• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Kreatif Bahasa Indonesia

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Hasil Penelitian

1. Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Kreatif Bahasa Indonesia

Analisis tingkat keterbacaan wacana dilakukan pada 24 wacana yang terdapat dalam buku teks Kreatif Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII terbitan Kanisius. 24 wacana tersebut dianalisis berdasarkan perhitungan formula Flesch.

Berikut ini tabel analisisnya:

Tabel 6

Analisis Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Kreatif Bahasa Indonesia untuk Kelas VIII Berdasarkan Formula Flesch

Kod e Teks

Jumlah Kata

Jumlah Kalimat

Jumlah Suku Kata

Skor

Kelas Keterbacaa

n

Deskripsi

W1 181 14 451

-17,09

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W2 49 4 121 -14,51

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W3 376 24 926

-17,42

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W4 226 10 580

-33,22

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W5 272 14 745

-44,60

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W6 134 9 357

-33,67

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W7 178 11 453

-24,89

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W8 204 17 518

-20,16

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W9 209 10 553

-38,22

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W10 334 23 935

-44,73

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W11 368 26 936

-22,71

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W12 286 20 713

-18,59

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W13 350 22 907

-28,55

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W14 281 19 704

-20,13

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W15 239 18 581

-12,30

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W16 478 35 1186

-16,93

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W17 123 7 285 -7,02 Tingkat atas /

tingkat lanjut

Sangat sulit

W18 50 3 121

-14,81

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W19 111 9 271

-12,23

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W20 279 19 671 - Tingkat atas / Sangat sulit

11,53 tingkat lanjut W21 675 105 1602 -0,47 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W22 294 27 714 -9,67 Tingkat atas /

tingkat lanjut

Sangat sulit

W23 418 35 1032

-14,16

Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit

W24 298 21 706 -8,00 Tingkat atas /

tingkat lanjut

Sangat sulit

Tabel di atas memuat hasil analisis terhadap 24 wacana yang terdapat dalam buku Kreatif Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII terbitan Kanisius berdasarkan perhitungan menggunakan formula Flesch. Setelah jumlah kalimat, kata dan suku kata dari setiap wacana telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah dengan mencari Average of Sentence Level (ASL) dan Average of Sentence per Word (ASW). ASL dan ASW yang telah ditemukan kemudian dihitung dengan rumus formula Flesch sebagai berikut:

206.835 - (1.015 x ASL) - (84,6 x ASW)

Setelah dihitung menggunakan formula Flesch, hasil perhitungan tersebut ditafsirkan untuk mengetahui kelas keterbacaannya.

Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca. Skor 0 hingga 30 dianggap sangat sulit dan sesuai untuk kemampuan membaca tingkat atas serta skor di antara 90 hingga 100 dianggap sangat mudah dan sesuai untuk kemampuan membaca kelas 5. Wacana dengan kode teks W1 yang berjudul

“Hidupkan Potensi Desa” dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai

berikut. Dari 14 kalimat, terdapat 181 kata dan 451 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 12,93 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat.

ASW yang diperoleh adalah 2,49 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 12,93) - (84,6 x 2,49) = -17,09. Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -17,09 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Wacana dengan kode teks W2 yang berjudul “Menjelang Imlek, Warga Membersihkan Vihara” dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 4 kalimat, terdapat 49 kata dan 121 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 12,25 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat. ASW yang diperoleh adalah 2,47 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata.

Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 12,25) - (84,6 x 2,47) = -14,51. Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca.

Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -14,51 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan formula Flesch, wacana dengan kode teks W3 yang berjudul “Motor Bebek yang Semakin Tak Laku”

termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut. Dari 24 kalimat, terdapat 376 kata dan 926 suku kata. ASL yang diperoleh dengan membagi jumlah kata dengan jumlah

kalimat adalah 15,67. ASW yang diperoleh dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata adalah 2,46. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 15,67) - (84,6 x 2,46) = -17,42. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa wacana dengan kode teks W3 termasuk dalam ketegori sangat sulit.

Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca. Wacana dengan kode teks W4 yang berjudul “Banjir di Semarang, Aktivitas Stasius Poncol Dihentikan”

dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 10 kalimat, terdapat 226 kata dan 580 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 22,60 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat. ASW yang diperoleh adalah 2,57 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 22,60) - (84,6 x 2,57) = -33,22. Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -33,22 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Wacana dengan kode teks W5 yang berjudul “Ekonomi Indonesia”

dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 14 kalimat, terdapat 272 kata dan 745 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 19,43 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat. ASW yang diperoleh adalah 2,74 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 19,43) - (84,6 x 2,74) = -44,60. Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca

hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca. Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -44,60 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaansangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan formula Flesch, wacana dengan kode teks W6 yang berjudul “Upaya Menjaga Karya Cipta Bangsa”

termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut. Dari 9 kalimat, terdapat 134 kata dan 357 suku kata. ASL yang diperoleh dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat adalah 14,89. ASW yang diperoleh dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata adalah 2,66. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 14,89) - (84,6 x 2,66) = -33,67. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa wacana dengan kode teks W6 termasuk dalam ketegori sangat sulit.

Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca. Wacana dengan kode teks W7 yang berjudul “Pelangi” dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 11 kalimat, terdapat 178 kata dan 453 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 16,18 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat.

ASW yang diperoleh adalah 2,54 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 16,18) - (84,6 x 2,54) = -24,89. Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -24,89 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Wacana dengan kode teks W8 yang berjudul “Gempa Bumi” dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 17 kalimat, terdapat 204 kata dan 518 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 12,00 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat. ASW yang diperoleh adalah 2,54 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 (1,015 x 12,00) (84,6 x 2,54) = -20,16. Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca. Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -20,16 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan formula Flesch, wacana dengan kode teks W9 yang berjudul “Wayang” termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut. Dari 10 kalimat, terdapat 209 kata dan 553 suku kata. ASL yang diperoleh dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat adalah 20,9. ASW yang diperoleh dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata adalah 2,65.

Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 20,9) - (84,6 x 2,65) = -38,22. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa wacana dengan kode teks W9 termasuk dalam ketegori sangat sulit.

Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca. Wacana dengan kode teks W10 yang berjudul “Teks Ulasan 1: Novel Layar Terkembang” dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 23 kalimat, terdapat 334 kata

dan 935 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 14,52 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat. ASW yang diperoleh adalah 2,80 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 14,52) - (84,6 x 2,80) = -44,73.

Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -44,73 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Wacana dengan kode teks W11 yang berjudul “Teks Ulasan 2: Film Menembus Impian” dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut.

Dari 26 kalimat, terdapat 368 kata dan 936 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 14,15 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat. ASW yang diperoleh adalah 2,54 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 14,15) - (84,6 x 2,54) = -22,71. Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca.

Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -22,71 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan formula Flesch, wacana dengan kode teks W12 yang berjudul “Teks Ulasan 3: Lagu Bunda” termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut. Dari 20 kalimat, terdapat 286 kata dan 713 suku kata. ASL yang diperoleh dengan membagi jumlah kata dengan jumlah

kalimat adalah 14,30. ASW yang diperoleh dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata adalah 2,49. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 14,30) - (84,6 x 2,49) = -18,59. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa wacana dengan kode teks W12 termasuk dalam ketegori sangat sulit.

Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca. Wacana dengan kode teks W13 yang berjudul “Teks Ulasan 1: Kisah Kejujuran Pujangga Istana” dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 22 kalimat, terdapat 350 kata dan 907 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 15,91 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat. ASW yang diperoleh adalah 2,59 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 (1,015 x 15,91) (84,6 x 2,59) = -28,55. Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -28,55 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Wacana dengan kode teks W14 yang berjudul “Teks Ulasan 2: Puisi

“Ibu”” dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 19 kalimat, terdapat 281 kata dan 704 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 14,79 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat. ASW yang diperoleh adalah 2,51 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 14,79) - (84,6 x 2,51) = -20,13. Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang

paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca.

Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -20,13 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan formula Flesch, wacana dengan kode teks W15 yang berjudul “Teks Ulasan 3: Grup Musik Kotak”

termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut. Dari 18 kalimat, terdapat 239 kata dan 581 suku kata. ASL yang diperoleh dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat adalah 13,28. ASW yang diperoleh dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata adalah 2,43. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 13,28) - (84,6 x 2,43) = -12,30. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa wacana dengan kode teks W15 termasuk dalam ketegori sangat sulit.

Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca. Wacana dengan kode teks W16 yang berjudul “Teks Ulasan: Novel Surat Untukmu Sahabat” dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 35 kalimat, terdapat 478 kata dan 1186 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 13,66 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat. ASW yang diperoleh adalah 2,48 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 (1,015 x 13,66) (84,6 x 2,48) = -16,93. Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -16,93 termasuk dalam kategori

wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Wacana dengan kode teks W17 yang berjudul “Hindari Rokok Meskipun Sebatang” dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 7 kalimat, terdapat 123 kata dan 285 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 17,57 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat. ASW yang diperoleh adalah 2,32 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 17,57) - (84,6 x 2,32) = -7,02. Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca. Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -7,02 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan formula Flesch, wacana dengan kode teks W18 yang berjudul “Penyebab Gangguan Pencernaan”

termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut. Dari 3 kalimat, terdapat 50 kata dan 121 suku kata. ASL yang diperoleh dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat adalah 16,67. ASW yang diperoleh dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata adalah 2,42. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 16,67) - (84,6 x 2,42) = -14,81. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa wacana dengan kode teks W18 termasuk dalam ketegori sangat sulit.

Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca. Wacana dengan kode teks W19 yang berjudul “Ayo HIdup Sehat” dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 9 kalimat, terdapat 111 kata dan 271 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 12,33 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat.

ASW yang diperoleh adalah 2,44 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 12,33) - (84,6 x 2,44) = -12,23. Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -12,23 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Wacana dengan kode teks W20 yang berjudul “Mari Peduli Lingkungan”

dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 19 kalimat, terdapat 279 kata dan 671 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 14,68 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat. ASW yang diperoleh adalah 2,41 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 14,68) - (84,6 x 2,41) = -11,53. Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca. Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -11,53 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan formula Flesch, wacana dengan kode teks W21 yang berjudul “Naskah Drama Sahabat Untuk Salita”

termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk

keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut. Dari 105 kalimat, terdapat 675 kata dan 1602 suku kata. ASL yang diperoleh dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat adalah 6,43. ASW yang diperoleh dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata adalah 2,37. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 6,43) - (84,6 x 2,37) = -0,47. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa wacana dengan kode teks W21 termasuk dalam ketegori sangat sulit.

Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca. Wacana dengan kode teks W22 yang berjudul “Teks Drama Malin Kundang” dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 27 kalimat, terdapat 294 kata dan 741 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 10,89 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat. ASW yang diperoleh adalah 2,43 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 10,89) - (84,6 x 2,43) = -9,67. Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -9,67 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Wacana dengan kode teks W23 yang berjudul “Pelajaran dari Semangkuk Bakmi” dianalisis dengan perhitungan formula Flesch sebagai berikut. Dari 35 kalimat, terdapat 418 kata dan 1032 suku kata. ASL yang diperoleh adalah 11,94 dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat. ASW yang diperoleh adalah 2,47 dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 11,94) -

(84,6 x 2,47) = -14,16. Formula Flesch memberikan skala 0 untuk teks yang paling sukar dibaca hingga skala 100 untuk teks yang paling mudah dibaca.

Berdasarkan pada teori Flesch, jumlah -14,16 termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan formula Flesch, wacana dengan kode teks W24 yang berjudul “Teks Ulasan: Novel 5 cm” termasuk dalam kategori wacana dengan keterbacaan sangat sulit dan sesuai untuk keterbacaan tingkat atas / tingkat lanjut. Dari 21 kalimat, terdapat 298 kata dan 706 suku kata.

ASL yang diperoleh dengan membagi jumlah kata dengan jumlah kalimat adalah 14,19. ASW yang diperoleh dengan membagi jumlah suku kata dengan jumlah kata adalah 2,37. Setelah itu, perhitungan untuk menentukan keterbacaan adalah 206,835 - (1,015 x 14,19) - (84,6 x 2,37) = -8,00. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa wacana dengan kode teks W24 termasuk dalam ketegori sangat sulit.

2. Wacana dalam Buku Teks Kreatif Bahasa Indonesia yang Sesuai untuk Pembelajar Kelas VIII Berdasarkan Formula Flesch

Setelah dilakukan analisis keterbacaan berdasarkan formula Flesch, ditemukan wacana yang sesuai dan wacana yang tidak sesuai untuk pembelajar kelas VIII dalam buku teks Kreatif Bahasa Indonesia terbitan Kanisius. Hasil analisisnya sebagai berikut:

Tabel 7

Wacana dalam Buku Teks Kreatif Bahasa Indonesia yang Sesuai untuk Pembelajar Kelas VIII Berdasarkan Formula Flesch

Kode

Teks Judul Teks Skor Kelas

Keterbacaan Deskripsi Keterangan W1 Hidupkan Potensi

Desa

-17,09 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W2

Menjelang Imlek, Warga Membersihkan Vihara

-14,51 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W3 Motor Bebek yang Semakin Tak Laku

-17,42 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W4

Banjir di Semarang, Aktivitas Stasiun Poncol Dihentikan

-33,22 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W5 Ekonomi Indonesia -44,60 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W6 Upaya Menjaga Karya Cipta Bangsa

-33,67 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W7 Pelangi -24,89 Tingkat atas /

tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W8 Gempa Bumi -20,16 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W9 Wayang -38,22 Tingkat atas /

tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W10 Teks Ulasan 1: Novel Layar Terkembang

-44,73 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W11 Teks Ulasan 2: Film Menembus Impian

-22,71 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W12 Teks Ulasan 3: Lagu Bunda

-18,59 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W13 Teks Ulasan 1: Buku Sungging

-28,55 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W14 Teks Ulasan 2: Puisi Ibu

-20,13 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W15 Teks Ulasan 3: Grup Musik Kotak

-12,30 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W16 Teks Ulasan: Novel Surat Untukmu

-16,93 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

Sahabat

W17 Hindari Rokok Meskipun Sebatang

-7,02 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W18 Penyebab Gangguan Pencernaan

-14,81 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W19 Ayo Hidup Sehat -12,23 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W20 Mari Peduli Lingkungan!

-11,53 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W21 Naskah Drama:

Sahabat Untuk Salita

-0,47 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W22 Naskah Drama: Malin Kundang

-9,67 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W23 Pelajaran dari Semangkuk Bakmi

-14,16 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

W24 Teks Ulasan: Buku 5 cm

-8,00 Tingkat atas / tingkat lanjut

Sangat sulit Tidak sesuai

Berdasarkan tabel analisis tingkat keterbacaan berdasarkan formula Flesch di atas, dapat dilihat bahwa keseluruhan wacana yang terdapat dalam buku teks Kreatif Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII terbitan Kanisius tidak sesuai untuk pembelajar kelas VIII. Dikatakan tidak sesuai karena hasil perhitungan pada wacana-wacana tersebut tidak berada pada tingkat keterbacaan siswa kelas VIII.

Terlihat bahwa wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks teks Kreatif Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII terbitan Kanisius lebih sesuai dengan level bacaan tingkat atas / tingkat lanjut.

3. Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Kreatif Bahasa Indonesia untuk Kelas VIII Berdasarkan Autentisitasnya

Analisis tingkat keterbacaan wacana dilakukan pada 24 wacana yang terdapat dalam Kreatif Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VIII terbitan Kanisius.

Wacana dianalisis berdasarkan tingkat autentisitasnya. Berikut tabel analisisnya:

Tabel 8

Analisis Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Kreatif Bahasa Indonesia untuk Kelas VIII Berdasarkan Autentisitasnya

Kode

Teks Judul Teks Sumber Tingkat

Autentisitas

Hasil Analisis W1 Hidupkan Potensi

Desa

www.suaramerde ka.com

Modifikasi (simplifikasi)

Wacana ditemukan dan mengalami perubahan.

W2 Menjelang Imlek, Warga

Membersihkan Vihara

www.liputan6.co m

Modifikasi (simplifikasi)

Wacana ditemukan dan mengalami perubahan.

W3

Motor Bebek yang Semakin Tak Laku

www.tirto.id Modifikasi (simplifikasi)

Wacana ditemukan dan mengalami perubahan.

W4 Banjir di Semarang, Aktivitas Stasiun Poncol Dihentikan

www.antaranews .com

Modifikasi (simplifikasi)

Wacana ditemukan dan mengalami perubahan.

W5 Ekonomi Indonesia https://media.neli ti.com/media/pub lications/242882-

none-3bd6ae4d.doc

Modifikasi (simplifikasi)

Wacana ditemukan dan mengalami perubahan.

W6

Upaya Menjaga Karya Cipta Bangsa

Kosasih, 2018:102-103

Modifikasi (simplifikasi)

Wacana ditemukan dan mengalami perubahan.

W7 Pelangi http://www.yuksi

nau.id

Asli (autentik) Wacana ditemukan dan tidak mengalami

Dokumen terkait