Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah berjalan bergitu pesat, dunia pendidikan Indonesia pun mau tidak mau harus mampu berjalan beriringan dan berkolaborasi dengan berbagai kemajuan tersebut. Pola dan sistem pendidikan yang konvensional dimana siswa hanya menjadi objek pembelajaran dan guru begitu dominan dalam proses pembelajaran (teacher center) harus mulai diganti dengan pola pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran seutuhnya (student center). Siswa harus diberikan kesempatan untuk aktif dalam pembelajaran
commit to user
dan seluas-luasnya untuk berkreasi. Sehingga siswa akan mampu dengan sendirinya mengkonstruksikan, membangun pemahaman dan memberi makna terhadap setiap informasi dan peristiwa yang dialamai dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran sejarah hakekatnya bertujuan agar siswa menyadari adanya keragaman pengalaman hidup pada masing-masing masyarakat dan adanya cara pandang yang berbeda terhadap masa lampau untuk memahami masa kini dan membangun pengetahuan serta pemahaman untuk menghadapi masa yang akan datang (Pusat Kurikulum, 2006). Agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai, guru memerlukan adanya alat bantu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mempermudah siswa memahami arti penting dibalik sebuah pristiwa.
Media pembelajaran dalam hal ini media audio visual mempunyai peran strategis dalam membantu guru dalam proses pembelajaran. Media audio visual juga bisa menjadi media alternatif yang mampu menarik ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran. Terlebih dalam pembelajran sejarah, dimana selama ini pelajaran sejarah dianggap sebagai pelajaran yang monoton dan membosankan, karena hanya menyajikan fakta-fakta dan cerita-cerita narasi begitu saja. Dengan hadirnya media audio visual dalam praktek pembelajaran sejarah diharapakan siswa akan mempunyai gambaran yang lebih utuh tentang sebuah peristiwa sejarah yang sedang dipelajari. Lebih dari itu dengan hadirnya media audio visual diharapkan akan mampu merangsang daya
commit to user
imajinasi dan kemampuan analisis siswa terhadap peristiwa sejarah yang ditayangkan dalam tayangan audio visual tersebut.
Media yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran sejarah berbasis Sejarah Perjuangan Adisutjipto untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta. Dengan penggunaan media pembelajaran yang mampu menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Diharapakan pembelajaran sejarah dapat menjadi pembelajaran yang menyenangkan, mampu meningkatkan sikap kritis siswa dalam pembelajaran sejarah, hingga pada akhirnya mampu membentuk jiwa dan kepribadian siswa yang bijak.
Kerangka berpikir dalam penelitian dan pengembangan ini, yakni Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Audio Visual Berbasis Perjuangan Adisutjipto untuk Meningkatkan Sikap Kritis Siswa pada Pembelajaran Sejarah di SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta
digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
commit to user
18
Bagan 1. Alur Kerangka Berpikir
Studi Pendahuluan Pengembangan Eksperimen
Analysis
Uji Efektifitas Implementasi
Development Design
Implementasi Pengembangan
Media Draf Media
Analysis Kebutuhan
Sikap Kritis Siswa dalam Pembelajaran Studi
Lapangan Observasi dan
Wawancara Studi
Kepustakaan Validasi Tim
Ahli
Model Hipotetik Revisi
commit to user D. Model Hipotetik
Berdasarkan kajian teori dan pengamatan di lapangan, model hipotetik penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model ADDIE. Model ADDIE adalah model bertujuan umum yang selain sering digunakan untuk menciptakan produk pembelajaran, juga dapat diaplikasikan untuk mendesain suatu program. Model ADDIE pertama kali dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda pada tahun 1990-an (Molenda, 2008: 107). Desain pembelajaran ADDIE adalah pendekatan sistematis mengenai bahan ajar dan aktivitas belajar yang terdiri atas komponen analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. (Suranto, 2011: 154).
Tujuan model ADDIE lebih mengarah pada pembelajaran yang
“berpusat pada siswa” daripada pembelajaran yang “berpusat pada guru”
sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara lebih efektif. Artinya, setiap komponen pembelajaran dikelola berdasarkan tujuan atau hasil pembelajaran yang telah ditentukan setelah melalui analisis kebutuhan siswa.
Model ADDIE merupakan model dimana setiap fase saling berhubungan dan dinamis. Hasil evaluasi formatif masing-masing fase menuntun fase berikutnya. Hasil akhir setiap fase adalah permulaan bagi fase berikutnya.
Berikut penjelasan lima tahapan yang mengacu pada model ADDIE (Molenda, 2008 : 107-109):
commit to user 1. Analysis (analisa)
Analisis merupakan langkah pertama dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah analisis melalui dua tahap yaitu: 1) Analisis Kinerja. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. 2) Analisis kebutuhan.
analisis ini merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu di pelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.
Berdasarkan hasil studi lapangan yang peneliti lakukan, diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA Angkasa Adisutjipto cenderung monoton, model pembelajaran yang digunakan juga kurang bervariasi dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang belum maksimal. Hal tersebut berdampak pula terhadap antusiasme dan sikap kritis siswa dalam pembelajaran sejarah. Melihat hal tersebut membuat peneliti ingin mengembangkan media audio visual dengan mengambil materi berbasis sejarah perjuangan Adisutjipto.
commit to user 2. Design (rancangan)
Tahap design merupakan inti dari langkah analisis kerja yaitu mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusi yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan.
Tahapan ini adalah analog dengan pembuatan silabus. Langkah-langkah dalam tahapan ini adalah membuat silabus yang meliputi;
memilih standar kompetensi yang telah dibuat dalam tahapan analisis, menentukan kompetensi dasar, menetukan indikator keberhasilan, memilih bentuk penilaian, menentukan sumber dan bahan ajar, menerapkan strategi pembelajaran dan membuat storyboard. Kompetensi Dasar yang diambil dalam penelitian ini adalah Perjuangan Bangsa Indonesia memepertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda. Setelah materi tersusun, selanjutnya menyusun perangkata media. Media yang digunakan dalam penelitian ini berupa media audio visual berbasis sejarah perjuangan Adisutjipto. Draf Media tersebut direvisi sehingga dihasilkan media yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Development (pengembangan)
Tahapan ini merupakan tahapan ketiga dalam model desain ADDIE. Tahap ini terdiri dari beberapa langkah diantaranya adalah kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar.
Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk
commit to user
digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program.
Dalam melakukan langkah pengembangan ada dua tujuan penting yang perlu dicapai, langkah pertama adalahmemproduksi, merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan sebelumnya. Langkah kedua adalah memilih media atau mengkombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam tahap ini, draf media yang telah dibuat dan direvisi akan dilakukan validasi oleh tim ahli. Tim ahli yang terkait dalam validasi tersebut adalah ahli media dengan ahli pembelajaran.
Setelah media audio visual divalidasi maka layak untuk diimplementasikan pada tahap berikutnya. Kondisi kelas harus dapat dipastikan telah siap, sehingga guru dan peserta didik dipersiapkan juga untuk melaksanakan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media audio visual berbasis sejarah perjuangan Adisutjipto.
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
Tahap ini merupakan tahapan keempat dalam model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini adalah membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi, menjamin terjadinya pemecahan masalah untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa, dan memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu
commit to user
memiliki kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran sejarah.
Pada tahapan implementasi media yang telah dirancang dilakukan dengan cara uji satu-satu, uji kelompok kecil, uji kelompok besar, dan uji guru. Uji satu-satu, uji kelompok kecil, dan uji kelompok besar untuk mendapat masukan dari peserta didik. Uji guru untuk mendapat masukan dari guru kelas yang mengajarkan mata pelajaran Sejarah.
5. Evaluation (evaluasi/umpan balik)
Tahap evaluasi merupakan proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, mengetahui peningkatan kompetensi dalam diri siswa yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran, dan memperoleh keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pada tahap ini, akan dilakukan uji efektivitas yang akan ditentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen akan diberi perlakuan yang telah peneliti setting dengan menggunakan media audio visual, sedangkan kelompok kontrol hanya menggunakan media power point. Tahap
commit to user
evaluasi dan revisi merupakan tahap yang terakhir. Pada tahap revisi dilakukan terhadap semua komponen yang telah dipilih.
Komponen revisi yang paling penting adalah dari siswa, karena siswa tersebut sebagai pengguna dari media. Berikut bagan pengembangan model ADDIE yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini:
commit to user EVALUATION
Bagan 2. Model Hipotetik
Pengamatan lapangan, kajian pustaka, persiapan laporan tentang pokok persoalan:
1. Media pembelajaran yang digunakan guru.
2. Pengembangan media yang pernah dilakukan guru.
3. Media yang dibutuhkan guru dalam proses pembelajaran.
4. Hambatan yang dihadapi guru dalam mengembangkan media pembelajaran.
Menyiapkan materi yang akan disampaikan sesuai SK
& KD pada silabus
Mengumpulkan foto-foto yang berkaitan dengan perjuangan Adisutjipto
DEVELOPMENT (Pengembangan Produk Media Audio Visual) Merangkai materi
oleh guru dan siswa Evaluasi Mulai
IMPLEMENTATION
UJI EFEKTIFITAS
Kelas Eksperimen
Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Sejarah Perjuangan Adisutjipto Kelas Kontrol
commit to user
Bagan 3: Bagan Hipotesis Prosedur Pengembangan Media Audio Visual Berbasis Sejarah Perjuangan Adisutjipto Untuk Meningkatkan Sikap Kritis Siswa Dalam
Pembelajaran Sejarah Di SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta.
Desain
Mampu diterima Guru dan Siswa Revisi III
Evaluasi Produk
Kelas Eksperiment Uji Efektivitas
Kelas Kontrol
Media Pengembangan Media Audio Visual Berbasis Sejarah Perjuangan Adisutjipto Untuk Meningkatkan Sikap Kritis Siswa Dalam Pembelajaran
Sejarah Di SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta
Analisis Pembelajaran
Analisis Kebutuhan Guru Analisis Kebutuhan Siswa
Identifikasi Proses pembelajaran Sejarah di Lapangan
commit to user