• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Konsep Tingkat Kepercayaan Masyarakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.2 Kerangka Konsep Tingkat Kepercayaan Masyarakat

Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah diukur dari beberapa aspek. Beberapa aspek yang digunakan dalam mendeskripsikan dan menghitung Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah adalah Ekonomi dan Bisnis, Hubungan Antar Warga, Pendidikan dan Keluarga, Lingkungan dan Energi, Makanan dan Tempat tinggal, Pemerintahan dan Politik, Kesehatan, Hukum dana Ketertiban, Agama dan Etika, Isu Sosial, dan Pekerjaan.

Kecamatan Responden

11

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Aspek dalam Pengukuran Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah Daerah

Langkah pengolahan dan analisis data dalam ini, yaitu.

1. Melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap hasil survei

2. Mengetahui karakteristik responden menggunakan statistika deskriptif 3. Menghitung Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah

Kabupaten Mojokerto pada tahun 2020 4. Melakukan analisis dan interpretasi hasil

Tingkat

12

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Penelitian Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah Kabupaten Mojokerto menggunakan data primer. Data diperoleh dari survey kepada masyarakat Kabupaten Mojokerto. Instrumen atau pertanyaan pada kuisioner harus valid dan reliabel untuk dilakukan analisis selanjutnya. Oleh karena itu, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen kuisioner.

Uji validitas instrument kuisioner dihitung dengan korelasi pearson antara instrumen pada setiap aspek kuisioner dengan total skor pada setiap aspek. Uji validitas tersebut digunakan untuk menguji instrumen yang berupa pertanyaan perspektif. Sedangkan uji validitas atas instrumen lain yang bukan berupa pertanyaan perspektif didasarkan pada sudut pandang peneliti. Uji validitas pada aspek bisnis dan ekonom ditunjukkan pada tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Uji Validitas pada Aspek Bisnis dan Ekonomi Instrumen/

13 Suatu instrumen atau pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai P-value pada korelasi Pearson antara instrumen tersebut dengan total skor pada aspek kurang dari taraf signifikansi, yaitu 0,05. Dapat dilihat tidak semua instrumen valid. Selanjutnya dilakukan uji validitas instrumen pada aspek Hubungan Antar Warga.

Tabel 4.2 Uji Validitas pada Aspek Hubungan Antar Warga Instrumen/

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek hubungan antar warga valid. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P-value korelasi Person yang bernilai kurang dari 0,05. Tabel 4.3 merupakan hasil uji validitas instrumen atau pertanyaan pada aspek Pendidikan dan Keluarga.

Tabel 4.3 Uji Validitas pada Aspek Pendidikan dan Keluarga Instrumen/

Table 4.3 menunjukkan bahwa nilai P-value korelasi Pearson antara setiap instrumen dengan total skor pada aspek Pendidikan dan keluarga kurang dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek Pendidikan dan keluarga valid. Selanjutnya adalah uji validitas instrumen pada aspek Lingkungan dan Energi. Hasil uji validitas ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai P-value korelasi Person kurang dari taraf signigikansi, yaitu 0,05. Dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek lingkungan dan energi valid.

14

Tabel 4.4 Uji Validitas pada Aspek Lingkungan dan Energi Instrumen/ Berlindung atau Tempat Tinggal ditunjukkan pada Tabel. 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5 Uji Validitas pada Aspek Makanan dan Tempat Berlindung/ Tempat Tinggal pada aspek makanan dan tempat berlindung atau tempat tinggal dari taraf signifikan 0,05. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek makanan dan tempat berlindung atau tempat tinggal valid. Uji validitas setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek Pemerintahan dan Politik ditunjukkan pada Tabel 4.6.

Nilai P-value korelasi Pearson yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 untuk semua instrumen bernilai kurang dari taraf signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen pada aspek pemerintah dan politik valid.

15

Tabel 4.6 Uji Validitas pada Aspek Pemerintahan dan Politik Instrumen/

Kemudian untuk uji validitas pada aspek Kesesahatan ditunjukkan pada Tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7 Uji Validitas pada Aspek Kesehatan Instrumen/ signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan bahwa instrumen atau pertanyaan tersebut valid. Selanjutnya, uji validitas instrumen atau pertanyaan pada aspek Hukum dan Ketertiban ditunjukkan pada Tabel 4.8 sebagai berikut.

Pada aspek hukum dan ketertiban terdapat satu instrumen yang bersifat kualitatif, yaitu instrumen H-54. Untuk instrumen kualitatif, uji validitas didasarkan pada sudut pandang peneliti. Sehingga uji validitas menggunakan korelas Pearson hanya dilakukan pada instrumen yang bersifat kuantitatif.

16

Tabel 4.8 Uji Validitas pada Aspek Hukum dan Ketertiban Instrumen/

Tabel 4.8 menunjukkan nilain P-value korelasi Pearson setiap instrumen pada aspek hukum dan ketertiban kurang dari taraf signifikansi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek hukum dan ketertiban valid. Selanjutnya uji validitas untuk setiap instrumen atau pernyataan pada aspek Agama dan Etika ditunjukkan pada Tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9 Uji Validitas pada Aspek Agama dan Etika Instrumen/ kurang dari taraf signifikasi 0,05. Dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek agama dan etika valid.

Selanjutnya dilakukan uji validitas terhadap instrumen atau pertanyaan pada aspek Isu Sosial, yang ditunjukkan pada Tabel 4.10 sebagai berikut.

17

Tabel 4.10 Uji Validitas pada Aspek Isu Sosial Instrumen/

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai P-value korelasi pearson antara setiap instrumen pada aspek isu sosial dengan total skor kurang dari taraf signifikasi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek isu sosila valid. Pada aspek selanjutnya, yaitu aspek Kesejahteraan, instrumen atau pertanyaan bersifat kualitatif.

Sehingga pada aspek kesejahteraan uji validitas dilakukan berdasarkan sudut pandang peneliti. Kemudian untuk uji validitas atas instrumen atau pertanyaan pada aspek Pekerjaan ditunjukkan pada Tabel 4.11 sebagai berikut.

Tabel 4.11 Uji Validitas pada Aspek Pekerjaan Instrumen/

Nilai P-value korelasi Pearson sitiap instrumen dengan total skor pada aspek pekerjaan kurang dari taraf signifikansi 0,05. Dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen atau pertnyaan pada aspek Kesehatan valid.

Setelah dilakukan uji validitas instrumen-instrumen pada setiap aspek kuisioner, langkah selanjutnya adalah menguji reliabilitas setiap aspek. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung nilai Cronbach’s Alpha. Hasil uji reliabilitas setiap aspek ditunjukkan pada Tabel 4.12 sebagai berikut.

18

Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Setiap Aspek pada Kuisioner

Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items

Jumlah Item

0,843 0,861 62

Suatu aspek dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,8. Nilai Cronbach’s Alpha yang ditunjukkan pada Tabel 4.12 lebih besar dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua aspek pada kuisioner survey mengenai Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah raliabel.

4.2 Karakteristik Responden

Responden pada penelitian Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah Kabupaten Mojokerto adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Kabupaten Mojokerto. Persentase responden berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

19 Gambar 4.1 menunjukkan bahwa persentase responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 51,3%, sedangkan 48,7% responden berjenis kelamin perempuan. Komposisi jenis kelamin responden mendekati komposisi populasi penduduk Kabupaten Mojokerto yang sebenarnya yaitu 50,38 % dan 49,62 % masing-masing untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Gambar 4.2 Proporsi Responden Berdasarkan Kelompok Usia

Gambar 4.2 menunjukkan persentase responden berdasarkan kelompok usia. Kelompok usia dengan jumlah responden terbanyak yaitu kelompok usia 41 tahun sampai 64 tahun, dengan persentase responden sebesar 53%. Diurutan kedua merupakan kelompok usia 25 tahun sampai 40 tahun, yaitu sebanyak 34,8%. Kelompok usia 24 tahun atau kurang memiliki persentase responden sebanyak 10,9%, sedangkan persentase responden pada kelompok usian diatas 65 tahun sebanyak 1,3%.

20

Gambar 4.3 Proporsi Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Persentase responden berdasarkan status perkawinan ditunjukkan pada Gambar 4.3. Responden dengan status perkawinan sudah menikah sebanyak 85,2%. Persentase responden dengan status perkawinan belum menikah sebanyak 11,7%. Responden dengan status perkawinan cerai sebanyak 0,9%, sedangkan persentase responden dengan status perkawinan janda/duda karena pasangan meninggal sebanyak 2,2%.

Gambar 4.4 Proporsi Responden Berdasarkan Agama yang Dianut

Gambar 4.4 menunjukkan persentase responden berdasarkan agama yang dianut. Sebagian besar responden beragama islam, dengan persentase sebesar 97%, diikuti responden yang beragama kristen,

21 katolik, dan hindu memiliki persentase masing-masing sebesar 0,9%.

Responden yang beragama budha sebesar 0,4%.

Gambar 4.5 Proporsi Responded Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Gambar 4.5 menunjukkan persentase responden berdasarkan pendidikan terakhir. Sebagian besar responden memiliki pendidikan terkahir tamat SLTA/sederajat dan tamat S-1, yaitu sebanyak 40,9% tamat SLTA/sederajat dan 35,7% tamat S-1. Responden yang tidak tamat SD/sedarajat sebanyak 0,4%. Sedangkan responden dengan pendidikan terakhir SD/sederajat sebesar 7,8%. Responden dengan pendidikan terkahir tamat SLTP/sederajat sebesar 9,1%. Persentase responden tidak tamat SLTA/sederajat sebesar 2,2%. Responden dengan pendidikan terakhir D3/diploma memiliki persentase sebesar 3%. Sedangkan persentase responden dengan pendidikan terakhir tamat S-2 yaitu sebesar 0,9%.

Persentase responden berdasarkan status pekerjaan ditunjukkan pada Gambar 4.6. Responden yang tidak bekerja hanya sebesar 1,7%.

Persentase responden dengan pekerjaan wiraswasta memiliki persentase sebesar 31,7%. Persentase responden yang berkerja sebagai pegawai swasta sebesar 20%. Responden dengan status pekerjaan pegawai negeri atau ABRI sebesar 42,6%. Sebanyak 3,9% responden memiliki pekerjaan lainnya yang antara lain meliputi ibu rumah tangga dan

22 pengurus masjid. Responden memiliki rata-rata pendapatan dalam satu bulan kurang lebih sebesar 3.677.155,96 rupiah dan nilai tengah sebesar 3.000.000 rupiah. Pendapatan terendah responden adalah 300.000 rupiah dan pendapatan tertinggi responden sebesar 30.000.000 rupiah.

Gambar 4.6 Proporsi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Aspek Pertanyaan 4.3.1 Bisnis dan Ekonomi

(i) Pengajuan Pinjaman

Pada aspek bisnis dan ekonomi, Sebagian responden menyatakan pernah melakukan pinjaman. Gambar 4.7 menunjukkan proporsi responden yang pernah melakukan pindaman untuk kepentingan pembelian mobil atau kendaraan bermotor. Terdapat 36,5% responden pernah melakukan pinjaman untuk membeli mobil atau kendaraan bermotor. Semua pinjaman tersebut dilakukan untuk tujuan pribadi.

23

Gambar 4.7 Pengajuan Pinjaman untuk Membeli Mobil atau Kendaraan Bermotor

Tujuan pengajuan pinjaman selanjutnya adalah untuk keperluan membeli rumah, yang ditunjukkan pada Gambar 4.8. Terdapat 8,7%

responden pernah melakukan pinjaman untuk membeli rumah. Semua pinjaman yang dilakukan responden untuk pembelian rumah dilakukan untuk keperluan pribadi.

Gambar 4.8 Pengajuan Pinjaman untuk Membeli Rumah

Proporsi responden yang melakukan pinjaman untuk keperluan biaya pendidikan ditunjukkan pada Gambar 4.9. Sebanyak 11,3% responden menyatakan pernah melakukan pinjaman untuk biaya pendidikan. Semua pinjaman yang pernah diajukan oleh responden untuk biaya pendidikan dilakukan untuk keperluan pribadi.

24

Gambar 4.9 Pengajuan Pinjaman untuk Biaya Pendidikan

Tujuan pengajuan pinjaman selanjutnya adalah untuk merintis dan mengembangkan usaha, yang ditunjukkan pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Pengajuan Pinjaman untuk Merintis dan Mengembangkan Usaha

Persentase responden yang menyatakan pernah melakukan pinjaman untuk merintis dan mengembangkan usaha sebesar 37,4%.

Sebagian besar pinjaman yang pernah diajukan, yaitu sebesar 99%, dilakukan untuk tujuan pribadi, sedangkan 1% lainnya dilakukan untuk tujuan perusahaan.

25 (ii) Kekhawatiran Terhadap Permasalahan Finansial Menurut

Kondisi Finansial Saat Ini

Gambar 4.11 menujukkan jawaban responden mengenai kekgawatiran mengenai kemampuan mempertahankan standar hidup yang nyaman.

Gambar 4.11 Kekhawatiran Tidak Bisa Mempertahankan Standar Hidup Nyaman

Sebanyak 60,7% responden menyatakan tidak memiliki kekhawatiran untuk dapat mempertahankan standar hidup yang nyaman saat ini, dimana 5,2% diantaranya menyatakan sangat tidak khawatir..

Akan tetapi terdapat 35,8% responden menyatakan khawatir dan 3,5%

responden menyatakan sangat khawatir akan kemampuan mereka untuk mempertahankan standar hidup yang nyaman.

Sebagaimana kita ketahui bahwa corona virus terdeteksi pertama kali mulai menyebar di Indonesia sejak 2 Maret 2020, dan pada 14 Maret 2020, Pemerintah Indonesia menyatakan pandemi korona virus sebagai bencana nasional. Pada tanggal 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi. Sebagai tanggapan terhadap pandemi, beberapa wilayah telah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sebagian wilayah tersebut telah mengakhiri masa PSBB dan mulai menerapkan kenormalan baru. Survei oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terhadap 1.548 responden di 32 provinsi, mengungkap lebih dari 50 persen rumah tangga mengalami kesulitan keuangan akibat pandemi

26 COVID-19. Pemerintah diharapkan terus memberi fasilitas untuk meningkatkan konsumsi masyarakat (Antaranews, Jumat, 28 Agustus 2020 08:48 WIB)

Gambar 4.12 Kekhawatiran Tidak Memiliki Bekal Cukup di Masa Tua atau Pensiun

Gambar 4.12 menujukkan bahwa terdapat 11% responden menyatakan sangat khawatir dan 33,3% responden menyatakan khawatir akan memiliki bekal yang cukup di masa tua atau pensiun. Sedangkan 37,7% responden menyatakan tidak khawatir dan 18% sangat tidak khawatir akan bekal di masa tua atau pensiun.

Gambar 4.13 Kepemilikan Kartu Kredit

27 Gambar 4.13 menunjukkan bahwa terdapat 9,7% responden yang memiliki kartu kredit, sedangkan 90,3% responden tidak memiliki kartu kredit.

(iii) Keinginan Memulai Usaha atau Bisnis

Beberapa instrumen pada aspek bisnis dan ekonomi memiliki tujuan untuk mengetahui keinginan responden untuk memulai usaha atau bisnis di Kabupaten Mojokerto.

Gambar 4.14 Keyakinan bahwa Usaha atau Bisnis Berjalan Lancar Gambar 4.14 menunjukkan tingkat keyakinan responden bahwa usaha atau bisnis akan berjalan lancar. Sebanyak 2,2% responden merasa sangat tidak yakin dan 19,6% responden tidak yakin bahwa usaha atau bisnis yang akan dilakukan di Kabupaten Majokerto akan berjalan lancar, sedangkan sebanyak 68% responden merasa yakin dan 10,2%

responden merasa sangat yakin bahwa usaha atau bisnis yang direncanakan akan berjalan lancar.

Keyakinan responden mengenai kemudahan dalam menemukan karyawan yang baik dan berkualitas di Kabupaten Mojokerto ditunjukkan pada Gambar 4.15. Terdapat 1,3% responden yang merasa sangat tidak yakin dan 30,4% responden merasa tidak yakin dapat mudah menemukan karyawan yang baik dan berkualitas di Kabupaten Mojokerto. Sedangkan sebanyak 59,8% responden yakin dan 8,5% responden sangat yakin dapat dengan mudah menemukan karyawan yang baik dan berkualitas.

28

Gambar 4.15 Keyakinan Mudah Menemukan Karyawan yang Baik dan Berkualitas

Gambar 4.16 menunjukkan keyakinan responden mengenai bisnis atau usaha di Kabupaten Mojokerto akan menguntungkan. Terdapat 3,2%

responden sangat tidak yakin dan 19,4% responden tidak yakin akan keberhasilan usaha atau bisnis yang dilakukan di Kabupaten Mojokerto.

Sedangkan sebanyak 68,9% responden merasa yakin dan 8,6%

responden sangat yakin bahwa usaha atau bisnis di Kabupaten Mojokerto akan menguntungkan.

Keyakinan tersebut masih relatif tinggi, mengingat kenyataan bahwa mayoritas usaha skala menengah di Indonesia pada tahun 2020 mengalami dampak negatif pandemi Covid 19, hal ini merujuk ke laporan Badan Pusat Statistik yang bertajuk Analisis Hasil Survei Dampak Covid 19 terhadap Pelaku Usaha. Laporan itu menyatakan, sekitar 82,29% dari responden usaha menengah besar (UMB) dan 84,20% responden usaha menengah kecil (UMK) menyatakan mengalami penurunan pendapatan selama pandemi. Survei yang menjadi dasar penyusunan laporan itu dilakukan BPS selama 10 Juli hingga 26 Juli di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara serta Maluku dan Papua.

29

Gambar 4.16 Keyakinan Usaha atau Bisnis Menguntungkan

Persentase tingkat keyakinan responden mengenai keamanan aset dan properti ketika akan memulai usaha di Kabupaten Mojokerto ditunjukkan pada Gambar 4.17. Dapat dilihat bahwa hanya terdapat 1,3%

responden sangat tidak yakin dan 23,2% responden merasa tidak yakin mengenai keamanan aset dan properti saat memulai usaha atau bisnis di Kabupaten Mojokerto. Sedangkan 66,5% responden merasa yakin dan 8,9% responden sangat yakin bahwa aset dan properti di Kabupaten Mojokerto aman.

Gambar 4.17 Keyakinan Bahwa Aset dan Properti akan Aman

30 Gambar 4.18 menujukkan tingkat keyakinan responden mengenai kemudahan dalam pengurusan perizinan usaha atau bisnis di Kabupaten Mojokerto.

Gambar 4.18 Keyakinan Mengenai Kemudahan Pengurusan Perizinan Usaha atau Bisnis

Sebanyak 1,4% responden merasa sangat tidak yakin dan 25,7%

tidak yakin akan kemudahan dalam pengurusan perizinan usaha atau bisnis di Kabupaten Mojokerto. Sedangkan 66,7% responden yakin dan 6,3% responden merasa sangat yakin tentang kemudahan pengurusan perizinan usaha atau bisnis.

Gambar 4.19 Perusahaan yang Dipercayai

31 Gambar 4.19 menunjukkan persentase perusahaan yang yang lebih dipercaya responden dalam hal kerjasama dan jaminan penghasilan pekerja. Sebanyak 50,2% responden mempercayai perusahaan lokal dalam hal Kerjasama dan jaminan penghasilan pekerja jika memulai usaha atau bisnis di Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 38% responden percaya untuk bekerjasama dengan perusahan nasional. Sedangkan 11,8% responden mempercayai kerjasama dengan perusahaan asing.

(iv) Kualitas Barang-barang Produksi Daerah atau Negara

Gambar 4.20 menunjukkan pendapat responden mengenai kualitas barang-barang produksi lokal di Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 3,1%

responden berpendapat bahwa barang-barang produk lokal Kabupaten Mojokerto tidak baik. Responden yang berpendapat bahwa barang-barang produksi lokal Kabupaten Mojokerto baik sebanyak 87,7% responden.

Kemudian, sebanyak 9,2% responden berpendapat bahwa barang-barang produksi lokal Kabupaten Mojokerto memiliki kualitas yang sangat baik.

Gambar 4.20 Kualitas Barang-barang Lokal Mojokerto

Selanjutnya, persentase pendapat responden mengenai kualitas barang-barang produksi lokal Indonesi ditunjukkan pada Gambar 4.21.

Sebagian besar responden, yaitu sebesar 82,9%, berpendapat bahwa barang-barang produksi lokal Indonesi memiliki kualitas yang baik.

Sebanyak 16,7% responden berpendapat bahwa produk lokal Indonesia

32 berkualitas sangat baik, hanya 0,4% responden yang berpendapat bahwa produksi lokal Indonesia tidak memiliki kualitas yang baik.

Gambar 4.21 Kualitas Barang-barang Lokal Indonesia

Gambar 4.22 Kualitas Barang-barang Cina

Gambar 4.22 menunjukkan pendapat responden mengenai kualitas barang-barang produksi dari Cina. Terdapat 3,1% responden berpendapat bahwa produksi dari Cina memiliki kualitas yang sangat tidak baik dan 33,5% responden berpendapat bahwa produk tersebut berkualitas tidak baik. Sebanyak 59,9% responden berpendapat bahwa barang-barang produksi dari Cina memiliki kualitas yang baik dan 3,5% responden berpendapat bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang sangat baik.

33

Gambar 4.23 Kualitas Barang-barang Eropa atau Amerika

Gambar 4.23 menunjukkan bahwa 67,6% responden berpendapat bahwa barang-barang produksi Eropa atau Amerika memiliki kualitas yang baik dan 12,9% responden berpendapat kualitas produk tersebut sangat baik. Terdapat 19,1% responden berpendapat bahwa barang-barang produksi Eropa atau Amerika tidak memiliki kualitas yang baik. Bahkan 0,4% responden berpendapat kualitas produk tersebut sangat tidak baik.

Gambar 4.24 Kualitas Barang-barang Produksi Lainnya

Gambar 4.24 menunjukkan pendapat barang-barang produksi dari negara lain selain negera yang sudah tersebut sebelumnya. Adapun barang-barang tersebut termasuk produksi dari Asia, Jepang, Korea, Malaysia, Jerman, India, danTimur Tengah. Dapat dilihat bahwa terdapat

34 83,3% responden berpendapat bahwa barang-barang terseut berkualitas baik. 3,5% responden berpendapat bahwa barang-barang tersebut berkualitas sangat baik. Sedangkan 11,4% responden bependapat kualitas barang-barang tersebut tidak baik dan 1,8% responden berpendapat kualitas barang-barang tersebut sangat tidak baik.

4.3.2 Hubungan Antar Warga

Pada aspek hubungan antar warga, terdapat instrumen untuk menilai pendapat responden mengenai cukupnya sosialisai/promosi yang dilakukan pemerintah dalam upaya keharmonisan hubungan antar warga.

Gambar 4.25 menunjukkan bahwa 58,3% responden merasa pemerintah sudah cukup melakukan sosialisasi/promosi dalam upaya keharmonisan hubungan antar warga. 3,9% responden merasa sosialisasi/promosi tersebut sudah sangat cukup. Akan tetapi, terdapat 33,5% responden merasa sosialisai/promosi dalam upaya keharmonisan hubungan antar warga masih tidak cukup, bahkan 4,3% responden merasa sangat tidak cukup.

Gambar 4.25 Cukupnya Sosialisasi/Promosi Pemerintah dalam Upaya Keharmonisan Hubungan Antar Warga

Jika responden dapat memilih kota tempat tinggal, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.26, sebanyak 82,7% responden memilih untuk tinggal di kota biasa atau kota kecil, sedangkan 17,3% responden lebih memilih untuk tinggal di kota besar.

35

Gambar 4.26 Pilihan Kota Tempat Tinggal

Selanjutnya responden dapat memilih untuk tinggal di pedesaan atau di perkotaan, hasil pilihan responden dapat dilihat pada Gambar 4.27 sebagai berikut.

Gambar 4.27 Pilihan Daerah Tempat Tinggal

Dapat dilihat bahwa Sebagian besar responden, yaitu sebesar 86%

responden, memilih untuk bertempat tingga di pedesaan. Sedangkan hanya 14% responden yang memilih untuk bertempat tinggal di perkotaan.

36

Gambar 4.28 Kepuasan Bertempat Tinggal di Kabupaten Mojokerto

Gambar 4.28 menunjukkan tingkat kepuasan responden secara umum yang telah bertempat tinggal di Kabupaten Mojokerto berdasarkan berbagai aspek kehidupan. Sebanyak 65,2% responden puas dan 18,5%

responden sangat puas bertempat tinggal di Kabupaten Mojokerto.

Sedangkan 11,9% responden merasa tidak puas dan 4,4% responden merasa sangat tidak puas bertempat tinggal di Kabupaten Mojokerto.

4.3.3 Pendidikan dan Keluarga

Salah satu instrumen pembentuk aspek pendidikan dan keluarga adalah banyaknya anak di Kabupaten Mojokerto yang harus bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga, ditunjukkan pada Gambar 4.29.

Gambar 4.29 Banyaknya Anak yang Bekerja untuk Membantu Memenuhi Kebutuhan Keluarga

37 Sebanyak 42,9% responden menyatakan bahwa masih banyak anak yang harus bekerja untuk membatu memenuhi kebutuhan keluarga. 14,2%

responden menyatakan bahwa sangat banyak anak di Kabupaten Mojokerto yang bekerja. Sedangkan 33,6% responden dan 9,3%

responden secara berurutan menyatakan bahwa hanya sedikit dan sangat sedikit anak di Kabupaten Mojokerto yang bekerja.

Gambar 4.30 Kepuasan terhadap Fasilitas dan Layanan Pendidikan Anak

Gambar 4.30 menujukkan tingkat kepuasan terhadap fasilitas dan layanan pendidikan yang diterima anak responden di Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 70,8% responden merasa puas dan 6,6%

responden merasa sangat puas pada fasilitas dan layanan pendidikan di Kabupaten Mojokerto. Sedangkan 21,2% responden merasa tidak puas dan 1,3% responden sangat tidak puas terhadap fasilitas dan layanan pendidikan di Kabupaten Mojokerto.

Gambar 4.31 menunjukkan bahwa sebanyak 53,5% responden tidak khawatir dalam hal menyediakan biaya pendidikan anak dan 7,5% sangat tidak khawatir. Sedangkan 27,9% responden merasa khawatir dan 11,1%

responden merasa sangat khawatir dalam hal menyediakan biaya pendidikan anak di Kabupaten Mojokerto.

38

Gambar 4.31 Kekhawatiran pada Biaya Pendidikan Anak

4.3.4 Lingkungan dan Energi

Pendapat responden mengenai tingkat permasalah polusi air di tempat tinggal ditunjukkan pada Gambar 4.32. Sebanyak 38,8%

responden berpendapat bahwa permasalah polusi di daerah tempat tinggal mereka agak serius dan 14,1% responden merasa permasalah tersebut sudah sangat serius. Sedangkan sebanyak 38,8% responden tidak berpendapat bahwa permasalah polusi air serius dan 8,4%

responden berpendapat permasalahaa polusi air sangat tidak serius.

Gambar 4.32 Tingkat Polusi Air di Daerah Tempat Tinggal

Gambar 4.33 menunjukkan bahwa 55,2% responden berpendapat bahwa permasalah polusi air di daerah tempat tinggal mereka tidak

39 mengalami perkembangan. Sebanyak 25,6% responden berpendapat

39 mengalami perkembangan. Sebanyak 25,6% responden berpendapat

Dokumen terkait