• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey descriptive yang dilaksanakan mulai tanggal 3-12 Februari 2018 di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar. Data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat gambaran karakteristik luka dan perawatannya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Sampling yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 214 orang dan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 145 orang.

Penelitian dimulai dengan menyampaikan permohonan izin penelitian kepada pihak Klinik Perawatan Luka Griya Afiat dan dilanjutkan dengan pengumpulan data sekunder yang terdiri dari data demografi, gambar luka, jenis dressing, dan jenis cleansing selama 3 tahun terakhir yang terdapat di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat. Data sekunder yang berupa gambar luka kemudian dikaji karakteristik lukanya dengan menggunakan instrumen pengkajian luka Bates Jansen Wound Assessment Tool 13 item yang dilakukan oleh seorang enumerator yang ahli dalam bidang perawatan luka moderen.

Data yang terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan Microsoft Excell dan SPSS melalui tahap editing, coding, dan tabulating. Hasil pengolahan data kemudian disajikan berdasarkan analisa data univariat yang digunakan untuk menjelaskan karakteristik masingmasing variabel yang

49 diteliti. Hasil penelitian kemudian disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian yang di lakukan di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar di peroleh karakteristik responden antara lain jenis kelamin, jenis luka, umur, jumlah kunjungan serta lama perawatan setiap pasien yang berobat ke Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar.

Berikut tabel penyajian data karakteristik responden:

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis Luka di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar Bulan

September 2014 – Desember 2017 (n=145)

Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentasi (%) Jenis kelamin :

Laki-laki Perempuan

59 86

40.7 59.3 Jenis luka :

Akut Kronik

20 125

13.8 86.2

Total 145 100

umber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Berdasarkan tabel 5.1. diperoleh data bahwa lebih dari setengah responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 59.3% (86 orang) dengan jenis luka rata-rata kronik yaitu sebesar 86.2% (125 orang).

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Usia, Jumlah Kunjungan dan Lama Perawatan di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar Bulan

September 2014 – Desember 2017 (n=145) Karakteristik Responden Mean Std.

Deviation Min Max

Usia (Tahun) 51.06 12.456 12 74

Frekuensi Kunjungan (Banyak) 11.79 12.124 2 80

Lama Perawatan (Hari) 62.01 101.101 2 779

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

50 Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh data bahwa rata-rata usia responden pada penelitian ini adalah 51.06 tahun dengan standar deviasi 12.456.

Sementara untuk rata-rata frekuensi kunjungan pada klinik perawatan luka adalah 11.79 kali perawatan dengan standar deviasi 12.124. Sedangkan rata-rata lama perawatan pada klinik perawatan luka Griya Afiat Makassar yaitu 62.01 hari dengan standar deviasi 101.101.

2. Karakteristik luka

Karakteristik luka yang di nilai dalam penelitian ini terdiri dari 13 item yang terdapat dalam Bates Jensen Wound Assesment Tools. 13 item tersebut terdiri dari ukuran luka, kedalaman, tepi luka, goa, tipe jaringan nekrosis, jumlah jaringan nekrosis, tipe eksudat, jumlah eksudat, warna kulit sekitar luka, jaringan yang edema, pengerasan jaringan tepi, jaringan granulasi, dan jaringan epitelisasi. Berikut tabel penyajian data karakteristik luka:

a. Ukuran luka

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ukuran Luka Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar Bulan

September 2014 – Desember 2017 (n=145)

Karakteristik Ukuran Luka

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

< 4 cm 86 59.3 112 77.2

4<16 cm 40 27.6 21 14.5

16<36 cm 14 9.7 11 7.6

36<80 cm 5 3.4 1 0.7

>80 cm 0 0 0 0

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

51 Berdasarkan tabel 5.3. diperoleh data bahwa lebih dari setengah responden pada kunjungan awal memiliki karakteristik ukuran luka sebesar <4cm yang berjumlah 59.3% (86 orang) dan mengalami peningkatan pada kunjungan akhir yakni sejumlah 77.2% (112 orang).

Jumlah responden yang memiliki luka dengan karakteristik ukuran

<4cm mengalami peningkatan paling signifikan jika dibandingkan dengan karakteristik ukuran luka yang lain dengan peningkatan sebesar 17.9% (26 orang).

b. Kedalaman Luka

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Kedalaman Luka Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya

Afiat Makassar Bulan September 2014 – Desember 2017 (n=145)

Karakteristik Kedalaman Luka

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

Stage 1 15 10.3 64 44.1

Stage 2 39 26.9 33 22.8

Stage 3 46 31.7 27 18.6

Stage 4 34 23.4 16 11

Nekrosis 11 7.6 5 3.4

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh data bahwa responden dengan karakteristik kedalaman luka stage 3 pada kunjungan awal menunjukkan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan karakteristik kedalaman lain yaitu sebesar 31.7% (46 orang) dan mengalami penurunan pada akhir kunjungan yaitu sebesar 18.6% (27 orang). Jumlah responden yang memiliki luka dengan karakteristik kedalaman stage 1 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan

52 karakteristik kedalaman luka yang lain dengan peningkatan sebesar 33.8% (49 orang).

c. Tepi Luka

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Tepi Luka Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat

Makassar Bulan September 2014 – Desember 2017 (n=145)

Karakteristik Tepi Luka

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

Samar, tidak jelas terlihat 17 11.7 74 51

Batas terlihat, menyatu dengan dasar luka 37 25.5 34 23.4 Jelas, tidak menyatu dengan dasar luka 49 33.8 27 18.6 Jelas, tidak menyatu dengan dasar luka,

tebal 22 15.2 7 4.8

Jelas, fibrotik, hiperkeratonik 20 13.8 3 2.1

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Berdasarkan tabel 5.5 diperoleh data bahwa responden yang memiliki karakteristik tepi luka jelas dan tidak menyatu dengan dasar luka pada kunjungan awal memiliki persentase yang lebih besar yaitu 33.8% (49 orang) jika dibandingkan dengan karakteristik tepi luka yang lain dan mengalami penurunan pada akhir kunjungan dengan persentase 18.6% (27 orang). Jumlah responden yang memiliki luka dengan karakteristik tepi luka samar dan tidak jelas terlihat mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan karakteristik tepi luka yang lain dengan peningkatan sebesar 39.3% (57 orang).

53 d. Goa

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Karakteristik Goa Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar

Bulan September 2014 – Desember 2017 (n=145)

Karakteristik Goa

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

Tidak ada 87 60 106 73.1

<2cm di area manapun 28 19.3 24 16.6

2-4cm <50% di pinggir luka 18 12.4 10 6.9

2-4cm >50% di pinggir luka 9 6.2 3 2.1

>4cm di area manapun 3 2.1 2 1.4

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Berdasarkan tabel 56. diperoleh data bahwa lebih dari setengah responden memiliki luka dengan karakteristik tidak ada gowa yaitu sebesar 60% (87 orang) pada awal kunjungan dan mengalami peningkatan pada akhir kunjungan dengan persentase 73.1% (106 orang). Jumlah responden yang memiliki luka dengan karakteristik gowa 2-4cm dan <50% di pinggir luka mengalami penurunan paling signifikan jika dibandingkan dengan karakteristik goa yang lain sebesar 5.5% (8 orang).

54 e. Tipe Jaringan Nekrosis

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Karakteristik Tipe Jaringan Nekrosis Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya

Afiat Makassar Bulan September 2014 – Desember 2017 (n=145)

Karakteristik Tipe Jaringan Nekrosis

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

Tidak ada 27 18.6 97 66.9

Putuh / abu-abu, slough tidak lengket 26 17.9 22 15.2

Slough mudah dihilangkan 38 26.2 14 9.7

Lengket, lembut, dan ada black eschar 35 24.1 8 5.5 Lengket, berbatas tegas, keras, dan ada

black eschar 19 13.1 4 2.8

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Berdasarkan tabel 5.7 diperoleh data bahwa responden yang memiliki luka dengan karakteristik tipe jaringan nekrosis slough mudah dihilangkan pada kunjungan awal memiliki persentase yang lebih besar jika dibandingkan dengan karakteristik tipe jaringan nekrosis yang lain yaitu sebesar 26.2% (38 orang) dan mengalami penurunan yang signifikan pada akhir kunjungan menjadi 9.7% (14 orang). Jumlah responden dengan karakterstik tidak ada jaringan nekrosis mengalami peningkatan sebesar 48.3% (70 orang) dari awal hingga akhir kunjungan.

55 f. Jumlah Jaringan Nekrosis

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Karakteristik Jumlah Jaringan Nekrosis Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar Bulan September 2014 – Desember 2017 (n=145) Karakteristik Jumlah Jaringan

Nekrosisi

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

Tidak tampak 31 21.4 97 66.9

<25% dari dasar luka 27 18.6 19 13.1

25% - 50% dari dasar luka 17 11.7 10 6.9

50% - 75% dari dasar luka 20 13.8 8 5.5

75% - 100% dari dasar luka 50 34.5 11 7.6

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Berdasarkan Tabel 5.8 diperoleh data bahwa responden yang memiliki luka dengan karakteristik jumlah jaringan nekrosis sebanyak 75%-100% dari dasar luka pada kunjungan awal memiliki persentase yang lebih besar yaitu sebanyak 34.5% (50 orang) dan mengalami penurunan yang signifikan pada akhir kunjungan. Jumlah responden yang tidak memiliki jaringan nekrosis mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada awal hingga akhir kunjungan yaitu sebesar 45.5% (66 orang).

56 g. Tipe Eksudat

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Karakteristik Tipe Eksudat Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat

Makassar Bulan September 2014 – Desember 2017 (n=145)

Karakteristik Tipe Eksudat

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

Tidak ada 14 9.7 59 40.7

Bloody 18 12.4 28 19.3

Serosanguineoua 35 24.1 24 16.6

Serous 44 30.3 20 13.8

Purulent 34 23.4 14 9.7

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Berdasarkan Tabel 5.9 diperoleh data bahwa responden yang memiliki luka dengan karakteristik tipe eksudat serous memiliki persentase yang lebih besar yaitu sebanyak 30.3% (44 orang) pada kunjungan awal dan mengalami penurunan pada kunjungan akhir.

Jumlah responden yang tidak memiliki eksudat juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada awal hingga akhir kunjungan yaitu sebesar 31% (45 orang).

57 h. Jumlah Eksudat

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Karakteristik Jumlah Eksudat Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya

Afiat Makassar Bulan September 2014 – Desember 2017 (n=145)

Karakteristik Jumlah Eksudat

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

Kering 12 8.3 58 40

Moist 35 24.1 44 30.3

Sedikit 5 3.4 0 0

Sedang 47 32.4 22 15.2

Banyak 46 31.7 21 14.5

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Berdasarkan Tabel 5.10 diperoleh data bahwa responden yang memiliki luka dengan karakteristik jumlah eksudat banyak pada kunjungan awal memiliki persentase yang lebih besar dibanding karakteristik jumlah eksudat yang lain yaitu sebesar 31.7% (46 orang) dan mengalami penurunan hingga 14.5% (21 orang) pada akhir kunjungan. Jumlah responden yang tidak memiliki eksudat mengalami peningkatan awal hingga akhir kunjungan yaitu sebesar 31.7% (46 orang).

58 i. Warna Kulit Sekitar Luka

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Karakteristik Warna Kulit Sekitar Luka Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar Bulan September 2014 – Desember 2017 (n=145) Karakteristik Warna Kulit di Sekitar

Luka

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

Pink/normal 68 46.9 115 79.3

Merah terang 4 2.8 0 0

Putih/pucat 20 13.8 10 6.9

Merah gelap/abu-abu 36 24.8 13 9

Hitam 17 11.7 7 4.8

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Berdasarkan Tabel 5.11 diperoleh data bahwa hampir setengah responden memiliki luka dengan karakteristik warna kulit sekitar luka pink/normal dengan persentase sebesar 46.9% (68 orang) pada kunjungan awal dan mengalami peningkatan hingga 79.3% (115 orang) pada akhir kunjungan. Jumlah responden yang memiliki luka dengan karakteristik warna kulit hitam disekitar luka mengalami penurunan sebesar 6.9% (10 orang).

59 j. Jaringan Yang Edema

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Karakteristik Jaringan Yang Edema Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya

Afiat Makassar Bulan September 2014 – Desember 2017 (n=145)

Karakteristik Jaringan yang Edema

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

Tidak ada 47 32.4 103 71

Non pitting edema, <4mm disekitar luka 40 27.6 20 13.8 Non pitting edema, >4mm disekitar luka 31 21.4 12 8.3 Pitting edema, <4mm disekitar luka 25 17.2 9 6.2

Pitting edema, >4mm disekitar luka 2 1,4 1 0.7

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Berdasarkan Tabel 5.12 diperoleh data bahwa responden yang memiliki luka dengan karakteristik tidak ada jaringan edema pada kunjungan awal memiliki persentase yang lebih besar yaitu sebanyak 32.4% (47 orang) dan mengalami peningkatan yang signifikan hingga 71% (103 orang) pada akhir kunjungan. Jumlah responden yang tidak memiliki jaringan edema mengalami peningkatan sebesar 38.6% (56 orang).

60 k. Pengerasan Jaringan Tepi

Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pengerasan Jaringan Tepi Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar Bulan September 2014 – Desember 2017 (n=145)

Karakteristik Pengerasan Jaringan Tepi

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

Tidak ada 78 53.8 112 77.2

<2cm disebagaian kecil tepi luka 39 26.9 23 15.9

2-4cm, <50% di tepi luka 15 10.3 3 2.1

2-4cm, >50% di tepi luka 8 5.5 6 4.1

>4cm, diseluruh tepi luka 5 3.4 1 0.7

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Berdasarkan Tabel 5.13 diperoleh data bahwa lebih dari setengah responden memiliki luka dengan karakteristik tidak ada pengerasan jaringan tepi yaitu sebanyak 53.8% (78 orang) pada kunjungan awal dan mengalami peningkatan pada akhir kunjungan. Jumlah responden yang memiliki pengerasan jaringan tepi >4cm diseluruh tepi luka mengalami penurunan sebesar 2,7% (4 orang).

l. Granulasi

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Karakteristik Jaringan Granulasi Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya

Afiat Makassar Bulan September 2014 – Desember 2017 (n=145)

Karakteristik Jaringan Granulasi

Kunjungan

Awal Akhir

N % n %

Kulit utuh 13 9 69 47.6

100% granulasi 14 9.7 24 16.6

50% granulasi 51 35.2 31 21.4

25% granulasi 31 21.4 10 6.9

Tidak ada 36 24.8 11 7.6

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

61 Berdasarkan Tabel 5.14 diperoleh data bahwa responden yang memiliki luka dengan karakteristik 50% granuasi pada kunjungan awal memiliki persentase yang lebih besar yaitu sebanyak 35.2% (51 orang) dan mengalami penurunan hingga 21.4% (31 orang) pada akhir kunjungan. Jumlah responden yang memiliki karakteristik kulit utuh mengalami peningkatan sebesar 38.6% (56 orang).

m. Epitelisasi

Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Karakteristik Jaringan Epitelisasi Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya

Afiat Makassar Bulan September 2014 – Desember 2017 (n=145)

Karakteristik Jaringan Epitelisasi

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

100% epitelisasi 4 2.8 48 33.1

75%-100% epitelisasi 7 4.8 26 17.9

50%-75% epitelisasi 6 4.1 11 7.6

25%-50% epitelisasi 4 2.8 12 8.3

<25% epitelisasi 124 85.5 48 33.1

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Berdasarkan Tabel 5.15 diperoleh data bahwa sebagian besar responden memiliki luka dengan karakteristik <25% epitelisasi pada kunjungan awal yaitu sebesa 85.5% (124 orang) dan mengalami penurunan yang signifikan pada akhir kunjungan hingga 33.1% (48 orang). Jumlah responden dengan karakteristik 100% epitelisasi mengalami peningkatan sebesar 30.3% (44 orang).

62 n. Skor

Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi Skor Penilaian Karakteristik Luka Menggunakan BJWAT Pada Kunjungan Awal dan Kunjungan Akhir di

Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar Bulan September 2014 – Desember 2017 (n=145)

Total Skor Penilaian BJWAT

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

1-20 5 3.4 76 52.4

21-40 86 59.3 49 33.8

41-60 54 37.2 20 13.8

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Berdasarkan Tabel 5.16 diperoleh data bahwa lebih dari setengah responden yang memiliki total skor karakteristik luka sebesar 21-40 yaitu sebanyak 59.3% (86 orang) pada kunjungan awal dan mengalami penurunan hingga 33.8% (49 orang) pada kunjungan akhir. Jumlah responden yang memiliki total skor karakteristik luka sebesar 1-20 mengalami peningkatan yang signifikan pada awal hingga akhir kunjungan yaitu sebesar 49% (71 orang).

3. Karakteristik Perawatan

Karakteristik perawatan luka yang di nilai dalam penelitian ini terdiri dari jenis dressing dan jenis cleansing yang biasa di gunakan dalam melakukan perawatan luka di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar. Jenis dressing yang di nilai meliputi dressing primer, sekunder serta tersier yang biasa di gunakan. Sementara jenis cleansing meliputi semua jenis cairan yang biasa di gunakan untuk mencuci luka. Berikut tabel penyajian data karakteristik luka:

63 a. Jenis dressing

Tabel 5.17 Distribusi Frekuensi Jenis Dressing Pada Kunjungan Awal dan Akhir di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar Bulan September 2014

– Desember 2017 (n=145)

Jenis Dressing

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

Primary Dressing

Hydrogels 45 31 16 11

Calsium Alginate 11 7.6 19 13.1

Hydrocellulosa 15 10.3 2 1.4

Hydrocolloid 4 2.8 3 2.1

Foam 1 0.7 0 0

Anti Microbial 20 13.8 25 17.2

Transparant Film 2 1.4 32 22.1

Topikal Cream 46 31.7 45 31

Madu 1 0.7 3 2.1

Secondary Dressing

Natural Fibre Dressing 24 16.6 21 14.5

Non Adherent Dressing 106 73.1 70 48.3

Foam 11 7.6 20 13.8

Transparant Film 1 0.7 32 22.1

Anti Microbial 3 2.1 2 1.4

Tertiary Dressing

Natural Fibre Dressing 25 17.2 17 11.7

Transparant Film 1 0.7 34 23.4

Haft 34 23.4 9 6.2

Hypafix 82 56.6 80 55.2

Perban Elastis 3 2.1 5 3.4

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Tabel 5.17. menunjukkan bahwa balutan yang paling banyak digunakan pada primary dressing di awal kunjungan adalah topikal cream yaitu sebesar 31.7% (46 orang), pada secondary dressing di awal kunjungan adalah Non Adherent

64 Dressing sebesar 73.1% (106 orang) dan pada tertiary dressing di awal kunjungan adalah hypafix sebesar 56.6% (82 orang).

Sedangkan balutan yang paling banyak digunakan pada primary dressing di akhir kunjungan adalah Topical Dressing yaitu sebesar 31% (45 orang), pada secondary dressing di akhir kunjungan adalah Non Adherent Dressing sebesar 48.3% (70 orang) dan pada tertiary dressing di akhir kunjungan adalah hypafix sebesar 55.2% (80 orang).

b. Jenis Cleansing

Tabel 5.18 Distribusi Frekuensi Jenis Cleansing Pada Kunjungan Awal di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat Makassar Bulan September 2014 –

Desember 2017 (n=147)

Jenis Cleansing

Kunjungan

Awal Akhir

n % n %

NaCl 0.9% + Detol 110 75.9 90 62.1

Air Mineral + Detol 29 20 48 33.1

Rebusan Daun Sirih + Detol 2 1.4 2 1.4

Rebusan Daun Jambu Biji + Detol 4 2.8 5 3.4

Total 145 100 145 100

Sumber: Data Sekunder, September 2014 s/d Desember 2017

Tabel 5.18. menunjukkan jenis cairan yang paling banyak digunakan pada pada kunjungan awal adalah NaCl 0,9% + Detol sejumlah 75.9% (110 orang).

65 Sedangkan menunjukkan jenis cairan yang paling banyak digunakan pada kunjungan akhir adalah NaCl 0,9% + Detol sejumlah 62.1% (90 orang).

Dokumen terkait