Kementerian Lainnya
3.1 Kerangka Teori
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.
Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti memungkinkan untuk
24 menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antarvariabel.
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian deskriptif
Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut:
Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode deskriptif.
Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data.
Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan
teknik statistika yang relevan.
Membuat laporan penelitian
Furchan (2004:448-465) menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif, yaitu; (1) Studi kasus, yaitu, suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini dimungkinkan
25 ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan untuk membuat hipotesis. (2) Survei. Studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-hal yang tidak nyata, survei sampel tentang hal yang nyata, dan survei sampel tentang hal-hal yang tidak nyata. (3) Studi perkembangan. Studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana perbedaan mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan berkembang. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan metode cross-sectional. (4) Studi tindak lanjut, yakni, studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu. (5) Analisis dokumenter. Studi ini sering juga disebut analisi isi yang juga dapat digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis. (6) Analisis kecenderungan. Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi. (7) Studi korelasi. Yaitu, jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar variabel yang diteliti.
26 3.2 Data dan Sumber Data
Data primer diperoleh melalui survey dan focus group discussion (FGD) dengan pelaku usaha/importir. Survey telah dilakukan dibeberapa daerah yaitu Sulawesi Selatan, Batam, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, sedangkan FGD dilakukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk importir, beberapa aspek yang digali informasinya meliputi:
(i) Pengetahuan dan pemahaman pelaku usaha terkait perijinan impor online melalui INATRADE
(ii) Kemudahan dalam mengakses sistem INATRADE (iii) Kejelasan informasi melalui sistem INATRADE
(iv) Persepsi mengenai prosedur layanan perijinan INATRADE (v) Persepsi responden terhadap keberadaan sistem INATRADE
Selain itu data primer juga diperoleh melalui benchmarking ke beberapa negara yaitu Taiwan, Korea Selatan dan Thailand untuk membandingkan sistem online yang mendukung NSW di masing-masing negara dengan diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut:
(i) Tujuan dari dikeluarkannya kebijakan perijinan online di masing-masing negara; (ii) Jenis dan jumlah perijinan yang ditangani secara online dan apakah menyatu dengan
sistem NSW;
(iii) Koordinasi sistem perijinan online antar instansi di masing-masing negara.
Selain data primer, data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi di internet, yakni dari website INATRADE.
27 3.3 Metode & Instrumen Survey
Survey lapangan dilakukan kepada pengguna sistem INATRADE. Survey dilakukan melalui wawancara baik secara langsung dan tidak langsung melalui web INATRADE, namun secara keseluruhan kuesioner diberikan kepada responden untuk kemudian dikembalikan kepada tim pengkaji dimana pertanyaan yang digunakan dibuat terstruktur.
Sebelum survey dilaksanakan, kuesioner telah ditelaah dan direview sehingga diperoleh masukan baik dari kalangan akademisi serta pejabat, ketua, dan anggota tim pengkaji dari Kementrian Perdagangan yang berkepentingan terhadap kegiatan ini. Survey awal atau pre-test dilakukan sebelum pelaksanaan survey sesungguhnya, kemudian diperoleh masukan tentang pertanyaan yang sukar dipahami agar diperbaiki dan dimodifikasi untuk mempermudah pelaksanaan survey sesungguhnya.
Kuesioner penelitian terdiri dari lima bagian, meliputi (1) pertanyaan saringan; (2) identitas responden; (3) pemanfaatan internet dalam perusahaan; (4) penggunaan sistem INATRADE; dan (5) persepsi responden terhadap keberadaan sistem INATRADE. Disamping itu, ada juga kuesioner tambahan untuk mengetahui sejauhmana pengalaman responden dalam menggunakan sistem INATRADE berkaitan dengan permohonan pengajuan ijin.
Penyajian hasil survey menekankan pada analisa deskriptif berdasarkan temuan dilapangan. Hasil survey disajikan dalam bagian tersendiri yang merupakan output dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden, dalam hal ini adalah responden yang telah menggunakan sistem INATRADE dalam pengurusan dokumen perijinannya.
28 3.4 Kerangka Pemikiran Penelitian
Dalam rangka mendukung pelaksanaan Indonesia National Single Windows (INSW), Kementerian Perdagangan berinisiatif membangun sistem perijinan secara online yaitu INATRADE. Dengan adanya sistem tersebut diharapkan proses perijinan menjadi lebih sederhana karena diproses melalui layanan elektronik melalui internet (e-licencing) serta biaya murah sehingga pada akhirnya akan memperlancar arus barang serta dapat meningkatkan daya saing Indonesia dalam persaingan global. Namun, sejak beroperasinya sistem perijinan online INATRADE pada 17 Desember 2007 hingga saat ini, ada sebanyak 1.688 pemilik hak akses namun hanya 6,8% yang memanfaatkan hak akses tersebut melakukan perijinan secara online melalui webservice INATRADE.
Oleh karena itu, kajian ini ingin mengevaluasi bagaimana implementasi dari pelaksanaan sistem perijinan INATRADE, dengan membandingkan manfaat yang diperoleh pelaku usaha baik sebelum dan sesudah diterapkannya sistem INATRADE ini, serta mengetahui permasalahan dan hambatan apa yang dihadapi selama implementasi system ini dilihat dari sisi pengguna, unit pengelola serta pemilik hak akses. Untuk mengetahui ini semua dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil survey dan Focus Group Discussion (FGD). Seperti yang terlihat pada gambar 6 di bawah ini:
29 Gambar 6. Kerangka Pemikiran Penelitian
INATRADE (Perijinan Impor)
Rendahnya pemanfaatan hak akses Sebelum INATRADE Setelah INATRADE Manfaat Waktu Transparansi Akurat Biaya Sosialisasi Manfaat Waktu Transparansi Akurat Biaya Sosialisasi
Rekomendasi kebijakan optimalisasi manfaat INATRADE dalam rangka memperlancar arus barang di Indonesia
Permasalahan dan hambatan implementasi INATRADE
SDM (pengguna, unit pengelola)
Pemilik hak akses
Indonesia National Single Window
(INSW)
30