• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3. Kerangka Penelitian

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan atau konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang suatu dengan variabel yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012). Konsep penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan orang tua dalam merawat anak yan mengalami diare di Kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan.

3.1 Kerangka Konsep

a. Pemberian obat b. Pemenuhan cairan c. Pemenuhan nutrisi d. Pencegahan iritasi e. Penanganan infeksi Pengetahuan orang

tua dalam merawat anak diare

3.2 DEFINISI OPERASIONAL

Variabel Defenisi Operasional Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu keadaan objektif (Notoatmodjo,2012).

4.2 Populasi,Sampel dan teknik sampling

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).Populasi dari penelitian ini adalah orang tua dari kelurahan sunggal yang mempunyai anak balita yang pernah mengalami diare sebanyak 128 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak balita yang pernah mengalami diare di kelurahan sunggal kecamatan sunggal kota Medan.

Rumus besar sampel sebagai berikut runus slovin :

n = N

1 + N (d)2

n = Besar Sampel

N = Besar populasi

D = Derajat ketepatan yang digunakan (10%) = (0,1).

Perhitungan besar sampel :

n = N

1 + N (d)

n = 128

2

1 + 128 (0,1)

n = 128

2

1 + 128 (0,01)

n = 128 = 128 = 56.14 = 56Orang.

1 + 1.282.28

Kriteria sampel terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi setiap masing-masing anggota populasi yang akan dijadikan sampel sedangkan kriteria ekslusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa dijadikan sebagai sampel penelitian ( Notoatmodjo, 2012)

a. Orang tua yang mempunyai anak balita yang berusia 1-5 tahun yang mengalami diare di kelurahan sunggal kecamatan sunggal kota Medan.

b. Bisa berbahasa indonesia

c. Orang tua anak bersedia menjadi responden

4.2.3 Teknik Sampling

Pengambilan sampel secara Purpossive Samplingini dilakukan dengan pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu petimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,2012).

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan

4.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada awal Junisampai Juli 2018.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan rekomendasi dari program studi ilmu keperawatan. Fakultas keperawatan selanjutnya mengirimkan surat permohonan untuk mendapatkan izin dari kelurahan sunggal kecamatan sunggal kota Medan. Setelah mendapatkan izin dari kelurahan sunggal kecamatan sunggal kota Medan, peneliti melakukan pengumpulan data dengan memberikan lembar persetujuan (informed consen) kepada responden yang akan diteliti. Sebelum responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan, peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan

prosedur penelitian ini. Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap hanya mencantumkan inisial nama responden atau hanya kode dilembar kuesioner. Kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Prinsip etik yang dipenuhi adalah sebagai berikut (Potter & Perry, 2010).

(1) Autonomy, komitmen terhadap responden dalam mengambil keputusan tentang penelitian. Persetujuan yang dibaca dan ditanda tangani responden sebelum peneliti menggambarkan penghargaan terhadap otonomy. Persetujuan yang di tanda tangani merupakan jaminan bahwa peneliti telah mendapatkan persetujuan dari responden sebelum penelitian dilakukan. (2) Benefience, melakukan niat baik: peneliti ini merupakan kegiatan positif untuk membantu responden. (3) Nonmalefience, tidak mencedera orang lain: peneliti ini tidak berbahaya sehingga tidak akan mencederai responden. (4)Fidelity, Kesetiaan : persetujuan untuk menepati janji. (5) Justice, prinsip ini merujuk pada keadilan : dalam melakukan penelitian, peneliti melakukannya dengan cara yang sama kepada responden.

4.5.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahua orang tua dalam merawat anak diare. Skala yang digunakan yaitu dengan menggunakan skala guttman.

Menurut Nasir (2001)yaitu yang pertama menghitung koefisien reprodusibilitasnya selanjutnya hitung koefisien skalabilitasnya.

Rumus skala guttman koefisien reprodusibilitas :

Kr

n

=1- e

Keterangan :

n = Total kemungkinan jawaban, yaitu jumlah pertanyaan x jumlah responden

e = Jumlah error

Kr =

Syarat penerimaan nilai koefisien reprodusibilitas yaitu apabila koefisien reprodusibilitas memiliki nilai >0,90

jumlah pertanyaan dikali jumlah responden

Langkah selanjutnya adalah mencari koefisien skalabilitas dengan rumus :

Ks

P

=1 e

Keterangan :

e = Jumlah error

p = Jumlah kesalahan yang diharapkan

Ks

Syarat penerimaan koefisien skabilitas yaitu apabila koefisien skabilitas memiliki nilai >0,60

= Koefisien skalabilitas

Skala ukur variabel yang digunakan variabel ini adalah skala ordinal dimana hasil ukurnya menggunakan rumus statistik (Hidayat, 2008).

𝑝𝑝 =𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 𝑘𝑘𝑟𝑟𝑘𝑘𝑟𝑟𝑘𝑘 𝑏𝑏𝑟𝑟𝑟𝑟𝑏𝑏𝑟𝑟𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑟𝑟𝑘𝑘𝑟𝑟𝑘𝑘

4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

4.6.1 Validitas

Satu ukuran yang menunjukkan suatu instrument benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan diukur dan instrument dianggap valid (Setiadi, 2007). Uji validitas pada penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti menggunakan metode validitas isi yaitu dengan menguji instrument yang mengacu pada isi dan meminta pada orang yang ahli, dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan dengan satu dosen keperawatan anak Universitas Sumatera Utara.

Tingkat Pengetahuan orang tua dalam merawat anak yang mengalami diare:

Baik : 18 - 25 Cukup : 9 – 17 Kurang : 0 - 8

4.6.2 Reliabilitas Instrumen

Setelah dilakukan uji validitas kemudian akan dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya dan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini akan dilakukan uji reliabilitas pada 10 responden yang berbeda dari responden penelitian dengan karakteristik yang sama. Uji reliabilitas ini dilakukan di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan internal consistency yaitu melakukan uji coba satu kali saja, kemudian hasil yang diperoleh dengan teknik tertentu.

Uji reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi yaitu analisis yaitu nilai kuder Ricardos-20 (KR-20 yaitu lebih dari

>0.7artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability).

Uji Reliabilitas telah dilakukan pada 10 orang di kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan. Kuesioner tindakan orang tua dalam merawat anak diare telah diuji dan memperoleh 1.02.

4.7 Rencana Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner.

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan peneliti dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas sumatera

Utara dan surat izin dari lokasi penelitian. Selanjutnya menentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, cara pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil data kepada peneliti sebelumnya.

Setelah dapat pasien untuk dmenjadi responden, peneliti menjelaskn waktu, tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitin kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani surat persetujuan sebagai responden/informed consen. Responden diminta mengisi kuesioner yang diterima oleh peneliti. Selama pengisian kuesioner responden diberi kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada yang tidak dipahami.

Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa.

4.8 Rencana Analisa Data

Setelah data semuanya terkumpul, maka akan dilakukan analisa data melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama editing, yaitu mengecek nomor responden, kelengkapan (semua pertanyaan sudah terisi) sesuai petunjuk.

Tahap kedua coding yaitu melakukan peng kodean yaitu member kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah peneliti saat memasukkan data (data entry). Tahap yang ketiga processing, yaitu memasukkan jawaban-jawaban dan masing-masing responden yang sudah dibberi kode kedalam program atau sofeware komputer. Tahap ke empat adalahh cleaning, yaitu mengecek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya. Kemudian dilakukan pengoreksian (Notoatmodjo, 2010).

Analisa data yang digunakan untuk instrument penelitian adalah analisis univariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Hasil analisa data penelitian dilakukan oleh peneliti akan disajikan dalam bentuk table distribusi dan persentase.

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan juli 2018 dengan jumlah responden sebanyak 56 responden.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Karakteristik Demografi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah orang tua dari anak balita di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan yang telah sesuai dengan kriteria peneliti dan memiliki karakteristik yang beragam. Sesuai dengan hasil penelitian karakteristik demografi responden. Deskriptif karakteristik pasien pada penelitian ini mencakup umur orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa orang tua dari balita memiliki rentang usia 18-27 tahun yaitu 55,4%. Tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki orang tua berpendidikan SMA sejumlah 63,4%. Pada pekerjaan orang tua dari balita yang terbanyak yaitu pada wiraswasta sejumlah 53,6% dan pada suku orang tua yang di miliki orang tua paling banyak adalah suku batak sejumlah 50,0%.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Orang tua di kelurahan sunggal Kecamatan Medan sunggal kota Medan.

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Umur:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Hasil Jawaban Responden tentang Pengetahuan Orang Tua Dalam Merawat Anak Diare di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan .

No. Pertanyaan Ya Tidak

A. Pemberian Obat f % f % 1 Apakah anda memberikan obat saat anak

sedang diare ?

19 33.9 37 66.1

2 Apakah anda pernah memberikan obat tradisional ketika anak sedang diare?

31 55.4 25 44.6

3 Apakah anda memberikan oralit ketika anak sedang mengalami diare ?

37 66.1 19 33.9

4 Apakah anda memberikan obat seperti antibiotik pada anak ketika anak sedang diare ?

22 39.3 34 60.7

5 Apakah anda memberikan suplemen zinc pada anak saat anak sedang diare ?

16 28.6 40 71.4

B. Pemenuhan kebutuhan cairan 6 Apakah anda memberikan anak banyak

minum ketika anak mengalami diare ?

53 94.6 3 5.4

7 Apakah anda memberikan minum dengan air yang masak ketika anak

Sedang diare ?

31 55.4 25 44.6

8 Apakah anda menghindarkan minuman yang terlalu manis ketika

Anak sedang diare ?

30 53.6 26 46.4

9 Apakah anda memberikan susu ketika anak mengalami diare ?

42 75.0 14 25.0

10 Apakah anda pernah memberikan minuman berkafein seperti kopi, minuman bersoda dan ice cream ketika anak sedang mengalami diare?

26 46.4 30 53.6

C. Pemenuhan Nutrisi

11 Apakah anda memberikan makanan yang bergizi ketika anak

Sedang mengalami diare?

49 87.5 7 12.5

12 Apakah anda tahu makanan apa saja yang menyebabkan terjadinya

diare ?

34 60.7 22 39.3

13 Apakah anda memaksa anak makan saat anak mengalami diare ?

44 78.6 12 21.4

14 Apakah anda memaksa anak makan saat anak mengalami diare ?

41 73.2 15 26.8

15 Apakah anda memberikan buah-buahan seperti salak, pisang, apel dan

buah pir ketika anak mengalami diare ?

39 69.6 17 30.4

D. Pencegahan Iritasi

16 Apakah anda mengoleskan pelembab disekitar anus ketika anak sedang mengalami diare?

23 41.1 33 58.9

17 Apakah anda memakaikan celana dalam yang ketat ketika anak sedang

mengalami diare ?

22 39.3 34 60.7

18 Apakah anda mengganti popok anak setelah BAB/BAK saat anak

sedang diare?

51 91.1 5 8.9

19 Apakah anda menjaga kebersihan anus agar tetap kering ?

48 85.7 8 14.3

20 Apakah anda membersihkan anus anak dengan air hangat ketika anak

36 64.3 20 35.7

sedang mengalami diare ? E. Pencegahan Infeksi

21 Apakah anda mencuci dengan sabun sebelum memberi anak makan

dan minum saat anak mengalami diare ?

49 87.5 7 12.5

22 Apakah anda mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh anak

?

48 85.7 8 14.3

23 Apakah anda mencuci kembali botol minum anak ketika anak sedang

sedang diare?

50 89.3 6 10.7

24 Apakah anda mencuci terlebih dahulu bahan masakan yang akan

dikonsumsi pada anak anda saat anak anda sedang mengalami diare?

51 91.1 5 8.9

25 Apakah anda membersihkan mainan anak dan kebersihan rumah ketika

anak sedang diare?

47 83.9 9 16.1

Berdasarkan tabel 3 distribusi frekuensi pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan medan sunggal dapat dilihat sebagian besar responden menjawab tidak pada pernyataan berikut, yaitu memberikan obat saat anak diare, sebesar 66,1%; memberikan obat seperti antibiotik pada anak saat diare, sebesar 60,7%; pada pencegahan iritasi tidak mengoleskan pelembab di sekitar anus saat anak diare, sebesar 58,9%;

memakaikan celana dalam yang ketat pada anak saat diare, sebesar 60,7%.

Tabel 4. Tingkat pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

No Pengetahuan Orang Tua Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 27 48,2

2 Cukup 29 51,8

3 Kurang - -

Total 56 100,0

Pada tabel 4 Pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare pada balita berdasarkan kemampuan responden menjawab kuesioner dengan benar yang meliputi 25 bagian pertanyaan. Pengetahuan orang tua mengenai merawat anak diare pada anak balita dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu: baik, cukup dan kurang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 29 responden (51,8%).

5.2 Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan

Dalam penelitian ini, aspek-aspek yang diteliti yaitu pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare yang mencakup pemberian obat, memantau masukan dan keluar cairan, memantau rehidrasi oral pada anak diare, tidak memberikan cairan manis. Pemenuhan nutrisi yaitu sebagai orang tua melakukan pemenuhan nutrisi dengan cara tetap memberikan makanan pada saat anak sedang diare, membujuk anak agar tetap makan serta tidak membatasi makanan

jika anak ingin makan yang lebih banyak sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisinya tidak terganggu. Dalam pencegahan iritasi dalam hal ini yaitu ibu harus memantau dan merawat anak agar tidak terjadi iritasi disekitar anus akibat terlalu sering defekasi yaitu dengan cara mengganti popok anak sesering mungkin, menjaga kulit disekitar anus agar tetap bersih dan kering dan disini juga harus mengobservasi adanya atau tidak tanda-tandanya iritasi. Dan yang terakhir dalam merawat anak diare yaitu dengan pencegahan infeksi, orang tua harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh anak dan memberi makan anak.

Dari hasil penelitian disebutkan balita di tempat penelitian mengalami diare setelah sakit seperti demam, batuk dan flu kemudian menular pada anak yang lainnya. Sebagian juga ada juga balita mengalami diare dikarenakan mengkonsumsi makanan dan kurangnya menjaga kebersihan. Informasi mengatakan bahwa hal yang dilakukan terhadap pengobatan diare anak balita adalah dengan memberikan pertolongan dengan pemberian oralit buatan sendiri dengan campuran gula dan garam, adapula yang memberikan dengan daun jambu kepada balitanya. Pemberian daun jambu ini juga bermacam-macam, yaitu dengan cara dikunyah-kunyah oleh balita yang terserang diare, dan ada pula yang memasak daun jambu dengan air atau sari dari daun jambu biji tersebut diminum ke anak. Namun jika diare yang diderita balita masih berlanjut maka informasi membawa balita berobat ke bidan terdekat atau ke puskesmas terdekat untuk diberikan pengobatan dan perawatannya

Pengobatan tradisional dengan tradisional juga ada dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan membawa anak ke orang pintar meskipun telah berobat ke puskesmas. Memilih pengobatan tradisional dikarenakan ketidaksabaran orang tua yang belum stabil. Orang tua lebih memilih merawat sendiri balitanya sendiri di rumah. Alasan lain juga karena untuk menghindari efek samping obat yang diresepkan, orang tua salah satunya ibu meyakini bahwa efek samping dari obat tidak baik dikonsumsi jika anak sedang sakit. Obat anti diare juga bisa digunakan orang tua dalam merawat anak diare di rumah. Orang tua mendapatkan obat anti diare dari depot dekat rumah atau pemberian dari tetangga. Orang tua dari anak balita meyakini anaknya akan langsung sembuh jika diberi obat anti diare tersebut. Penyalah gunaan dan kesalah pahaman tentang penggunaan obat menimbulkan masalah yang cukup besar . Menurut CDC obat- obat anti diare yang dijual bebas tidak direkumendasikan untuk diberikan kepada balita yang sedang diare tanpa resep dari dokter (Tjay, 2005).

Dalam Pemberian pemenuhan kebutuhan cairan tindakan pertama yang harus dilakukan orang tua dalam merawat anak diare yaitu dengan memberikan banyak cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Diare tanpa komplikasi dapat dikelola di rumah dengan terus memberikan makan anak, memberikan lebih banyak cairan (Walker, 2010).

Dalam kebutuhan nutrisi pada anak yang mengalami diare dilakukan agar dapat membantu mempercepat penyembuhan, pemulihan dan mencegah malnutrisi. Anak yang mengalami diare tetapa harus diberikan makanan seperti

biasa dengan frekuensi lebih sering dan jangan membetasi makan anak apabila anak mau makan lebih banyak.

Dalam penelitian ini, semua responden dalam hal ini memahami memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak yang mengalami diare. Ibu memberikan asupan makanan pada anaknya dengan jumlah sedikit tapi sering dan ibu memberikan makanan yang lunak. Dari hasil observasi juga didapatkan bahwa orang tua juga membujuk anaknya apabila nak tidak mau makan, karena kebiasaan pada anak ketka sakit, anak cenderung malas untuk makan. Sehingga diperlukan peran ibu untuk membujuk anaknya. Apabila anaknya ingin makan lebih, ibu harus tetap memberikannya. Pemenuhan nutrisi pada anak diare sangat penting dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan status gizi pada anak. Karena status gizi berpengaruh terhadap kejadian diare. Pada anak yang mengalami gizi buruk atau gizi kurang, maka akan mengakibatkan episode diare menjadi lebih lama dan sering. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adisasmito (2007) yaitu penelitian faktor resiko diare di Indonesia, didpatkan hasil bahwa status gizi yang buruk merupakan faktor resiko terjadinya diare.

Serta penelitian yang dilakukan oleh Shintamurniwaty (2005) yang menyatakan bahwa balita dengan status gizi rendah mempunyai resiko 4,21 kali lebih terkena diare dibanding balita dengan status gizi baik. Penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2007) juga menyatakan adanya hubungan antara status gizi yang buruk terhadap lamanya diare pada anak. Hubungan status gizi dengan lamanya diare bermakna secara statistik dimana semakin buruk gizi maka semakin lama diare yang diderita.

Anak yang mengalami diare juga sangat beresiko mengalami iritasi kulit disekitar anus akibat seringnya defekasi (Wong, 2009). Iritasi kulit anus pada anak diare disebabkan kontak iritan karena bahan kimia yang terkandung dalam urin dan feses. Penyebab utama terjadinya iritasi diantaranya lingkungan yang kurang bersih, kontak yang terlalu lama dan berulang dengan bahan iritan terutama feses atau urin, basah dan gesekan. Iritasi juga dapat terjadi karena pemakaian popok yang terlalu lamapada anak diare. Dalam penelitian ini tindakan orang tua dalam pencegahan iritasi berdasarkan dari kuesioner didapatkan bahwasannya ibu jugan memperhatikan tanda-tanda iritasi disekitar anus anak dan mengganti popok anak setelah anak buang air besar dan membersihkan dan mengeringkan kulit anus anak .

Iritasi pada kulit anus anak dalam penelitian ini sebagian besar disebabkan menggunakan popok yang terlalu lama. Menurut Sugiono (2002) menggunakan popok yang terutama popok sekali pakai yang melebihi daya tampungnya akan menyebabkan kulit menjadi lembab. Kulit yang lembab cenderung rentan terhadap gesekan dan lebih mudah mengalami iritasi.

Diare merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebar melalui fekal oral. Upaya yang dapat dilakukan keluarga untuk mencegah penyebaran infeksi antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh anak, setiapselesai buang air besar atau setelah membersihkan tinja anak, sebelum menyiapkan makanan anak, sebelum menyuapi anak dan membuang popok bekas pada tempatnya.

Mencuci tangan dapat mengurangi resiko penularan penyakit pada saluran cerna, karena banyak penyakit yang mudah ditularkan melalui makanan terkontaminasi atau dari tangan ke mulut (DEPKES, 2009). Kuman-kuman penyebab penyakit ditularkan melalui perantara air atau bahan yang tercemar tinja. Pada penularan seperti ini, tangan memegang perana penting, karena lewat tangan yang tidak bersih makanan dan minuman yang tercemar kuman penyakit dapat masuk kedalam tubuh. Pemutusan rantai penularan penyakit seperti ini sangat berhubungan dengan penyediaan fasilitas yang dapat menghalangi masuknya sumber perantara tersebut kedalam tubuh melalui mulut. Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun adalah tindakan yang sangat penting bagi upaya mencegah diare terutama setelah membersihkan tinja anak, sebelum menyiapakan makanan anak dan sebelum memberi makan anak (Iswari, 2011). Hal ini juga didukung oleh penelitian Shintamurniwaty (2006) yang menjelaskan bahwa orang tua yang tidak mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum memberikan makan pada anak mempunyai resiko terbesar terkena diare.

Pada penelitian ini, melalui hasil kuesioner didapatkan bahwa seluruh responden pengetahuan dalam pencegahan infeksinya baik. Namun dari hasil observasi, didapatkan hal yang berbeda. Dalam pelaksanaannya, beberapa responden masih belum baik dalam melakukan pencegahan infeksi. Beberapa ibu tidak mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum menyiapkan makanan dan sebelum menyuapi anaknya. Hal ini disebabkan karena responden belum mengetahui bahwa sebelum menyiapakan makanan dan menyuapi anak, seharusnya tangan dicuci terlebih dahulu dengan air bersih dan sabun. Sebagian

besar orang tua dalam penelitian ini juga belum mengetahui bahwa penyebaran kuman diare dapat terjadi apabila tangan tidak dicuci dengan air bersih dan sabun sehingga tidak melakukan hal tersebut.

Terkait dengan pengetahuan orang tua dalam merawat anak yangmengalami diare, menurut Supartini (2005) orang tua diharapkan mempunyai kesempatan untuk meneruskan peran dan tugasnya merawat anak selama mengalami diare. Karena keluarga khususnya ibu adalah orang yang paling mengetahui apa yang dibutuhkan anak. Konsep yang mendasari asuhan yang

Terkait dengan pengetahuan orang tua dalam merawat anak yangmengalami diare, menurut Supartini (2005) orang tua diharapkan mempunyai kesempatan untuk meneruskan peran dan tugasnya merawat anak selama mengalami diare. Karena keluarga khususnya ibu adalah orang yang paling mengetahui apa yang dibutuhkan anak. Konsep yang mendasari asuhan yang

Dokumen terkait