• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Surabaya, November 2020 Hormat kami, Tim Penyusun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Surabaya, November 2020 Hormat kami, Tim Penyusun"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan berkahnya-Nya, Laporan Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah Kabupaten Mojokerto Tahun 2020 dapat terselesaikan.

Laporan ini merupakan lanjutan penelitian kerja sama antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto pada tahun 2018 dan 2019 tentang Survei Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah Kabupaten Mojokerto.

Dengan terbitnya laporan ini, diharapkan laporan ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam membuat kebijakan bagi Pemerintah Kabupaten Mojokerto untuk meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, khususnya pada dimensi yang memiliki nilai rendah. Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga terselesaikannya Laporan ini. Kami menyadari bahwa meskipun telah berupaya maksimal, namun masih banyak kekurangan yang dijumpai. Oleh karena itu kami menyampaikan permohonan maaf. Masukan dan saran akan kami terima dengan tangan terbuka.

Surabaya, November 2020 Hormat kami,

Tim Penyusun

(3)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Gallup World Poll ... 3

2.2 Tinjuan Statistika ... 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 9

3.1 Sumber Data... 9

3.2 Kerangka Konsep Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah Daerah ... 10

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 12

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 12

4.2 Karakteristik Responden ... 18

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Aspek Pertanyaan 22 4.3.1 Bisnis dan Ekonomi ... 22

4.3.2 Hubungan Antar Warga ... 34

4.3.3 Pendidikan dan Keluarga ... 36

4.3.4 Lingkungan dan Energi ... 38

4.3.5 Makanan dan Tempat Berlindung ... 42

(4)

iv

4.3.6 Pemerintah dan Politik ... 43

4.3.7 Kesehatan ... 50

4.3.8 Hukum dan Ketertiban ... 52

4.3.9 Agama dan Etika ... 55

4.3.10 Isu Sosial ... 60

4.3.11 Kesejahteraan... 62

4.3.12 Pekerjaan ... 65

4.4 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah . 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 81

(5)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Proporsi Jumlah Responden per Kecamatan ... 10

Tabel 4.1 Uji Validitas pada Aspek Bisnis dan Ekonomi ... 12

Tabel 4.2 Uji Validitas pada Aspek Hubungan Antar Warga ... 13

Tabel 4.3 Uji Validitas pada Aspek Pendidikan dan Keluarga ... 13

Tabel 4.4 Uji Validitas pada Aspek Lingkungan dan Energi ... 14

Tabel 4.5 Uji Validitas pada Aspek Makanan dan Tempat Berlindung/ Tempat Tinggal ... 14

Tabel 4.6 Uji Validitas pada Aspek Pemerintahan dan Politik ... 15

Tabel 4.7 Uji Validitas pada Aspek Kesehatan ... 15

Tabel 4.8 Uji Validitas pada Aspek Hukum dan Ketertiban ... 16

Tabel 4.9 Uji Validitas pada Aspek Agama dan Etika ... 16

Tabel 4.10 Uji Validitas pada Aspek Isu Sosial ... 17

Tabel 4.11 Uji Validitas pada Aspek Pekerjaan ... 17

Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Setiap Aspek pada Kuisioner ... 18

Tabel 4.13 Urutan Pendapat Responden terhadap Kesejateraan di Kabupaten Mojokerto ... 64

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Aspek dalam Pengukuran Tingkat

Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah Daerah .... 11

Gambar 4.1 Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 18

Gambar 4.2 Proporsi Responded Berdasarkan Kelompok Usia ... 19

Gambar 4.3 Proporsi Responded Berdasarkan Status Perkawinan ... 20

Gambar 4.4 Proporsi Responded Berdasarkan Agama yang Dianut ... 20

Gambar 4.5 Proporsi Responded Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 21

Gambar 4.6 Proporsi Responded Berdasarkan Status Pekerjaan ... 22

Gambar 4.7 Pengajuan Pinjaman untuk Membeli Mobil atau Kendaraan Bermotor ... 23

Gambar 4.8 Pengajuan Pinjaman untuk Membeli Rumah ... 23

Gambar 4.9 Pengajuan Pinjaman untuk Biaya Pendidikan ... 24

Gambar 4.10 Pengajuan Pinjaman untuk Merintis dan Mengembangkan Usaha ... 24

Gambar 4.11 Kekhawatiran Tidak Bisa Mempetahankan Standar Hidup Nyaman ... 25

Gambar 4.12 Kekhawatiran Tidak Memiliki Bekal Cukup di Masa Tua atau Pensiun ... 26

Gambar 4.13 Kepemilikan Kartu Kredit ... 26

Gambar 4.14 Keyakinan Bahwa Usaha atau Bisnis Berjalan Lancar ... 27

Gambar 4.15 Keyakinan Mudah Menemukan Karyawan yang Baik dan Berkualitas ... 28

Gambar 4.16 Keyakinan Usaha atau Bisnis Menguntungkan ... 29

Gambar 4.17 Keyakinan Bahwa Aset dan Properti akan Aman ... 29

Gambar 4.18 Keyakinan Mengenai Kemudahan Pengurusan Perizinan Usaha atau Bisnis ... 30

Gambar 4.19 Perusahaan yang Dipercayai ... 30

Gambar 4.20 Kualitas Barang-barang Lokal Mojokerto ... 31

Gambar 4.21 Kualitas Barang-barang Lokal Indonesia ... 32

Gambar 4.22 Kualitas Barang-barang Cina ... 32

(7)

vii

Gambar 4.23 Kualitas Barang-barang Eropa atau Amerika ... 33

Gambar 4.24 Kualitas Barang-barang Produksi Lainnya ... 33

Gambar 4.25 Cukupnya Sosialisasi/Promosi Pemerintah dalam Upaya Keharmonisan Hubungan Antar Warga ... 34

Gambar 4.26 Pilihan Kota Tempat Tinggal ... 35

Gambar 4.27 Pilihan Daerah Tempat Tinggal ... 35

Gambar 4.28 Kepuasan Bertempat Tinggal di Kabupaten Mojokerto ... 36

Gambar 4.29 Banyaknya Anak yang Bekerja untuk Membantu Memenuhi Kebutuhan Keluarga ... 36

Gambar 4.30 Kepuasan terhadap Fasilitas dan Layanan Pendidikan Anak... 37

Gambar 4.31 Kekhawatiran pada Biaya Pendidikan Anak ... 38

Gambar 4.32 Tingkat Polusi Air di Daerah Tempat Tinggal ... 38

Gambar 4.33 Perkembangan Permasalah Polusi Air ... 39

Gambar 4.34 Tingkat Polusi Udara ... 39

Gambar 4.35 Perkembangan Permasalahan Polusi Udara ... 40

Gambar 4.36 Perangkat Organisasi Pemerintah Daerah dalam Menangani Bencana ... 40

Gambar 4.37 Sosialisasi oleh Pemerintah Daerah Tentang Tata Cara Penyelamatan Diri Ketika Terjadi Bencana ... 41

Gambar 4.38 Kesigapan Pemerintah Daerah dalam Menangani Keadaan Darurat Ketika Terjadi Bencana ... 42

Gambar 4.39 Kebutuhan Makanan Semua Anggota Keluarga Setiap Hari ... 43

Gambar 4.40 Kepuasan terhadap Rumah dan Lingkungan Tempat Tinggal ... 43

Gambar 4.41 Kepuasan terhadap Penegakan Keadilan ... 44

Gambar 4.42 Kepuasan terhadap Proses Demokrasi ... 44

Gambar 4.43 Kepuasan terhadap Layanan Aparatur Pemerintah Kabupaten Mojokerto ... 45

Gambar 4.44 Kepuasan terhadap Fasilitas Umum di Kabupaten Mojokerto ... 45

(8)

viii Gambar 4.45 Kepuasan terhadap Sarana Prasarana di Kabupaten

Mojokerto ... 46 Gambar 4.46 Tata Kelola Pemerintah Kabupaten Mojokerto ... 46 Gambar 4.47 Keyakinan terhadap Kepemimpinan di Kabupaten Mojokerto

Telah Mengarah pada Kemajuan ... 47 Gambar 4.48 Ketekunan dalam Beribadah Aparat Sipil Negara ... 47 Gambar 4.49 Kejujuran Aparat Sipil Negara dalam Menjalankan Tugas 48 Gambar 4.50 Kedermawanan Aparat Sipil Negara ... 48 Gambar 4.51 Penjagaan Diri Aparat Sipil Negara terhadap Korupsi,

Kolusi, dan Nepotisme ... 49 Gambar 4.52 Penjaggan Diri Aparat Sipil Negara terhadap Perbuatan

yang Dilarang Agama ... 49 Gambar 4.53 Kekhawatiran tentang Ketidakmampuan Membayar Biaya

Pengobatan Penyakit Serius atau Kecelakaan ... 50 Gambar 4.54 Terjangkaunya Layanan Kesehatan bagi Siapapun yang

Membutuhkan ... 50 Gambar 4.55 Kegiatan Sehari-hari Memerlukan Banyak Upaya Fisik ... 51 Gambar 4.56 Perubahan Banyaknya Upaya Fisik dalam Kegiatan Sehari-

hari Dibandingkan Lima Tahun Lalu ... 51 Gambar 4.57 Tindakan Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam Melawan Terorisme ... 52 Gambar 4.58 Tindakan Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam Melawan Kejahatan ... 53 Gambar 4.59 Perubahan Tingkat Kejahatan di Kabupaten Mojokerto

dalam Beberapa Bulan Terakhir ... 53 Gambar 4.60 Sudut Pandang Responden terhadap Perlunya Melawa

Korupsi ... 54 Gambar 4.61 Keyakinan atas Jaminan Perlindungan Pemerintah kepada

Masyarakat Kabupaten Mojokerto ... 54 Gambar 4.62 Selalu Memperlakukan Orang-orang dari Agama Lain

dengan Hormat ... 55

(9)

ix Gambar 4.63 Sebagian Besar Keyakinan Agama Memberi Kontribusi

Positif Bagi Masyarakat ... 55 Gambar 4.64 Tidak Keberatan Orang yang Berbeda Agama Pindah

menjadi Tetangga ... 56 Gambar 4.65 Orang-orang Beragama Lain Memperlakukan Responden

dengan Baik ... 56 Gambar 4.66 Telah Belajar Sesuatu dari Seseorang yang Berbeda

Agama ... 57 Gambar 4.67 Responden Lebih Religius dari pada Orang Tua ... 57 Gambar 4.68 Anak-anak Harus Belajar Agama di Sekolah ... 58 Gambar 4.69 Tidak Mau Hidup Berdampingan dengan Pihak yang

Berbeda Pendapat ... 58 Gambar 4.70 Serangan atau Ancaman terhadap Warga Sipil Tidak dapat

Dibenarkan Secara Moral ... 59 Gambar 4.71 Mengorbankan Hidup untuk yang Diyakini adalah Hal yang

Tidak dapat Dibenarkan ... 59 Gambar 4.72 Wanita Mendapatkan Kesempatan yang Sama untuk

Menempati Semua Jenis Pekerjaan ... 60 Gambar 4.73 Orang Berkebutuhan Khusus Mendapatkan Kesempatan

yang Sama untuk Menempati Semua Jenis Pekerjaan ... 61 Gambar 4.74 Wanita Mendapatkan Kesempatan yang Sama dalam

Pendidikan ... 61 Gambar 4.75 Orang Berkebutuhan Khusus Mendapatkan Kesempatan

yang Sama dalam Pendidikan ... 62 Gambar 4.76 Perilaku Buruk Akibat Stres Kerja dalam 30 Hari Terakhir 62 Gambar 4.77 Pendapat Responden Mengenai Diri Sendiri ... 63 Gambar 4.78 Pendapat Responden Mengenai Penentu Hidup ... 64 Gambar 4.79 Waktu yang Tepat untuk Mencari Pekerjaan ... 65 Gambar 4.80 Kesesuaian Gaji untuk Pekerjaan yang Dilakukan

Responden ... 66 Gambar 4.81 Kepuasan dalam Bekerja di Kabupaten Mojokerto ... 66

(10)

x Gambar 4.82 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kabupaten Mojokerto

terhadap Pemerintah dalam Aspek Bisnis dan Ekonomi .... 68 Gambar 4.83 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kabupaten Mojokerto

terhadap Pemerintah dalam Aspek Pendidikan dan

Keluarga ... 68 Gambar 4.84 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kabupaten Mojokerto

terhadap Pemerintah dalam Aspek Lingkungan dan Energi 69 Gambar 4.85 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kabupaten Mojokerto

terhadap Pemerintah dalam Aspek Pemerintahan dan Politik ... 70 Gambar 4.86 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kabupaten Mojokerto

terhadap Pemerintah dalam Aspek Kesehatan ... 71 Gambar 4.87 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kabupaten Mojokerto

terhadap Pemerintah dalam Aspek Hukum dan Ketertiban 72 Gambar 4.88 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kabupaten Mojokerto

terhadap Pemerintah dalam Aspek Agama dan Etika ... 73 Gambar 4.89 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kabupaten Mojokerto

terhadap Pemerintah dalam Aspek Isu Sosial ... 74 Gambar 4.90 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kabupaten Mojokerto

terhadap Pemerintah dalam Aspek Pekerjaan ... 74 Gambar 4.91 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kabupaten Mojokerto .. 75 Gambar 4.92 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kabupaten Mojokerto

terhadap Pemerintah Tahun 2018-2020 ... 76 Gambar 4.93 Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah Kabupaten

Mojokerto secara Umum ... 76

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Misi ke empat dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto sebagaimana tertuang dalam Dokumen RPJMD Pemerintah Kabupaten Mojokerto adalahMembuka ruang komunikasi yang efektif dan efisien untuk menumbuhkembangkan kepercayaan sosial (social trust) dan menstimulasi kreativitas serta inovasi masyarakat berlandaskan pada etika budaya dan kearifan lokal yang lebih berkarakter.Tujuannya adalah Meningkatkan Kepercayaan dan Dukungan Masyarakat dalam Pembangunan Daerah, dengan indikator tujuan Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah Daerah. Dalam menjalankan roda pemerintahan, pemerintah dan warga perlu bersinergi bersama untuk membangun daerah demi terwujudnya kesejahteraan warga. Oleh karena itu, diperlukan ukuran untuk mengetahui opini warga setempat terkait isu di Kabupaten Mojokerto. Untuk mengetahui pendapat atau opini warga terkait isu dan pelaksanaan pemerintahan pemerintah Kabupaten Mojokerto dapat dilakukan dengan melakukan survei jejak pendapat.

Salah satu survei jejak pendapat dunia yang mencakup lebih dari 100 pertanyaan global serta item khusus suatu wilayah adalah Gallup World Poll. Gallup telah melakukan penelitian di lebih dari 140 negara di seluruh dunia. Pertanyaan intinya adalah Bisnis dan Ekonomi, Keterlibatan Warga, Komunikasi dan Teknologi, Pendidikan dan Keluarga, Lingkungan dan Energi, Makanan dan Tempat Tinggal, Pemerintahan dan Politik, Kesehatan, Hukum dan Ketertiban, Agama dan Etnis, Isu Sosial, Kesejahteraan, Pekerjaan, dan lain-lain (Gallup Poll, 2008).

Cara Gallup memperoleh data adalah dengan menggunakan survei telepon di negara-negara dengan cakupan telepon yang mewakili setidaknya 80% dari populasi atau merupakan metodologi survei adat. Di negara berkembang, termasuk sebagian besar Amerika Latin, negara- negara bekas Uni Soviet, hampir seluruh Asia, Timur Tengah, dan Afrika,

(12)

2 Gallup menggunakan desain kerangka area untuk wawancara tatap muka dalam rumah tangga yang dipilih secara acak (www.gallup.com).

Dalam penelitian ini, survei dilakukan dengan menggunakan wawancara tatap muka kepada warga dengan pertanyaan yang mengacu pada Gallup World Poll, tetapi tetap dengan memperhatikan kesesuaian dengan isu yang ada di negara berkembang seperti Indonesia serta isu di dunia dan Asia pada umumnya. Pada tahun 2016, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah Indonesia mencapai 80 persen.

Sedangkan pada tahun 2019, mengacu pada pertanyaan di Gallup World Poll diperoleh tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah Kabupaten Mojokerto sebesar 81,43%.

1.2 Tujuan

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah Kabupaten Mojokerto pada tahun 2020.

(13)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gallup World Poll

Gallup World Poll seperti layaknya survei jejak pendapat dunia yang mencakup lebih dari 100 pertanyaan global serta item khusus suatu wilayah. Gallup telah melakukan penelitian di lebih dari 140 negara di seluruh dunia. Pertanyaan intinya adalah Bisnis dan Ekonomi, Keterlibatan Warga, Komunikasi dan Teknologi, Pendidikan dan Keluarga, Lingkungan dan Energi, Makanan dan Tempat Tinggal, Pemerintahan dan Politik, Kesehatan, Hukum dan Ketertiban, Agama dan Etnis, Isu Sosial, Kesejahteraan, Pekerjaan, dan lain-lain. Pertanyaan dalam kuesioner mengukur pikiran dan tindakan paling penting dan kritis dari warga dunia.

Selain itu, World Poll menanyakan pertanyaan di daerah tertentu untuk mengukur opini tentang isu yang memiliki dampak lebih besar pada wilayah-wilayah di dunia (Gallup Poll, 2008).

Cara Gallup memperoleh data adalah dengan menggunakan survei telepon di negara-negara dengan cakupan telepon yang mewakili setidaknya 80% dari populasi atau merupakan metodologi survei adat.

Gallup menggunakan metode RDD (random-digit-dial) atau daftar nomor telepon perwakilan nasional. Metodologi telepon khas di AS, Kanada, Eropa Barat, Jepang, Australia, dll. Di negara berkembang, termasuk sebagian besar Amerika Latin, negara-negara bekas Uni Soviet, hampir seluruh Asia, Timur Tengah, dan Afrika, Gallup menggunakan desain kerangka area untuk wawancara tatap muka dalam rumah tangga yang dipilih secara acak. Wawancara tatap muka dilakukan sekitar satu jam, sementara wawancara telepon sekitar 30 menit (www.gallup.com).

Dengan beberapa pengecualian, semua sampel berdasarkan probabilitas dan mewakili populasi penduduk yang berusia 15 tahun ke atas secara nasional. Area cakupan adalah seluruh negara termasuk daerah pedesaan, dan kerangka sampling mewakili seluruh penduduk

(14)

4 dewasa sipil yang tidak dilembagakan di negara tersebut. Pengecualian area dilakukan jika keselamatan staf wawancara terancam dan pulau- pulau yang jarang penduduknya. Prosedur pengambilan sampel meliputi tahap-tahap berikut:

LANGKAH 1 - Memilih Primary Sampling Units (PSUs): Di negara- negara yang mana Gallup melakukan survei tatap muka, tahap pertama pengambilan sampel adalah identifikasi PSU, yang terdiri dari kelompok rumah tangga. PSU distratifikasi berdasarkan ukuran populasi dan / atau geografi dan pengelompokan dicapai melalui satu atau lebih tahap sampling. Informasi populasi tersedia, pemilihan sampel didasarkan pada probabilitas proporsional atau sebanding dengan ukuran populasi. Jika tidak menggunakan metode stratifikasi, Gallup menggunakan sampling acak sederhana. Di negara-negara tempat wawancara telepon dilakukan, Gallup menggunakan metode RDD atau daftar nomor telepon perwakilan nasional. Di negara-negara tertentu dengan penetrasi ponsel tinggi, Gallup menggunakan kerangka sampling ganda. Gallup melakukan setidaknya tiga upaya untuk menjangkau seseorang di setiap rumah tangga.

LANGKAH 2 - Memilih Rumah Tangga: Gallup menggunakan prosedur rute acak untuk memilih rumah tangga sampel. Pewawancara membuat hingga tiga upaya untuk mensurvei rumah tangga sampel, kecuali jika terjadi penolakan mutlak. Untuk meningkatkan kemungkinan kontak dan penyelesaian, pewawancara melakukan upaya pada waktu yang berbeda dalam satu hari, dan bila mungkin, pada hari yang berbeda.

Jika pewawancara tidak dapat memperoleh wawancara di rumah tangga sampel awal, pewawancara menggunakan metode substitusi sederhana.

LANGKAH 3 - Memilih Responden: Dalam metodologi tatap muka dan telepon, pemilihan responden acak dicapai dengan menggunakan metode hari lahir atau metode grid Kish yang terbaru. Di beberapa negara Timur Tengah dan Asia, wawancara bersesuaian jenis kelamin diperlukan, dan pengambilan sampel probabilitas dengan kuota dilaksanakan selama tahap akhir seleksi. Gallup menerapkan prosedur kendali mutu untuk

(15)

5 memvalidasi pemilihan sampel yang benar dan bahwa pewawancara memilih orang yang tepat di setiap rumah tangga.

2.2 Tinjuan Statistika

Statistika deskriptif adalah statistika yang berkaitan dengan meringkas informasi dari datat atau sampel yang dikumpulkan. Cara-cara sederhana untuk mengolah data yang terdiri atas pembuatan grafik dan perhitungan mengenai ukuran pemusatan dan sebaran data. Dengan cara-cara ini dapat diperoleh informasi mengenai data anata lain pola atau bentuk, pemusatan dan sebaran data serta hubungan antar data. Namun dalam statistika diskriptif data yang diperoleh tidak dapat diambil kesimpulan. Dalam statistika deskriptif dikenal istilah ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran data.

Ukuran pemusatan data yang paling sering digunakan adalah nilai Mean, Median dan Modus. Mean adalah rata-rata dari beberapa buah data, nilai mean dapat ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data (Walpole, 1995). Mean dinotasikan dengan x. Median adalah nilai tengah sehingga 50% data dibawah median dan 50% diatas median. Untuk menghitungnya data disusun terlebih dahulu. Median merupakan nilai sentral dari sebuah distribusi frekuensi sampel. nilai sedemikian merupakan nilai sentral berhubung dengan posisi sentral yang dimilikinnya dalam distribusi sampel tersebut. Tidak mengherankan jika median juga dinamakan rata-rata posisi (positional average). Secara teoritis, median membagi seluruh jumlah observasi atau pengukuran sampel ke dalam dua bagian yang sama. Penentuan median disusun mulai dari data terkecil sampai data terbesar. Median gugus data yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar atau sebaliknya adalah pengamatan yang tepat ditengah-tengah bila banyaknya pengamatan itu ganjil atau rata-rata kedua pengamatan yang tengah bila yang tengah bila banyaknya genap (Walpole,1995). Modus segugus pengamatan adalah nilai yang sering terjadi paling sering muncul atau yang mempunyai frekuensi paling tinggi (Walpole, 1995).

(16)

6 Berikut adalah rumus untuk mencari mean, median dan modus dari data secara berturut-turut.

𝑥 = 𝑛𝑖=1𝑥𝑖 𝑛

𝑀𝑒 = 𝑄2 =

𝑥𝑖+1 2

𝑗𝑖𝑘𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 𝑥𝑖

2

+ 𝑥𝑖 2+1

2 𝑗𝑖𝑘𝑎𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝

𝑀𝑜 = L + i b1 b1+ b2 Keterangan:

𝑥 = Mean 𝑀𝑒 = Median 𝑀𝑜 = Modus 𝑥𝑖 = Data ke-i

𝑛 = Banyaknya data

= Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi terbesar b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval

terdekat sebelumnya

b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya

Sedangkan ukuran penyebaran data yang sering digunakan adalah Varians dan Simpangan baku. Varians adalah suatu besaran yang mengukur besarnya ragam data yang dinotasikan dengan 𝑆2sedangkan simpangan baku adalah akar dari ragam (variance). Simpangan baku dinotasikan dengan 𝑆. Rumus varians dan simpangan baku adalah sebagai berikut.

𝑆 = 𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 = 𝑥 )2 𝑛 − 1 Keterangan:

𝑆2 = Varians

𝑆 = Simpangan baku 𝑥𝑖 = Nilai tengah data ke-i

(17)

7 𝑥 = Mean

n = Banyak data

Korelasi adalah salah satu metode dalam analisis statistik yang digunakan untuk mencari hubungan linier antara dua variabel. Salah satu metode yang paling sering digunakan untuk mengetahui korelasi antar dua variabel adalah Korelasi Pearson. Selain untuk mengetahui nilai korelasi antara dua variabel korelasi pearson juga dapat digunakan untuk mengetahui arah hubungan dari kedua variabel tersebut. Jika didapatkan nilai korelasi mendekati 0 maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak berhubungan secar linier. Sebalikanya jika didapatkan bahwa nilai korelasi mendekati 1 atau -1 maka dapat dikatakan bahwa kedua variable tersebut mempunyau hubungan linier yang erat.

Persamaan korelasi antara dua variabel adalah sebagai berikut 𝑟𝑥𝑦 = 𝑛𝑖=1 𝑥𝑖− 𝑥 𝑦𝑖 − 𝑦

𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 − 𝑥 2 𝑛𝑖=1 𝑦𝑖− 𝑦 2 dengan

𝑟𝑥𝑦 = nilai korelasi

𝑥𝑖 = observasi ke-i pada variabel pertama 𝑥 = rata-rata observasi pada variabel pertama 𝑦𝑖 = observasi ke-i pada variabel kedua

𝑦 = rata-rata observasi pada variabel kedua

Dalam pengolahan hasil survey terutama dalam skala likert, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan untuk menghitung korelasi antara masing- masing pertanyaan dengan skor total. Korelasi yang tinggi menunjukkan responden mengerti maksud dari setiap pertanyaan dalam kuisioner.

Sedangkan reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Uji reliabilitas digunakan

(18)

8 untuk melihat sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali. Uji reliabilitas yang digunakan dapat menggunakan persamaan Cronbanch Alpha sebagai berikut

𝑟𝑖 = 𝑘

𝑘 − 1 1 − 𝜎𝑏2 𝜎𝑡2 dengan

𝜎𝑏2 = jumlah varians pertanyaan 𝜎𝑡2 = varians total

𝑟𝑖 = reliabilitas instrumen 𝑘 = banyaknya pertanyaan

(19)

9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu hasil survey terhadap individu penduduk Kabupaten Mojokerto.

Survey dilakukan pada bulan November 2020. Kabupaten Mojokerto memiliki 18 kecamatan dimana setiap kecamatan diambil sampel secara acak. Dalam setiap kecamatan akan dipilih acak beberapa desa kemudian dipilih sampel di setiap desa. Menurut BPS dalam Kabupaten Mojokerto Dalam Angka (BPS, 2020), jumlah penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2019 adalah 584.209 orang laki-laki (50,38 %) dan 575.384 orang perempuan (49,62 %) dengan total jumlah penduduk adalah 1.159.593.

Berdasarkan rumus Slovin, jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁𝑒2 dimana

N = jumlah populasi e = margin error

sehingga untuk margin error sebesar 7%, jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah

2

1159593 1 (1159593*0.07 ) 204

n 

Dalam penelitian ini, jumlah responden minimal 204 orang yang tersebar secara proporsional di tiap kecamatan. Persebaran responden setiap kecamatan disajikan dalam Tabel 3.1.

(20)

10

Tabel 3.1 Proporsi Jumlah Responden per Kecamatan

3.2 Kerangka Konsep Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah Daerah

Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah diukur dari beberapa aspek. Beberapa aspek yang digunakan dalam mendeskripsikan dan menghitung Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah adalah Ekonomi dan Bisnis, Hubungan Antar Warga, Pendidikan dan Keluarga, Lingkungan dan Energi, Makanan dan Tempat tinggal, Pemerintahan dan Politik, Kesehatan, Hukum dana Ketertiban, Agama dan Etika, Isu Sosial, dan Pekerjaan.

Kecamatan Responden

Bangsal 5,04%

Dawarblandong 4,60%

Dlanggu 4,62%

Gedeg 5,22%

Gondang 3,87%

Jatirejo 3,94%

Jetis 7,64%

Kemlagi 5,30%

Kutorejo 5,85%

Mojoanyar 4,43%

Mojosari 7,05%

Ngoro 7,38%

Pacet 5,26%

Pungging 7,00%

Puri 6,85%

Sooko 6,49%

Trawas 2,74%

Trowulan 6,72%

(21)

11

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Aspek dalam Pengukuran Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah Daerah

Langkah pengolahan dan analisis data dalam ini, yaitu.

1. Melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap hasil survei

2. Mengetahui karakteristik responden menggunakan statistika deskriptif 3. Menghitung Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah

Kabupaten Mojokerto pada tahun 2020 4. Melakukan analisis dan interpretasi hasil

Tingkat Kepercayaan

Masyarakat terhadap Pemerintah

Bisnis &

Ekonomi

Hubung- an Antar

Warga

Pendidik- an &

Keluarga

Lingkung -an &

Energi

Makanan

& Tempat Tinggal

Pemerin- tah &

Politik Kesehat-

an Hukum &

Ketertib- an Agama &

Etika Isu Sosial

Pekerjaa n

(22)

12

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Penelitian Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah Kabupaten Mojokerto menggunakan data primer. Data diperoleh dari survey kepada masyarakat Kabupaten Mojokerto. Instrumen atau pertanyaan pada kuisioner harus valid dan reliabel untuk dilakukan analisis selanjutnya. Oleh karena itu, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen kuisioner.

Uji validitas instrument kuisioner dihitung dengan korelasi pearson antara instrumen pada setiap aspek kuisioner dengan total skor pada setiap aspek. Uji validitas tersebut digunakan untuk menguji instrumen yang berupa pertanyaan perspektif. Sedangkan uji validitas atas instrumen lain yang bukan berupa pertanyaan perspektif didasarkan pada sudut pandang peneliti. Uji validitas pada aspek bisnis dan ekonom ditunjukkan pada tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Uji Validitas pada Aspek Bisnis dan Ekonomi Instrumen/

Pertanyaan

P-value Korelasi

Pearson Katerangan

A-5 0,000 Valid

A-6 0,000 Valid

A-8 0,000 Valid

A-9 0,000 Valid

A-10 0,000 Valid

A-11 0,000 Valid

A-12 0,000 Valid

A-14 0,000 Valid

A-15 0,000 Valid

A-16 0,000 Valid

A-17 0,000 Valid

A-18 0,003 Valid

(23)

13 Suatu instrumen atau pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai P- value pada korelasi Pearson antara instrumen tersebut dengan total skor pada aspek kurang dari taraf signifikansi, yaitu 0,05. Dapat dilihat tidak semua instrumen valid. Selanjutnya dilakukan uji validitas instrumen pada aspek Hubungan Antar Warga.

Tabel 4.2 Uji Validitas pada Aspek Hubungan Antar Warga Instrumen/

Pertanyaan

P-value Korelasi

Pearson Katerangan

B-19 0,000 Valid

B-22 0,000 Valid

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek hubungan antar warga valid. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P-value korelasi Person yang bernilai kurang dari 0,05. Tabel 4.3 merupakan hasil uji validitas instrumen atau pertanyaan pada aspek Pendidikan dan Keluarga.

Tabel 4.3 Uji Validitas pada Aspek Pendidikan dan Keluarga Instrumen/

Pertanyaan

P-value Korelasi

Pearson Katerangan

C-23 0,000 Valid

C-24 0,000 Valid

C-25 0,000 Valid

Table 4.3 menunjukkan bahwa nilai P-value korelasi Pearson antara setiap instrumen dengan total skor pada aspek Pendidikan dan keluarga kurang dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek Pendidikan dan keluarga valid. Selanjutnya adalah uji validitas instrumen pada aspek Lingkungan dan Energi. Hasil uji validitas ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai P-value korelasi Person kurang dari taraf signigikansi, yaitu 0,05. Dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek lingkungan dan energi valid.

(24)

14

Tabel 4.4 Uji Validitas pada Aspek Lingkungan dan Energi Instrumen/

Pertanyaan

P-value Korelasi

Pearson Katerangan

D-26 0,000 Valid

D-27 0,000 Valid

D-28 0,000 Valid

D-29 0,000 Valid

D-30 0,000 Valid

D-31 0,000 Valid

D-32 0,000 Valid

D-33 0,000 Valid

Uji validitas untuk instrumen pada aspek Makanan dan Tempat Berlindung atau Tempat Tinggal ditunjukkan pada Tabel. 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5 Uji Validitas pada Aspek Makanan dan Tempat Berlindung/ Tempat Tinggal

Instrumen/

Pertanyaan

P-value Korelasi

Pearson Katerangan

E-34 0,000 Valid

E-35 0,000 Valid

Nilai P-value korelasi Pearson antara tiap instrumen dan total skor pada aspek makanan dan tempat berlindung atau tempat tinggal dari taraf signifikan 0,05. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek makanan dan tempat berlindung atau tempat tinggal valid. Uji validitas setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek Pemerintahan dan Politik ditunjukkan pada Tabel 4.6.

Nilai P-value korelasi Pearson yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 untuk semua instrumen bernilai kurang dari taraf signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen pada aspek pemerintah dan politik valid.

(25)

15

Tabel 4.6 Uji Validitas pada Aspek Pemerintahan dan Politik Instrumen/

Pertanyaan

P-value Korelasi

Pearson Katerangan

F-36 0,000 Valid

F-37 0,000 Valid

F-38 0,000 Valid

F-39 0,000 Valid

F-40 0,000 Valid

F-41 0,000 Valid

F-42 0,000 Valid

F-43 0,000 Valid

F-44 0,000 Valid

F-45 0,000 Valid

F-46 0,000 Valid

F-47 0,000 Valid

Kemudian untuk uji validitas pada aspek Kesesahatan ditunjukkan pada Tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7 Uji Validitas pada Aspek Kesehatan Instrumen/

Pertanyaan

P-value Korelasi

Pearson Katerangan

G-48 0,000 Valid

G-49 0,000 Valid

Tabel 4.7 menunjukkan nilai P-value korelasi Pearson pada semua instrumen dan total skor pada aspek Kesehatan kurang dari taraf signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan bahwa instrumen atau pertanyaan tersebut valid. Selanjutnya, uji validitas instrumen atau pertanyaan pada aspek Hukum dan Ketertiban ditunjukkan pada Tabel 4.8 sebagai berikut.

Pada aspek hukum dan ketertiban terdapat satu instrumen yang bersifat kualitatif, yaitu instrumen H-54. Untuk instrumen kualitatif, uji validitas didasarkan pada sudut pandang peneliti. Sehingga uji validitas menggunakan korelas Pearson hanya dilakukan pada instrumen yang bersifat kuantitatif.

(26)

16

Tabel 4.8 Uji Validitas pada Aspek Hukum dan Ketertiban Instrumen/

Pertanyaan

P-value Korelasi

Pearson Katerangan

H-52a 0,000 Valid

H-52b 0,000 Valid

H-53 0,000 Valid

H-55 0,000 Valid

Tabel 4.8 menunjukkan nilain P-value korelasi Pearson setiap instrumen pada aspek hukum dan ketertiban kurang dari taraf signifikansi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek hukum dan ketertiban valid. Selanjutnya uji validitas untuk setiap instrumen atau pernyataan pada aspek Agama dan Etika ditunjukkan pada Tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9 Uji Validitas pada Aspek Agama dan Etika Instrumen/

Pertanyaan

P-value Korelasi

Pearson Katerangan

I-56 0,000 Valid

I-57 0,000 Valid

I-58 0,000 Valid

I-59 0,000 Valid

I-60 0,000 Valid

I-61 0,000 Valid

I-62 0,000 Valid

I-63 0,000 Valid

I-64 0,000 Valid

I-65 0,000 Valid

Nilai P-value korelasi Pearson setiap instrumen pada Tabel 4.9 kurang dari taraf signifikasi 0,05. Dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek agama dan etika valid.

Selanjutnya dilakukan uji validitas terhadap instrumen atau pertanyaan pada aspek Isu Sosial, yang ditunjukkan pada Tabel 4.10 sebagai berikut.

(27)

17

Tabel 4.10 Uji Validitas pada Aspek Isu Sosial Instrumen/

Pertanyaan

P-value Korelasi

Pearson Katerangan

J-66 0,000 Valid

J-67 0,000 Valid

J-68 0,000 Valid

J-69 0,000 Valid

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai P-value korelasi pearson antara setiap instrumen pada aspek isu sosial dengan total skor kurang dari taraf signifikasi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek isu sosila valid. Pada aspek selanjutnya, yaitu aspek Kesejahteraan, instrumen atau pertanyaan bersifat kualitatif.

Sehingga pada aspek kesejahteraan uji validitas dilakukan berdasarkan sudut pandang peneliti. Kemudian untuk uji validitas atas instrumen atau pertanyaan pada aspek Pekerjaan ditunjukkan pada Tabel 4.11 sebagai berikut.

Tabel 4.11 Uji Validitas pada Aspek Pekerjaan Instrumen/

Pertanyaan

P-value Korelasi

Pearson Katerangan

L-74 0,000 Valid

L-75 0,000 Valid

L-76 0,000 Valid

Nilai P-value korelasi Pearson sitiap instrumen dengan total skor pada aspek pekerjaan kurang dari taraf signifikansi 0,05. Dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen atau pertnyaan pada aspek Kesehatan valid.

Setelah dilakukan uji validitas instrumen-instrumen pada setiap aspek kuisioner, langkah selanjutnya adalah menguji reliabilitas setiap aspek. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung nilai Cronbach’s Alpha. Hasil uji reliabilitas setiap aspek ditunjukkan pada Tabel 4.12 sebagai berikut.

(28)

18

Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Setiap Aspek pada Kuisioner

Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items

Jumlah Item

0,843 0,861 62

Suatu aspek dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,8. Nilai Cronbach’s Alpha yang ditunjukkan pada Tabel 4.12 lebih besar dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua aspek pada kuisioner survey mengenai Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah raliabel.

4.2 Karakteristik Responden

Responden pada penelitian Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah Kabupaten Mojokerto adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Kabupaten Mojokerto. Persentase responden berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

(29)

19 Gambar 4.1 menunjukkan bahwa persentase responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 51,3%, sedangkan 48,7% responden berjenis kelamin perempuan. Komposisi jenis kelamin responden mendekati komposisi populasi penduduk Kabupaten Mojokerto yang sebenarnya yaitu 50,38 % dan 49,62 % masing-masing untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Gambar 4.2 Proporsi Responden Berdasarkan Kelompok Usia

Gambar 4.2 menunjukkan persentase responden berdasarkan kelompok usia. Kelompok usia dengan jumlah responden terbanyak yaitu kelompok usia 41 tahun sampai 64 tahun, dengan persentase responden sebesar 53%. Diurutan kedua merupakan kelompok usia 25 tahun sampai 40 tahun, yaitu sebanyak 34,8%. Kelompok usia 24 tahun atau kurang memiliki persentase responden sebanyak 10,9%, sedangkan persentase responden pada kelompok usian diatas 65 tahun sebanyak 1,3%.

(30)

20

Gambar 4.3 Proporsi Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Persentase responden berdasarkan status perkawinan ditunjukkan pada Gambar 4.3. Responden dengan status perkawinan sudah menikah sebanyak 85,2%. Persentase responden dengan status perkawinan belum menikah sebanyak 11,7%. Responden dengan status perkawinan cerai sebanyak 0,9%, sedangkan persentase responden dengan status perkawinan janda/duda karena pasangan meninggal sebanyak 2,2%.

Gambar 4.4 Proporsi Responden Berdasarkan Agama yang Dianut

Gambar 4.4 menunjukkan persentase responden berdasarkan agama yang dianut. Sebagian besar responden beragama islam, dengan persentase sebesar 97%, diikuti responden yang beragama kristen,

(31)

21 katolik, dan hindu memiliki persentase masing-masing sebesar 0,9%.

Responden yang beragama budha sebesar 0,4%.

Gambar 4.5 Proporsi Responded Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Gambar 4.5 menunjukkan persentase responden berdasarkan pendidikan terakhir. Sebagian besar responden memiliki pendidikan terkahir tamat SLTA/sederajat dan tamat S-1, yaitu sebanyak 40,9% tamat SLTA/sederajat dan 35,7% tamat S-1. Responden yang tidak tamat SD/sedarajat sebanyak 0,4%. Sedangkan responden dengan pendidikan terakhir SD/sederajat sebesar 7,8%. Responden dengan pendidikan terkahir tamat SLTP/sederajat sebesar 9,1%. Persentase responden tidak tamat SLTA/sederajat sebesar 2,2%. Responden dengan pendidikan terakhir D3/diploma memiliki persentase sebesar 3%. Sedangkan persentase responden dengan pendidikan terakhir tamat S-2 yaitu sebesar 0,9%.

Persentase responden berdasarkan status pekerjaan ditunjukkan pada Gambar 4.6. Responden yang tidak bekerja hanya sebesar 1,7%.

Persentase responden dengan pekerjaan wiraswasta memiliki persentase sebesar 31,7%. Persentase responden yang berkerja sebagai pegawai swasta sebesar 20%. Responden dengan status pekerjaan pegawai negeri atau ABRI sebesar 42,6%. Sebanyak 3,9% responden memiliki pekerjaan lainnya yang antara lain meliputi ibu rumah tangga dan

(32)

22 pengurus masjid. Responden memiliki rata-rata pendapatan dalam satu bulan kurang lebih sebesar 3.677.155,96 rupiah dan nilai tengah sebesar 3.000.000 rupiah. Pendapatan terendah responden adalah 300.000 rupiah dan pendapatan tertinggi responden sebesar 30.000.000 rupiah.

Gambar 4.6 Proporsi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Aspek Pertanyaan 4.3.1 Bisnis dan Ekonomi

(i) Pengajuan Pinjaman

Pada aspek bisnis dan ekonomi, Sebagian responden menyatakan pernah melakukan pinjaman. Gambar 4.7 menunjukkan proporsi responden yang pernah melakukan pindaman untuk kepentingan pembelian mobil atau kendaraan bermotor. Terdapat 36,5% responden pernah melakukan pinjaman untuk membeli mobil atau kendaraan bermotor. Semua pinjaman tersebut dilakukan untuk tujuan pribadi.

(33)

23

Gambar 4.7 Pengajuan Pinjaman untuk Membeli Mobil atau Kendaraan Bermotor

Tujuan pengajuan pinjaman selanjutnya adalah untuk keperluan membeli rumah, yang ditunjukkan pada Gambar 4.8. Terdapat 8,7%

responden pernah melakukan pinjaman untuk membeli rumah. Semua pinjaman yang dilakukan responden untuk pembelian rumah dilakukan untuk keperluan pribadi.

Gambar 4.8 Pengajuan Pinjaman untuk Membeli Rumah

Proporsi responden yang melakukan pinjaman untuk keperluan biaya pendidikan ditunjukkan pada Gambar 4.9. Sebanyak 11,3% responden menyatakan pernah melakukan pinjaman untuk biaya pendidikan. Semua pinjaman yang pernah diajukan oleh responden untuk biaya pendidikan dilakukan untuk keperluan pribadi.

(34)

24

Gambar 4.9 Pengajuan Pinjaman untuk Biaya Pendidikan

Tujuan pengajuan pinjaman selanjutnya adalah untuk merintis dan mengembangkan usaha, yang ditunjukkan pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Pengajuan Pinjaman untuk Merintis dan Mengembangkan Usaha

Persentase responden yang menyatakan pernah melakukan pinjaman untuk merintis dan mengembangkan usaha sebesar 37,4%.

Sebagian besar pinjaman yang pernah diajukan, yaitu sebesar 99%, dilakukan untuk tujuan pribadi, sedangkan 1% lainnya dilakukan untuk tujuan perusahaan.

(35)

25 (ii) Kekhawatiran Terhadap Permasalahan Finansial Menurut

Kondisi Finansial Saat Ini

Gambar 4.11 menujukkan jawaban responden mengenai kekgawatiran mengenai kemampuan mempertahankan standar hidup yang nyaman.

Gambar 4.11 Kekhawatiran Tidak Bisa Mempertahankan Standar Hidup Nyaman

Sebanyak 60,7% responden menyatakan tidak memiliki kekhawatiran untuk dapat mempertahankan standar hidup yang nyaman saat ini, dimana 5,2% diantaranya menyatakan sangat tidak khawatir..

Akan tetapi terdapat 35,8% responden menyatakan khawatir dan 3,5%

responden menyatakan sangat khawatir akan kemampuan mereka untuk mempertahankan standar hidup yang nyaman.

Sebagaimana kita ketahui bahwa corona virus terdeteksi pertama kali mulai menyebar di Indonesia sejak 2 Maret 2020, dan pada 14 Maret 2020, Pemerintah Indonesia menyatakan pandemi korona virus sebagai bencana nasional. Pada tanggal 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi. Sebagai tanggapan terhadap pandemi, beberapa wilayah telah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sebagian wilayah tersebut telah mengakhiri masa PSBB dan mulai menerapkan kenormalan baru. Survei oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terhadap 1.548 responden di 32 provinsi, mengungkap lebih dari 50 persen rumah tangga mengalami kesulitan keuangan akibat pandemi

(36)

26 COVID-19. Pemerintah diharapkan terus memberi fasilitas untuk meningkatkan konsumsi masyarakat (Antaranews, Jumat, 28 Agustus 2020 08:48 WIB)

Gambar 4.12 Kekhawatiran Tidak Memiliki Bekal Cukup di Masa Tua atau Pensiun

Gambar 4.12 menujukkan bahwa terdapat 11% responden menyatakan sangat khawatir dan 33,3% responden menyatakan khawatir akan memiliki bekal yang cukup di masa tua atau pensiun. Sedangkan 37,7% responden menyatakan tidak khawatir dan 18% sangat tidak khawatir akan bekal di masa tua atau pensiun.

Gambar 4.13 Kepemilikan Kartu Kredit

(37)

27 Gambar 4.13 menunjukkan bahwa terdapat 9,7% responden yang memiliki kartu kredit, sedangkan 90,3% responden tidak memiliki kartu kredit.

(iii) Keinginan Memulai Usaha atau Bisnis

Beberapa instrumen pada aspek bisnis dan ekonomi memiliki tujuan untuk mengetahui keinginan responden untuk memulai usaha atau bisnis di Kabupaten Mojokerto.

Gambar 4.14 Keyakinan bahwa Usaha atau Bisnis Berjalan Lancar Gambar 4.14 menunjukkan tingkat keyakinan responden bahwa usaha atau bisnis akan berjalan lancar. Sebanyak 2,2% responden merasa sangat tidak yakin dan 19,6% responden tidak yakin bahwa usaha atau bisnis yang akan dilakukan di Kabupaten Majokerto akan berjalan lancar, sedangkan sebanyak 68% responden merasa yakin dan 10,2%

responden merasa sangat yakin bahwa usaha atau bisnis yang direncanakan akan berjalan lancar.

Keyakinan responden mengenai kemudahan dalam menemukan karyawan yang baik dan berkualitas di Kabupaten Mojokerto ditunjukkan pada Gambar 4.15. Terdapat 1,3% responden yang merasa sangat tidak yakin dan 30,4% responden merasa tidak yakin dapat mudah menemukan karyawan yang baik dan berkualitas di Kabupaten Mojokerto. Sedangkan sebanyak 59,8% responden yakin dan 8,5% responden sangat yakin dapat dengan mudah menemukan karyawan yang baik dan berkualitas.

(38)

28

Gambar 4.15 Keyakinan Mudah Menemukan Karyawan yang Baik dan Berkualitas

Gambar 4.16 menunjukkan keyakinan responden mengenai bisnis atau usaha di Kabupaten Mojokerto akan menguntungkan. Terdapat 3,2%

responden sangat tidak yakin dan 19,4% responden tidak yakin akan keberhasilan usaha atau bisnis yang dilakukan di Kabupaten Mojokerto.

Sedangkan sebanyak 68,9% responden merasa yakin dan 8,6%

responden sangat yakin bahwa usaha atau bisnis di Kabupaten Mojokerto akan menguntungkan.

Keyakinan tersebut masih relatif tinggi, mengingat kenyataan bahwa mayoritas usaha skala menengah di Indonesia pada tahun 2020 mengalami dampak negatif pandemi Covid 19, hal ini merujuk ke laporan Badan Pusat Statistik yang bertajuk Analisis Hasil Survei Dampak Covid 19 terhadap Pelaku Usaha. Laporan itu menyatakan, sekitar 82,29% dari responden usaha menengah besar (UMB) dan 84,20% responden usaha menengah kecil (UMK) menyatakan mengalami penurunan pendapatan selama pandemi. Survei yang menjadi dasar penyusunan laporan itu dilakukan BPS selama 10 Juli hingga 26 Juli di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara serta Maluku dan Papua.

(39)

29

Gambar 4.16 Keyakinan Usaha atau Bisnis Menguntungkan

Persentase tingkat keyakinan responden mengenai keamanan aset dan properti ketika akan memulai usaha di Kabupaten Mojokerto ditunjukkan pada Gambar 4.17. Dapat dilihat bahwa hanya terdapat 1,3%

responden sangat tidak yakin dan 23,2% responden merasa tidak yakin mengenai keamanan aset dan properti saat memulai usaha atau bisnis di Kabupaten Mojokerto. Sedangkan 66,5% responden merasa yakin dan 8,9% responden sangat yakin bahwa aset dan properti di Kabupaten Mojokerto aman.

Gambar 4.17 Keyakinan Bahwa Aset dan Properti akan Aman

(40)

30 Gambar 4.18 menujukkan tingkat keyakinan responden mengenai kemudahan dalam pengurusan perizinan usaha atau bisnis di Kabupaten Mojokerto.

Gambar 4.18 Keyakinan Mengenai Kemudahan Pengurusan Perizinan Usaha atau Bisnis

Sebanyak 1,4% responden merasa sangat tidak yakin dan 25,7%

tidak yakin akan kemudahan dalam pengurusan perizinan usaha atau bisnis di Kabupaten Mojokerto. Sedangkan 66,7% responden yakin dan 6,3% responden merasa sangat yakin tentang kemudahan pengurusan perizinan usaha atau bisnis.

Gambar 4.19 Perusahaan yang Dipercayai

(41)

31 Gambar 4.19 menunjukkan persentase perusahaan yang yang lebih dipercaya responden dalam hal kerjasama dan jaminan penghasilan pekerja. Sebanyak 50,2% responden mempercayai perusahaan lokal dalam hal Kerjasama dan jaminan penghasilan pekerja jika memulai usaha atau bisnis di Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 38% responden percaya untuk bekerjasama dengan perusahan nasional. Sedangkan 11,8% responden mempercayai kerjasama dengan perusahaan asing.

(iv) Kualitas Barang-barang Produksi Daerah atau Negara

Gambar 4.20 menunjukkan pendapat responden mengenai kualitas barang-barang produksi lokal di Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 3,1%

responden berpendapat bahwa barang-barang produk lokal Kabupaten Mojokerto tidak baik. Responden yang berpendapat bahwa barang-barang produksi lokal Kabupaten Mojokerto baik sebanyak 87,7% responden.

Kemudian, sebanyak 9,2% responden berpendapat bahwa barang-barang produksi lokal Kabupaten Mojokerto memiliki kualitas yang sangat baik.

Gambar 4.20 Kualitas Barang-barang Lokal Mojokerto

Selanjutnya, persentase pendapat responden mengenai kualitas barang-barang produksi lokal Indonesi ditunjukkan pada Gambar 4.21.

Sebagian besar responden, yaitu sebesar 82,9%, berpendapat bahwa barang-barang produksi lokal Indonesi memiliki kualitas yang baik.

Sebanyak 16,7% responden berpendapat bahwa produk lokal Indonesia

(42)

32 berkualitas sangat baik, hanya 0,4% responden yang berpendapat bahwa produksi lokal Indonesia tidak memiliki kualitas yang baik.

Gambar 4.21 Kualitas Barang-barang Lokal Indonesia

Gambar 4.22 Kualitas Barang-barang Cina

Gambar 4.22 menunjukkan pendapat responden mengenai kualitas barang-barang produksi dari Cina. Terdapat 3,1% responden berpendapat bahwa produksi dari Cina memiliki kualitas yang sangat tidak baik dan 33,5% responden berpendapat bahwa produk tersebut berkualitas tidak baik. Sebanyak 59,9% responden berpendapat bahwa barang-barang produksi dari Cina memiliki kualitas yang baik dan 3,5% responden berpendapat bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang sangat baik.

(43)

33

Gambar 4.23 Kualitas Barang-barang Eropa atau Amerika

Gambar 4.23 menunjukkan bahwa 67,6% responden berpendapat bahwa barang-barang produksi Eropa atau Amerika memiliki kualitas yang baik dan 12,9% responden berpendapat kualitas produk tersebut sangat baik. Terdapat 19,1% responden berpendapat bahwa barang-barang produksi Eropa atau Amerika tidak memiliki kualitas yang baik. Bahkan 0,4% responden berpendapat kualitas produk tersebut sangat tidak baik.

Gambar 4.24 Kualitas Barang-barang Produksi Lainnya

Gambar 4.24 menunjukkan pendapat barang-barang produksi dari negara lain selain negera yang sudah tersebut sebelumnya. Adapun barang-barang tersebut termasuk produksi dari Asia, Jepang, Korea, Malaysia, Jerman, India, danTimur Tengah. Dapat dilihat bahwa terdapat

(44)

34 83,3% responden berpendapat bahwa barang-barang terseut berkualitas baik. 3,5% responden berpendapat bahwa barang-barang tersebut berkualitas sangat baik. Sedangkan 11,4% responden bependapat kualitas barang-barang tersebut tidak baik dan 1,8% responden berpendapat kualitas barang-barang tersebut sangat tidak baik.

4.3.2 Hubungan Antar Warga

Pada aspek hubungan antar warga, terdapat instrumen untuk menilai pendapat responden mengenai cukupnya sosialisai/promosi yang dilakukan pemerintah dalam upaya keharmonisan hubungan antar warga.

Gambar 4.25 menunjukkan bahwa 58,3% responden merasa pemerintah sudah cukup melakukan sosialisasi/promosi dalam upaya keharmonisan hubungan antar warga. 3,9% responden merasa sosialisasi/promosi tersebut sudah sangat cukup. Akan tetapi, terdapat 33,5% responden merasa sosialisai/promosi dalam upaya keharmonisan hubungan antar warga masih tidak cukup, bahkan 4,3% responden merasa sangat tidak cukup.

Gambar 4.25 Cukupnya Sosialisasi/Promosi Pemerintah dalam Upaya Keharmonisan Hubungan Antar Warga

Jika responden dapat memilih kota tempat tinggal, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.26, sebanyak 82,7% responden memilih untuk tinggal di kota biasa atau kota kecil, sedangkan 17,3% responden lebih memilih untuk tinggal di kota besar.

(45)

35

Gambar 4.26 Pilihan Kota Tempat Tinggal

Selanjutnya responden dapat memilih untuk tinggal di pedesaan atau di perkotaan, hasil pilihan responden dapat dilihat pada Gambar 4.27 sebagai berikut.

Gambar 4.27 Pilihan Daerah Tempat Tinggal

Dapat dilihat bahwa Sebagian besar responden, yaitu sebesar 86%

responden, memilih untuk bertempat tingga di pedesaan. Sedangkan hanya 14% responden yang memilih untuk bertempat tinggal di perkotaan.

(46)

36

Gambar 4.28 Kepuasan Bertempat Tinggal di Kabupaten Mojokerto

Gambar 4.28 menunjukkan tingkat kepuasan responden secara umum yang telah bertempat tinggal di Kabupaten Mojokerto berdasarkan berbagai aspek kehidupan. Sebanyak 65,2% responden puas dan 18,5%

responden sangat puas bertempat tinggal di Kabupaten Mojokerto.

Sedangkan 11,9% responden merasa tidak puas dan 4,4% responden merasa sangat tidak puas bertempat tinggal di Kabupaten Mojokerto.

4.3.3 Pendidikan dan Keluarga

Salah satu instrumen pembentuk aspek pendidikan dan keluarga adalah banyaknya anak di Kabupaten Mojokerto yang harus bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga, ditunjukkan pada Gambar 4.29.

Gambar 4.29 Banyaknya Anak yang Bekerja untuk Membantu Memenuhi Kebutuhan Keluarga

(47)

37 Sebanyak 42,9% responden menyatakan bahwa masih banyak anak yang harus bekerja untuk membatu memenuhi kebutuhan keluarga. 14,2%

responden menyatakan bahwa sangat banyak anak di Kabupaten Mojokerto yang bekerja. Sedangkan 33,6% responden dan 9,3%

responden secara berurutan menyatakan bahwa hanya sedikit dan sangat sedikit anak di Kabupaten Mojokerto yang bekerja.

Gambar 4.30 Kepuasan terhadap Fasilitas dan Layanan Pendidikan Anak

Gambar 4.30 menujukkan tingkat kepuasan terhadap fasilitas dan layanan pendidikan yang diterima anak responden di Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 70,8% responden merasa puas dan 6,6%

responden merasa sangat puas pada fasilitas dan layanan pendidikan di Kabupaten Mojokerto. Sedangkan 21,2% responden merasa tidak puas dan 1,3% responden sangat tidak puas terhadap fasilitas dan layanan pendidikan di Kabupaten Mojokerto.

Gambar 4.31 menunjukkan bahwa sebanyak 53,5% responden tidak khawatir dalam hal menyediakan biaya pendidikan anak dan 7,5% sangat tidak khawatir. Sedangkan 27,9% responden merasa khawatir dan 11,1%

responden merasa sangat khawatir dalam hal menyediakan biaya pendidikan anak di Kabupaten Mojokerto.

(48)

38

Gambar 4.31 Kekhawatiran pada Biaya Pendidikan Anak

4.3.4 Lingkungan dan Energi

Pendapat responden mengenai tingkat permasalah polusi air di tempat tinggal ditunjukkan pada Gambar 4.32. Sebanyak 38,8%

responden berpendapat bahwa permasalah polusi di daerah tempat tinggal mereka agak serius dan 14,1% responden merasa permasalah tersebut sudah sangat serius. Sedangkan sebanyak 38,8% responden tidak berpendapat bahwa permasalah polusi air serius dan 8,4%

responden berpendapat permasalahaa polusi air sangat tidak serius.

Gambar 4.32 Tingkat Polusi Air di Daerah Tempat Tinggal

Gambar 4.33 menunjukkan bahwa 55,2% responden berpendapat bahwa permasalah polusi air di daerah tempat tinggal mereka tidak

(49)

39 mengalami perkembangan. Sebanyak 25,6% responden berpendapat bahwa polusi air sudah membaik. Sedangkan 19,3% responden menyatakan bahwa permasalah polusi air selama beberapa tahun terkahir memburuk.

Gambar 4.33 Perkembangan Permasalah Polusi Air

Pendapat responden mengenai polusi udaha di Kabupaten Mojokerto ditunjukkan pada Gambar 4.34. Sebanyak 39,6% responden berpendapat bahwa masalah polusi udara di Kabupaten Mojokerto tidak serius dan 7% responden berpendapat sama sekali tidak ada masalah polusi udara. Sedangkan 40,5% responden merasa bahwa polusi udara di Kabupaten Mojokerto agak serius dan 12,8% responden berpendapat bahwa polusi udara sudah sangat serius.

Gambar 4.34 Tingkat Polusi Udara

(50)

40 Gambar 4.35 menunjukkan bahwa sebanyak 53,4% responden tidak merasakan perbedaan tingkat polusi udara di Kabupaten Mojokerto selama beberapa tahun terakhir. Sedangkan 28,3% responden menyatakan bahwa polusi udaha pada beberapa tahun terakhir telah membaik. Sebanyak 18,4% responden menyatakan kondisi polusi udara di Kabupaten Mojokerto dalam beberapa tahun terakhir semakin memburuk.

Gambar 4.35 Perkembangan Permasalahan Polusi Udara

Pendapat responden mengenai perangkat organisasi pemerintah daerah untuk menangani bencana di Kabupaten Mojokerto ditunjukkan pada Gambar 4.36 sebagai berikut.

Gambar 4.36 Perangkat Organisasi Pemerintah Daerah dalam Menangani Bencana

(51)

41 Sebanyak 71,2% responden menyatakan bahwa pemerintah daerah sudah memiliki perangkat organisasi yang memadai untuk menangani bencana dan 5,5% responden berpendapat perangkat organisasi tersebut sangat memadahi. Sedangkan 19,6% responden berpendapat bahwa perangkat organisasi pemerintah daerah Kabupaten Mojokerto untuk menangani becana tidak memadahi dan 3,7% responden berpendapat bahwa perangkat organisasi tersebut sangat tidak memadai.

Gambar 4.37 Sosialisasi oleh Pemerintah Daerah Tentang Tata Cara Penyelamatan Diri Ketika Terjadi Bencana

Gambar 4.37 menunjukkan bahwa 71% responden berpendapat bahwa pemerintah daerah sudah melakukan sosialisasi yang memadai kepada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana dan 2,8% responden merasa sosialisasi tersebut sangat memadahi. Sedangkan 22,6% responden tidak merasa sosialasi yang dilakukan pemerintah daerah tentang tata cara penyelamatan diri ketika terjadi bencana telah memadai.

(52)

42

Gambar 4.38 Kesigapan Pemerintah Daerah dalam Menangani Keadaan Darurat Ketika Terjadi Bencana

Gambar 4.38 menunjukkan bahwa persentase responden yang berpendapat bahwa kesigapan pemerintah daerah dalam menangani keadaan darurat ketika terjadi benca sudah memadahai dan sangat memadahi secara berurutan adalah 71,9% dan 11,5%. Sedangkan 13,8%

responden tidak merasa bahwa pemerintah daerah cukup sigap dalam menangani keadaan darurat ketika terjadi bencana.

4.3.5 Makanan dan Tempat Berlindung

Terdapat dua instumen pada aspek makanan dan tempat berlindung, yaitu mengenai kecukupan pemenuhan makanan anggota keluarga setiap hari dan kepuasan terhadap rumah dan lingkungan tempat tinggal.

Gambar 4.39. menunjukkan sebanyak 67,4% responden menyatakan bahwa semua anggota keluarga telah mendapatkan cukup makanan setiap hari. 26% responden merasa sudah sangat cukup mendapatkan makanan untuk semua anggota keluarga. Sedangkan masih terdapat 3,5% responden dan 3,1% responden yang merasa anggota keluarga mereka tidak cukup dan sangat tidak cukup mendapatkan makanan setiap hari.

(53)

43

Gambar 4.39 Kebutuhan Makanan Semua Anggota Keluarga Setiap Hari

Tingkat kepuasan responden terhadap rumah dan lingkungan tempat tinggal ditunjukkan pada Gambar 4.40. Sebanyak 71,8% responden merasa puas dengan rumah dan tempat tinggal saat ini. 18,9% responden sangat puas terhadapt rumah dan lingkungan tempat tinggal mereka.

Sedangkan 8,8% responden merasa tidak puas dengan rumah dan lingkungan tempat tinggal mereka.

Gambar 4.40 Kepuasan terhadap Rumah dan Lingkungan Tempat Tinggal

4.3.6 Pemerintah dan Politik

Pada aspek pemerintah dan politik, tingkat kepuasan responden terhadap penegakan keadilan di Kabupaten Mojokerto ditunjukkan pada Gambar 4.41 sebagai berikut.

(54)

44

Gambar 4.41 Kepuasan terhadap Penegakan Keadilan

Sebanyak 68,1% responden sudah merasa puas dan 2,7%

responden sangat puas terhadap penegakan keadilan di Kabupaten Mojokerto. Sedangkan 27,9% responden tidak merasa puas dengan penegakan keadilan di Kabupaten Mojokerto akhir-akhir ini dan terdapat 1,3% responden merasa sangat tidak puas.

Gambar 4.42 Kepuasan terhadap Proses Demokrasi

Gambar 4.42 menunjukkan pendapat responden mengenai proses demokrasi di Kabupaten Mojokerto. Salah satu wujud demokrasi adalah kebebasan mengeluarkan pendapat. Dapat dilihat bahwa 68,9%

responden merasa puas terhadap proses demokrasi di Kabupaten Mojokerto. Sedangkan 26,2% responden tidak merasa puas mengenai proses demokrasi

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Aspek dalam Pengukuran Tingkat Kepercayaan  Masyarakat terhadap Pemerintah Daerah
Gambar 4.5 Proporsi Responded Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Gambar  4.11  menujukkan  jawaban  responden  mengenai  kekgawatiran  mengenai  kemampuan  mempertahankan  standar  hidup  yang nyaman
Gambar 4.12 Kekhawatiran Tidak Memiliki Bekal Cukup di Masa Tua atau Pensiun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aspek-aspek tingkat kepuasan yang diukur untuk responden Dosen dan Tenaga Kependidikan adalah sama yaitu 6 aspek kepuasan terdiri dari : aspek Pekerjaan, aspek Organisasi dan

Data yang diidentifikasi meliputi aspek: Informasi Responden, Proses Karier, Proses Pembelajaran dan Kondisi Fasilitas Perkuliahan yang Mempengaruhi Jenjang

Sedangkan profil kecepatan angin permukaan (10 meter) di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar pada periode Oktober 2016 dapat dilihat pada Gambar 4.8.. Terlihat