• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Kerangka Teori

Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, penulis menggunakan konsep Kepentingan Nasional, dan Perspektif Liberal mengenai Ekonomi Politik Internasional dalam membantu penulis untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut.

E.1 Kepentingan Nasional

Kepentingan Nasional (National Interest) adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai

sehubungan dengan kebutuhan bangsa/negara atau sehubungan dengan hal yang dicita-citakan. Dalam hal ini kepentingan nasional yang relatif tetap dan sama diantara semua negara/bangsa

18

T. May Rudy (2002). Study Strategis dalam transformasistem internasional pasca Perang Dingin, Refika Aditama, Bandung, hal. 16

13

adalah keamanan (mencakup kelangsungan hidup rakyatnya dan kebutuhan wilayah) serta

kesejahteraan. Kedua hal pokok ini yaitu keamanan (Security) dari kesejahteraan (Prosperity).

Kepentingan nasional diidentikkan dengan dengan “tujuan nasional”. Contohnya kepentingan

pembangunan ekonomi, kepentingan pengembangan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) atau kepentingan mengundang investasi asing untuk mempercepat laju

industrialisasi19. Kemudian, kepentingan nasional juga merupakan istilah esensial yang wajib

dikaji dalam fenomena-fenomena hubungan internasional oleh kalangan pemikir hubungan internasional secara luas. Selain itu, kepentingan nasional dapat digunakan untuk

menggambarkan dan mendukung kebijakan-kebijakan tertentu20.

Menurut Charles dan Abdul Said, mendefisikan bahwa kepentingan nasional merupakan suatu tindakan yang diaplikasikan dari perencanaan jangka panjang dan dilakukan oleh setiap negara dengan memperlakukan setiap mitra kerjasamanya secara berlanjut. Hal ini, di tunjang dengan terus mengupayakan hubungan tersebut tetap berjalan baik dalam jangka waktu yang lama dan dapat meyakinkan negara mitra untuk mempertahankan kerjasama tersebut dapat

menguntungkan masing-masing kepentingan setiap negara menuju target yang diinginkan21.

K.J Holsti mengidentifikasikan kepentingan nasional dalam tiga klasifikasi yaitu core

values, middle-range objective, dan long-range goals22. Core Values adalah suatu hal yang

bersifat sangat vital dari suatu negara yang biasanya berhubungan dengan kedaulatan dan

keamanan. Kepentingan ini dibuat agar negara bisa tetap survive dan menjaga existensi

negara. Hal-hal yang menyangkut pada kegiatan ini, ialah:

19

Dikutip dari : Riffiths Martin, dan Terry O’Callaghan. 2002. International Relations: The Key Concepts, (Routledge: New York & London hal 203.

20

Ibid

21

Vandana, „Theory of International Politics”, Christ Church College : Kampur University. Hal 131

22

14

i) Keamanan Nasional

Merupakan tujuan utama dari kebijakan luar negri suatu negara yakni hal ini menyangkut pada ideologi serta kepercayaan yang ada pada masyarakat negaranya untuk dapat menyetujui suatu kebijakan keamanan negara, tanpa timbulnya silang pendapat maupun perbedaan keinginan yang akan di tetapkan oleh aktor pemerintah dengan tujuan yang diinginkan dari masyarakat

negara tersebut23.

ii) Pembangunan Ekonomi

Menurut Holsti, pembangunan ekonomi merupakan tindakan untuk menaikkan ketertarikan negara lain pada kegiatan ekonomi negara tersebut agar dapat menjalin kerjasama baik dalam jalur bilateral maupun multilateral dalam bidang perekonomian negara. Hal ini selalu di fokuskan untuk menyamakan standar ekonomi negara tersebut pada level standar internasional. Dalam hal kepentingan ini, bidang ekonomi lebih di utamakan daripada

memasukkan politik ekonomi suatu negara pada tahap pembangunan perekonomian negara24.

A. Middle-Range Objective itu biasanya menyangkut perbaikan perekonomian pada suatu negara. Pada klasifikasi ini, juga termasuk juga :

a) Ketertarikan Kelompok Penekan

Keberadaan kelompok ini, merupakan fenomena baru dalam dunia politik dalam mencapai kepentingan politik negaranya. Kelompok ini, dapat mempengaruhi kebijakan politik luar negri negara lain untuk dapat menyetujui dan bersedia menjalin kerjasama dengan negara tersebut. Negara yang daapt menjadi kelompok penekan ini, haruslah negara yang telah diakui kekuatannya dan dampak yang dapat ditimbulkan negara tersebut kepada dunia internasional. Hal ini terwujud dari penghormatan negara lain atas keberhasilan negaranya. Selain itu,

23

ibid

24

15

kelompok ini dapat menjadi pendukung penuh suatu negara yang meminta bantuannya untuk turut mempromosikan kepentingan negaranya tersebut kepada negara tujuan lainnya.

b) Kerjasama Non-Politik

Pada kenyataanya, dalam dunia hubungan internasional memiliki kerjasama dengan lembaga maupun institusi non-politik ternyata lebih diperlukan sekarang ini. Sasaran utama dalam kebijakan luar negri ini ialah untuk mencapai kepentingan nasional dalam bidang ekonomi, budaya, dan sosial. Kegiatan tersebut, terwujud daalm bantuan pembangunan perekonomian negara dari menarik pelajar luar negri untuk belajar di negara tersebut dan mereka akan diberikan pelayan dengan standar yang tinggi agar dapat mengejar cita-cita mereka di negara tersebut dengan tujuan untuk menunjukkan citra negara yang peduli akan pendidikan dan pelajar pertukaran negara agar tercipta perdamaian serta kestabilan antar negara yang bersangkutan.

c) Promosi Monumen Kenegaraan

Hal ini ditujukan untuk memperkenalkan lambang suatu negara kepada dunia internasional yang bertujuan untuk menunjukkan citra bangsa tersebut dari setiap arti pada bentuk pada monument tersebut. Dengan adanya monument pada suatu negara, dapat menaikkan simpati negara lain untuk tertarik untuk mejalin kerjasama dengan negara yang bersangkutan. Tidak hanya pada monument kebangsaan, tetapi juga monument ini menyangkut bentuk bela sungkawa untuk makam massal, ataupun bangunan yang dihormati atas peristiwa yang bersejarah. Kegiatan ini dilakukan demi mencapai kepentingan nasional melalui diplomasi kebudayaan.

16

d) Ekspansi Kenegaraan

Merupakan kebijakan pemerintah untuk mencapai kepentingan negaranya demi melindungi kawasan negara bangsa tersebut. Hal ini, menyangkut harga diri bangsa agar dapat terlepas dari segala bentuk penjajahan dari negara lain yang mana dapat mengancam kestabilan perekonomian dan perpolitikan negara tersebut.

B. Long-Range Goals yang mana kepentingan ini bersifat ideal, seperti mewujudkan

Perdamaian dan ketertiban dunia25. Selain itu, hal ini juga difokuskan kepada pembangunan

kembali sistem intrenasional suatu negarauntuk mengarah kearah yang lebih baik dan dapat mengembangkan potesial-potensial yang ada agar dapat dipergunakan secara maksimal dengan tujuan untuk dapat menyeimbangkan perekonomian dan sistem pemerintahan negara tersebut demi mencapai negara maju.

Kemudian, kepentingan nasional sering dijadikan tolak ukur atau kriteria pokok bagi para

pengambil keputusan (decision makers) masing-masing negara sebelum merumuskan dan

menetapkan sikap atau tindakan. Bahkan setiap langkah kebijakan luar negeri (Foreign Policy)

perlu dilandaskan kepada kepentingan nasional dan diarahkan untuk mencapai serta melindungi

apa yang dikategorikan atau ditetapkan sebagai ”Kepentingan Nasional”26

.

Menurut Morgenthau, ”Kepentingan nasional adalah kemampuan minimum negara untuk

melindungi, dan mempertahankan identitas fisik, politik, dan kultur dari gangguan negara lain. Dari tinjauan ini para pemimpin negara menurunkan kebijakan spesifik terhadap negara lain

yang sifatnya kerjasama atau konflik”27 .

25

Holsti, Kalevi Jaako. 2004. Internationa Relations. GOEL Publishing. Meerut. hal 12.

26

T.May Rudy,(2002) Study Strategis dalam transformasi sistem Internasional Pasca Perang dingin, Refika Aditama, Bandung, hal 116

27

17

E. 2 Perspektif Liberal mengenai Ekonomi Politik Internasional

Kemunculan perspektif ini pada awalnya sebagai alternatif yang diajukan oleh pengkritik merkantilisme, yang dipelopori oleh Adam Smith dan David Ricardo dengan menentang pengendalian ekonomi domestik dan internasional yang berlebihan. Perpektif liberal ini mengajukan argumen bahwa cara yang paling tepat untuk meningkatkan kekayaan nasional adalah justru dengan membiarkan pertukaran antara individu dalam ekonomi domestik dan internasional berjalan secara bebas dan tidak dibatasi. Konsep ini didasarkan pada gagasan kedaulatan pasar dalam proses ekonomi dan mengasumsi adanya keselarasan kepentingan alamiah dia antara manusia dan bangsa dimana individu adalah aktor utama yang berperilaku rasional dalam usaha memaksimalkan perolehan keuntungan. Selain itu, kaum liberal juga yakin bahwa demi memenuhi kepentingan nasional setiap bangsa harus bersikap terbuka dan

koorperatif dalam hubungan ekonomi dengan negara lain28.

Sangat penting untuk difahami, bahwa apa yang disebut dengan politik internasional secara kontemporer banyak menimbulkan pertentangan pendapat di antara kalangan para ahlinya sendiri. Dalam pandangan Edward J Harpham dan Alan Stone dalam buku mereka yang

berjudul Political Economy of Public Policy (1982), misalnya menyebutkan beberapa hal yang

menyangkut pertentangan tersebut sebagai bagian dari usaha untuk menarik perhatian dari pakar-pakar ilmu politik yang memiliki orientasi beberbeda, yang memberi dasar dan pengetahuan-pengetahuan pada pelopor-pelopor Ekonomi Politik. Namun dengan demikian, dari manapun

28

Jackson, Robert & Sorensen, Georg. 2009. “Ekonomi Politik Internasional” dalamPengantar Studi Hubungan Internasional [terj.]. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 227-277.

18

asal-usul aliran dan kelompoknnya, pada sdasarnya memeiliki suatu pondasi yang sama yakni

untuk melahirkan sebuah pemikiran baru demi memajukan kesejahteraan di setiap negara29.

Selain itu, menurut Adam Smith yang merupakan pelopor paham liberalisme dalam isi

bukunya yaitu Wealth of Nations (1776). Di dalam Wealth of Nations, Smith menjelaskan bahwa

adanya Invisble Hand di dalam pasar. Dalam lingkup Ekonomi Politik Internasional, liberalisme

adalah ideologi yang menganggap bahwa pasar dan mekanisme independennya merupakan elemen yang paling efektif untuk mengatur hubungan ekonomi, baik dalam negeri maupun internasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, efisiensi maksimum, dan kesejahteraan

individual maupun sosial30. Liberalisme menolak intervensi negara dalam masalah perekonomian

hal itu dianggap sebagai intervensi terhadap kebebasan individu ataupun perusahaan-perusahaan privat sebagai aktor sentral yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan. Perekonomian yang bebas, progresif, interdependen, kooperatif

positive-sumgame tersebut dengan demikian akan berperan besar bagi maksimalisasi kesejahteraan

global31.

Menurut Morgenthau, dalam Politics Among Nations menyebutkan bahwa ekonomi

adalah salah satu unsur penting dari national power, gagasan utama pespektif ini ialah

subordinasi aktivitas ekonomi ke dalam pencapaian kepentingan politik dan pembangunan

negara32. Senada dengan Morgenthau, Robert Gilpin juga berpendapat dalam the Political

29

Ikbar, Yanuar, 2007, Ekonomi Politik Internasional-Konsep dan Teori (bab.2). Bandung: PT Refika Aditama. Hal. 63

30Gilpin, Robert. 1987. “The Political Economy of International Relations.” New Jersey: Priceton University Press.

Di unduh tanggal 10 april 2013

(http://books.google.co.id/books?id=mblpQgAACAAJ&dq=Robert+Gilpin&hl=id&sa=X&ei=NHn3UamVFcTW rQf7v4HYDQ&ved=0CDMQ6AEwAQ)

31

Burchill, Scott and Linklater, Andrew. 1996. “Theories of International Relations”.New York : ST Martin’s Press.

32

Morgenthau, Hans J. 1987. “Politics Among Nations : The Struggle for Power and Peace”. New York : Alfred A.

19

Economy of International Relations menjelaskan bahwa nasionalisme adalah perspektif yang

meyakini bahwa aktivitas-aktivitas ekonomi seharusnya bertujuan untuk pembangunan den

keuntungan negara33. Dengan kata lain, perspektif ini menciptakan sistem perdagangan baru

yakni, perdagangan pasar bebas yang memberikan keleluasaan jalur perdagangan antar negara,

baik secara individu-individu, individu-perusahaan, maupun perusahaan-perusahaan34.

Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada Harmonized

Commodity Description and Coding System (HS) dengan ketentuan dari World Customs

Organization yang berpusat di Brussels, Belgium. Penjualan produk antar negara tanpa pajak

ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya. Selain itu, Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di

negara yang berbeda35. Dengan demikian, sistem ekonomi politik muncul sebagai tatanan

kepentingan nasional yang menggabungkan dari kepentingan ekonomi dan politik suatu negara. Dalam penggunaannya secara tradisional, istilah ekonomi politik dipakai sebagai sinonim atau nama lain dari istilah ilmu ekonomi. Fokus dari studi ekonomi politik adalah fenomena-fenomena ekonomi secara umum, yang bergulir serta dikaji menjadi lebih spesifik , yaitu menyoroti interaksi antara faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor politik. Namun, dalam perkembangan yang berikutnya, istilah ekonomi politik selalu mengacu pada adanya interaksi antara aspek ekonomi dan aspek politik. Adanya kelemahan instrumental ini menyebabkan banyak kalangan ilmuwan dari kedua belah pihak-berusaha untuk mempertemukan titik

33

Gilpin, Robert. 1987. “ThreeIdeologies of Political Economy”, dalam the Political Economy of International

Relations, Princeton: Princeton University Press, hal. 25-64

34

Ibid

35

Ikbar, Yanuar. 2006. Ekonomi Politik Internasional – Konsep dan Teori (Jilid I). Bandung: PT Refika Aditama..

Dalammakalah : Alrista Ayu Candra Sari. (2012). “Dampak Perdagangan Bebas (Globalisasi) terhadap politik ekonomi di Indonesia serta Antisipasinya” . Universitas Jember : Fisip

20

temunya, sehingga para ilmuwan ini berusaha untuk mencoba mengkaji hal ini dengan

menggunakan pendekatan-pendekatan dalam ekonomi politik36.

Dalam upaya memaksimalkan studi mengenai ekonomi politik, juga tidak boleh terlepas dari sistem ekonomi di negara yang bersangkutan. Terkait dengan hal tersebut, setidaknya dalam berbagai jenis yang ada, terdapat dua sistem ekonomi besar dunia yang dibagi menjadi dua kategori pokok, yakni sistem ekonomi yang berorentasi pasar (ekonomi liberal) dengan sistem

ekonomi terencana atau yang lebih dikenal sebagai sistem ekonomi terpusat (sosialis)37.

Dokumen terkait