• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka kerja manajemen risiko

Dalam dokumen Visi Bank Sulteng. Misi Bank Sulteng (Halaman 74-79)

Direksi memiliki tanggung jawab secara menyeluruh terhadap pembentukan dan pengawasan terhadap kerangka manajemen risiko bank. Direksi telah membentuk Komite Aset dan Liabilitas (ALCO), Komite Risiko Kredit dan Operasional yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memonitor kebijakan manajemen risiko bank di area yang telah ditetapkan.

K. TINGKAT KESEHATAN BANK

Mengacu pada peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank telah mendesain tata cara penilaian kesehatan bank dengan cakupan penilaian meliputi permodalan, kualitas aktiva, manajemen, ekuitas, likuiditas, dan sensitifitas terhadap risiko pasar (CAMELS).

Laporan Kinerja

Performance Report

A. Summary Report

1. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Tabel 14

No. Faktor Peringkat (Rating)

Des’2013 Des-2012 1. GCG 2 4 2. Risk Profile 3 4 3. Capital 2 3 4. Earnings 2 2 Nilai Komposit 2 4

Berdasarkan tabel diatas, tingkat kesehatan PT. Bank Sulteng pada tahun 2013 pada peringkat komposit 2, yang artinya mencerminkan kondisi Bank secara umum

”Sehat”, sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikat dari

perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain : Profil Risiko, Penerapan GCG, Rentabilitas, dan Permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan.

B. Peringkat Komposit TKB

2. Peringkat Komposit Keseluruhan Posisi Desember 2013

Tabel 15

No Faktor Nilai Bobot Perolehan Nilai

1 Risk Pofil 3 30% 0,90

2 GCG 2 40% 0,80

3 Earning 2 15% 0,30

4 Capital 2 15% 0,30

Laporan Kinerja

Performance Report

Berdasarkan tabel diatas, tingkat kesehatan PT. Bank Sulteng pada tahun 2013 mencerminkan kondisi Bank secara umum ”Sehat”, sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikat dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain : Profil Risiko, Penerapan GCG, Rentabilitas, dan Permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan.

L. TANGGUNG JAWAB SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY).

Keberadaan Bank Sulteng tidak terlepas dari lingkungan sosialnya dan sebagai lembaga keuangan yang hidup dari dan untuk masyarakat, maka hubungan antara bank dan masyarakat harus dibangun saling menguntungkan. Oleh karena itu Bank Sulteng juga bertanggung jawab untuk pengembangan dan pembangunan masyarakat yang pada akhirnya bias mengembangkan bisnis Bank Sulteng di masyarakat.

Salah satu wujud kepedulian Bank Sulteng yaitu dengan mengoptimalkan dana CSR

(Corporate Social Responsibility) yang dimaksud untuk :

 Membangun simpati masyarakat kepada Bank Sulteng yang dapat menunjang terbentuknya citra positip Bank Sulteng di mata masyarakat.

 Meningkatkan pemahaman publik terhadap Bank Sulteng melalui informasi yang disalurkan dalam kegiatan sosial kemasyarakatn.

 Meningkatkan nilai Bank Sulteng melalui pembentukan reputasi yang baik.

Program Corporate Social Responsibility (CSR) direncanakan akan disalurkan kepada : 1. Program Peduli kepada Lingkungan.

Antara lain : diwujudkan dengan kegiatan sponsorship penanaman pohon, pelestarian taman kota.

2. Program Peduli kepada Sosial

Antara lain : diwujudkan dengan kegiatan donor darah, sunatan massal, operasi bibir sumbing dan lain-lain.

Laporan Kinerja

Performance Report

Adapun program CSR yang terealisasi pada tahun 2013, disalurkan dalam bentuk :

No Program CSR Jumlah (Rp)

1 Bantuan kepada SMP Negeri I Palu dalam rangka penyelesaian pembangunan Gedung Laboratorium Matematika dan Bialogi.

2.000.000 2 Bantuan kepada pengurus mitra gerakan nasional orang tua

asuh (GN-OTA) Sulawesi Tengah, dalam rangka mendukung dan menyuksekan wajib belajar 9 (Sembilan) tahun anak didik dari tingkat SD,MI s.d. MTs yang kurang mampu.

8.000.000

3 Bantuan kepada SMP Negeri I Palu, dalam rangka Olimpiade Karya Ilmiah tingkat Nasional :Indonesia Sience Project Olympiade 2013”

1.500.000

4 Bantuan kepada SMA Negeri I Palu, dalam rangka mengikuti Festival Film Pendidikan Jogya 2013 di Yogyakarta.

1.000.000 5 Bantuan kepada Musyawarah Guru Mata Pelajaran Matematika,

dalam rangka Kompetisi Matematikan IV SMP/MTs se Kota Palu Tahun 2013.

1.000.000

6 Bantuan kepada sekolah SLB, SDN, SMPn dan SMKn di Wilayah Kota Palu, berupa 6 (enam) Unit Laptop Axigo dan 1 (satu) unit Printer Merk Canon, dalam rangka HUT Propinsi Sulawesi Tengah.

24.013.000

7 Bantuan kepada SMA Negeri I Palu berupa 1 (satu) buah AC, dalam rangka HUT Propinsi Sulawesi Tengah.

3.200.000 8 Bantuan kepada SDN Inpres 2 Lere Palu berupa 1 (satu) buah AC,

dalam rangka HUT Propinsi Sulawesi Tengah.

3.200.000 9 Bantuan kepada Yayasan Panti Asuhan “Al-Fatahu” dalam rangka

Pembangunan Sarana dan Prasarana (Mushollah & Asrama).

1.500.000

T o t a l 45.413.000

M. PENGENDALIAN INTERNAL

Sistem pengendalian internal yang efektif merupakan komponan penting manajemen Bank dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional bank yang sehat dan aman. Sistem ini telah diterapkan PT. Bank Sulteng dan sangat membantu pengurus bank dalam menjaga asset bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, menjamin efisiensi dan efektifitas, dan meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian.

Laporan Kinerja

Performance Report

Fungsi Satuan Pengendalian Intern (SPI) telah berjalan sesuai standar pelaksanaan fungsi audit intern bank (SPFAIB), dimana telah adanya standar pelaksanaan fungsi audit intern bank, yaitu berupa :

 Piagam Audit Intern Bank (Audit Charter).  Pedoman Audit Intern dan Internal Kontrol.

Suatu pengawasan internal/divisi pengawasan bersifat independen dan bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama. Adapun lingkup tugas yang menjadi tanggung jawab SPI/Divisi Pengawasan sendiri meliputi ;

 Penerapan Good Corporate Governance (GCG) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.  Pemeliharaan tingkat kesehatan bank dengan memantau pencapaian target-target

operasional dengan mengukur rasio keuangan sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005.

 Penerapan prinsip pengawasan melekat (waskat) di semua lini yang ada dan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan operasional bank.

 Mengukur efektifitas dan efisiensi biaya dalam kegiatan operasional bank.  Melakukan pemantauan kinerja terhadap semua unit-unit yang ada di bank.

Tentu saja pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut harus diimbangi dengan penerapan dan pengelolaan risiko melekat antara lain ; risiko kredit, risiko operasional, risiko pasar, risiko likuiditas serta risiko lainnya. PT. Bank Sulteng telah membentuk komite-komite untuk mengelola serta mengendalikan risiko diantaranya ALCO, Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit dan Komite Manajemen Risiko.

Untuk membantu tugas Dewan Komisaris dalam hal pengendalian risiko bank, pada tahun 2007 PT. Bank Sulteng membentuk Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit, dan Komite Nominasi & Remunerasi. Secara berkesinambungan sampai saat ini PT. Bank Sulteng telah melaksanakan audit intern berbasis risiko. Proses pengendalian internal berpedoman pada pedoman-pedoman audit internal yang telah disusun bank, sehingga tidak menyimpang dan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Dalam dokumen Visi Bank Sulteng. Misi Bank Sulteng (Halaman 74-79)

Dokumen terkait