1
i
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DALAM
KONSEP BERHITUNGMELALUI PERMAINAN
TRADISIONAL “GEPUK POLE“
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B1 TK Kartika IX-8 Asrama Yonif Linud 305 Kostrad Kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang
Tahun Pelajaran 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat
Untuk Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh :
Peni Widayati 1009760
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
1
ii
LEMBAR HAK CIPTA PENULIS
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DALAM KONSEP BERHITUNG MELALUI PERMAINAN
TRADISIONAL “GEPUK POLE”
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B1 TK Kartika IX-8 Asrama Yonif Linud 305 Kostrad Kecamtan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang
Tahun Pelajaran 2013-2014)
Oleh Peni Widayati
Sebuh Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Pendidikan
@ Peni Widayati 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Nopember 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
1
iii
LEMBAR PENGESAHAN
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DALAM KONSEP BERHITUNG MELALUI PERMAINAN
TRADISIONAL “GEPUK POLE”
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B1 TK Kartika IX-8 Asrama Yonif Linud 305 Kostrad Kecamtan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang
Tahun Pelajaran 2013-2014)
Peni Widayati 1009760
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Rita Mariyana, M.Pd
NIP. 19780308 20011 2 2001
Pembimbing II
Leli Kurniawati, S.Pd.,M.Mus
NIP. 132 252 248
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Dr. Ocih setiasih, M.Pd
1
iv
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DALAM KONSEP BERHITUNG MELALUI PERMAINAN
TRADISIONAL “GEPUK POLE”
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B1 TK Kartika IX-8 Asrama Yonif Linud 305 Kostrad Kecamtan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang
Tahun Pelajaran 2013-2014)
Peni Widayati
1009760
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Penguji I
Heni Djohaeny, S.Pd, M.Si
NIP. 19700724 199802 2 001
Penguji II
Asep Deni Gustiana, M.Pd
NIP. 19840918 201212 1 001
Penguji III
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd
NIP. 19600707 198601 2 001
Mengetahui : Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DALAM KONSEP BERHITUNG MELALUI PERMAINAN
TRADISIONAL “GEPUK POLE”
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B1 TK Kartika IX-8 Asrama Yonif Linud
305 Kostrad Kecamtan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang Tahun Pelajaran 2013-2014)
Peni Widayati 1009760
ABSTRAK
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
Kata kunci : Permainan tradisional “Gepuk Pole” dan kemampuan matematika
IMPROVED MATHEMATICAL CONCEPTS IN TRADITIONAL GAMES THROUGH
COUNT "GEPOK POLE"
(Classroom Action Research in Group B1 TK Kartika IX-8 Boarding Airborne Infantry Battalion 305 East Strategic Reserve Command District Telukjambe
Karawang Regency Academic Year 2013-2014)
Peni Widayati 1009760
ABSTRACT
This study was conducted based on the findings of the problems associated with the mathematical skills in numeracy concepts in kindergarten Kartika IX-8, children develop optimally less marked by a lack ofability to add and subtract number sor the concept of numbers. This study aims to : 1) Determine the mastery of mathematical skills in numeracy concepts, 2) Determine the application of the traditional game "Gepuk Pole" in improving math skills in math concepts, and 3) Determine the in crease math skills in numeracy concepts after the traditional game "Gepuk Pole". This study uses a class action (PTK). Data research using research instrumen to bservation sheet. Stages of research with action Cycle I and Cycle II in 17 childrend ivided in to four teams. Pre research results Cycle math skills children before doing the traditional game "Gepuk Pole" is the undeveloped criteria (BB) and begin to grow (MB). After the traditional game "Gepuk Pole" in the first cycle there is an increase in math skills in numeracy concepts and in Cycle II, there has been in creasing very rapidly, there is noor little children who have not developed (BB) and begin to grow (MB) because the child has been developed in accor dance expectations (BSH) and so me children developed very well (BSB). This cases hows the activity game "Gepuk Pole" effectin improving math skills in numeracy concepts.
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
DAFTAR ISI
JUDUL... ... i
LEMBAR HAK CIPTA PENULIS ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GRAFIK/BAGAN ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAK ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
2. Perkembangan Pemahaman Anak usia Dini Terhadap Konsep-Konsep Matematika ... 10
3. Penyediaan Alat Peraga dan Teknologi Pembelajaran Matematika Untuk Anak Usia Dini ... 13
B. Konsep Berhitung ... 15
1. Latar Belakang dan Landasan Teori ... 15
2. Tujuan Permainan Berhitung di TK ... 18
3. Prinsip-prinsip Permainan Berhitung ... 18
4. Metode Permainan Berhitung ... 20
5. Pelaksanaan Permainan Berhitung ... 21
C. Konsep Bermain ... 22
D. Permainan Tradisional “Gepuk Pole” ... 24
1. Definisi Permainan Tradisional Gepuk Pole ... 24
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40
1. Gambaran Umum TK Kartika IX-8 ... 40
2. Kurikulum di TK Kartika IX-8 ... 41
3. Keadaan Guru dan Siswa TK Kartika IX-8, Yonif Linud 305 Kostrad Karawang ... 45
4. Sarana dan Prasarana TK Kartika IX-8 ... 46
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 47
1. Kemampuan Matematika Dalam Konsep Berhitung Pada Anak Kelompok B di TK Kartika IX-8 ... ... 47
2. Penerapan Permainan Tradisional “Gepuk Pole” dalam upaya Meningkatkan Kemampuan Matematika Konsep Berhitung Anak di TK Kartika IX-8 ... 53
3. Peningkatan Kemampuan Matematika Dalam Konsep Berhitung Anak Setelah Melakukan Permainan Tradisional “Gepuk Pole” ... 71
C. Pembahasan Hasil penelitian ... 75
1. Kemampuan Matematika Dalam Konsep Berhitung Pada Anak Kelompok B di TK Kartika IX-8 ... 75
2. Penerapan Permainan Tradisional “Gepuk Pole” dalam upaya Meningkatkan Kemampuan Matematika Konsep Berhitung Anak di TK Kartika IX-8 ... 78
3. Peningkatan Kemampuan Matematika Dalam Konsep Berhitung Setelah Melakukan Permainan Tradisional “Gepuk Pole”. ... 82
BAB V SIMPULAN DAN REKOMNDASI ... 85
A. Simpulan ... 85
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
DAFTAR PUSTAKA ... 87
DAFTAR TABEL Tabel Hal 3.2 Penelitian yang relevan ... 38
3.3 Lembar Pedoman Observasi Meningkatkan Kemampuan Matematika Dalam Konsep Berhitung Melalui Permainan Tradisional “Gepuk Pole” ... 39
4.1 Tema-tema Dalam Pembelajaran di TK Kartika IX-8, Asrama Yonif Linud 305 Kostrad Karawang ... 42
4.2 Program Kegiatan Bulanan TK Kartika IX-8, Asrama Yonif Linud 305 Kostrad Karawang ... 44
4.3 Daftar Nama Guru dan Karyawan tK Kartika IX-8, Asrama Yonif Linud 305 Kostrad Karawang ... 45
4.4 Jumlah Siswa TK Kartika IX-8, Asrama Yonif Linud 305 Kostrad Karawang ... 46
4.5 Jumlah Sarana TK Kartika IX-8, Asrama Yonif Linud 305 Kostrad Karawang ... 46
4.6 Data Anak Kelas B1 TK Kartika IX-8, Asrama Yonif Linud 305 Kostrad Karawang ... 48
4.7 Hasil Observasi Awal (Pra Siklus). ... 51
4.8 Hasil Observasi Awal (Siklus I) ... 59
4.9 Temuan Siklus I dan Rencana Tindakan Siklus II ... 63
4.10 Hasil Observasi Awal (Siklus II). ... 68
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
DAFTAR GRAFIK/BAGAN
Grafik Hal
3.1 Bagan Desain Penelitian Tindakan Kelas (Siklus)... 34
4.1 Observasi Awal Kemampuan Matematika Dalam Konsep Berhitung (Pra Siklus) ... 52
4.2 Perkembangan Anak (Pra Siklus) ... 52
4.3 Observasi Siklus I Meningkatkan Kemampuan Matematika Dalam Konsep Berhitung. ... 60
4.4 Perkembangan Anak Siklus I. ... 60
4.5 Observasi Siklus II Meningkatkan Kemampuan Matematika Dalam Konsep Berhitung ... 69
4.6 Perkembangan Anak Siklus II ... 69
4.7 Perkembangan Anak Yang Belum Berkembang ... 71
4.8 Perkembangan Anak Yang Mulai Berkembang. ... 72
4.9 Perkembangan Anak Yang Berkembang Sesuai Harapan ... 73
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Rencana Kerja Harian (RKH) Siklus I dan II ... 88
2. Instrumen Penelitian Siklus I dan II ... 91
3. Dokumentasi Permainan Tradisional Gepok Pole ... 99
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan
pesat masa sekarang ini memerlukan sumber daya manusia yang tangguh.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang tidak diimbangi
oleh penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas, maka akan sia-sia. Oleh
karena itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan
pesat dewasa ini harus disertai dengan peningkatan sumber daya manusia yang
utuh, yaitu manusia yang cerdas dan mandiri. Adapun salah satu wahana dan alat
yang dipergunakan dalam menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas
adalah melalui pendidikan.
Pendidikan sebagai satu-satunya wadah yang berfungsi sebagai sarana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
luhur, memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani,
memiliki kepribadian yang baik dan mandiri serta memiliki tanggungjawab
terhadap kemajuan pembangunan masyarakat, bangsa dan negaranya. Dengan
demikian pendidikan memiliki fungsi yang sangat strategis dalam menciptakan
sumber daya manusia yang seutuhnya yang dapat menghadapi tantangan era
globalisasi yang berkembang semakin pesat.
UUD 1945 mengamanahkan agar pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu system pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam Undang-Undang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
2
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 jawab bersama pemerintah, orang tua dan masyarakat. Pendidikan dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu : Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal, dan Pendidikan
Informal. Pendidikan Non Formal sebagai pelengkap pendidikan Formal
menyajikan berbagai kegiatan belajar mengajar yang belum termuat dalam
kurikulum pendidikan formal.
Anak usia dini adalah anak yang berada dalam usia rentan dikarenakan pada
usia 0-6 tahun adalah masa keemasan (golden ege). Dimana pada usia ini adalah
waktu yang yang sangat tepat untuk memberikan stimulasi-stimulasi yang akan
membantu anak dalam perkembangannya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Comenius (Jamaris,2003:1) bahwa “ Pendidikan harus dimulai sejak dini karena
usia dini merupakan usia emas (golden age) di mana seluruh aspek perkembangan
anak berkembang dengan capat”. Sehingga pada masa inilah waktu yang sangat
tepat untuk menstimulasi perkembangannya agar sesuai dengan
kematangannyadan tercapai dengan optimal.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
yang menegaskan bahwa, “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (pasal 1, butir 14)”.
Berdasarkan bunyi undang-undang tersebut maka kita selaku guru sangatlah
diharapkan agar sensitif dalam memahami permasalahan anak didik khususnya
anak usia dini.
Disebutkan lebih lanjut dalam pasal 28 Undang-undang tersebut antara lain
bahwa PAUD diselenggarakan dalam jalur pendidikan formal, pendidikan non
formal dan pendidikan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan
fondasi bagi dasar perkembangan dan kepribadian anak. Anak yang
mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan
3
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 mandiri dan mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya yang meliputi
pengembangan moral dan nilai-nilai agama, fisik, sosial emosional, bahasa, seni,
pengatahuan dan ketrampilan.
Bersamaan dengan adanya pasal tersebut dan semakin modern nya globalisasi
salah satunya dalam bidang pendidikan, hal ini menjadikan masyarakat dan orang
tua dapat merasakan dan sadar tentang pentingnya pendidikan anak usia dini,
sehingga saat ini PAUD menjadi populer. Orang tua semakin merasakan
pentingnya memberikan pendidikan kepada anak sejak dini dan berlomba-lomba
memasukkan anaknya ke TK/PAUD yang dinilai oleh orang tua memiliki
akreditasi yang baik.
Dikarenakan usia ini fase yang fundamental dalm mempengaruhi
perkembangan anak maka pendidikan anak usia dini seharusnya diselenggarakan
dengan bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak
secara menyeluruh. Seperti yang diungkapkan oleh (Sujiono,2004) yakni
karakteristik anak usia dini yang aktif, rasa ingin tahunya yang tinggi, banyak
bertanya, dan senang bereksplorasi dengan lingkungannya, yang tercermin dalam
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
Untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak maka diperlukan
pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran pada PAUD hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :
1. Berorientasi pada kebutuhan anak
2. Belajar melalui bermain
3. Kreatif dan inovatif
4. Lingkungan yang kondusif
5. Menggunakan pembelajaran terpadu
6. Mengembangkan ketrampilan hidup
7. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
Dewasa ini beberapa lembaga pendidikan di Kabupaten Karawang mulai
Kanak-4
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 kanak Kartika IX-8, Asrama Yonif Linud 305 Kecamatan Telukjambe Timur
Kabupaten Karawang, di mana salah satu program bimbingan anaknya adalah
bertujuan untuk meningkatkan matematika anak dalam konsep berhitung melalui
permainan tradisional “Gepuk Pole”.
Metode bermain merupakan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan
matematika anak yang berisi kegiatan yang terjadi secara alamiah, tanpa ada
paksaan. Metode bermain bertujuan membantu anak-anak memahami dan
mengungkapkan dunianya baik dalam taraf berpikir maupun perasaan untuk
berkreasi.
Sebagai cara penyelenggaraan pembelajaran metode bermain pada program
pendidikan anak usia dini mempunyai fungsi memudahkan tercapainya tujuan
pembelajaran secara alamiah untuk meningkatkan kemampuan matematika anak
sesuai dengan tingkat usianya.
Melalui program pendidikan anak usia dini yang menggunakan metode
bermain itu diharapkan kemampuan matematika anak dapat meningkat.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa guru sangat berperan dalam
membantu anak untuk meningkatkan kemampuan matematikanya, sehingga guru
harus memberikan motivasi pada setiap kegiatan positif yang dilakukan anak
sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Guru harus bijak dalam menghargai
kemampuan anak dalam bentuk apapun sehingga anak akan merasa bangga atas
kemampuan dirinya.
Melalui metode bermain, seperti yang dilakukan oleh guru TK Kartika IX-8,
asrama Yonif linud 305, matematika anak dapat meningkat secara alami sesuai
perkembangan anak usia dini, karena melalui bermain dapat dikembangkan
berbagai aspek pendidikan, seperti penanaman nilai-nilai kemanusiaan,
menumbuhkan kreatifitas, melatih berbagai ketrampilan, meningkatkan kepekaan
rasa, melatih ketangkasan gerak, serta menumbuhkan rasa persahabatan
Bertitik tolak dari latar belakang di atas penulis mengadakan penelitian yang
5
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
Berhitung Melalui Permainan Tradisional “Gepuk Pole”. Pada TK Kartika IX-8, Asrama Yonif Linud 305 Kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten
Karawang.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat menghasilkan
beberapa rumusan masalah antara lain :
1. Bagaimana kemampuan matematika dalam konsep berhitung pada anak
kelompok B di TK Kartika IX-8 ?
2. Bagaimana penerapan permainan tradisional “Gepuk Pole” dalam upaya
meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung pada anak
kelompok B di TK Kartika IX-8?
3. Bagaiman peningkatan kemampuan matematika dalam konsep berhitung
setelah melakukan permainan tradisional “Gepuk pole” pada anak
kelompok B di TK Kartika IX-8 ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui penguasaan kemampuan matematika dalam konsep berhitung
pada anak kelompok B di TK Kartika IX-8.
2. Mengetahui bagaimana penerapan permainan tradisional “Gepuk Pole”
dalam meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung
pada anak kelompok B di TK Kartika IX-8.
3. Mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan matematika dalam
konsep berhitung setelah dilakukan permainan tradisional “Gepuk
Pole”pada anak kelompok B di TK Kartika IX-8.
6
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh suatu informasi tentang
peningkatan kemampuan matematika anak dalam konsep berhitung melalui
permainan tradisional “Gepuk Pole”.
2. Secara Praktis
a. Bagi Anak
1) Agar sejak dini mampu berpikir logis dan sistematis dalam berhitung
dengan menggunakan peralatan sederhana dari bahan alam sekitar.
2) Dapat mengikuti kegiatan pembelajaran menyenangkan dan penuh
semangat.
3) Menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat
dalam keseharian memerlukan keterampilan berhitung.
4) Mengenal permainan tradisional yang merupakan budaya daerah yang
harus dilestarikan.
b. Bagi Guru
1) Dapat lebih banyak menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan
anak dengan menggunakan media sederhana alam sekitar.
2) Memahami penggunaan media permainan tradisional juga bisa
menarik anak sehingga dapat merubah suasana belajar yang lebih
menyenangkan.
c. Lembaga Taman kanak-Kanak
1) Agar sekolah mempunyai kegiatan dan media yang menyenangkan
dalam mengajarkan matematika di taman kanak-kanak.
2) Agar sekolah bisa mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar denganmetode bermain tradisional
salah satunya melalui permainan tradisional “Gepuk Pole”.
7
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 1) Manfaat bagi peneliti sendiri yaitu memberikan pengalaman atau
sumber informasi mengenai pengaruh permainan tradisional pada
kemampuan matematika anak dalam konsep berhitung.
2) Untuk menjadi referensi berharga dari permasalahan yang sama bagi
para pebeliti berikutnya.
E. Struktur Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima BAB yang
rangkuman pembahasannya sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan pada bab ini berisikan : latar belakang penulisan
penelitian yang berjudulkan “Meningkatkan kemampuan matematika dalam
konsep berhitung melalui permainan tradisional “Gepuk Pole” , rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan struktur
penulisan penelitian.
Bab II Kajian Teori pada bab ini membahas kajian pustaka antara lain
argumen dan opini penelliti mengenai matematika, berhitung dan permainan
tradisional “Gepuk Pole” yang didukung oleh teori dasar dari para ahli.
Bab III Metode Penelitian pada bab ini membahas tentang metode penelitian
yang digunakan untuk melakukan penelitian, yaitu metode penelitian tindakan
kelas (PTK).
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan bab ini berisi tentang hasil
penellitian dan pembahasan.
Bab V Kesimpulan dan rekomendasi bab ini membahas tentang kesimpulan
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang peningkatan
matematika anak dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “Gepuk Pole” di TK Kartika IX-8 Asrama Yonif Linud 305 kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang dengan subyek penelitian dipilih secara purposif (sesuai
dengan tujuan).
Penelitian ini dilakukan di TK Kartika IX-8 Asrama Yonif Linud 305
Kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang, di mana penulis
menemukan permasalahan mengenai kemampuan matematika anak dalam konsep
berhitung, sehingga penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian di lokasi ini.
TK Kartika IX-8 terletak di dalam asrama TNI AD tepatnya di Batalyon Yonif
linud 305, Desa Sirnabaya Kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang
yang letaknya sangat strategis dan dekat dengan kota di mana kebanyakan
siswanya adalah putra putri dari anggota TNI itu sendiri, namun terbuka pula bagi
anak-anak sekitar asrama untuk masuk ke dalam TK tersebut.
Penelitian ini dilakukan di kelompok B TK Kartika IX-8, di mana subyek
penelitiaannya adalah anak-anak Kelompok B1 yang terbagi dalam empat regu,
dimana satu regunya terdiri dari 4 orang anak, dan yang mengikuti permainan
tradisional “Gepuk Pole” ini seluruhnya ada 17 orang anak.
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode penelitian tindakan kelas (PTK). Bogdan dan Taylor dalam Lexy
33
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati”.
Dengan demikian pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang paling
tepat digunakan dalam meningkatan matematika dalam konsep berhitung pada
anak TK Kartika IX-8 Asrama Yonif linud 305 Kecamatan Telukjambe Timur
Kabupaten Karawang, melalui penelitian tindakan kelas (PTK), peneliti
memperhatikan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan, kemudian
ditafsirkan dan diberi makna apa adanya dan berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas
serta sesuai dengan tujuan penelitian. McNiff (1992) menegaskan bahwa dasar
utama bagi dilaksanakannya penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk
perbaikan. Kata perbaikan di sini terkait dengan memiliki konteks dengan proses
pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah proses investigasi terkendali untuk
merumuskan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Proses pemecahan
masalah tersebut dilakukan secara bersiklus, dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran di kelas tertentu. (Arikunto : 2008).
Pada intinya penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang
akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang
bersangkutan. Jadi penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut sangat bermanfaat
sebagai upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas.
Model siklus yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang
dikembangkan oleh Arikunto (2008 : 3) yang terdiri dari : 1) Perencanaan
(planning), 2) Tindakan (acting), 3) Pengamatan (observing), dan 4) Refleksi
(refelcting).
Sejalan dengan itu Arikunto juga mengungkapkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas terdiri atas empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang, empat
kegiatan utama yang ada pada siklus yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
34
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 Bagan 3.1
Desain Penelitian Tindakan Kelas ( Siklus )
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
?
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Siklus II
Refleksi
35
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 Tahap perlakuan yang dilakukan pada siklus, meliputi :
1) Tahap Perencanaan (Planning), kegiatannya meliputi peneliti bersama
guru membuat suatu rancangan kegiatan pembelajaran yang dituangkan
secara tertulis ke dalam bentuk Rencana Kegiatan Harian (RKH).
2) Tahap Pelaksanaan (Acting), guru sudah mulai melaksanakan kegiatan
sesuai rancangan kegiatan pembelajaran yang telah dibuat di RKH
langsung di dalam atau di luar kelas sesuai tema yang telah ditentukan.
3) Tahap Pengamatan (Observing), adalah observasi yang dilakukan selama
kegiatan pembelajaran berlangsung yang dilakukan guru berlandaskan
pada indikator yang telah ditentukan terhadap sejumlah anak yang diteliti.
4) Tahap Refleksi (Reflecting), adalah tahap penilaian terhadap hasil
observasi yang telah dilakukan pada aktifitas anak selama proses
pembelajaran berlangsung. Apakah ada peningkatan atau masih belum ada
peningkatan sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus selanjutnya.
C. Sumber Data
Data yang diperoleh berdasarkan sumber dari subyek penelitian. Sehingga
untuk memperoleh data mengenai penelitian yang penulis lakukan maka
diperlukan sumber data yang dirasa akan membertikan informasi ada dua bagian.
Pertama sebagai sumber informasi yaitu guru yang memberikan data tentang
pengalaman yang berkaitan pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika dalam
konsep berhitung melalui permainan tradisional “Gepuk Pole” di TK Kartika IX-8 Asrama Yonif Linud 305 Kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang.
Ke dua sebagai Sumber Informan, sumber data lain yang dapat memberikan
informasi pelengkap yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak terungkap dari
subyek penelitian, dan sekaligus sebagai triangulasi untuk menjamin akurasi data.
D. Teknik dan Instrumen Penelitian
Teknik penilitian data yang digunakan peniliti untuk mendapatkan data di
36
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 1. Teknik observasi
Peneliti mengamati secara langsung dalam kegiatan penelitian di lapangan,
Kartini Kartono (1996 : 157) menyatakan bahwa “observasi adalah studi yang
disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan
jalan pengamatan dan pencatatan”
2. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
Ciri utama adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi
(interviewer) dan sumber informasi (interviewee). Suharsimi Arikunto (1997 :
145) mengemukakan bahwa “wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(interviewee). Wawancara digunakan peneliti untuk menilai keadaan seseorang,
misalnya untuk mencari data tentang suatu variabel penelitian”.
3. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi ini merupakan teknik pengumpulan data, di mana
dokumen-dokumen berupa dokumen tertulis, kamera foto, maupun elektronik
lainnya penulis himpun dan dipilih sesuai fokus penelitian yang dilakukan. Alat
bantu dari pengambilan data di sini berupa : 1) catatan-catatan kecil selama proses
penelitian, 2) hasil potretan, untuk mendapatkan gambaran yang nyata pada
subjek saat penelitian dilakukan, 3) Pedoman wawancara yang berisi daftar
pernyataan penting yang harus ditanyak.
4. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini data hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif
dengan menggunakan tiga tahap yang digunakan secara berulang-ulang sejak
proses pengambilan data dilakukan. Teknik analisis data yang digunakan peneliti
37
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 a. Koleksi Data, pada tahap ini merupakan langkah awal dalam pengolahan
data. Dalam mengoleksi data, penulis melakukan observasi, wawancara
yang mendalam dengan subyek penelitian dan sumber informasi serta
mencari dokumentasi hasil pembelajaran. Hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi segera dituangkan penulis dalam bentuk tulisan dan analisis.
b. Reduksi Data, merupakan penelaahan kembali seluruh catatan hasil
observasi, wawancara dan dokumentasi. pada tahap ini akan diperoleh
hal-hal pokok yang berkaitan fokus penelitian tentang peningkatan matematika
anak dalam konsep berhitung melalui permainan “Gepuk Pole”
c. Display Data, merupakan kegiatan penyusunan hal-hal pokok yang sudah
dirangkum secara sistematis sehingga diperoleh tema dan pola secara jelas
tentang permasalahan agar mudah diambil kesimpulannya.
5. Kesimpulan dan Verifikasi
Pada tahap ini merupakan upaya untuk mencari makna dari data yang
dikumpulkan dan memantapkan kesimpulannya dengan cara membercheck atau
triangulasi yang dilakukan selama dan sesudah data dikumpulkan. Dengan
demikian proses verifikasi merupakan upaya mencari makna dari data yang telah
dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang
sering timbul dan lain sebagainya.
E. Batasan Istilah
Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathemata yang berarti
belajar atau hal yang dipelajari (Thing that are learned). Dalam bahasa Belanda
disebut weskunde atau ilmu pasti yang semuanya berkaitan dengan penalaran.
Matematika bukan sekedar berhitung tetapi pemecahan masalah atau kumpulan
kebenaran dan aturan.
Konsep berhitung merupakan bagian dari matematika yang sangat diperlukan
untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika, seperti pengenalan konsep
38
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain yang menyenangkan sehingga anak
secara mental siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut di SD.
Permainan Tradisional “Gepuk Pole” adalah permainan daerah dari Jawa
Timur yang memanfaatkan aset alam sekitar dan dimainkan oleh anak laki-laki
maupun perempuan di lapangan ataupun di halaman. “Gepuk” artinya memukul
dan “Pole” artinya batang kayu yang akan dipukul. Alat permainan “Gepuk Pole”
ini biasanya terbuat dari ranting pohon apa saja yang lurus berdiameter 2 cm.
Umumnya menggunakan ranting dari pohon mangga karena kuat dan tidak mudah
patah. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kisi – kisi Instrumen Penelitian
Meningkatkan Kemampuan Matematika Dalam Konsep Berhitung Melalui
Permainan Tradisional “Gepuk Pole”
Tehnik Pengumpulan Data : Observasi
Sumber Data : Guru
Sub Variabel Indicator Sub Indikator
A.Kemampuan Matematika Anak Taman Kanak-Kanak
1. Kemampuan
1) Mengukur panjang batang kayu melalui permainan tradisional “Gepuk Pole” di batu bata (tahap 1)
2) Mengukur panjang batang kayu melalui
permainan tradisional “:gepuk Pole” di
tangan (tahap 2)
3) Mengukur panjang batang kayu melalui permainan tradisional “Gepuk Pole” di kaki (tahap 3)
4) Membedakan benda berdasarkan uk panjang pendek
5) Membedakan benda berdasarkan uk banyak sedikit
39
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 kan lambang
bilangan
20
7) Menunjukkan lambang bilangan 1-20 8) Mencocokkan bilangan 1-20 dengan
lambang bilangannya
9) Menghitung dua kelompok benda yang digabungkan
10) Menyebutkan bilangan sesuai dengan hasil penjumlahan tertentu
11) Menyebutkan bilangan sesuai dengan hasil pengurangan tertentu
12) Menuliskan angka sesuai dengan jumlah gambar
13) Menunjukkan jumlah gambar berdasarkan angkanya
14) Menghubungkan gambar dengan angka 15) Mengelompokkan gambar dengan
jumlah yang sama
B. Media Permainan Tradisional “Gepuk Pole” 1. Perumusan Tujuan pembelajaran 2. Perencanaan Materi
3. Pemilihan Media /Sumber belajar 4. Penentuan Evaluasi
5. Kurikulum Pembelajaran Yang digunaKan
6. Perencanaan Rancangan Kegiatan Mingguan ( RKM ) 7. Perencanaaan Rancangan Kegiatan Harian ( RKH )
Tabel 3.3 Instrumen Penelitian
Lembar Pedoman Observasi Meningkatkan Kemampuan Matematika dalam Konsep Berhitung Melalui Permainan Tradisional "Gepuk Pole"
40
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
Anak dapat menyebutkan bilangan 1 – 20
Anak dapat menunjukkan lambang bilangan 1-20 Anak dapat mencocokkan bilangan 1-20 dengan lambang bilangannya
Anak dapat menghitung dua kelompok benda yang digabungkan dengan menghitung semua
Anak dapat menyebutkan bilangan sesuai dengan hasil penjumlahan tertentu
Anak dapat menyebutkan bilangan sesuai dengan hasil pengurangan tertentu
Anak mampu menuliskan angka sesuai jumlah gambar
Anak mampu menunjukkan jumlah gambar berdasarkan angkanya
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan matematika
dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “Gepuk Pole” di kelompok
B1 TK Kartika IX-8, Asrama Yonif Linud 305 Kostrad Karawang dapat diuraikan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kemampuan matematika dalam konsep berhitung pada anak kelompok B
TK Kartika IX-8 diidentifikasi adanya suatu masalah ketidak mampuan
anak dalam penjumlahan pengurangan bilangan. Peneliti merancang suatu
kegiatan pembelajaran matematika dalam konsep berhitung dan lambang
bilangan terutama penjumlahan dan pengurangan bilangan melalui
permainan tradisional “Gepuk Pole”.
2. Penerapan permainan tradisional “Gepuk Pole” dalam upaya
meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung pada
anak kelompok B TK Kartika IX-8, pada siklus I terdapat peningkatan
perkembangan kemampuan matematika dalam konsep berhitung lambang
bilangan dari masing-masing anak, namun belum sesuai harapan
dikarenakan masih ada beberapa anak yang belum tertarik dan mengerti
permainan tradisional “Gepuk Pole”. kemampuan anaki masih belum
optimal sehingga perlu dilakukan perbaikan siklus selanjutnya.
3. Peningkatan kemampuan matematika dalam konsep berhitung setelah
melakukan permainan tradisional “Gepuk Pole” pada anak kelompok B di
TK Kartika IX-8, pada siklus II menunjukkan peningkatan kemampuan
pada anak kelompok B dan memberikan dampak positif bagi kegiatan
pembelajaran yang dilakukan secara langsung di lapangan sehingga dapat
86
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014 lebih besar kepada anak dalam berinteraksi dan memberikan motivasi
berupa pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa
rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang
terkait dengan pendidikan anak usia dini khususnya di TK Kartika IX-8
Karawang. Adapun rekomendasi tersebut antara lain ditujukan :
1. Bagi Guru TK
a. Menjadikan permainan tradisional “Gepuk Pole” sebagai salah satu
alternatif peningkatan kemampuan matematika dalam berhitung.
b. Guru diharapkan memamhami kemampuan matematika yang dimiliki
oleh anak, mengingat sangat penting untuk dikembangkan sejak dini.
c. Sebagai fasilitator anak selama kegiatan permainan tradisional “Gepuk
Pole”, hendaknya guru lebih kreatif dan selalu berusaha untuk terus
membuat kegiatan permainan yang lebih bervariasi dan menarik anak.
2. Bagi Pengelola TK Kartika IX-8 Karawang
a. Penyediaan alat dan sumber belajar yang lebih ditingkatkan lagi, agar
kegiatan belajar anak lebih terfasilitasi dengan baik dan anak semakin
antusias dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
b. Pengelola hendaknya dapat mengikutsertakan pendidik untuk
mengikuti pelatihan demi untuk meningkatkan profesionalisme
pendidik terutama dalam pemilihan materi, metode, serta media
pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara
lebih mendalam lagi terhadap penerapan permainan tradisional “Gepuk
Pole” untuk meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep
87
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
b. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan kegiatan permainan
tradisional “Gepuk Pole” yang lebih baik lagi dengan memperluas dan
memvariasikan area dan alat permainan yang disesuaikan dengan
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
DAFTAR PUSTAKA
Beck.J.(2001). Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta: PT Pustaka Deleppratasa.
BPKB. Jawabarat . (2002). Modul Penyelenggaraan Kelompok Bermain. BPKB Jawa Barat.
Departemen Pendidikan Nasional (2003). Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: BP
Restindo Mediatama.
Hurlock Elizabeth B (1990). Perkembangan Anak jilid I dan II. Jakarta : Erlangga
Moloeng, Lexy j. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Nining Sriningsih, M.Pd. (2009). Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak
Usia Dini. Bandung : PUSTAKA SEBELAS
B.E.F.Montolalu, dkk. (2003). Bermain Dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka
Achmad DS. (2000). Permainan Berhitung Di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. (2002). Kompetensi Dasar Pendidikan