• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Kerangka Berpikir

Secara umum dapat dikatakan tingkat pendidikan seseorang dapat mencerminkankemampuan intelektual dan jenis keterampilan yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Memang sudah menjadi kebiasaan dan hal yang umum bahwa pendidikan seseorang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan seseorang.

Menurut B. Flippo Edwin dalam Sedarmayanti 2007 pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan kita secara menyeluruh.

Dalam penerimaan karyawan, “kwalifikasi pekerja yang dibutuhkan untuk memangku suatu jabatan seperti pendidikan, pengalaman, keterampilan, harus dimiliki. Sudarsono (2001:74), dengan semakin tinggi pendidikan seseorang maka dia akan memiliki pengetahuan atau wawasan yang luas dan didukung

dengan pengalaman kerja yang dimilikinya, maka seorang dosen sudah memiliki nilai plus dalam melakukan tanggung jawabnya.

Manullang dan Marihot (2001),“bahwa kemampuan seseorang ditentukan oleh kualifikasi pendidikan, pengalaman, dan sifat-sifat pribadi."

Pendidikan yang dimiliki dosen berkaitan dengan kinerja dosen. Hal ini disebabkan jenis-jenis pekerjaan tertentu membutuhkan spesifikasi kemampuan tertentu yang diperoleh dari pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang diharapkan mampu mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang semakin besar pula. Pendidikan disini juga terkait dengan tingkat kemampuan yang dikuasai, seperti kemampuan analisis, memimpin, mengambil keputusan, dan menguasai teknologi.

Menurut Robbins (2003), masa kerja dosen berpengaruh terhadap kinerja dosen. Masa kerja yang dimaksud disini adalah senioritas dalam menguasai suatu pekerjaan tertentu.

Sebagai contoh seorang dosen yang memiliki masa kerja lebih lama akan lebihberpengalaman dibandingkan dengan seorang dosen baru sehingga dari sisi pengalaman kerja dosen senior akan lebih produktif. Masa kerja juga cenderung berkaitan dengan turn over dosen. Dosen dengan pengalaman kerja lebih lama lebih sedikit yang berkeinginan untuk keluar dari pekerjaan, sehingga masa kerja dosen dapat dijadikan predictor untuk turn over dosen di masa depan. Kaitan dengan kinerja kerja tentu saja denggan semakin sedikit turn over dosen, maka kinerja kerja secara keseluruhan akan dapat meningkat, karena dosen dapat lebih berkonsentrasi untuk pengerjaan tugas-tugasnya.

Untuk mencapai suatu keberhasilan diperlukan pesan baik dari perusahaan atau karyawan itu sendiri perusahaan memberikan sarana berupa kegiatan pendidikan dan pelatihan, menyekolahkan karyawan diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada perusahaan. Karyawan bisa dikatakan sebagai asset perusahaan maka perlu mengetahui bagaimana cara memenuhi kebutuhan karyawan dimana pun kebutuhan mendasar bagi setiap mereka berada adalah dalam menjalani peran karyawan ataupun perusahaan sebagai pencari nafkah utama bagi kebutuhannya.

Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya dan orang berharap bahwa aktifitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada situasi keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya Anoraga dalam Gunawami (2004:1).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada diri manusia terdapat kebutuhan-kebutuhan yang pada dasarnya nanti membentuk tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan dipenuhinya. Demi mencapai tujuan-tujuan itu, organisasi terdorong untuk melakukan suatu aktivitas yang dikenal dengan bekerja.

Kualitas dan kemampuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan latihan, motivasi, etos kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan. Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung dengan pelaksanaan tugas semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula produktivitas kerja.

Setiap organisasi atau lembaga memiliki ciri tersendiri, baik dalam hal tujuan, visi dan misi serta beragamnya sumber daya yang dimiliki, tetapi pada dasarnya setiap perusahaan pasti menginginkan kinerja terbaik dari seluruh

karyawannya. Dengan adanya kinerja yang tinggi dari pada dosen akan mempermudah lembaga mencapai tujuan.

Dalam kenyataannya kinerja seseorang akan dapat berbeda dengan orang lain. Agar kinerja dari setiap karyawan dapat meningkat diperlukan suatu pendorong atau faktor yang dapat membuat kinerja dosen tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Menurut Prawira dalam Gunawan (2004:1) faktor-faktor yang mempengaruhi relative kompleks. Bisa jadi faktor instrinsik (tingkat pendidikan, pengetahuan, ketrampilan, motivasi, kesehatan dan pengalaman) dan faktor ekstrinsik (kompetensi, iklim kerja, kepemimpinan, fasilitas kerja dan hubungan sosial).

Dengan demikian, terlihat adanya kinerja yang baik sehingga mencapai produktivitas kerja yang tinggi, sudah tentu untuk dapat mendorong sumber daya manusia di perusahaan agar memberikan kontribusi yang maksimal, tidak lepas dari kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan. Salah satu kewajiban pokok yang perlu diperhatikan terhadap sumber daya manusia perusahaan adalah memenuhi kesejahteraannya.

Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi\perusahaan seringkali menjadi isu yang sangat penting. Konsep dari komitmen adalah salah satu aspek penting dari filosofi manajemen sumber daya manusia. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Guest (1987) dalam Armstrong(2002), kebijakan manajemen sumber daya manusia didesain untuk memaksimalkan integrasi organisasi, komitmen organisasi, komitmen kerja pegawai, fleksibilitas, dan kualitas kerja.

Ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan (SWA, Maret 2004). Pertama, menumbuhkan sense of ownership. Kondisi ini akan tercapai bila manajemen melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan. Namun dalam banyak kasus, manajemen masih memposisikan diri sebagai thinkers, sedangkan pegawainya disarankan hanya untuk bekerja. Dapat dikatakan pegawai hanya dijadikan semacam robot. Kondisi semacam ini akan sulit menumbuhkan komitmen pegawai.

Aspek kedua adalah trust (kepercayaan) terhadap manajemen. Pegawai yang tidak punya kepercayaan kepada manajemen, kecil kemungkinannya mereka punya komitmen tinggi. Berbeda dengan jika ada kepercayaan, mereka tidak akan terpancing oleh isu-isu tak sedap di perusahaan dan tidak mudah diprovokasi untuk melakukan mogok atau demo. Pegawai akan berusaha menunjukkan kemampuan terbaiknya dan merasa senang jika bisa memberikan yang terbaik kepada perusahaan\lembaga. Jika kondisi semacam ini bisa dicapai, maka tidak diperlukan pengawasan terus- menerus terhadap kinerja pegawai bersangkutan.

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Pendidikan Senioritas Komitmen kerja Kerja Kinerja Dosen ja Dos

Dokumen terkait