• Tidak ada hasil yang ditemukan

MONITORING KONDISI TERUMBU KARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE REEF CHECK (Studi Kasus di Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MONITORING KONDISI TERUMBU KARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE REEF CHECK (Studi Kasus di Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

MONITORING KONDISI TERUMBU KARANG DENGAN MENGGUNAKAN

METODE REEF CHECK (Studi Kasus di Pasir Putih, Kecamatan

Bungatan, Kabupaten Situbondo)

Oleh: PRIYO RADIKA RIZKI ( 04930014 ) Animal Husbandry

Dibuat: 2009-01-15 , dengan 3 file(s).

Keywords: TERUMBU KARANG, METODE REEF CHECK

Terumbu karang merupakan salah satu dari ekosistem-ekosistem pantai yang sangat produktif dan beraneka ragam serta merupakan ekosistem yang amat peka dan sensitif. Ini dikarenakan kehidupan terumbu karang didasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Rantai makanan adalah salah satu bentuk dari hubungan tersebut. Tidak cuma itu, proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah. Namun saat ini terumbu karang secara terus menerus mendapat tekanan berat akibat berbagai aktivitas manusia baik di darat maupun di laut. Hal ini disebabkan oleh cara-cara pengambilan karang dan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti penggunaan jaring dasar, bahan peledak, serta bahan kimia seperti potasium yang dapat merusak kelangsungan hidup terumbu karang maupun biota lainnya.

Terumbu karang berperan memberi manfaat langsung kepada manusia dengan menyediakan makanan, obat-obatan, bahan bangunan, pemanfaatan sumber daya ikan, batu karang, pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya, sedangkan manfaat yang tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang sebagai penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya.

Atas dasar hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan studi kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya, khususnya di Pantai Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo.

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah; untuk mengetahui status terumbu karang, untuk mengetahui kondisi fisik, kimia dan biologi pada habitat terumbu karang dan untuk mengetahui faktor- faktor yang merusak ekosistem di Pantai Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo.

Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah; agar meningkatkan pengetahuan dalam monitoring terumbu karang khususnya dengan metode Reef Check.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus – Oktober 2008, sedangkan pengambilan data primer pada tanggal 17-19 Oktober 2008, di perairan Watu Lawang dan Karang Pon-pon, Pantai Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo.

Dalam penelitian ini, obyek yang diteliti adalah kondisi terumbu karang, dengan menggunakan Metode Reef Check. Pada metode ini dilakukan survei pada 2 kedalaman, 3 m dan 10 m berdasarkan data surut terendah.

Dari hasil pengukuran penutupan karang hidup di 2 site, yaitu; Pada Site 1 (Watu Lawang) pada kedalaman 3 meter didapatkan persentase jumlah tutupan karang hidup adalah 53,75% sehingga kondisi status terumbu karang pada ”Kategori Sehat”, pada Site 1 (Watu Lawang) pada

kedalaman 10 meter didapatkan persentase jumlah tutupan karang hidup adalah 43,125%

sehingga kondisi status terumbu karang pada ”Kategori Rusak”, pada Site 2 (Karang Pon-pon)

pada kedalaman 10 meter didapatkan persentase jumlah tutupan karang hidup adalah 46,25%

(2)

pada kedalaman 10 meter didapatkan persentase jumlah tutupan karang hidup adalah 32,5% sehingga kondisi status terumbu karang pada ”Kategori Rusak”.

Kualitas air yang di ukur pada lokasi penelitian (Watu Lawang dan Karang Pon-pon) ialah suhu berkisar antara 26 - 280C, salinitas berkisar antara31 - 32‰, arus berkisar antara 7 – 9,2 m/detik, DO berkisar antara 4,56 – 6,601mg/l dan pH berkisar 8 – 9. Dari hasil pengukuran kualitas air pada lokasi penelitian masih dalam batas kisaran normal bagi kehidupan terumbu karang. Pada lokasi Watu Lawang kedalaman 3 meter dan 10 meter, ekosistem di sekitar perairan tersebut tidak layak untuk kehidupan terumbu karang, karena pada lokasi penelitian tidak ditemukan ekosistem mangrove dan padang lamun. Pada lokasi penelitian terumbu karang berada di belakang pusat perhotelan dimana limbah rumah tangga yang ada di pusat perhotelan tersebut dibuang ke perairan yang akan mempengaruhi kehidupan terumbu karang. Perahu-perahu nelayan yang mencari ikan di daerah tersebut juga mempengaruhi kehidupan terumbu karang, karena jangkar perahu nelayan tersebut dapat menghancurkan karang yang ada di perairan.

Pada lokasi Karang Pon-pon kedalaman 3 meter dan 10 meter, Ekosistem di sekitar perairan tersebut tidak layak untuk kehidupan terumbu karang, karena pada lokasi penelitian tidak ditemukan ekosistem padang lamun hanya ekosistem mangrove yang dapat ditemukan pada lokasi ini. Pada lokasi penelitian terumbu karang berada di belakang pusat makanan dan WC umum dimana limbah rumah tangga yang ada di pusat makanan dan WC umum tersebut dibuang ke perairan yang akan mempengaruhi kehidupan terumbu karang. Perahu-perahu nelayan yang mencari ikan di daerah tersebut juga mempengaruhi kehidupan terumbu karang, karena jangkar perahu nelayan tersebut dapat menghancurkan karang yang ada di perairan.

Saran dari penelitian ini, yaitu; perlu diadakannya penyuluhan kepada masyarakat sekitar dan wisatawan tentang pentingnya kehidupan terumbu karang bagi kehidupan biota laut lainnya dan perlu diadakan kegiatan monitoring terumbu karang pada setiap tahunnya, guna mengetahui perkembangan status terumbu karang agar kehid upan biota lain yang hidup di kawasan terumbu karang tidak berkurang populasinya.

Coral Reef constituted one of beach ecosystem which productive and varied along with

constituted ecosystem that very sensitive. This is Coral Reef life is based by depend relationship among many creature. Food-chain is one of type of this relation. It is not just it, process of created is difficult. Coral reef need a million years so that created entirely and beautiful. But this time, coral reef continued get weight stress because human activity both land or ocean activity. It is caused by taking of coral reef and fish catching divergently such as basic net, bomb, along with chemistry material such as potassium which be damaged of life survive coral reef or others biota.

The role of coral reef give direct advantage to people with supplies food, medical, building material, processing of fish resource, rock, tourism, study and processing of water biota which contain it, while the indirect advantage to people such coral reef function as protecting of beach abrasion, varied of biological and others.

Based on the notion above, thus it need to be carried out condition study to ecosystem of coral reef along with strategy of their management, especially in Pasir Putih Beach, Bungatan District and Situbondo Regency.

(3)

Beach, Bungatan District, Situbondo Regency.

Advantage of this study is order to increase knowledge in monitoring coral reef especially by using Reef Check method.

This study was carried out in August – October 2008, while the primary data taking in 17-19 October 2008, in Watu lawang waters and Karang pon-pon, Pasir Putih Beach, Bungatan District, Situbondo Regency.

In this study, object which be observed is condition of coral reef, by using Reef Check method. This method is carried out survey in 2 depth, 3 m and 10 based on low tide data.

Based on the measurement result of close life coral in 2 site, namely: in Site 1 (Watu Lawang) in

depth 3 meter is gotten 53.75% total of life coral this status condition of coral reef in “heal

category”, in site 1 (Watu Lawang) in 10 meter depth is gotten 43.125% total of coral damage

thus status condition of coral reef in “damage category”, in Site 2 (Karang Pon-pon) in depth 3

meter is gotten 46.25% total of life coral this status condition of coral reef in “heal category”, in

site 2 (Karang Pon-pon) in 10 meter depth is gotten 32.5% total of coral damage this status

condition of coral reef in “damage category”.

The waters quality which be measured in study location C, salinity (Watu Lawang and Karang Pon-pon) have temperatur about 26-28 about 31-32%, current about 7-9.2 m/second , DO among 4.56-6.601 mg/l and pH about 8-9. Based on the quality measurement in study location still normal around form coral reef life.

Watu Lawang location in 3 meter and 10 meter depth, ecosystem in this waters is bad for coral reef life, because this study location is not found mangrove and muse field. In study location is set in hotels center where household poison give influence to coral reef life. The sailorman who want to catch fish also give influence to coral reef life, because their anchor may damage rock around waters.

Karang Pon-pon location in 3 meter and 10 meter depth, ecosystem in this waters is bad for coral reef life, because this study location is not found muse field but there are mangrove which be found in this location. In study location, coral reef set on the behind of food center and Water closed thus household poison give influence to coral reef life. Beside that the sailorman who want to catch fish also give influence to coral reef life, because their anchor may damage coral around waters.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kriteria interpretasi data 75% termasuk kualifikasi cukup valid, karena tampilan media animasi secara keseluruhan sudah cukup baik untuk digunakan dalam

(1) Paling lambat satu tahun sejak undang-undang ini berlaku, pelaku ekonomi atau badan usaha yang memanfaatan Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya

mengggangu para wanita di malam hari saat mereka hendak buang hajat. Namun yang diganggu hanya sebatas wanita budak, sedangkan wanita merdeka tentu tidak akan diganggu.

BBRI  3000‐3200.  Saham‐saham  perbankan  unggulan  kemarin  didominasi  tekanan  jual  terutama  oleh  pemodal  asing.  Hal  ini  juga  dialami  saham  Bank 

Dengan pembangunan proyek ini dapat meningkata kapasitas voluem yang akan dimiliki, dimana saat ini perseroan memiliki kapasitas terminal sebesar 180.000

Menurut kajian yang dilakukan oleh Sowa (2002), terdapat beberapa kelebihan program pertukaran pelajar iaitu : (1) meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kemahiran bahasa

Minat orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah masih ada karena alasan mereka madrasah merupakan pendidikan yang menerapkan antara ilmu agama dan ilmu umum yang seimbang,