• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendidikan, Senioritas dan Komitmen Kerja terhadap Kinerja Dosen di Politeknik Negeri Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pendidikan, Senioritas dan Komitmen Kerja terhadap Kinerja Dosen di Politeknik Negeri Medan"

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN, SENIORITAS DAN KOMITMEN

KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN

DI POLITEKNIK NEGERI MEDAN

TESIS

Oleh:

NETTY

087019036/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH PENDIDIKAN, SENIORITAS DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN

DI POLITEKNIK NEGERI MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

NETTY NIM: 087019036 / IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH PENDIDIKAN, SENIORITAS DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN DI POLITEKNIK NEGERI MEDAN Nama Mahasiswa :N E T T Y

Nomor Pokok :087019036 Program Studi :Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Rismayani,SE, MS) Ketua

(Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc) Anggota

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS)

Direktur

(Prof. Dr. Ir. A.Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal :16 Agustus 2012

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Rismayani, MS

Anggota : 1. Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc 2. Prof. Dr. Paham Ginting, MS

(5)

PERNYATAAN

Judul Tesis

PENGARUH PENDIDIKAN, SENIORITAS DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN DI

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Master Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu

darihasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantum

kansumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan

ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis

ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang

penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundngan

yang berlaku.

Medan, 16 Agustus 2012 Penulis,

(6)

PENGARUH PENDIDIKAN, SENIORITAS DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN

DI POLITEKNIK NEGERI MEDAN ABSTRAK

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui sistem pendidikan yang dapat dihandalkan. Proses pembelajaran yang baik sangat tergantung pada kinerja dosen. Untuk itu kinerja dosen harus selalu ditingkatkan. Upaya-upaya meningkatkan kinerja dosen dapat dilakukan dengan cara memperhatikan pendidikan, senioritas juga komitmen kerja dosen dalam melakukan tugas-tugasnya. Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan masalah sebagai berkut: Bagaimana pengaruh pendidikan, senioritas dan komitmen kerja dosen terhadap kinerja dosen Politeknik Negeri Medan?Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan, senioritas dan komitmen kerja terhadap kinerja dosen Politeknik Negeri Medan.Dari ketiga variabel tersebut, terdapat 6 indikator untuk mengukur pendidikan, 8 indikator untuk mengukur senioritas dan 8 indikator untuk mengukur komitmen kerja dan 38 kuesioner mengukur kinerja dosen.Populasi penelitian ini adalah seluruh dosen tetap Politeknik Negeri Medan, yaitu sebanyak 310 orang, dengan sampel sebanyak 76 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, interview dan studi dokumentasi. Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif kuantitatif yang didukung dengan metode survei. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas yang terdiri dari pendidikan (X1), senioritas (X2), komitmen kerja (X3), sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja dosen (Y). Variabel-variabel diukur dengan menggunakan skala Likert dengan nilai antara 1-5. Analisis data menggunakan metode regresi linier berganda (multiple linear regression). Uji F, uji t dan R-Square digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5%).Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan dan komitmen kerja baik secara parsial maupun secara simultanterhadapkinerjadosenPoliteknikNegeri Medan.Sedangkan variabel senioritastidakberpengaruh terhadapkinerjadosenPoliteknikNegeri Medan. Variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi kinerja dosen adalah variabel pendidikan dengan standardized coefficient 1,140, sedangkan senioritas 0,494 dan komitmen kerja 0,892terhadapkinerjadosenPoliteknikNegeri Medan. Koefisien determinasi (R-Square) menunjukkan bahwa variabel bebas yang diteliti mampu menjelaskanvariasidarivariabelterikat sebesar 49,20%, dan sisanya sebesar 50,80% dijelaskan oleh variabel bebas lainnya yang belum diteliti.

(7)

THE INFLUENCE OF EDUCATION, SENIORITY AND WORK COMMITMENT ON THE PERFORMANCE OF THE

LECTURERS AT POLITEKNIK NEGERI MEDAN

ABSTRACT

One of the efforts that can be done in meeting the need for qualified human resources is through a reliable education system. The good process of learning is very much dependent on the performance of lecturers; therefore, the performance of lecturers must be improved. The efforts to improve the performance of lecturers can be implemented by paying attention to the education, seniority and work commitment of the lecturers in performing their jobs. The problem of this study was how education, seniority and work commitment of the lecturers influenced the performance of lecturers at Politeknik Negeri Medan (State Polytechnic of Medan). The purpose of this study was to find out and analyze the influence of education, seniority and work commitment on the performance of lecturers at Politeknik Negeri Medan. Of the three variables, there were 6 indicators to measure education, 8 indicators to measure seniority and 8 indicators to measure work commitment and 38 questionnaires to measure the performance of the lecturers. The population of this study was all of the 310 permanent lecturers at Politeknik Negeri Medan, and 76 of them were selected as the samples for this study. The data for this study were obtained through documentation study and questionnaire-based interviews. The variables of this descriptive quantitative survey study were independent variables comprising education (X1), seniority (X2), and work commitment (X3) while its dependent variable was the performance of lecturers (Y). The variables were measured by using Likert Scale with the value between1 – 5. The obtained were analyzed through multiple linear regression tests. F-test, t-test and R-Square were used to explain the influence of the independent variables on the dependent variable with level of confidence 95% (α = 5%). The result of this study showed that, partially or simultaneously, there was a positive and significant influence between education and work commitment on the performance of lecturers at Politeknik Negeri Medan, while the variable of seniority did not have any influence on the performance of lecturers at Politeknik Negeri Medan. The most dominant independent variable influencing the performance of lecturers at Politeknik Negeri Medan was education with standardized coefficient of 1.140 while seniority 0.494 and work commitment 0.892. R-Square showed that the independent variable studied can explain the variation of dependent variable for 49.20% and the remaining 50.80% is explained by the other independent variables which have not been studied.

(8)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penelitian ini merupakan Tugas Akhir pada Program Magister Ilmu

Manajemen di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian

yang dilakukan penulis: “Pengaruh Pendidikan, Senioritas dan Komitmen Kerja

terhadap Kinerja Dosen di Politeknik Negeri Medan.”

Selama melakukan penelitian dan penulisan Tesis ini, penulis banyak

memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc. (CTM), Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak, Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS, selaku Ketua Program Studi

Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,

sekaligus selaku Ketua Komisi Pembanding.

4. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, MS, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang

telah membimbing dan mengarahkan dalam penulisan Tesis ini

5. Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc, selaku Anggota Komisi Pembimbing

yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

(9)

6. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS, Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja,

SE, M,Si dan Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA, selaku Komisi

Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan.

7. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai di Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Kedua orang tua yang kucintai dan kusayangi Ayahanda M. Pandiangan dan

Ibunda B.U Br Silalahi atas doa dan dukungan serta semangat yang

diberikan.Suamiku Drs. Mahler Tamba dan keempat orang anakku Chandra

Septian Tamba, Indira Rosalyn Tamba, Harry Andriano Tamba dan Riyanti

Solafide Tamba, atas dukungan, perhatian dan semangat serta doa yang

diberikan kepada penulis.Seluruh rekan-rekan kerja di Politeknik Negeri

Medanyang tidak dapat kusebutkan satu per satu dan mahasiswa angkatan

XIV di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari Tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan masih

jauh dari sempurna, namun harapan penulis semoga Tesis ini bermanfaat

kepada seluruh pembaca.

Semoga Tuhan memberkati dan melindungi kita senantiasa Amin.

Medan, 16Agustus 2012 Penulis

(10)

RIWAYAT HIDUP

N e t t y lahir di Berastagi pada tanggal 02 Februari 1965, anak pertama

dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda M. Pandiangan dan Ibunda B.U. Br

Silalahi. Menempuh pendidikan Sekolah Dasar tahun 1971 di Sekolah Dasar

SD Negeri 3 Sidikalang tamat dan lulus tahun 1977 dari SD Methodist I Rantau

Prapat. Selanjutnya melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama SMP

Negeri I Kisaran tamat dan lulus tahun 1980 kemudian melanjut ke Sekolah

Menengah Atas di SMA Negeri I Kisaran tamat dan lulus tahun 1983. Pada tahun

1983 melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Strata 1) pada Fakultas Ekonomi

Manajemen Universitas Sumatera Utara tamat dan lulus tahun 1988. Pada tahun

1990 mulai bekerja di Politeknik Negeri Medan sebagai Staf Pengajar (Dosen)

Pegawai Negeri Sipil. Pada tanggal 10 Juli 1992 menikah dengan Mahler Tamba

dan dikarunia Tuhan empat orang anak dua orang putera dan dua orang puteri

masing-masing bernama Chandra Septian Tamba, Indira Rosalyn Tamba, Harry

Andriano Tamba, Riyanti Solavide Tamba. Pada tahun 1995 sesuai dengan

program pengembangan dosen Politeknik Negeri Medan mengikuti Metodologi

Pengajaran (Methodology of Teaching) bidang keahlian Administrasi Bisnis di

Bandung. Setelah selesai mengikuti pendidikan dan pelatihan kembali bekerja

mengajar sampai sekarang di Jurusan Administrasi Niaga Program Studi

Administrasi Bisnis. Selanjutnya pada tahun 2008 melanjutkan pendidikan ke

Program Magister (S2) pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen di Sekolah

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Teori Tentang Pendidikan ... 11

2.1.1. Arti dan Pentingnya Pendidikan ... 11

2.1.2. Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan... 14

2.1.3. Peran Pendidikan Tinggi dalam Pembangunan ... 17

2.2. Teori Tentang Senioritas ... 23

2.2.1. Pengertian Senioritas ... 23

2.3. Teori Tentang Komitmen Kerja ... 25

2.3.1. Pengertian Komitmen Kerja ... 25

2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Kerja . 30 2.4. Teori Tentang Kinerja ... 31

2.4.1. Pengertian Kinerja... 31

2.4.2. Pengertian Kinerja Dosen ... 32

2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja... 38

2.5. Kerangka Berpikir ... 39

2.6. Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

3.2. Jenis Penelitian ... 45

3.3. Populasi dan Sampel ... 45

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 48

3.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 48

3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 51

3.7.1. Uji Validitas ... 52

(12)

3.8. Model Analisis Data ... 55

3.9. Pengujian Asumsi Klasik ... 58

3.9.1. Uji Normalitas ... 58

3.9.2. Uji Multikolinearitas ... 59

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1. Hasil Penelitian ... 61

4.1.1. Gambaran Umum Politeknik Negeri Medan ... 61

4.1.2. Visi dan Misi Politeknik Negeri Medan ... 63

4.1.3. Struktur Organisasi Politeknik Negeri Medan ... 63

4.1.4. Karakteristik Responden... 66

4.1.4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis Kelamin ... 66

4.1.4.2. Karakteristik responden berdasarkan umur ... 67

4.1.4.3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat Pendidikan ... 68

4.1.5. Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian ... 68

4.1.5.1. Penjelasan responden atas variabel pendidikan ... 68

4.1.5.2. Penjelasan responden atas variabel senioritas... 73

4.1.5.3. Penjelasan responden atas variabel komitmen Kerja ... 74

4.1.5.4. Penjelasan responden atas variabel kinerja Dosen ... 77

4.1.6. Pengujian Asumsi Klasik... 83

4.1.6.1. Uji Normalitas ... 83

4.1.6.2. Uji Multi Kolinearitas ... 85

4.1.6.3. Uji Heteroskedastisitas ... 86

4.1.7. Hasil Regresi Berganda ... 88

4.1.8. Koefisien Determinasi (R-Square) ... 90

4.1.9. Uji Secara Serempak ... 91

4.1.10 Uji Secara Parsial ... 92

4.2. Pembahasan ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

5.1. Kesimpulan ... 102

5.2. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(13)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman 1.1. Rekapitulasi Pendidikan Dosen Politeknik Negeri Medan

(Keadaan Sampai Mei 2012) ... 2

1.2. Rekapitulasi Kepangkatan Dosen Politeknik Negeri Medan (Keadaan Sampai Mei 2012) ... 4

1.3. Senioritas Berdasarkan Tahun Masuk Terhitung Mulai Tahun (TMT) ... 5

1.4. Realisasi Kehadiran Dosen Politeknik Negeri Medan Semester ... 7

1.5. Data Penelitian Dosen Tahun 2007-2010 ... 8

3.1. Jumlah Sampel Penelitian... 47

3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian... 50

3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Pendidikan, Senioritas, Komitmen dan Kinerja ... 53

3.4. Uji Reliabilitas Variabel Pendidikan ... 54

3.5. Uji Reliabilitas Variabel Senioritas ... 54

3.6. UjiReliabilitas Variabel Komitmen ... 55

3.7. Uji Reliabilitas Variabel Kinerja ... 55

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 67

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 68

4.4. PenjelasanResponden Atas Variabel Pendidikan... 69

4.5. PenjelasanResponden Atas Variabel Senioritas ... 73

4.6. PenjelasanResponden Atas Variabel Komitmen Kerja ... 75

4.7. PenjelasanResponden Atas Variabel Kinerja Dosen ... 77

4.13.Hasil Uji Normalitas ... 84

4.14.Hasil Multikolinearitas ... 85

4.15.Hasil Uji Heterokedastisitas ... 87

4.16.Hasil Uji Regressi Pendidikan, Senioritas dan komitmen Kerja terhadap Kinerja Dosen ... 89

4.17.Nilai Koefisien Determinasi ... 90

4.17.Hasil Uji Serempak (Uji F) ... 91

(14)

DAFTAR GAMBAR

No JudulHalaman

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir……… 43

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Politeknik Negeri Medan ... 65

Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas ... 84

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

Lampiran 1. Sasaran Mutu Politeknik Negeri Medan ... 106

Lampiran 2. Uji Validitas Variabel Pendidikan (X1) ... 107

Lampiran 3. Uji Validitas Variabel Senioritas (X2) ... 113

Lampiran 4 Uji Validitas Variabel Komitmen Kerja (X3) ... 117

Lampiran 5. Uji Validitas Variabel Kinerja Dosen (Y) ... 122

Lampiran 6. Hasil Regresi ... 135

(16)

PENGARUH PENDIDIKAN, SENIORITAS DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN

DI POLITEKNIK NEGERI MEDAN ABSTRAK

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui sistem pendidikan yang dapat dihandalkan. Proses pembelajaran yang baik sangat tergantung pada kinerja dosen. Untuk itu kinerja dosen harus selalu ditingkatkan. Upaya-upaya meningkatkan kinerja dosen dapat dilakukan dengan cara memperhatikan pendidikan, senioritas juga komitmen kerja dosen dalam melakukan tugas-tugasnya. Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan masalah sebagai berkut: Bagaimana pengaruh pendidikan, senioritas dan komitmen kerja dosen terhadap kinerja dosen Politeknik Negeri Medan?Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan, senioritas dan komitmen kerja terhadap kinerja dosen Politeknik Negeri Medan.Dari ketiga variabel tersebut, terdapat 6 indikator untuk mengukur pendidikan, 8 indikator untuk mengukur senioritas dan 8 indikator untuk mengukur komitmen kerja dan 38 kuesioner mengukur kinerja dosen.Populasi penelitian ini adalah seluruh dosen tetap Politeknik Negeri Medan, yaitu sebanyak 310 orang, dengan sampel sebanyak 76 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, interview dan studi dokumentasi. Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif kuantitatif yang didukung dengan metode survei. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas yang terdiri dari pendidikan (X1), senioritas (X2), komitmen kerja (X3), sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja dosen (Y). Variabel-variabel diukur dengan menggunakan skala Likert dengan nilai antara 1-5. Analisis data menggunakan metode regresi linier berganda (multiple linear regression). Uji F, uji t dan R-Square digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5%).Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan dan komitmen kerja baik secara parsial maupun secara simultanterhadapkinerjadosenPoliteknikNegeri Medan.Sedangkan variabel senioritastidakberpengaruh terhadapkinerjadosenPoliteknikNegeri Medan. Variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi kinerja dosen adalah variabel pendidikan dengan standardized coefficient 1,140, sedangkan senioritas 0,494 dan komitmen kerja 0,892terhadapkinerjadosenPoliteknikNegeri Medan. Koefisien determinasi (R-Square) menunjukkan bahwa variabel bebas yang diteliti mampu menjelaskanvariasidarivariabelterikat sebesar 49,20%, dan sisanya sebesar 50,80% dijelaskan oleh variabel bebas lainnya yang belum diteliti.

(17)

THE INFLUENCE OF EDUCATION, SENIORITY AND WORK COMMITMENT ON THE PERFORMANCE OF THE

LECTURERS AT POLITEKNIK NEGERI MEDAN

ABSTRACT

One of the efforts that can be done in meeting the need for qualified human resources is through a reliable education system. The good process of learning is very much dependent on the performance of lecturers; therefore, the performance of lecturers must be improved. The efforts to improve the performance of lecturers can be implemented by paying attention to the education, seniority and work commitment of the lecturers in performing their jobs. The problem of this study was how education, seniority and work commitment of the lecturers influenced the performance of lecturers at Politeknik Negeri Medan (State Polytechnic of Medan). The purpose of this study was to find out and analyze the influence of education, seniority and work commitment on the performance of lecturers at Politeknik Negeri Medan. Of the three variables, there were 6 indicators to measure education, 8 indicators to measure seniority and 8 indicators to measure work commitment and 38 questionnaires to measure the performance of the lecturers. The population of this study was all of the 310 permanent lecturers at Politeknik Negeri Medan, and 76 of them were selected as the samples for this study. The data for this study were obtained through documentation study and questionnaire-based interviews. The variables of this descriptive quantitative survey study were independent variables comprising education (X1), seniority (X2), and work commitment (X3) while its dependent variable was the performance of lecturers (Y). The variables were measured by using Likert Scale with the value between1 – 5. The obtained were analyzed through multiple linear regression tests. F-test, t-test and R-Square were used to explain the influence of the independent variables on the dependent variable with level of confidence 95% (α = 5%). The result of this study showed that, partially or simultaneously, there was a positive and significant influence between education and work commitment on the performance of lecturers at Politeknik Negeri Medan, while the variable of seniority did not have any influence on the performance of lecturers at Politeknik Negeri Medan. The most dominant independent variable influencing the performance of lecturers at Politeknik Negeri Medan was education with standardized coefficient of 1.140 while seniority 0.494 and work commitment 0.892. R-Square showed that the independent variable studied can explain the variation of dependent variable for 49.20% and the remaining 50.80% is explained by the other independent variables which have not been studied.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dalam menghadapi persaingan di dunia lapangan kerja yang semakintinggi

tingkat kompetisinya, harapan masyarakat terhadap perguruan tinggi sebagai

pencipta sumber daya manusia semakin tinggi pula bahkan perguruan tinggi harus

sudah berjalan berdasarkan market oriented. Demikian juga perguruan tinggi saat

ini harus siap menghadapi perubahan teknologi yang langsung berdampak pada

dunia pendidikan dan kesiapan perguruan tinggi untuk melakukan adaptasi dan

perubahan pendidikan yang menuntut keseriusan seluruh pihak dari lembaga

pendidikan untuk dapat melangsungkan hidup perguruan tinggi itu dengan

meningkatkan kinerja lembaga itu sendiri.

Pada saat ini masalah pendidikan yang serius sedang dihadapi oleh

Indonesia yaitu berkisar pada masalah mutu pendidikan, kesiapan tenaga

pendidik, fasilitas dan lapangan kerja. Perguruan tinggi yang menghasilkan

sumber daya manusia harus memperhatikan kinerja sumber daya manusia dalam

proses belajar mengajar. Upaya untuk meningkatkan kinerja perguruan tinggi

tidak terlepas dari kinerja seluruh dosen yang menjadi inti dari proses belajar

mengajar. Kinerja dosen dalam proses belajar mengajar bukanlah hanya

memandang pada kemampuan mengajar di ruang kelas, namun harus menyangkut

Tri Dharma perguruan tinggi (Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan

(19)

Sehubungan dengan program pemerintah tentang Sertifikasi Dosen yang

bermuara pada peningkatan jenjang pendidikan dosen untuk meningkatkan

kwalitas pengajaran melalui pendidikan yang relevan dengan bidang pengajaran

merupakan jaminan pada peningkatan kwalitas proses belajar mengajar.

Sebaliknya jenjang pendidikan yang kurang relevan akan berpengaruh terhadap

proses belajar mengajar. Jenjang pendidikan dosen dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1.

Rekapitulasi Pendidikan Dosen Politeknik Negeri Medan (Keadaan sampaiMei 2012)

No. Jurusan Pendidikan Jumlah S1 S2 S3

1. Teknik Sipil 27 14 - 41 2. Teknik Elektro 53 19 - 72 3. Teknik Mesin 53 20 2 75

4. Akuntansi 51 27 - 78

5. Administrasi Niaga 18 26 - 44

Jumlah 202 106 2 310

Sumber: Bagian Kepegawaian Politeknik Negeri Medan Tahun 2012 (Data telah diolah)

Dari Tabel di atas dapat dilihat pendidikan S1 65,16%, S2 34,19% dan S3

0,64%. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dosen sangat jauh dari yang

diharapkan. Masih rendahnya pendidikan dosen S2 tidak sampai 50% juga

pendidikan dosen S3 masih sangat minim sekali. Mungkin juga hal ini

disebabkan oleh pendidikan politeknik hanya Diploma 3. Diharapkan melalui

pendidikan yang lebih tinggi maka seorang dosen memiliki kemampuan

intelektual yang lebih baik, memiliki pengetahuan yang luas dan wawasan yang

lebih maju, dan lebih kreatif, sehingga dapat menjadi motivasi untuk bekerja

dalam proses belajar mengajar dengan cara yang lebih baik lagi sehingga kedepan

(20)

Namun demikian terlihat fenomena bahwa lembaga masih belum

menyadari bahwa dosen adalah asset yang utama dalam menentukan keberhasilan

organisasi. Lembaga juga belum membuat suatu perencanaan yang matang

tentang pengembangan sumber daya dosen untuk masa yang akan datang. Dosen

bekerja hanya sebagai rutinitas saja mencurahkan tenaga dan pikiran tetapi

pengembangan pendidikan ke depan masih belum direncanakan dengan baik.

Saat ini pekerjaan sebagai dosen masih merupakan bidang pekerjaan yang

kurang diminati dibandingkan pekerjaan lain. Selain itu, masalah yang harus

dihadapi perguruan tinggi adalah masalah kaderisasi, terutama dengan banyaknya

jumlah tenaga kependidikan yang akan memasuki masa pensiun. Masalah lain

yang dihadapi kebanyakan perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi negeri

adalah cukup banyaknya dosen yang melakukan kegiatan di luar kampus demi

mencukupi kebutuhan finansial karena gaji sebagai dosen (Pegawai Negeri Sipil)

dirasakan masih kurang. Sehubungan dengan itu maka dikeluarkan pemerintah

suatu kebijakan melalui Peraturan Mendiknas RI No. 47 Tahun 2009

TentangSertifikasiPendidik untuk Dosen (Serdos) merupakan program yang

dijalankan berdasar pada: 1. UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2. UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 3.

Peraturan Pemerintah RI No. 37 Tahun 2009 Tentang Dosen.

Sertifikat pendidik yang diberikan kepada dosen-dosen melalui proses

sertifikasi adalah bukti formal pengakuan terhadap dosen sebagai tenaga

profesional pada jenjang pendidikan tinggi. Sampai saat ini hanya sekitar 30%

atau 103 orang dosen Politeknik Negeri Medan yang sudah sertifikasi. Di

(21)

didukung oleh penelitian dan pengabdian masyarakat. Jenjang Kepangkatan

Dosen dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Rekapitulasi Kepangkatan Dosen Politeknik Negeri Medan (Keadaansampai Mei 2012)

Sumber : Bagian Kepegawaian Politeknik Negeri Medan Tahun 2012 (Data telah diolah)

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa kepangkatan dosen

Politeknik Negeri Medan masih didominasi Lektor (Golongan III C) yaitu

sebanyak 110 orang.

Politeknik Negeri Medan berdiri pada tahun 1982 dan sebagai salah satu

perguruan tinggi yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan perguruan

tinggi lainnya, dimana sebelum bertugas sebagai dosen harus menjalani

pendidikan dan pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan

Dosen (P4D) di Bandung selama 10 bulan. Calon dosen menjalani pendidikan

dan pelatihan mengajar (methodology of teaching)pengetahuan dan keterampilan

sesuai dengan bidang pengajarannya masing-masing yaitu Bidang Rekayasa

(Keteknikan) dan Bidang Tata Niaga (Akuntansi Perbankan dan Administrasi No. Jurusan

Kepangkatan

Jumlah Lektor

Kepala

Lektor Asisten Ahli

Tenaga Pengajar

1. Teknik Sipil 12 17 10 2 41

2. Teknik Elektro 30 22 17 3 72

3. Teknik Mesin 23 34 14 6 77

4. Akuntansi 27 27 18 6 78

5. Administrasi Niaga

17 10 7 8 42

(22)

Niaga) serta disiplin yang membangun pemahaman filosofi pendidikan

politeknik.

Namun sangat disayangkan Pendidikan dan pelatihan ini tidak berlangsung

secara berkesinambungan, karena pada tahun 1996 pendidikan dan pelatihan ini

sudah ditiadakan. Dosen yang diterima pada tahun 1996 sampai sekarang tidak

lagi menjalani pendidikan dan pelatihan di Bandung. Pelatihan yang dilakukan

sekarang sifatnya lokal atau dilakukan di lingkungan Politeknik Negeri Medan

sendiri. Dosen yang diterima sampai tahun 1996 (berakhirnya pendidikan dan

pelatihan di Bandung) dapat dikategorikan Dosen Senior. Ada asumsi bahwa

tingkat senioritas dalam pekerjaan diharapkan menjadi panutan dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai dosen. Adapun tingkat

senioritas dosen dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3

Senioritas Berdasarkan Tahun Masuk Terhitung Mulai Tahun

No. Tahun

Jurusan Teknik

Sipil

Teknik Elektro

Teknik Mesin

Akuntansi Adm. Niaga

Jumlah

1. 1982 6 5 6 - - 17

2. 1983 7 9 8 - - 24

3. 1984 9 6 8 1 - 24

4. 1985 3 7 8 - - 18

5. 1986 - 1 - 5 2 8

6. 1987 4 7 8 6 1 26

7. 1988 1 3 4 10 9 27

8. 1989 1 4 5 5 3 18

9. 1990 1 2 - 5 7 15

10. 1991 1 2 - 11 4 18

11. 1992 - - - -

12. 1993 1 2 1 4 1 9

13. 1994 - - - 1 - 1

14. 1995 1 2 - - - 3

15. 1996 - - - -

(23)

Sumber: Bagian Kepegawaian Politeknik Negeri Medan Tahun 2012 (Data telah diolah)

Dari Tabel di atas dapat disimpulkan dosen yang tergolong senior

berjumlah 208 orang yang didominasi Jurusan Teknik Elektro. Senioritas

dikaitkan dengan usia, masa kerja, golongan dan kepangkatan, pengalaman

bekerja, posisi yang diberikan, tanggung jawab dalam pekerjaan, pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki.

Pada dasarnya pendidikan tinggi memiliki peran sebagai agen

pengembangan dalam kaitannya dengan tanggung jawab untuk mempersiapkan

generasi masa depan untuk menghadapi masa sekarang dan di masa mendatang.

Demikian juga Politeknik Negeri Medan sebagai salah satu perguruan

tinggi vokasi yang menghasilkan lulusan-lulusan yang ahli dalam berbagai bidang

demi menjawab berbagai kebutuhan masyarakat, bangsa dan negara dan

merupakan Pendidikan Diploma 3 dan Diploma 4.

Komitmen kerja juga sangat mempengaruhi kinerja dosen, dimana

komitmen merefleksikan tingkat identifikasi dan keterlibatan individu dalam

pekerjaannya yaitu proses belajar mengajar, tanggung jawab dalam pekerjaan, dan

ketidaksediaannya untuk meninggalkan lembaga atau tetap bertahan di dalam

institusi. Dengan komitmen yang tinggi tentunya akan meningkatkan kinerja

dosen bukan hanya dalam bidang tri dharma perguruan tinggi tetapi juga

pemahaman dan pengawasan tugas, disiplin, mampu memecahkan masalah,

mampu bekerjasama, tepat dalam mengambil keputusan.

Selama menjalani pendidikan dan pelatihan di Bandung seperti yang sudah

(24)

komitmen dosen dan kecintaan kepada Politeknik Negeri Medan, bekerja secara

total, mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga dan waktunya dan mengerjakan

pekerjaan untuk kemajuan politeknik. Dosen-dosen yang mengikuti pendidikan

dan latihan inilah yang memiliki rasa memiliki dan komitmen yang lebih tinggi

dibandingkan dosen yang tidak menjalani pendidikan dan pelatihan di Bandung

yaitu tidak akan meninggalkan politeknik walaupun gajinya relatif kecil sebagai

pegawai negeri sipil.

Kinerja dosen Politeknik Negeri Medan dapat dilihat juga dari persentase

mengajar dan kehadiran dosen mengajar di kelas. Kehadiran dosen mengajar di

kelas yaitu rata- rata 83% per semester. Hal ini juga menunjukkan bahwa kinerja

dosen telah tercapai sesuai dengan Sasaran Mutu Politeknik Negeri Medan. Dapat

dilihat pada Lampiran 1 juga dapat dilihat pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4.

Realisasi Kehadiran Dosen Polliteknik Negeri Medan

No Jurusan Beban Mengajar Dosen Rata-Rata /minggu (jam)

Realisasi rata-rata kehadiran pada Semester Genap

2008/2009

1 Teknik Mesin 12-50 85%

2 Teknik Elektro 8-48 80%

3 Teknik Sipil 6-36 81%

4 Akuntansi dan

Perbankan 8-50 85%

5 Administrasi

Bisnis 12-40 85%

Rata-Rata 83%

Sumber: Laporan Evaluasi Semester Genap 2010/2011

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa beban mengajar dosen di

Politeknik Negeri Medan cukup tinggi dengan beban mengajar mulai dari 6 jam

(25)

yang dilakukan fungsionaris jurusan secara ketat senantiasa mengontrol tingkat

kehadiran dosen.

Politeknik sebagai perguruan tinggi penghasil sumber daya manusia

profesional yang berketrampilan tinggiharus didukung oleh dosen yang memiliki

kinerja yang tinggi selain dari ketrampilan atau kemampuan mengajar. Secara

signifikan pendidikan dan pelatihan itu memberi dampak positif terhadap dosen di

antaranya komitmen dan disiplin masih ada sampai saat ini pada dosen tersebut.

Kinerja dosen dapat juga dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh dosen

dan dapat dilihat pada Tabel 1.5.

Tabel 1.5.

Data Penelitian Dosen Tahun 2007 – 2010

Jumlah Penelitian

No

Jurusan

2007

2008

2009

2010

Jumlah

1

Teknik Sipil

15

17

19

13

64

2

Teknik Mesin

34

38

38

43

153

3

Teknik Elektro

43

38

28

32

141

4

Akuntansi

23

48

42

37

150

5

Administrasi

39

24

24

25

112

Jumlah

154

165

151

150

620

Sumber: Lembaga Penelitian Politeknik Negeri Medan

(Data telah diolah)

Penelitian ini diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat (LPPM) yang rencana pelaksanaannya sudah terjadwal setiap

tahunnya. Pengajuan proposal dilakukan sekitar bulan Mei dan presentasi

proposal sekitar bulan Juli-Agustus dan laporan akhir penelitian bulan Nopember.

Jumlah dosen yang mengajukan proposal tidak sama jumlahnya atau bervariasi

tergantung dosen tersebut mau melakukan atau tidak. Menurut pengamatan

(26)

sehingga mereka harus dinilai oleh tim penilai melalui presentasi yang dilakukan.

Para dosen menyadari bahwa melalui penelitian yang dilakukan ilmu yang

dikuasai akan semakin berkembang dan sangat penting untuk kemajuan

pendidikan. Jumlah dana penelitian yang disediakan oleh lembaga mencapai 400

juta/tahun dan jumlah proposal yang diterima UPPM minimal mencapai 150

proposal/tahun lihat Lampiran 1.

Demikian halnya kegiatan pengabdian pada masyarakat ini juga sudah

terjadwal dan dilaksanakan setelah kegiatan penelitian dan waktunya juga hampir

berdekatan. Jumlah dosen yang mengajukan proposal kegiatan pengabdian ini

tidak sama setiap tahunnya tergantung dosen yang bersangkutan tetapi LPPM

telah menentukan sebanyak 60 proposal yang dimenangkan dengan dana 600 juta

setiap tahunnya.

Namun terlepas dari hal tersebut, secara umum manusia dan potensinya

merupakan elemen utama keberhasilan suatu pekerjaan, dan bagaimana sumber

daya manusia berupa tingkat etos kerja, pendidikan, keterampilan, pengetahuan,

emosi, kejujuran kesehatan, pengalaman dan kepemimpinan dapat

dioptimalisasikan. Berdasarkan fenomena tersebut di atas penulis tertarik untuk

meneliti masalah ketenagakerjaan dan mengkaji lebih dalam lagi tentang

pengaruh tingkat Pendidikan, Senioritas dan Komitmen Kerja terhadap Kinerja

(27)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan

masalah sebagai berikut: “Faktor-faktor manakah yang paling dominan

mempengaruhi kinerja dosen Polieknik Negeri Medan?”

1.3.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan, senioritas dan

komitmen kerjaterhadap kinerja dosen Politeknik Negeri Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai infomasi tambahan bagi pihak Politeknik Negeri Medan sehingga

dapat dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan pendidikan, menjalin kerja

sama yang baik dengan para senioritas, memperkuat komitmen kerja, dan

meningkatkan kinerja dosen.

2. Sebagai menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti yang menaruh

minat terhadap permasalahan komitmen dan kinerja dosen.

3. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian

mengenai kinerja dosen dihubungkan dengan prestasi yang telah dicapai

dosen.

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Tentang Pendidikan

2.1.1. Arti dan Pentingnya Pendidikan

Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting

dalam proses memperoleh dan meningkatkan kualitas dan kemampuan profesional

individu. Melalui pendidikan, seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar

siap tahu, mengenal dan mengembangkan metode berfikir secara sistematik agar

dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan di kemudian

hari. Hal tersebut nantinya akan nampak pada kinerjanya.

Pengertian pendidikan menurut Sedarmayanti (2007) bahwa “Pendidikan

adalah suatu proses, teknik, dan metode belajar mengajar dengan maksud

mentransfer suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain melalui prosedur

yang sistematis dan terorganisir yang berlangsung dalam jangka waktu yang

relatif lama.”

Pengertian Pendidikan, menurut Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1974

Pendidikanadalah segala usaha untuk membina kepribadian dan

mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan rohani, yang

berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah, dalam rangka

pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Pancasila.”

Sedangkan pengertian Pendidikan sesuai dengan Undang-Undang Republik

IndonesiaNo. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan

(29)

kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa

yang akan datang.”

Memperhatikan Pengertian Pendidikan seperti yang diutarakan tersebut

maka dapat dikatakan bahwa peran pendidikan adalah sebagai landasan untuk

membentuk, mempersiapkan, membina dan mengembangkan kemampuan sumber

daya manusia yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan di masa

yang akan datang.

Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk

mengoptimalisasi kemampuan dan potensi yang dimiliki manusia menjadi

kekuatan riil dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas kehidupan. Hal

ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Atmosoeprapto (2002).

Menurut Nadler (dalamMoekijat, 1995), pendidikan adalah proses

pembelajaran yang dipersiapkan individu untuk pekerjaan yang berbeda pada

masa yang akan datang. Dengan pendidikan pegawai akan bertambah

kemampuannya. Ini berarti ia akan melengkapi tujuan organisasi Misalnya

dengan mengikuti pelatihan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas pendidikan adalah aktivitas yang

bertujuan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, nilai moral, dan

menjadi mengerti sehingga mempunyai nilai lebih dalam segala aspek kehidupan.

Secara umum dapat dikatakan tingkat pendidikan seseorang dapat

mencerminkan kemampuan intelektual dan jenis keterampilan yang dimiliki oleh

karyawan tersebut. Memang sudah menjadi kebiasaan dan hal yang umum bahwa

pendidikan seseorang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan

(30)

Mungkin masih banyak yang mempengaruhi kemampuan seorang karyawan

selain tingkat pendidikan. Artinya tidak mustahil seseorang yang sesungguhnya

memiliki tingkat intelektual yang cukup tinggi jika tidak mengecap pendidikan

yang tinggi. Siagian (2001).

Melalui pendidikan seseorang akan memiliki pengetahuan yang luas,

wawasan yang lebih maju dan kreatif, sehingga dapat menjadi motivasi untuk

bekerja dengan cara yang lebih baik. Semakin besar kesempatan untuk

mendapatkan peluang kerja. Namun demikian, masih banyak organisasi belum

menyadari peran serta pegawai sebagai asset yang utama dalam menentukan

keberhasilan organisasi. Banyak organisasi yang salah mengartikan peranan

karyawan hanya sebagai alat produksi belaka, dimana mereka dituntut untuk

bekerja dan mencurahkan pikiran untuk mencapai tujuan organisasi tanpa

memperhatikan tingkat pengetahuan yang dimilikinya.

Apabila dilihat dari pendekatan sistem, maka proses pendidikan terdiri dari

masukan (sarana pendidikan) dan keluaran (perubahan perilaku), serta faktor yang

mempengaruhi proses pendidikan yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi

dua yaitu:

1. Perangkat lunak (software), yang mencakup antara lain: kurikulum

organisasi pendidikan, peraturan, metode belajar, dll.

2. Perangkat keras (hardware), yaitu fasilitas yang mencakup: gedung,

perpustakaan, alat bantu peraga, dll.

Bank Dunia (1980: 32) dalam Sedarmayanti (2001) mengatakan bahwa

(31)

pengetahuan, keterampilan, tingkah laku dan sikap yang diukur dengan test, hasil

ujian dan sejenisnya.

Beeby (1996:32) dalam Sedarmayanti (2001)mengatakan bahwa

pendidikan mempunyai kualitas tinggi bilamana keluaran pendidikan itu

mempunyai nilai bagi masyarakat yang memerlukan pendidikan itu. Kualitas di

sini adalah keluaran pendidikan yang dikaitkan dengan kegunaan bagi

masyarakat.

Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

2003 TentangSistem Pendidikan Nasional Pasal1dan ayat 2:

(Ayat 1) ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.”

(Ayat 2) “Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar

dari nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap

tuntutan perubahan zaman.”

2.1.2. Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar

NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 Pasal 3:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

(32)

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Fungsi lain pendidikan adalah untuk bekal kita agar senantiasa beriman

dan berbuat baik. Dalam hal ini adalah pendidikan agama, maka diharapkan

semua orang bisa mengenyam pendidikan dengan baik

Tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen utama pada sistem

pendidikan. “Dengan tujuan pendidikan diharapkan proses pendidikan dapat

mencapai hasil secara efektif dan efisien” Soetjipto (2002:5). Apalagi kehidupan

manusia dewasa ini telah mengglobal sehingga tidak bisa mengelak

perubahan-perubahan yang selalu berubah. Baik buruknya kualitas sumber daya manusia

Indonesia saat ini tidak mutlak ditentukan oleh pendidikan yang diraihnya, apakah

pendidikan menengah, akademik maupun sarjana atau bahkan magister dan

doktor, tetapi dilihat seberapa besar keahlian dan pengalaman kerja yang

dimilikinya. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang

mampu, cakap dan terampil, tetapi yang penting mereka mau bekerja giat dan

berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal.

“Kemampuan, kecakapan dan keterampilan karyawan tidak ada artinya

bagi perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras dengan mempergunakan

kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya” Malayu (2003:92).

Dalam hal penerimaan karyawan, pihak perusahaan harus benar-benar jeli dalam

melaksanakan seleksi kepada para calon karyawan yang diterima dan

dipekerjakan di perusahaannya. “Dalam organisasi perusahaan, manusia

(33)

Suprihanto (2000:73).

Sebuah perusahaan yang menjadikan sedemikian sebagaimana tenaga yang

potensial, dibutuhkan syarat-syarat tertentu yang harus dimiliki oleh para

karyawannya bahkan dalam hal penerimaan karyawan penerimaan diperlukan

ketelitian dalam hal penyeleksian karyawan barunya.

Setiap perusahaan dalam melakukan aktivitasnya pasti memiliki

tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, setiap

perusahaan harus pandai dalam memilih strategi yang utamanya adalah

melakukan perencanaan sumber daya manusia, pada intinya terfokus pada

langkah–langkah yang diambil oleh manager atas tersedianya tenaga kerja yang

tepat untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan ditetapkan.

Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan

mengembangkan kemampuan manusia, jasmaniah dan rohaniah yang berlangsung

seumur hidup, baik di dalam maupun diluar sekolah. Pendidikan bertujuan

meningkatkan kualitas manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,

terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional, bertanggung jawab dan produktif

serta sehat jasmani dan rohani. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang diperoleh

seseorang, semakin banyak perubahan yang bersifat positif dari orang tersebut

yang diharapkan berguna bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya.

Menurut Glimmer dalam As’ad (2003:122) bahwa pendidikan merupakan

salah satu faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja. Iklim belajar dan

(34)

masyarakat harus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif,

inovatif dan keinginan untuk maju.

Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan kemampuan

kerja karyawan. Pendidikan dan pengalaman kerja merupakan langkah awal untuk

melihat kemampuan seseorang Husein ( 2003).

Menurut Hasibuan (2000), pendidikan merupakan indikator yang mencerminkan

kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan latar

belakang pendidikan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki jabatan

tertentu.

2.1.3. Peran Pendidikan Tinggi dalam Pembangunan

Peran pendidikan adalah memberikan bimbingan, pengajaran dan latihan.

Disatu pihak, organisasi yang mempekerjakan tenaga kerja yang menjalankan

roda organisasi mulai dari kelompok manajerial sampai dengan petugas yang

melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, mengharap dan bahkan

menuntut kinerja dan produktivitas kerja yang tinggi. Sedangkan di lain pihak,

pendidikan formal yang telah ditempuh merupakan modal yang penting, karena

dapat menguasai suatu disiplin ilmu. Walaupun ilmu termaksud masih perlu

diadaptasikan kepada persyaratan dan tuntutan khusus yang ditentukan oleh

organisasi tertentu.

Pengalaman merupakan modal yang besar artinya dalam menjalankan roda

organisasi agar dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna, akan tetapi karena

salah satu ciri kehidupan modern adalah selalu terjadinya perubahan secara cepat,

maka diperlukan dinamika yang tinggi dalam bentuk kemampuan untuk

(35)

diartikan bahwa pengalaman yang telah dimiliki belum tentu selalu dapat

digunakan sebagai alat yang ampuh untuk melaksanakan tugas yang selalu

dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan yang mungkin terjadi. Hal

tersebut berarti pula bahwa orang yang paling berpengalaman sekalipun tetap

memerlukan tambahan pendidikan dan pengetahuan.

Dengan demikian majunya peradaban dan aspirasi manusia, maka semakin

diperlukan orang yang mempunyai pengetahuan dalam jumlah dan mutu yang

semakin tinggi. Pengetahuan diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat

berharga dan produktif sebab kinerja masa kini adalah kinerja yang didasarkan

pada pikiran/akal, bukan lagi tenaga. Karena itu pembentukan manusia yang

terdidik dalam jumlah, mutu dan pemanfaatannya merupakan indikasi yang

penting dalam kaitannya dengan potensi suatu organisasi.

Salah satu upaya untuk mencerdaskan dan meningkatkan keterampilan

termasuk pencapaiannya adalah melalui pendidikan.

E.F. Scumacher dalam Sedarmayanti (2001) mengatakan bahwa:

“Pendidikan adalahyang terpenting serta dilihat dari peranannya, maka pendidikan

adalah kunci segalanya.”

Hasil suatu pendidikan disebut bermutu dari segi produk, jika mempunyai

ciri antara lain peserta didik menunjukkan penguasaan yang tinggi terhadap materi

yang harus dikuasai sesuai dengan tujuan dan sasaran pendidikan. Diantaranya

adalah hasil belajar akademis yang dinyatakan dalam prestasi belajar. Ciri

lainnya, hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam

(36)

sesuatu, melainkan dapat melakukan sesuatu yang fungsional untuk

kehidupannya.

Suatu pendidikan disebut bermutu dari segi proses jika proses belajar

mengajar berlangsung secara efektif, dan para peserta didik mengalami proses

pembelajaran yang bermakna, ditunjang oleh sumber daya yang wajar. Proses

pendidikan yang bermutu tersebut, akan menghasilkan produk yang bermutu pula.

Selain itu, hasil pendidikan juga akan sesuai dengan tuntutan lingkungan,

khususnya dunia kerja. Dari segi itulah relevansi merupakan salah satu aspek atau

indikator dari kualitas. Suatu pendidikan dapat disebut relevan jika hasil

pendidikan tersebut dapat memenuhi kebutuhan.

Pendidikan tinggi merupakan salah satu sub sistem pendidikan formal.

Dikaitkan dengan pembangunan bangsa, pendidikan tinggi mempunyai peran

tersendiri. Peran termaksud nampak dari fungsinya yaitu sebagai lembaga untuk

mendidik ilmuwan yang berwawasan luas dan tenaga kerja profesional yang

mampu dan terampil untuk melaksanakan tugas pembangunan bangsa.

Peran pendidikan tinggi terdapat dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu

pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Melalui dharma pendidikan,

pendidikan tinggi diharapkan dapat menempa dan menghasilkan sumber daya

manusia terampil yang mempunyai pengetahuan, dimana pikirannya kelak akan

disumbangkan kepada masyarakat, bangsa dan negara. Melalui Dharma

Penelitian, Pendidikan Tinggi diharapkan mampu mengadakan inovasi yang

berguna bagi pembangunan bangsa.

Melalui pengabdian masyarakat, pendidikan tinggi dengan civitas

(37)

teknologi yang telah dimiliki untuk pembangunan bangsa. Disamping adanya

tuntutan berperannya pendidikan atau perguruan tinggi negeri dan swasta, dituntut

pula peran pendidikan yang bersifat kedinasan.

Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan yang berusaha meningkatkan

kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan untuk pegawai atau calon

pegawai suatu departemen atau untuk calon pegawai suatu Lembaga Pemerintah

Non Departemen.

Upaya mencapai kemajuan dengan melalui pembangunan di segala bidang,

terutama dalam bidang pendidikan. Pada kenyataannya, praktis bahwa pendidikan

semakin mendapat tempat yang penting, bahkan dapat disebut tempat yang sangat

strategis dalam proses pembangunan dan pembinaan ketahanan negara.

Peran strategis dari pendidikan termaksud terjadi karena pendidikan tidak

hanya berfungsi untuk mencerdaskan manusia, tetapi yang utama adalah memasok

tenaga yang diperlukan dalam proses pembangunan, baik dalam arti jumlah

maupun mutu. Khususnya di Indonesia, peran strategis dari pendidikan telah

diakui sejak dulu. Pengakuan itu nampak dalam pembukaan UUD 1945 yang

mengatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

bangsa.

Dalam GBHN, TAP MPR No. II/MPR/1983 menjabarkan lebih lanjut, yaitu

sebagai berikut:

Pendidikan Nasional Berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan

ketaqwaaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan,

mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat

(38)

pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Perguruan Tinggi sebagai jenjang

terakhir sistem pendidikan formal mempunyai peran tersendiri yang

mengakibatkan perlunya penanganan dan perhatian secara khusus. Perguruan

tinggi selain bertujuan memanusiakan manusia, juga berperan sebagai penentu

bagi pengembangan dan pembangunan bangsa di kemudian hari.

Peran perguruan tinggi menurut T.K Oommen dalam Sedarmayanti ( 2001)

adalah:

1. Promoting traditional and modernity

2. Promoting nasionalism and humanism

3. Supporting and opposing the state

4. Promoting stability and change

Memajukan/mengembangkan tradisi dan modernitas berpangkal dari asumsi

bahwa sebagian dari tradisi dan modernitas merupakan asset dan modal, sehingga

peran perguruan tinggi adalah untuk mempertahankan tradisi dan modernitas

tertentu secara efektif.

Mengembangkan Nasionalisme dan Humanisme berkaitan dengan

pentingnya kedua hal tersebut bagi kehidupan suatu negara. Nasionalisme

diartikan sebagai ideologi, sedang humanisme diartikan sebagai nilai kemanusiaan

yang sifatnya jangka panjang. Karena kedua hal tersebut sangat penting, maka

dapat membuat perguruan tinggi menjadi wajib untuk mengembangkannya.

Perguruan tinggi harus mampu melatih manusia pilihan yang mempunyai nilai

untuk memungkinkan perkembangan sosial. Mengembangkan stabilitas dan

(39)

institusi atau alat untuk stabilitas dan sebagai agen pembaharuan. Maksudnya,

perguruan tinggi harus melawan kecenderungan fundamentalisme ketidakjelasan

dan irrasionalitas.

Dari keterangan tersebut nampak betapa besar peran perguruan tinggi dalam

pembangunan suatu bangsa. Perguruan tinggi selain merupakan agen pembaharu

yaitu sebagai wahana untuk menemukan dan mendesiminasikan penemuan baru,

juga berfungsi mencetak kader guna menghasilkan calon pemimpin bangsa.

Kesadaran tentang pentingnya peran perguruan tinggi membawa masalah

dan tantangan tersendiri bagi pengelola. Harapan agar dapat menghasilkan sarjana

yang mempunyai kualifikasi sesuai dengan harapan masyarakat, menuntut

perguruan tinggi untuk mengadakan upaya pembaharuan. Pembaharuan itu selain

menyangkut titik orientasi juga menyangkut proses belajar mengajar. Perlunya

perubahan titik orientasi dikaitkan dengan perubahan yang terjadi dalam

masyarakat akibat adanya pembangunan dan meningkatnya aspirasi masyarakat.

Pembangunan menimbulkan perubahan dan perubahan itu menimbulkan aspirasi

baru serta membutuhkan tenaga dalam jumlah dan mutu yang semakin meningkat.

Tantangan termaksud diperbuat dengan meningkatnya kesadaran

masyarakat bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang memerlukan biaya

besar. Masyarakat menuntut agar pengelola pendidikan dapat mempertanggung

jawabkan program dan proses pendidikan termaksud. Perguruan tinggi dituntut

untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan.Perguruan tinggi sebagai

wahana pencipta kader pemimpin bangsa, membawa masalah tersendiri. Kepada

(40)

sebagai calon pemimpin selain membekali ilmu dan keterampilan. Sikap

termaksud adalah sikap berani atau keberanian.

Agar perguruan tinggi dapat menghasilkan manusia pembangunan yang

mampu bekerja secara efektif dan efisien serta mampu menghasilkan calon

pemimpin yang mempunyai keberanian dengan segala dimensinya, maka hal

tersebut menuntut perguruan tinggi untuk dapat mengadakan perubahan yang

bersifat movatif konstruktif. Perubahan itu menyangkut segala aspek atau sistem

pendidikannya, baik kurikulum, proses belajar mengajar, tata cara penilaian dan

lainnya. Perubahan itu tidak hanya berarti perubahan sewaktu-waktu, darurat atau

mencoba-coba, melainkan perlu didesain untuk tujuan nasional yang

memungkinkan perguruan tinggi berperan sebagai bagian yang bersatu dan

bersenyawa dengan proses pembangunan.

Di pihak lain, aspirasi dan kebutuhan masyarakat selalu berubah. Supaya

lulusan perguruan tinggi dapat siap bekerja, hal ini mengisyaratkan agar

perguruan tinggi hendaknya dapat mengantisipasi aspirasi dan kebutuhan tersebut.

2.2. Teori Tentang Senioritas 2.2.1. Pengertian Senioritas

Pengertian Senioritasmenurut Wilkipedia

(http://en.wikipedia.org/wiki/Seniority) Seniority is the concept of a person or

group of people being in charge or in command of another person or group. This

control is often granted to the senior person(s) due to experience or length of

(41)

less experience or length of service than their subordinates; the knowledge or skill

that one obtains after a certain amount of experience.

Senioritas adalah konsep seseorang atau kelompok menjadi berwenang

atau berkuasa atas seseorang atau kelompok. Pengawasan sering dijaminkan

kepada seseorang yang senior menurut pengalaman dan lamanya bekerja di

posisi yang diberikan, namun tidaklah umum bagi seorang yang senior yang

memiliki pengalaman yang kurang masa kerjanya dari bawahannya sendiri,

pengetahuan atau keterampilannya hanya satu saja diperoleh setelah sekian lama

pengalaman kerjanya.

Menurut Robbins (2003), masa kerja dosen berpengaruh terhadap kinerja

dosen. Masa kerja yang dimaksud di sini adalah senioritas dalam menguasai

suatu pekerjaan tertentu. Sebagai contoh seorang dosen yang memiliki masa kerja

lebih lama akan lebih berpengalaman dibandingkan dengan seorang dosen baru

sehingga dari sisi pengalaman kerja dosen senior akan lebih produktif. Masa kerja

juga cenderung berkaitan dengan kesetiaan terhadap perusahaan. Dosen dengan

pengalaman kerja lebih lama lebih sedikit yang berkeinginan untuk keluar dari

pekerjaan. Kaitan dengan kinerja kerja tentu saja dengan semakin setia dan tetap

bertahan, maka kinerja secara keseluruhan akan dapat meningkat, karena dosen

dapat lebih berkonsentrasi untuk pekerjaan dan tugas-tugasnya.

Dari pengertian yang umum yang dapat dikemukakan oleh peneliti

berdasarkan pengamatan dokumentaris, Senioritas adalah dosen yang memiliki

masa kerja yang lebih lama dari lainnya. Walaupun seseorang dosen belum

pernah menduduki jabatan struktural, dapat dikatakan Senior. Seorang dosen

(42)

dikatakan dosen tersebut adalah Dosen Senior. Jadi Dosen Senior ditekankan

pada masa kerja dosen tersebut mengajar di Politeknik Negeri Medan.

2.3. Teori Tentang Komitmen Kerja 2.3.1. Pengertian Komitmen Kerja

Komitmen kerja atau komitmen organisasi merupakan suatu kondisi yang

dirasakan oleh karyawan yang dapat menimbulkan perilaku positif yang kuat

terhadap organisasi kerja yang dimilikinya.

Mowday (1982:64) mendefenisikan komitmen kerja sebagai kekuatan relatif

dari identifikasi individu dan keterlibatannya dengan organisasi kerja.

Salah satu cara untuk mengukur kualitas pengelolaan suatu perusahaan

adalah komitmen karyawannya. Mulyadi (2001) mendefinisikan bahwa komitmen

adalah kesediaan personel untuk menginvestasikan perhatian dan

pengetahuannyakepada pekerjaannya. Alwi (2001) berpendapat komitmen adalah

bentuk loyalitas yang lebih konkrit yang dapat dilihat dari sejauhmana karyawan

mencurahkan perhatian, gagasan dan tanggungjawabnya dalam upaya perusahaan

mencapai tujuan. Atmosoeprapto (2002) mengatakan komitmen biasa diartikan

“keterikatan” dan menyangkut dua unsur yakni:

a) confidence yakni ukuran keyakinan diri seseorang atau rasa mampu

melakukan suatu tugas dengan baik tanpa banyak diawasi; dan

b) motivation yakni minat dan antusias seseorang untuk melakukan suatu tugas

(43)

Membagi komitmen menjadi dua bagian besar yakni:

1) Komitmen eksternal dibentuk oleh lingkungan kerja dan muncul karena adanya

tuntutan terhadap penyelesaian tugas dan tanggung jawab. Peran manajer

dan supervisor sangat vital dalam menentukan timbulnya komitmen ini

karena belum adanya suatu kesadaran individual atas tugas yang diberikan;

2) Komitmen internal merupakan komitmen yang berasal dari diri seseorang

untuk menyelesaikan berbagai tugas, tanggungjawab dan wewenang

berdasarkan pada alasan dan motivasi yang dimilikinya. Munculnya

komitmen internal sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin dan

lingkungan organisai dalam menumbuhkan sikap dan perilaku professional

dalam menyelesaikan tanggungjawab perusahaan.

Karyawan yang berkomitmen akan mencurahkan energi emosional dan

perhatiannya ke perusahaan. Komitmen dapat dideteksi dari bagaimana

karyawan berhubungan satu dengan lainnya dan dari bagaimana perasaan mereka

terhadap perusahaan. Faktor-faktor komitmen organisasi dalam Organizational

Commitment Questionare terdiri atas tiga komponen yaitu:

a) Affective (Emotional Attachment )berkaitan dengan emosional, identifikasi

dan keterlibatan pegawai di dalam suatu organisasi;

b) Continuance (Cost of leaving) yakni persepsi pegawai tentang kerugian

yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi;

c) Normative (Obligation to stay )merupakan perasaan-perasaan pegawai

tentang kewajiban yang harus diberikan kepada organisasi.

Komitmen karyawan berkaitan dengan bagaimana karyawan akan

(44)

kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan

mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam organisasi yang pada akhirnya

tergambar dalam statistik ketidakhadiran (absen) serta keluar masuk tenaga

kerja (turnover). Menurut Luthans (1995) makna dari komitmen organisasi

adalah:

1) Suatu keinginan yang kuat untuk menjadi anggota dari organisasi

tertentu;

2) Keinginan menuju level keahlian tingg atas nama organisasi dan

3) Suatu kepercayaan tertentu di dalam penerimaan terhadap nilai-nilai dan

tujuan organisasi tersebut.

Seorang tenaga kerja yang merasa terikat dengan organisasi akan merasa

enggan untuk menjadi anggota organisasi, percaya akan organisasi dan

memandang baik tentang organisasi yang terwujud dalam perilaku mewakili

organisasi dalam lingkungan luar organisasi serta melakukan hal-hal terbaik untuk

organisasi. Berbagai inisiatif strategis berikut dapat dipilih organisasi untuk

membangun komitmen karyawannya dan menurut Mulyadi (2001) yakni:

1) Pembangunan mindset personel yang pas dengan lingkungan bisnis yang

dimasuki oleh perusahaan akan menyatukan sikap mental seluruh personel

perusahaan. Mindset merupakan sikap mental mapan seseorang yang

dibentuk melalui pendidikan, pengalaman dan prasangka;

2) Pelaksanaan proses internalisasi misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar

organisasi ke dalam diri seluruh personel perusahaan untuk membangun

(45)

3) Peluang yang disediakan bagi personel untuk bertumbuh menjanjikan

peningkatan komitmen. Peluang untuk bertumbuh tersebut dalam bentuk

pelatihan keterampilan (skill training), penugasan pekerjaan yang menuntut

keterampilan baru, umpan balik tentang kinerja, kesempatan untuk bekerja

dalam tim lintas fungsional dan pengalaman pendidikan yang relevan;

4) Penghargaan akan memotivasi personel untuk menghasilkan kinerja dan

penghargaan yang dirasakan adil oleh personel akan memotivasi personel

secara maksimum dalam menghasilkan kinerja yang luar biasa;

5) Komunitas. Hubungan dengan rekan kerja dan atasan merupakan penentu

<

Gambar

Tabel  1.1.
Tabel 1.2 Rekapitulasi Kepangkatan Dosen Politeknik Negeri Medan
Tabel 1.3 Senioritas Berdasarkan Tahun Masuk Terhitung Mulai Tahun
Tabel 1.4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk tindakan pelanggaran tata tertib kehadiran yang paling sering dilakukan siswa SMAN 2 Karangayar adalah datang terlambat ke sekolah. Keterlambatan yang dialami

Setelah penelitian selesai, para peneliti diwajibkan untuk menyerahkan laporan hasil penelitian, luaran publikasi ilmiah, dan diharapkan dapat melanjutkan penelitiannya ke

Sebagai sebuah kerajaan yang bertanggungjawab dan ingin memastikan Selangor menjadi negeri maju dan berkebajikan sesuai dengan konsep “Baldatun Toyyibah wa Robbun

penerimaan hanya % dan untuk seluruh pengeluaran ha^ nya 6 &gt; k % lebih kecil daripada yang dianggarkan* Dalam hoi ini kita tidak boleh hanya melihatnya secara fceselu-

Tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang, tempat, dan waktu. Daya ingat atau kognisi lain biasa nya akurat. Pengendaliaan implus pada klien

Jenis Kosakata sebagai Ungkapan Gaya Hidup yang Terdapat dalam Wacana “Orang Pinggiran” Episode Maret di Trans7 .... Kosakata Umum dan Kosakata

PPK yang menerbitkan SPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/tiba, serta bendahara pengeluaran bertanggung jawab

Berdasarkan pemaparan diatas diharapkan model pembelajaran ini agar memotivasi siswa agar lebih mandiri dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki sehingga siswa