan kembali etana, propane, dan butane dalam pelarut cair seperti heksana (Oxtoby et al, 2003:115).

TEKNIK DISTILASI

Gambar

Gambar 2.1 Standar Alat Distilasi di Laboratorium
Gambar 2.2 Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah
Gambar 2.3
Gambar 2.4 Halaman Muka Petunjuk Penggunaan dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Therefore, this study sought to factually and empirically describe one basic dimension of the implementation of policies on population administration by taking the case in the

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor lama pemeraman dan dosis POC pada tomat ceri tidak memberikan pengaruh yang nyata (P&lt;0,05) terhadap parameter

The surround Sekampung river estuary coastline located in Rawa Sragi area is one of the most dynamic coastlines in southern Lampung Province that has changed

Telah dilakukan beberapa penelitian tentang validasi metode analisis untuk obat amoxicilin diantaranya yaitu yang dilakukan oleh Dhoka tahun 2010, penelitian ini

[r]

Pengisian dokumen medis merupakan perilaku kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam mengisi dokumen rekam medis berisi tentang

Dengan cara memahami kekristenan dalam konteks budaya Jawa, para pengikut Tunggul Wulung merasa tidak sejalan dengan pola kekristenan yang diajarkan Janz sebagai

The seminar and workshop was held in cooperation between BPPT and the Coordinating Ministry of Marine Affairs, supported by speakers and participants from various research