Tidak Mengisi 7 11.11
Total 63 100.00
P i l i h a n F r e q . P e r c e n t
A 0 0 . 0 0
B 1 9 3 0 . 1 6
C 3 5 5 5 . 5 6
D 2 3 . 1 7
T i d a k m e n g i s i 7 1 1 . 1 1
T o t a l 6 3 1 0 0 . 0 0
72 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Bagian ini akan memberikan kesimpulan dan saran terkait hasil studi yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut hasil temuan dari studi implementasi pelaksanaan INATRADE.
1. Sistem INATRADE masih memiliki beberapa permasalahan dan hambatan. Permasalahan tersebut diantaranya pengguna masih merasa sulit memperoleh informasi dari situs INATRADE dikarenakan informasi item dokumen tidak tersaji lengkap sehingga memunculkan perbedaan item dokumen disitus dengan petugas lapangan, sistem seringkali tidak mengupdate status ijin pemohon sehingga status pengurusan dokumen menjadi terlambat, dan pengguna belum cukup paham tahapan penggunaan INATRADE dikarenakan bahasa yang digunakan masih sulit dipahami.
Sedangkan hambatan yang muncul berupa koneksi internet yang lambat disinyalir menyebabkan sistem INATRADE dianggap sering error, tidak semua pelaku usaha mengetahui serta menggunakan hak akses sistem INATRADE, dan tidak semua daerah menggunakan pelayanan satu atap dalam implementasi sistem INATRADE.
2. Sistem INATRADE dibuat untuk memberikan manfaat bagi para penggunanya. Periode sebelum merepresentasikan responden yang baru pertama kali menggunakan sistem sedangkan periode sesudah merupakan responden yang telah menggunakan sistem. Manfaat kemudahan dalam mengakses INATRADE untuk periode sebelum sebesar 95,16% sedangkan sesudah 84,78%. Manfaat kemudahaan dalam mengecek atau memonitor ijin untuk periode sebelum sebesar 93,65% atau sesudah sebesar
73 84,78%. Manfaat kemudahan dalam membantu proses kelengkapan dokumen untuk periode sebelum sebesar 93,65% dan sesudah 84,78%. Manfaat kemudahan dalam memberikan layanan prioritas perijinan untuk periode sebelum sebesar 86,44% dan sesudah 89,36%.
3. Sosialisasi yang dilakukan pihak pengelola INATRADE telah dilakukan dengan baik. Persepsi responden yang memberikan penilaian sangat baik dan baik cukup tinggi masing-masing sebesar 9,24% dan 76,47%. Sistem INATRADE sudah diketahui oleh sebagian besar responden dan responden yang sudah mengetahui sistem tersebut telah menggunakannya. Ini ditunjukkan dengan mayoritas responden yang menjawab Ya untuk keduanya masing-masing sebesar 98,32% dan 94,96%. Mayoritas responden bukan pengguna pertama dari sistem INATRADE. Responden yang menjawab telah menggunakan lebih dari sekali mencapai 54,62% sedangkan responden yang baru pertama kali hanya 42,86%.
4. Mayoritas responden merasakan peningkatan manfaat dan terbantu dengan sistem INATRADE. Responden yang memberikan penilaian sangat bermanfaat dan bermanfaat masing-masing sebesar 26,89% dan 68,91%. Responden yang memberikan penilaian sangat terbantu dan terbantu masing-masing sebesar 38,66% dan 57,14%. Responden yang merasakan peningkatan manfaat dalam bentuk kepraktisan pengurusan beragam dokumen perjinan cukup besar. Bagi responden yang baru pertama kali menggunakan INATRADE dan menjawab Ya sebesar 76,47%. Sedangkan responden yang telah menggunakan INATRADE dan menjawab Ya sebesar 89,23%. Sistem INATRADE belum memberikan keseragaman waktu yang dibutuhkan
74 oleh pemohon untuk menyelesaikan pengurusan dokumen. Responden memberikan jawaban selesainya dokumen dalam 3 hari sebesar 35,29%; lebih besar 14 hari sebesar 46,22%; lebih besar 30 hari sebesar 6,72%; dan tidak mengisi sebesar 11,76%.
5. Sistem INATRADE memberikan kemungkinan yang kecil bagi jasa perantara untuk terlibat dalam pengurusan dokumen . Responden yang menjawab tidak memungkinkan adanya jasa perantara sebesar 68,91% sedangkan yang masih dan tidak menjawab masing-masing sebesar 25,21% dan 5,88%.
6. Pengelola sistem INATRADE bisa memperhatikan dan proaktif terhadap komplain atau pengaduan yang diberikan oleh pengguna. Responden yang memberikan penilaian sangat baik dan baik terkait respon petugas terhadap pengajuan komplain atau pengaduan masing-masing sebesar 24,44% dan 64,44%. Responden yang memberikan penilaian terkait tindak lanjut pengaduan sistem INATRADE untuk kategori ditindaklanjuti dan ditanggapi masing-masing sebesar 44,44% dan 48,89%.
6.2 Saran
1. Sistem INATRADE perlu mempertimbangkan adanya kegiatan sosialisasi dan mekanisme pemanduan serta pendampingan terhadap pengguna yang dilakukan secara massif hingga tingkat daerah atau SKPD teknis.
2. Sistem INATRADE perlu memperbaiki tampilan, pilihan kosakata, dan kinerja karena masih ada responden yang mengeluhkan sistem sering error, tahapan pengisian masih berbelit, bahasa yang digunakan sulit dipahami, lokasi pengurusan tidak satu atap, serta terlalu banyak pihak yang terlibat.
75 3. Sistem INATRADE sebaiknya memberikan kepastian tidak adanya perantara dalam pengurusan dokumen yang sudah terkomputerisasi. Masih adanya responden yang memberikan jawaban kemungkinan adanya pihak ketiga yang ikut andil dalam membantu kelancaran proses pengurusan dokumen harus dihilangkan.
4. Sistem INATRADE perlu memberikan jaminan kepastian dan ketepatan waktu terhadap prosedur pengurusan dokumen yang sedang diajukan oleh pemohon. Masih ada responden yang memberikan penilaian tidak seragam terkait jumlah hari yang dibutuhkan untuk mengurus dokumen via INATRADE.
76 DAFTAR PUSTAKA
ASEAN Secretariat. 2005. Agreement to Establish and Implement the ASEAN Single Window. Kuala Lumpur, 9 December 2005
ASEAN Secretariat, 2006. 8th Meeting of the ASW Task Force for the ASEAN Single Window. Technical Guide of ASEAN Single Window and National Single Windows Implementation (ASW Technical Guide).
ASEAN Secretariat. 2006. Protocol to Establish and Implement The ASEAN Single Window.
ASEAN Secretariat. 2008. ASEAN Economic Community Blueprint. January 2008
Ditjen Daglu. 2011. Presentasi Dirjen Perdagangan Luar Negeri dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2011.
Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Le, Quang Anh. ASEAN Single Window for Trade Facilitation and ASEAN Integration by 2015. SPECA-ASEAN UNeDOCS Seminar, April 2007
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Pengesahan Agreement to Establish and Implement the Asean Single Window (Persetujuan untuk Membangun dan Melaksanakan ASEAN Single Window) beserta Protocol to Establish and Implement the Asean Single Window (Protokol untuk Membangun dan Melaksanakan ASEAN Single Window)
77 Term of Refference Single Window (SW) Sistem dalam rangka National Single Window (NSW) Implementation dan mendukung Joint to ASEAN Single Window (ASW). Disampaikan pada Penyelenggaraan Workshop Nasional Perumusan dan Pembahasan SW-Sistem untuk Indonesia. Jakarta, Februari 2007
Sukmadinata, Syaodih Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Susila, Wr., Ernawati M. 2007. Penggunaan Analytical Hierarchy Process Untuk Penyusunan Prioritas Proposal Penelitian. Informatika Pertanian Volume 16 No. 2
UNECE. 2006. A Roadmap towards Paperless Trade. New York and Geneva: United Nations Economic Commission for Europe.
UNESCAP. 2002. Trade Facilitation Handbook for the Greater Mekong Sub-region. New York, NY: United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific.