• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Orang Tua Dalam Merawat Anak Diare di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengetahuan Orang Tua Dalam Merawat Anak Diare di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Pengetahuan Orang Tua Dalam Merawat Anak Diare di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

Kota Medan

SKRIPSI

Oleh:

Sumiati 141101044

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)
(3)
(4)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengetahuan Orang Tua Dalam Merawat Anak Diare di Kelurahan Sunggul Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsiini penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Siti Saidah Nasution, Skp, M.Kep, Sp.Mat selaku pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Univertas Sumatera Utara.

5. Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep, Ns, Mnurs selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu serta memberikan arahan dan masukan kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

(5)

6. Seluruh dosen staf pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

7. Terima kasih kepada pihak kelurahan sunggal yang sudah memberikan izin dan membantu dalam proses pengambilan data pada saat penelitian.

8. Teristimewa kepada kedua orang tua saya dan kedua adik saya Dhani dan Gebril tercinta yang banyak mendoakan, membimbing, memberikan dorongan, dukungan moral serta material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Teman-teman seperjuangan stambuk 2014 (terkhusus Christin, Epi, Rahma dan jelita) Yang telah memberikan bantuan, dan kerja sama yang baik selama proses pengerjaan skripsi dan sahabat terbaik saya yang selalu mendoakan dan memberikan semangat buat saya.

Penelitian ini menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan profesi keperawatan.

Medan, Agustus 2018

Sumiati

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

ABSTRAK ... ix

Bab 1. Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

Bab 2. Tinjauan Pustaka ... 6

2.1 Pengetahuan ... 6

2.1.1 Pengertian Pengetahuan ... 6

2.1.2 Tingkat Pengetahuan ... 7

2.1.3 Cara Mendapatkan Pengetahuan ... 8

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 9

2.2 Diare ... ... 11

2.2.1 Pengertian Diare ... 11

2.2.2 Klasifikasi Diare ... 11

2.2.3 Etiologi Diare 12

2.2.4 Patogenesis Diare ... 12

2.2.5 Patofisiologi Diare ... 13

2.2.6 Faktor Resiko Diare ... 13

2.2.7 Gambaran Klinis Diare ... 14

2.2.8 Pencegahan Diare ... 15

2.2.9 Perawatan Keluarga Pada Anak Diare ... 16

Bab 3. Kerangka Penelitian ... 15

3.1 Kerangka Konsep ... 15

3.2 Defenisi Operasiona ... 20

Bab 4. Metodologi Penelitian ... 21

4.1 Desain Penelitian ... 21

4.2 Populasi, sampel dan teknik sampling ... 21

4.2.1 Populasi ... 21

4.2.2 Sampel ... 21

4.2.3Teknik Sampling ... 23

(7)

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

4.3.1 Lokasi Penelitian ... 23

4.3.2 Waktu Penelitian ... 23

4.4 Pertimbangan Etik ... 23

4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 26

4.6.1 Validitas Instrumen ... 27

4.6.2 Reliabilitas Instrumen ... 27

4.7 Rencana Pengumpulan Data ... 27

4.8 Rencana Analisa Data ... 28

Bab 5. Hasildanpembahasan ... 30

5.1 Hasilpenelitian ... 30

5.1.1 Karakteristik Demografi Responden ... 30

5.2 Pembahasan ... 35

Bab 6. Kesimpulandan saran ... 42

6.1 Kesimpulan46 ... 42

6.2 Saran46 ... 42 Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

Lampiran 1. Jadwal tentatif penelitian Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Lampiran 3. Instrumen penelitian Lampiran 4. Informed Consen Lampiran 5. Taksasi Dana

Lampiran 6.Daftar Riwayat Hidup Lampiran 7.Perhitungan CVD Lampiran 8.Hasil SPSS

Lampiran 9.Distribusi Frekuensi Lampiran 10. Surat Selesai Penelitian Lampiran 11. Master Data

(8)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

Tabel 1 Defenisi Operasional ... 17

Tabel 2Distribusi Frekuensi Karakteristik Orang Tua ... 31

Tabel 3Pengetahuan Orang Tua Dalam Merawat Anak Diare ... 32

Tabel 4Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dalam Merawat Anak Diare ... 35

(9)

Judul : Pengetahuan Orang Tua Dalam Merawat Anak Diare di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan Nama : Sumiati

NIM : 141101044 Tahun : 2017/2018

Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan USU

Abstrak

Diare ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair. Diare masih merupakan masalah yang masih serius karena mortalitas dan morbiditasnya masih tinggi. Beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua dalam merawat anak diare yaitu dengan pemberian pengobatan, pemenuhan kebutuhan cairan, pemenuhan nutrisi, pencegahan iritasi dan pencegahan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purpossive sampling yang memenuhi kriteria inklusi.. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 56 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare. Analisa data dilakukan secara univariat dengan hasil menunjukkan bahwa pengetahuan ibu dalam merawat anak diare baik dari pengobatan, pemenuhan cairan, pemenuhan nutrisi, pencegahan iritasi dan pencegahan infeksi tergolong cukup berjumlah 29 responden (51,8%) dan yang tergolong baik berjumlah 27 responden (48,2%).

Berdasarkan hasil penelitian direkumendasikan bahwasannya sebagian responden masih belum mengerti tentang bagaimana cara merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan medan sunggal kota Medan.

Kata kunci : Pengetahuan , Perawatan Diare.

(10)
(11)

BAB 1

LATAR BELAKANG

Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bisa juga didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Anak dikatakan diare apabila lebih dari tiga kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar (Dewi, 2010).

Diare dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan dan merupakan penyebab utama terjadinya diare yang meliputi infeksi bakteri, infeksi virus enterovirus dan infeksi parasit, akibat dari sanitasi dan kebersihan yang buruk (UNICEF, 2012). Malabsorbsi karbohidrat, lemak dan protein dapat pula disebabkan oleh makanan yang basi, beracun, alergi dan tekanan psikologis, misalnya rasa takut dan cemas (Dewi, 2010).

Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi didunia dan dilaporkan terdapat hampir 1.7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering menyebabkan kematian pada anak usia dibawah lima tahun (Balita). Dalam satu tahun sekitar 760.000 anak usia balita meninggal karena penyakit ini (World Health Orgnization/WHO), 2013).

Berdasarkan karakteristik penduduk, kelompok umur balita adalah kelompok yang paling tinggi menderita diare sebesar 6,7%. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh (10,2%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%) dan Banten (8,0%). Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada

(12)

kelompok umur 12-23 bulan di daerah perkotaan (5,5%) dan tinggal didaerah pendesaan (5,3%) (Dewi, 2010).

Ada banyak faktor penyebab terjadinya diare karena rendahnya pola hidup sehat dari masyarakat, khususnya penyediaan sanitasi yang baik untuk menunjang kesehatan lingkungan. Karena sampai saat ini, diperkirakan sekitar 47%

masyarakat Indonesia masih buang air besar sembarangan, ada yang buang air besar kesungai, kebun, sawah, kolam, dan tempat-tempat terbuka lainnya (Dewi, 2010). Dari perilaku tersebut jelas sangat merugikan kondisi kesehatan masyarakat, karena tinja dikenal sebagai media tempat hidupnya bakteri E. coli yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit diare (Dewi, 2010).

Di provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012, jumlah akses diare yang ditemukan dan ditangani adalah sebanyak 38,67% dengan Incidence Rate (IR) diare per 1.000 penduduk mencapai 16,36%. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010 yaitu 18,73%. Pencapaian IR dikhawatirkan bukan merefleksikan menurunnya kejadian penyakit diare pada masyarakat tetapi lebih dikarenakan banyaknya kasus yang tidak terdata (Suraatmaja, 2010).

Anak yang diare membutuhkan perawatan yang tepat. Perawatan awal berasal dari keluarga, peran ibu dalam melakukan penatalaksanaan terhadap diare diperlukan suatu pengetahuan ibu yang tanggap mengenai diare, dapat memberikan pencegahan dan pertolongan pertama pada diare dengan baik. Peran orang tua dalam menurunkan kejadian diare selama perawatan sangat penting, karena suatu pemahaman dan penanganan yang benar tentang penyakit diare

(13)

sangat diperlukan untuk para orang tua dalam menurunkan tingkat keparahan pada anak. Orang tua mempunyai peran untuk menerima kondisi anak dan memberikan partisipasi dalam perawatan. Bentuk partisipasi tersebut adalah orang tua terlibat dalam perawatan dan selalu memberi support emosional kepada anak (Hidayat, 2008).

Tingginya angka kejadian diare pada anak, tidak terlepas dari peran orang tua. Orang tua adalah sebagai pembimbing, mendidik anak-anak, dan sebagai anggota masyarakat dalam kelompok sosial. Peran dalam masalah hal kesehatan adalah bagaimana orang tua dapat mencegah dan merawat anak yang terkena diare. Peran orang tua dalam masalah kesehatan adalah penting dalam memberikan perawatan kesehatan dan memberi stimulus mental sehingga ibu dalam pelaksanaanya diharapkan dapat memberikan pencegahan dan pertolongan pertama dalam diare (Sularyo, 2002).

Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Kasus kejadian diare di Kota Medan sepanjang tahun 2011 sebanyak 29.375 kasus, sedangkan di tahun 2012, kasus diare di provinsi Sumatera Utara sebanyak 215,651 kasus dengan rincian 212.729 kasus mendapat pelayanan sarana kesehatan dan 2, 222 ditemukan dimasyarakat. Selain Medan area ditahun 2011 kejadian terbanyak di kabupaten Deli Serdang dengan jumlah 17,529 kasus, kabupaten Langkat sebanyak 14.175 kasus, kabupaten serdang begadai dengan jumlah sebanyak 11,962 korban meninggal di kabupaten simalungun sebanyak 29,769 kasus (Depkes, 2013).

(14)

Adapun pengetahuan orang tua selama anak mengalami diare sangat menentukan tingkat kesembuhan dan lamanya anak (durasi) penyakit tersebut.

Orang tua terutama ibu adalah orang pertama mengetahui dan menghadapi anaknya yang menderita diare, sehingga pengetahuan ibu dalam perawatan anak yang terkena diare sangatlah penting untuk mengurangi kesakitan akibat diare (Pitono, 2009)

Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan

2. Rumusan Masalah

Berdasarkandata yang telah ditemukan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan sunggal kota Medan

3. Tujuan Penelitian

3.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahuipengetahuanorang tua dalam merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan

(15)

4. Manfaat Penelitian

4.1 Bagi Peneliti

Dapat menambah dan meningkatkan wawasan,pengetahuan, keterampilan, mengelola, menganalisa serta menginformasikan data temuan tentang pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan

4.2 Bagi Masyarakat

Sebagai masukan informasi dan tambahan ilmu tentang pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare dan juga dapat meningkatkan perilaku masyarakat cara merawat balita diare dengan baik dan benar .

4.3 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Sebagai sumber informasi bahan acuan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang persepsi pasien dalam pengetahuan orang tua merawat anak diare di bidang keperawatan.

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tau seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan merupakan merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang tua melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Suraatmaja, 2007).

Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Suraatmaja, 2007). Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media elektrolit, buku petunjuk, petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut (Suraatmaja, 2007).

(17)

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2007 ada 6 tingkatan pengetahuan yaitu: (1) Tahu (know), (2) memahami (komprehention), (3) analisis (analysis), (4) sintesis (synthesis), (5)evaluasi (evaluation). (1) Tahu (know) tahu dapat diartikan sebagai

mengingatsuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk juga mengingat kembali suatu yang spesifik dari sebuah bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima dengan cara menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan dan sebagainya. (2) Memahami (komprehention) memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentan objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

Penggunaan hukum, rumus dan sebagainya (3) Analisis (analysis) analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi dalam komponen- komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut yan masih ada kaitannya antara satu dengan yang lain dapat ditunjukkkan dengan menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan sebagainya. (4) Sintesis (synthesis) sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yan baru dengan dapat menyusun formulasi ya baru. (5) Evaluasi (evaluation) evaluasi ini berhubungan denan kemampuan seseoran untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri.

(18)

2.1.3 Cara Mendapatkan Pengetahuan.

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran penetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni : (A) Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan menjadi dua, yakni: (1) Cara coba salah (Trial dan Error) cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran. (2) Cara kekuasaan atau otoritas, dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. (3) Berdasarkan pengalaman pribadi, hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut oran memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. (4) Melalui jalan pikiran, dari hasil manusia telah mampu menggunakan penalaran dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikiran. (B) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan. Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah (Suraatmaja, 2007).

(19)

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Suraatmaja (2007) faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : (a) Umur merupakan usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya daripada orang belum cukup tinggi kedewasaanya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa.

(b) Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu (Sarwono, 2001). Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Notoatmodjo, 2001). Menurut Marta (2003), makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi. Pendidikan diklasifikasikan menjadi: Pertama pendidikan tinggi: Akademik/PT, Pendidikan menengah SLTP/SLTA, dan pendidikan dasar: SD. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari oran lain maupun dari media massa, sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yag baru diperkenalkan (Nursalam, 2001). (c) Media informasi diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan penaruh jangka pendek (Immediate impact) sehingga menhasilakan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi dan dan akan tersedia berbagai bermacam- macam media massa yan dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

(20)

informasi baru. Sebagai saran komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yan berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. (d) Sosial budaya dan ekonomi merupakan kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian orang-orang akan bertambah pengetahuann ya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang, (e) Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial lingkungan. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya timbal balik ataupun yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu, (f) Pengalaman merupakan pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman oran lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu pengetahuan.

(21)

2.2 Diare

2.2.1 Pengertian Diare

Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air sajadenan frekuensi sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam suatu hari (Depkes RI, 2011). Diare merupakan salah satu penyakit sistem pencernaan yang sering dijumpai dimasyarakat yaitu penyakit yang ditandai dengan buang air besar encer lebih dari tiga kali dalam sehari (WHO, 2009).

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih 200 gram atau 200 ml/24 jam (Simadibrata, 2007). Diare adalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat. Pada bayi, volume tinja lebih dari 15 g/kg/24 jam disebut diare. Pada umur 3 tahun, yang volume tinjanya sudah sama dengan orang dewasa, volume >200 g/kg/24 jam disebut diare. Frekuensi dan konsistensi bukan merupakan indikator volume saja (Boyle, 2000).

2.2.2 Klasifikasi Diare

Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan: (1) Lama waktu diare : (A) Diare akut, yaitu diare yang berlangsun kuran dari 15 hari. Sedangkan menurut World Gastroenterology Organization Global yang cair dan lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari, dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi. (B) Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari (Wong, 2009). (2) Mekanisme patofisiologi : (a) Osmolalitas intraluminal yang meninggi, disebut diare

(22)

sekretorik, (b) Sekresi cairan dan elektrolit meninggi, (c) Malabsorbsi asam empedu, (d) Defek sistem pertukaran anion atau transport elektrolit aktif , (e) Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik, (f) Ineksi dinding usus. (3) Penyakit infekti atau noninfektif dan (4) Penyakit organik atau fungsional (Simadibrata, 2007)

2.2.3 Etiologi Diare

Rotavirus merupakan etiologi paling penting yang menyebabkan diare pada anak dan balita. Infeksi rotavirus biasanya terdapat pada anak umur 6 bulan2 tahnu (Suharyono, 2008). Infeksi rotavirus menyebabkan sebagian besar perawatan rumah sakit karena diare berat pada anak-anak kecil merupakan infeksi nasokomial yang signifikan oleh mikroorganisme pathogen, salmonella, shigella dan campylobacter merupakan bakteri pathogen yan paling sering di isolasi.

Mikroorganisme Giardia Lamblia dan Cryptosporodium merupakan parasit yang paling sering menimbulkan diare infeksius akut (Wong, 2009). Selain rotavirus, telah ditemukan juga virus baru yaitu Norwalk virus. Virus ini lebih banyak pada kasus oran dewasa dibandingkan anak-anak (Suharyono, 2008). Kebanyakan mikroorganisme penyebar diare disebarluaskan lewat jalur fekal oral melalui makan, air yan terkontaminasi atau ditularkan antar manusia dengan kontak yang erat (Wong, 2009).

2.2.4 Patogenesis

Mekanisme yan menyebabkan timbulnya diare adalah angguan osmotik, anguan sekresi, dan gganguan motilitas usu (Suraatmaja, 2007). Pada diare akut,

(23)

mikroorganisme masuk kedalam saluran cerna, kemudian mikroorganisme tersebut berkemban baik setelah berhasil melewati asam lambung mikroorganisme membentuk toksin (endotoksin) lalu terjadi diare (Suraatmaja, 2007).

2.2.5 Patofisiologi

Dasar dari semua diare adalah gangguan transfortasi larutan usus, perpindahan airr melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida, dan glukosa (Ulscen, 2000).

2.2.6 Faktor Resiko

Perilaku masyarakat rendahnya pengetahuan masyarakat tentang diare serta malnutrisi. Contoh dari faktor lingkungan berupa sanitasi yan buruk serta sarana air bersih yang kuran. Faktor perilaku masyarakat seperti tidak mencuci tanan setelah membuan tinja dengan benar. Tidak memberi ASI secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan bayi mempunyai risiko untuk menderita diare lebih besar, ini akibat kurannya pengetahuan masyarakat khususnya ibu tentan diar (Adisasmito, 2007).

Diare merupakan penyebab utama malnutrisi. Setiap episode diare dapat menyebabkan kehilangan berat badan (Tanchono, 2006). Semakin buruk keadaan gizi anak, semakin sering dan semakin berat diare yang dideritanya (Suharyono, 2008). Ada 2 masalah yang berbahaya dari diare yaitu kematian dan malnutrisi.

Diare dapat menyebabkan malnutrisi dan membuat lebih buruk lagi karena pada diare tubuh akan kehilangan nutrisi, anak-anak dengan diare mungkin merasa

(24)

tidak lapar serta ibu tidak memberi makan pada anak ketika mengalami diare (WHO, 2005).

2.2.7 Gambaran Klinis Diare

A. Gejala Umum Diare

Menurut Widoyono (2011), bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, nafsu makan berkurang atau tidak ada. BAB cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare, tinja mungkin mengandung darah atau lendir. Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut. Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare. Karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya karena tinja makin lama menjadi makin asam akibat banyaknya asam laktat yang terjadi pada pemecahan lakosa yang terjadi dari pemecahan lakosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus. Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun, aptis, bahkan gelisah. Berat badan turun, bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering.

B. Gejala Spesifik Diare

Menurut Pratama (2013) gejala spesifik diare yaitu : (1) Vibrio cholera : diare berat, warna tinja seperti cucian beras dan berbau amis. (2) Disenteriform : tinja berlendir dan berdarah .Dampak utama diare adalah kematian yang disebabkan karena tubuh banyak kehilangan cairan yang disebut dehidrasi.

Apabila tidak mendapat pertolongan dengan segera akan timbul penderitaan yang berat hingga meninggal.

(25)

2.2.8 Pencegahan

Menurut Kemenkes RI (2011) kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan dengan: (1) pemberian ASI, (2) makanan pendamping ASI, (3) menggunakan air bersih yang cukup, (4) mencuci tangan, (5) membuang tinja bayi secara benar. (1) Pemberian ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan dalam bentuk ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 6 bulan. Tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini, (2) makanan pendamping ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan tersedia dalam bentuk ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 6 bulan. Tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini, (3) menggunakan air bersih yang cukup Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui face-oral kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk mulut melalui makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari tangan, makanan yang wadah atau tempat makan minum yag dicuci dengan air tercemar. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar- benar bersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibandingkan dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih, (4) mencuci tangan Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dan penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun apabila setelah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, mempunyai dampak dalam

(26)

kejadian diare (menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%). Tanganpun dapat menjadi sumber penyebaran penyakit ketika tidak dalam keadaan bersih dari kuman. Jika tidak dihilangkan maka kuman yang tersentuh dapat ikut kedalam makanan yang kita makan dan terjadi transfer kuman penyakit kedalam tubuh yag akhirnya berujung pada sakit yang diderita salah satunya diare, (5) membuang tinja bayi secara sehat, Banyak yang bertanggapan bayi tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara benar.

2.1.9 Perawatan Keluarga pada Anak dengan Diare

Keluarga dapat dilibatkan dalam membantu perawatan anak sehingga dapat berjalan optimal dan diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan.

Keterlibatan orang tua dengan tenaga kesehatan yang di rumah selama anak masih dalam perawatan sangat di perlukan. Beberapa hal yang harus diperhatikn keluarga yaitu mampu merawat anak yang mengalami diare antar lain : (a) Pemberian Obat ,(b) Pemenuhan kebutuhan cairan, (c) Pemenuhan kebutuhan nutrisi, (d) Pencegahan iritasi, (e) (5) Mencegah terjadinya infeksi. (a).Pemberian obat menurut Maharani (2007). Merawat balita emang tidak semudah yang dipikirkan banyak orang. Apalagi orang yang baru mempunyai balita anak pertama (Pratama, 2013). Pengobatan diare pada anak di rumah mengacu pada lima pilar WHO yaitu (1) Pemberian oralit, (2) Berikan obat zinkit, (3) pemberian antibiotik hanya atas indikasi, (4) pemberian ASI/ makanan, (5) Pemberian nasehat. (b)Pemenuhan Kebutuhan Cairan. Keluarga dapat dilibatkan dalam pemantauan masukan dan keluaran cairan, mengakaji tanda dehidrasi untuk

(27)

menjamin hasil optimal dan memperbaiki hubungan teraupetik. Keluarga dapat memberikan cairan rehidrasi oral, memantau cairan infus dan melaporkan kepetugas kesehatan bila cairan habis atau tidak menetes secara baik. Cairan rehidrasi oral yang diberikan antara lain oralit, larutan gula garam, air tajin, kuah sayur atau air matang (Subagyo, 2011). Hindari pemberian cairan yang terlalu manis, seperti jus buah atau teh yang terlalu manis dan minuman yang berkarbonat seperti soft drink (Wong, 2009). (c). Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi .Pemberian makanan harus diteruskan selama diare dan ditingkatkan setelah sembuh. Meneruskan pemberian makanan akan mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal termasuk kemampuan menerima dan menyerap zat gizi.

Makan yang diberikan kepada anak diare tergantung pada umur, makanan yang disukai dan pola makan sebelum sakit serta budaya setempat. Pada umumnya makanan yang tepat untuk anak diare sama dengan yang dibutuhkan anak sehat.

Bayi yang minum ASI harus disusui sesering mungkin dan selama anak mau.

Bayi yang tidak minum ASI harus diberi susu yang bisa diminum paling tidak setiap 3 jam. Sering kali balita yang terkena diare jika tidak diberikan makanan yang tidak sesuai umur dan bergizi akan menyebabkan anak kurang gizi, anak kurang gizi akan meningkatkan risiko anak terkena diare kembali (KEMENSES RI, 2011). (d).Pencegahan iritasi menurut Wong (2009) anak yang mengalami diare sangat beresiko mengalami iritasi kulit disekitar anus akibat seringnya defekasi. Untuk mencegah dan mengatasi iritasi kulit disekitar anus. Hal- hal yang dapat dilakukan keluarga antara lain : (1) Mengganti popok dan setiap saat setelah buang air besar dan kecil, (2) Menjaga kulit disekitar anus harus tetap

(28)

kering dan bersih, (3) Mengobservasi adanya tanda-tanda iritasi pada kulit seperti kemerahan atau lecet, (4) Melaporkan pada perawat atau dokter apabila terjadi kemerahan atau lecet disekitar anus dan memberikan salep pelindung sesuai intruksi dokter pada kulit yang teriritasi. (e)Mencegah terjadinya infeksi . Diare merupakan salah satu penyakit yang dapat menular kepada orang lain melalui fekal oral. Upaya yang dilakukan keluarga untuk mencegah penyebaran antar lain selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh anak, setiap buang air besar atau membersihkan tinja untuk sebelum menyuapi anak dan membuang popok bekas pakai pada tempatnya.

(29)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan atau konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang suatu dengan variabel yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012). Konsep penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan orang tua dalam merawat anak yan mengalami diare di Kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan.

3.1 Kerangka Konsep

a. Pemberian obat b. Pemenuhan cairan c. Pemenuhan nutrisi d. Pencegahan iritasi e. Penanganan infeksi Pengetahuan orang

tua dalam merawat anak diare

(30)

3.2 DEFINISI OPERASIONAL

Variabel Defenisi Operasional Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur Pengetahuan

Orang tua dalam

merawat anak diare

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan dipahami tentang perawatan diare meliputi :

a. Pemberian obat b. Pemenuhan

Cairan c. Pemenuhan

Nutrisi d. Pencegahan

Penyebaran Infeksi e. Penanganan

Iritasi

Kuesioner Terdapat 25 pertanyaan responden menjawab ya diberi nilai 1 dan tidak 0

Baik : 18-25 Cukup : 9- 17 Kurang: 0-8

Ordinal

(31)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu keadaan objektif (Notoatmodjo,2012).

4.2 Populasi,Sampel dan teknik sampling

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).Populasi dari penelitian ini adalah orang tua dari kelurahan sunggal yang mempunyai anak balita yang pernah mengalami diare sebanyak 128 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak balita yang pernah mengalami diare di kelurahan sunggal kecamatan sunggal kota Medan.

Rumus besar sampel sebagai berikut runus slovin :

n = N

1 + N (d)2

(32)

n = Besar Sampel

N = Besar populasi

D = Derajat ketepatan yang digunakan (10%) = (0,1).

Perhitungan besar sampel :

n = N

1 + N (d)

n = 128

2

1 + 128 (0,1)

n = 128

2

1 + 128 (0,01)

n = 128 = 128 = 56.14 = 56Orang.

1 + 1.282.28

Kriteria sampel terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi setiap masing-masing anggota populasi yang akan dijadikan sampel sedangkan kriteria ekslusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa dijadikan sebagai sampel penelitian ( Notoatmodjo, 2012)

a. Orang tua yang mempunyai anak balita yang berusia 1-5 tahun yang mengalami diare di kelurahan sunggal kecamatan sunggal kota Medan.

b. Bisa berbahasa indonesia

(33)

c. Orang tua anak bersedia menjadi responden

4.2.3 Teknik Sampling

Pengambilan sampel secara Purpossive Samplingini dilakukan dengan pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu petimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,2012).

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan

4.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada awal Junisampai Juli 2018.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan rekomendasi dari program studi ilmu keperawatan. Fakultas keperawatan selanjutnya mengirimkan surat permohonan untuk mendapatkan izin dari kelurahan sunggal kecamatan sunggal kota Medan. Setelah mendapatkan izin dari kelurahan sunggal kecamatan sunggal kota Medan, peneliti melakukan pengumpulan data dengan memberikan lembar persetujuan (informed consen) kepada responden yang akan diteliti. Sebelum responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan, peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan

(34)

prosedur penelitian ini. Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap hanya mencantumkan inisial nama responden atau hanya kode dilembar kuesioner. Kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Prinsip etik yang dipenuhi adalah sebagai berikut (Potter & Perry, 2010).

(1) Autonomy, komitmen terhadap responden dalam mengambil keputusan tentang penelitian. Persetujuan yang dibaca dan ditanda tangani responden sebelum peneliti menggambarkan penghargaan terhadap otonomy. Persetujuan yang di tanda tangani merupakan jaminan bahwa peneliti telah mendapatkan persetujuan dari responden sebelum penelitian dilakukan. (2) Benefience, melakukan niat baik: peneliti ini merupakan kegiatan positif untuk membantu responden. (3) Nonmalefience, tidak mencedera orang lain: peneliti ini tidak berbahaya sehingga tidak akan mencederai responden. (4)Fidelity, Kesetiaan : persetujuan untuk menepati janji. (5) Justice, prinsip ini merujuk pada keadilan : dalam melakukan penelitian, peneliti melakukannya dengan cara yang sama kepada responden.

(35)

4.5.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahua orang tua dalam merawat anak diare. Skala yang digunakan yaitu dengan menggunakan skala guttman.

Menurut Nasir (2001)yaitu yang pertama menghitung koefisien reprodusibilitasnya selanjutnya hitung koefisien skalabilitasnya.

Rumus skala guttman koefisien reprodusibilitas :

Kr

n

=1- e

Keterangan :

n = Total kemungkinan jawaban, yaitu jumlah pertanyaan x jumlah responden

e = Jumlah error

Kr =

Syarat penerimaan nilai koefisien reprodusibilitas yaitu apabila koefisien reprodusibilitas memiliki nilai >0,90

jumlah pertanyaan dikali jumlah responden

Langkah selanjutnya adalah mencari koefisien skalabilitas dengan rumus :

Ks

P

=1 e

(36)

Keterangan :

e = Jumlah error

p = Jumlah kesalahan yang diharapkan

Ks

Syarat penerimaan koefisien skabilitas yaitu apabila koefisien skabilitas memiliki nilai >0,60

= Koefisien skalabilitas

Skala ukur variabel yang digunakan variabel ini adalah skala ordinal dimana hasil ukurnya menggunakan rumus statistik (Hidayat, 2008).

𝑝𝑝 =𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 𝑘𝑘𝑟𝑟𝑘𝑘𝑟𝑟𝑘𝑘 𝑏𝑏𝑟𝑟𝑟𝑟𝑏𝑏𝑟𝑟𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑟𝑟𝑘𝑘𝑟𝑟𝑘𝑘

4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

4.6.1 Validitas

Satu ukuran yang menunjukkan suatu instrument benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan diukur dan instrument dianggap valid (Setiadi, 2007). Uji validitas pada penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti menggunakan metode validitas isi yaitu dengan menguji instrument yang mengacu pada isi dan meminta pada orang yang ahli, dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan dengan satu dosen keperawatan anak Universitas Sumatera Utara.

Tingkat Pengetahuan orang tua dalam merawat anak yang mengalami diare:

Baik : 18 - 25 Cukup : 9 – 17 Kurang : 0 - 8

(37)

4.6.2 Reliabilitas Instrumen

Setelah dilakukan uji validitas kemudian akan dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya dan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini akan dilakukan uji reliabilitas pada 10 responden yang berbeda dari responden penelitian dengan karakteristik yang sama. Uji reliabilitas ini dilakukan di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan internal consistency yaitu melakukan uji coba satu kali saja, kemudian hasil yang diperoleh dengan teknik tertentu.

Uji reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi yaitu analisis yaitu nilai kuder Ricardos-20 (KR-20 yaitu lebih dari

>0.7artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability).

Uji Reliabilitas telah dilakukan pada 10 orang di kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan. Kuesioner tindakan orang tua dalam merawat anak diare telah diuji dan memperoleh 1.02.

4.7 Rencana Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner.

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan peneliti dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas sumatera

(38)

Utara dan surat izin dari lokasi penelitian. Selanjutnya menentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, cara pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil data kepada peneliti sebelumnya.

Setelah dapat pasien untuk dmenjadi responden, peneliti menjelaskn waktu, tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitin kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani surat persetujuan sebagai responden/informed consen. Responden diminta mengisi kuesioner yang diterima oleh peneliti. Selama pengisian kuesioner responden diberi kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada yang tidak dipahami.

Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa.

4.8 Rencana Analisa Data

Setelah data semuanya terkumpul, maka akan dilakukan analisa data melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama editing, yaitu mengecek nomor responden, kelengkapan (semua pertanyaan sudah terisi) sesuai petunjuk.

Tahap kedua coding yaitu melakukan peng kodean yaitu member kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah peneliti saat memasukkan data (data entry). Tahap yang ketiga processing, yaitu memasukkan jawaban- jawaban dan masing-masing responden yang sudah dibberi kode kedalam program atau sofeware komputer. Tahap ke empat adalahh cleaning, yaitu mengecek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya. Kemudian dilakukan pengoreksian (Notoatmodjo, 2010).

(39)

Analisa data yang digunakan untuk instrument penelitian adalah analisis univariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Hasil analisa data penelitian dilakukan oleh peneliti akan disajikan dalam bentuk table distribusi dan persentase.

(40)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan juli 2018 dengan jumlah responden sebanyak 56 responden.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Karakteristik Demografi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah orang tua dari anak balita di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan yang telah sesuai dengan kriteria peneliti dan memiliki karakteristik yang beragam. Sesuai dengan hasil penelitian karakteristik demografi responden. Deskriptif karakteristik pasien pada penelitian ini mencakup umur orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa orang tua dari balita memiliki rentang usia 18-27 tahun yaitu 55,4%. Tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki orang tua berpendidikan SMA sejumlah 63,4%. Pada pekerjaan orang tua dari balita yang terbanyak yaitu pada wiraswasta sejumlah 53,6% dan pada suku orang tua yang di miliki orang tua paling banyak adalah suku batak sejumlah 50,0%.

(41)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Orang tua di kelurahan sunggal Kecamatan Medan sunggal kota Medan.

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Umur:

18-27 31 55,4

28-37 22 39,3

37-40 2 3,6

<40 1 1,8

Total 56 100,0

Pendidikan:

SD 6 10,7

SMP 6 10,7

SMA 36 64,3

SARJANA 8 14,3

Total 56 100,0

Pekerjaan:

PNS 2 3,6

Wiraswasta: 30 53,6

Pegawai Swasta 2 3,6

Tidak Bekerja 22 39,3

Total 56 100,0

Suku:

Batak 28 50,0

Melayu 5 8,9

Jawa 17 30,4

Minang 3 5,4

Aceh 3 5,4

Total 56 100,0

(42)

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Hasil Jawaban Responden tentang Pengetahuan Orang Tua Dalam Merawat Anak Diare di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan .

No. Pertanyaan Ya Tidak

A. Pemberian Obat f % f % 1 Apakah anda memberikan obat saat anak

sedang diare ?

19 33.9 37 66.1

2 Apakah anda pernah memberikan obat tradisional ketika anak sedang diare?

31 55.4 25 44.6

3 Apakah anda memberikan oralit ketika anak sedang mengalami diare ?

37 66.1 19 33.9

4 Apakah anda memberikan obat seperti antibiotik pada anak ketika anak sedang diare ?

22 39.3 34 60.7

5 Apakah anda memberikan suplemen zinc pada anak saat anak sedang diare ?

16 28.6 40 71.4

B. Pemenuhan kebutuhan cairan 6 Apakah anda memberikan anak banyak

minum ketika anak mengalami diare ?

53 94.6 3 5.4

7 Apakah anda memberikan minum dengan air yang masak ketika anak

Sedang diare ?

31 55.4 25 44.6

8 Apakah anda menghindarkan minuman yang terlalu manis ketika

Anak sedang diare ?

30 53.6 26 46.4

9 Apakah anda memberikan susu ketika anak mengalami diare ?

42 75.0 14 25.0

(43)

10 Apakah anda pernah memberikan minuman berkafein seperti kopi, minuman bersoda dan ice cream ketika anak sedang mengalami diare?

26 46.4 30 53.6

C. Pemenuhan Nutrisi

11 Apakah anda memberikan makanan yang bergizi ketika anak

Sedang mengalami diare?

49 87.5 7 12.5

12 Apakah anda tahu makanan apa saja yang menyebabkan terjadinya

diare ?

34 60.7 22 39.3

13 Apakah anda memaksa anak makan saat anak mengalami diare ?

44 78.6 12 21.4

14 Apakah anda memaksa anak makan saat anak mengalami diare ?

41 73.2 15 26.8

15 Apakah anda memberikan buah-buahan seperti salak, pisang, apel dan

buah pir ketika anak mengalami diare ?

39 69.6 17 30.4

D. Pencegahan Iritasi

16 Apakah anda mengoleskan pelembab disekitar anus ketika anak sedang mengalami diare?

23 41.1 33 58.9

17 Apakah anda memakaikan celana dalam yang ketat ketika anak sedang

mengalami diare ?

22 39.3 34 60.7

18 Apakah anda mengganti popok anak setelah BAB/BAK saat anak

sedang diare?

51 91.1 5 8.9

19 Apakah anda menjaga kebersihan anus agar tetap kering ?

48 85.7 8 14.3

20 Apakah anda membersihkan anus anak dengan air hangat ketika anak

36 64.3 20 35.7

(44)

sedang mengalami diare ? E. Pencegahan Infeksi

21 Apakah anda mencuci dengan sabun sebelum memberi anak makan

dan minum saat anak mengalami diare ?

49 87.5 7 12.5

22 Apakah anda mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh anak

?

48 85.7 8 14.3

23 Apakah anda mencuci kembali botol minum anak ketika anak sedang

sedang diare?

50 89.3 6 10.7

24 Apakah anda mencuci terlebih dahulu bahan masakan yang akan

dikonsumsi pada anak anda saat anak anda sedang mengalami diare?

51 91.1 5 8.9

25 Apakah anda membersihkan mainan anak dan kebersihan rumah ketika

anak sedang diare?

47 83.9 9 16.1

Berdasarkan tabel 3 distribusi frekuensi pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan medan sunggal dapat dilihat sebagian besar responden menjawab tidak pada pernyataan berikut, yaitu memberikan obat saat anak diare, sebesar 66,1%; memberikan obat seperti antibiotik pada anak saat diare, sebesar 60,7%; pada pencegahan iritasi tidak mengoleskan pelembab di sekitar anus saat anak diare, sebesar 58,9%;

memakaikan celana dalam yang ketat pada anak saat diare, sebesar 60,7%.

(45)

Tabel 4. Tingkat pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

No Pengetahuan Orang Tua Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 27 48,2

2 Cukup 29 51,8

3 Kurang - -

Total 56 100,0

Pada tabel 4 Pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare pada balita berdasarkan kemampuan responden menjawab kuesioner dengan benar yang meliputi 25 bagian pertanyaan. Pengetahuan orang tua mengenai merawat anak diare pada anak balita dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu: baik, cukup dan kurang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 29 responden (51,8%).

5.2 Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan

Dalam penelitian ini, aspek-aspek yang diteliti yaitu pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare yang mencakup pemberian obat, memantau masukan dan keluar cairan, memantau rehidrasi oral pada anak diare, tidak memberikan cairan manis. Pemenuhan nutrisi yaitu sebagai orang tua melakukan pemenuhan nutrisi dengan cara tetap memberikan makanan pada saat anak sedang diare, membujuk anak agar tetap makan serta tidak membatasi makanan

(46)

jika anak ingin makan yang lebih banyak sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisinya tidak terganggu. Dalam pencegahan iritasi dalam hal ini yaitu ibu harus memantau dan merawat anak agar tidak terjadi iritasi disekitar anus akibat terlalu sering defekasi yaitu dengan cara mengganti popok anak sesering mungkin, menjaga kulit disekitar anus agar tetap bersih dan kering dan disini juga harus mengobservasi adanya atau tidak tanda-tandanya iritasi. Dan yang terakhir dalam merawat anak diare yaitu dengan pencegahan infeksi, orang tua harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh anak dan memberi makan anak.

Dari hasil penelitian disebutkan balita di tempat penelitian mengalami diare setelah sakit seperti demam, batuk dan flu kemudian menular pada anak yang lainnya. Sebagian juga ada juga balita mengalami diare dikarenakan mengkonsumsi makanan dan kurangnya menjaga kebersihan. Informasi mengatakan bahwa hal yang dilakukan terhadap pengobatan diare anak balita adalah dengan memberikan pertolongan dengan pemberian oralit buatan sendiri dengan campuran gula dan garam, adapula yang memberikan dengan daun jambu kepada balitanya. Pemberian daun jambu ini juga bermacam-macam, yaitu dengan cara dikunyah-kunyah oleh balita yang terserang diare, dan ada pula yang memasak daun jambu dengan air atau sari dari daun jambu biji tersebut diminum ke anak. Namun jika diare yang diderita balita masih berlanjut maka informasi membawa balita berobat ke bidan terdekat atau ke puskesmas terdekat untuk diberikan pengobatan dan perawatannya

(47)

Pengobatan tradisional dengan tradisional juga ada dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan membawa anak ke orang pintar meskipun telah berobat ke puskesmas. Memilih pengobatan tradisional dikarenakan ketidaksabaran orang tua yang belum stabil. Orang tua lebih memilih merawat sendiri balitanya sendiri di rumah. Alasan lain juga karena untuk menghindari efek samping obat yang diresepkan, orang tua salah satunya ibu meyakini bahwa efek samping dari obat tidak baik dikonsumsi jika anak sedang sakit. Obat anti diare juga bisa digunakan orang tua dalam merawat anak diare di rumah. Orang tua mendapatkan obat anti diare dari depot dekat rumah atau pemberian dari tetangga. Orang tua dari anak balita meyakini anaknya akan langsung sembuh jika diberi obat anti diare tersebut. Penyalah gunaan dan kesalah pahaman tentang penggunaan obat menimbulkan masalah yang cukup besar . Menurut CDC obat- obat anti diare yang dijual bebas tidak direkumendasikan untuk diberikan kepada balita yang sedang diare tanpa resep dari dokter (Tjay, 2005).

Dalam Pemberian pemenuhan kebutuhan cairan tindakan pertama yang harus dilakukan orang tua dalam merawat anak diare yaitu dengan memberikan banyak cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Diare tanpa komplikasi dapat dikelola di rumah dengan terus memberikan makan anak, memberikan lebih banyak cairan (Walker, 2010).

Dalam kebutuhan nutrisi pada anak yang mengalami diare dilakukan agar dapat membantu mempercepat penyembuhan, pemulihan dan mencegah malnutrisi. Anak yang mengalami diare tetapa harus diberikan makanan seperti

(48)

biasa dengan frekuensi lebih sering dan jangan membetasi makan anak apabila anak mau makan lebih banyak.

Dalam penelitian ini, semua responden dalam hal ini memahami memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak yang mengalami diare. Ibu memberikan asupan makanan pada anaknya dengan jumlah sedikit tapi sering dan ibu memberikan makanan yang lunak. Dari hasil observasi juga didapatkan bahwa orang tua juga membujuk anaknya apabila nak tidak mau makan, karena kebiasaan pada anak ketka sakit, anak cenderung malas untuk makan. Sehingga diperlukan peran ibu untuk membujuk anaknya. Apabila anaknya ingin makan lebih, ibu harus tetap memberikannya. Pemenuhan nutrisi pada anak diare sangat penting dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan status gizi pada anak. Karena status gizi berpengaruh terhadap kejadian diare. Pada anak yang mengalami gizi buruk atau gizi kurang, maka akan mengakibatkan episode diare menjadi lebih lama dan sering. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adisasmito (2007) yaitu penelitian faktor resiko diare di Indonesia, didpatkan hasil bahwa status gizi yang buruk merupakan faktor resiko terjadinya diare.

Serta penelitian yang dilakukan oleh Shintamurniwaty (2005) yang menyatakan bahwa balita dengan status gizi rendah mempunyai resiko 4,21 kali lebih terkena diare dibanding balita dengan status gizi baik. Penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2007) juga menyatakan adanya hubungan antara status gizi yang buruk terhadap lamanya diare pada anak. Hubungan status gizi dengan lamanya diare bermakna secara statistik dimana semakin buruk gizi maka semakin lama diare yang diderita.

(49)

Anak yang mengalami diare juga sangat beresiko mengalami iritasi kulit disekitar anus akibat seringnya defekasi (Wong, 2009). Iritasi kulit anus pada anak diare disebabkan kontak iritan karena bahan kimia yang terkandung dalam urin dan feses. Penyebab utama terjadinya iritasi diantaranya lingkungan yang kurang bersih, kontak yang terlalu lama dan berulang dengan bahan iritan terutama feses atau urin, basah dan gesekan. Iritasi juga dapat terjadi karena pemakaian popok yang terlalu lamapada anak diare. Dalam penelitian ini tindakan orang tua dalam pencegahan iritasi berdasarkan dari kuesioner didapatkan bahwasannya ibu jugan memperhatikan tanda-tanda iritasi disekitar anus anak dan mengganti popok anak setelah anak buang air besar dan membersihkan dan mengeringkan kulit anus anak .

Iritasi pada kulit anus anak dalam penelitian ini sebagian besar disebabkan menggunakan popok yang terlalu lama. Menurut Sugiono (2002) menggunakan popok yang terutama popok sekali pakai yang melebihi daya tampungnya akan menyebabkan kulit menjadi lembab. Kulit yang lembab cenderung rentan terhadap gesekan dan lebih mudah mengalami iritasi.

Diare merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebar melalui fekal oral. Upaya yang dapat dilakukan keluarga untuk mencegah penyebaran infeksi antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh anak, setiapselesai buang air besar atau setelah membersihkan tinja anak, sebelum menyiapkan makanan anak, sebelum menyuapi anak dan membuang popok bekas pada tempatnya.

(50)

Mencuci tangan dapat mengurangi resiko penularan penyakit pada saluran cerna, karena banyak penyakit yang mudah ditularkan melalui makanan terkontaminasi atau dari tangan ke mulut (DEPKES, 2009). Kuman-kuman penyebab penyakit ditularkan melalui perantara air atau bahan yang tercemar tinja. Pada penularan seperti ini, tangan memegang perana penting, karena lewat tangan yang tidak bersih makanan dan minuman yang tercemar kuman penyakit dapat masuk kedalam tubuh. Pemutusan rantai penularan penyakit seperti ini sangat berhubungan dengan penyediaan fasilitas yang dapat menghalangi masuknya sumber perantara tersebut kedalam tubuh melalui mulut. Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun adalah tindakan yang sangat penting bagi upaya mencegah diare terutama setelah membersihkan tinja anak, sebelum menyiapakan makanan anak dan sebelum memberi makan anak (Iswari, 2011). Hal ini juga didukung oleh penelitian Shintamurniwaty (2006) yang menjelaskan bahwa orang tua yang tidak mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum memberikan makan pada anak mempunyai resiko terbesar terkena diare.

Pada penelitian ini, melalui hasil kuesioner didapatkan bahwa seluruh responden pengetahuan dalam pencegahan infeksinya baik. Namun dari hasil observasi, didapatkan hal yang berbeda. Dalam pelaksanaannya, beberapa responden masih belum baik dalam melakukan pencegahan infeksi. Beberapa ibu tidak mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum menyiapkan makanan dan sebelum menyuapi anaknya. Hal ini disebabkan karena responden belum mengetahui bahwa sebelum menyiapakan makanan dan menyuapi anak, seharusnya tangan dicuci terlebih dahulu dengan air bersih dan sabun. Sebagian

(51)

besar orang tua dalam penelitian ini juga belum mengetahui bahwa penyebaran kuman diare dapat terjadi apabila tangan tidak dicuci dengan air bersih dan sabun sehingga tidak melakukan hal tersebut.

Terkait dengan pengetahuan orang tua dalam merawat anak yangmengalami diare, menurut Supartini (2005) orang tua diharapkan mempunyai kesempatan untuk meneruskan peran dan tugasnya merawat anak selama mengalami diare. Karena keluarga khususnya ibu adalah orang yang paling mengetahui apa yang dibutuhkan anak. Konsep yang mendasari asuhan yang berpusat pada keluarga adalah memfasilitasi keterlibatan orang tua dalam perawatan dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat anak.

(52)

BAB 6

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan :

Pengetahuan orang tua dalam merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik 27 responden (48,2%) dan pengetahuan yang cukup sebesar 29 responden (51,8%). Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden tentang merawat anak diare di kelurahan sunggal kecamatan Medan sunggal kota Medan pengetahuannya buruk.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan dari pemberian pengobatan, pemenuhan cairan, pemenuhan nutrisi, pencegahan iritasi dan pencegahan infeksi hasil yang buruk dalam merawat anak diare yaitu pada pemberian obat, dan pencegahan iritasi.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan : 6.2.1 Bagi Institusi Keperawatan

Diharapkan agar menjadi bahan informasi mengenai perawatan anak yang sedang diare di masyarakat.

6.2.2 Bagi Sarana Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat mengajarkan pada orang tua cara melakukan perawatan anak diare yang baik dan benar di masyarakat.

(53)

6.2.3 Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan informasi atau sumber data dalam melaksanakan penelitian lanjutan, sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dari penelitian ini.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. (2007). Faktor Resiko Diare Pada Bayi dan Balita di Indonesia Sistemik Review Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rhineka Cipta

Aulia, dkk. (2009). Shif Kerja dan Efek nya.

Http://Ulyaulia.blog.com/2010/0417shif-kerja-danefeknya. Diakses 14 juni 2018.

Boyle. J.T. (2000). Diare Kronis Ilmu Kesehatan Anak .Jakarta : EGC

Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta : Publisher.

DEPKES RI. (2009). Sistem Kesehatan Nasional.Jakarta

DEPKES RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI.

Dewi, V. (2010). Usaha Neonatus Balita. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Iswari, Y. (2011). Analisis Faktor Resiko Kejadian Diare Pada Anak. Rhineka Cipta.

KEMENKES RI. (2011). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.

Jakarta : Direktorat Dinas Gizi.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta.

Palupi. (2007). Status Gizi dan Kejadian Diare Pada Anak di Ruang Rawat Inap Dr.Sardjito. Yogyakarta. Jurnal Klinik Gizi Indonesia Vol.6. No 1 Simadibrata, M., K. (2007). Pendekatan Diagnostik Diare Kronik Buku Antar

Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen UI

Sitompul, M. (2012). Analisis Pertumbuhan Umur. Yogyakarta : University Press Subagyo. (2011). Hubungan Antar Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Diare.

Jakarta: EGC.

Sugiono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabela.

Suharyono. (2008). Diare Akut Klinik dan Laboratorik. Jakarta: Rhineka Cipta.

Sularyo. (2002). Tumbuh Kembang Anak & Dewasa. Jakarta: Sagung Seto.

Supartini, Y. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Suraatmaja, S. (2010). Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto.

Shintamurniwaty. (2006). Faktor-faktor Resiko Kejadian Diare Akut: Studi Kasus Semarang. Http://pdffactory.com

Tjay, T, H. (2005). Obat-obat Penting Edisi 6. Jakarta : Media Komputindo.

Walker, A.(2010). Makanan Yang Sehat Bagi Anak-anak. Jakarta: PT Buana Ilmu Populer.

Widyatun, T, S. (2004). Ilmu Perilaku. Jakarta : Cv Sagung Seto.

WHO. 2013. TOPIC: Dhiarrhoea. http://www.who.int/topics/dhiarrhoe/en/.

Diakses pada 12 Mei 2018.

Wong, L. (2009). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta. EGC.

(55)

Lampiran 1

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

N o

Uraian Kegiatan

Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul

2 Proses persetujuan judul

3 Menyusun Bab 1 Pendahuluan

4

Menyusun Bab 2 Tinjauan Pustaka

5

Menyusun Bab 3 Kerangka Penelitian

6

Menyusun Bab 4 Metodologi Penelitian

7

Menyusun instrumen penelitian 8 Sidang proposal

1 0

Uji validitas dan reliabilitas instrument

(56)

1 1

Uji etik penelitian

1 2

Pengumpulan data

1

3 Analisa data

1 4

Penyusunan laporan

1 5

Sidang akhir penelitian

1 6

Perbaikan laporan akhir

1 7

Penyerahan laporan dan manuskrip

(57)

Lampiran 2

KUESIONER PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM MERAWAT ANAK DIARE DI KELURAHAN SUNGGAL KECAMATAN SUNGGAL

KOTA MEDAN

1. Petunjuk Pengisian Kuesioner :

1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan baik 2. Pertanyaan dibawah ini mohon diisi semua

3. Jika kurang mengerti atau ragu, tanyakan pada peneliti 4. Untuk pilihan jawaban beri tanda [ ] dan tulis pada jawaban.

2. Identitas Responden

1. Inisial Anak :

2. Alamat :

3. Umur Orang Tua : [ ] 18-27 tahun [ ] 37-40 tahun [ ] 28-37 tahun [ ] > 40 tahun 4. Pendidikan Responden :[ ] SD [ ] SLTP

[ ] SMA [ ] Perguruan Tinggi

5. Pekerjan Responden : [ ] PNS [ ] Pegawai [ ] Wiraswasta [ ] Tidak Bekerja

(58)

1. Pemberian pengobatan

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda memberikan obat saat anak sedang diare ?

2 Apakah anda pernah memberikan obat tradisional ketika anak sedang diare?

3 Apakah anda memberikan oralit ketika anak sedang mengalami diare ?

4 Apakah anda memberikan obat seperti antibiotik pada anak ketika anak sedang diare ?

5 Apakah anda memberikan suplemen zinc pada anak saat anak sedang diare ?

2. Pemenuhan Kebutuhan Cairan

No Pertanyaan Ya Tidak

6 Apakah anda memberikan anak banyak minum ketika anak mengalami diare?

7 Apakah anda memberikan minum dengan air yang masak ketika anak sedang diare?

(59)

8 Apakah anda menghindarkan minuman yang terlalu manis ketika anak sedang diare ?

9 Apakah anda memberikan susu ketika anak mengalami diare ?

10 Apakah anda pernah memberikan minuman berkafein seperti kopi, minuman bersoda dan ice creamketika anak sedang mengalami diare?

3. pemenuhan kebutuhan nutrisi

No Pertanyaan Ya Tidak

11 Apakah anda memberikan makanan yang bergizi ketika anak sedang mengalami diare?

12 Apakah anda tahu makanan apa saja yang menyebabkan terjadinya diare ?

13 Apakah anda memberikan lemak nabati seperti kacang, minyak kelapa, alpukat dan lemak hewani seperti minyak ikan, daging, telur ketika anak sedang mengalami diare ?

14 Apakah anda memaksa anak makan saat anak mengalami diare ?

(60)

15 Apakah anda memberikan buah-buahan seperti salak, pisang, apel dan buah pi ketika anak mengalami diare ?

4. pencegahan iritasi

No Pertanyaan Ya Tidak

16 Apakah anda mengoleskan pelembab disekitar anus ketika anak sedang mengalami diare?

17 Apakah anda memakiakan celana dalam yang ketat ketika anak sedang mengalami diare ?

18 Apakah anda mengganti popok anak setelah BAB/BAK saat anak sedang diare?

19 Apakah anda menjaga kebersihan anus agar tetap kering ?

20 Apakah anda membersihkan anus anak dengan air hangat ketika anak sedang mengalami diare ?

5. pencegahan infeksi

No Pertanyaan Ya Tidak

21 Apakah anda mencuci dengan sabun sebelum memberi anak makan dan minum saat anak mengalami diare ?

(61)

22 Apakah anda mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh anak ?

23 Apakah anda mencuci kembali botol minum anak ketika anak sedang sedang diare?

24 Apakah anda mencuci terlebih dahulu bahan masakan yang akan dikonsumsi pada anak anda saat anak anda sedang mengalami diare?

25 Apakah anda membersihkan mainan anak dan kebersihan rumah ketika anak sedang diare?

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah Desa

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TENTANG PEMBENTUKAN TIM INTENSIFIKASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TINGKAT KECAMATAN DAN DESA SE KABUPATEN

Universitas Negeri

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk menjual saham

45 legalitas lembaga Melakukan bimbingan dan fasilitasi bagi lembaga untuk mendapatkan pemahaman mengenai dokumen legalitas yang harus dimiliki oleh lembaga, berikut

The authors organized the literature into five major areas of interest: The Physical and the Virtual: Libraries and Collections in Transition; Mass Digitization and Its Impact

Karena nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi dalam konseling dengan pelaksanaan pelayanan ANC

Mutan padi beras merah toleran terhadap cekaman kekeringan yaitu pada penurunan kadar lengas tanah 75% pada karakter tinggi tanaman, jumlah anakan, umur panen, berat biji