• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.2 Tujuan

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah Kabupaten Mojokerto pada tahun 2020.

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gallup World Poll

Gallup World Poll seperti layaknya survei jejak pendapat dunia yang mencakup lebih dari 100 pertanyaan global serta item khusus suatu wilayah. Gallup telah melakukan penelitian di lebih dari 140 negara di seluruh dunia. Pertanyaan intinya adalah Bisnis dan Ekonomi, Keterlibatan Warga, Komunikasi dan Teknologi, Pendidikan dan Keluarga, Lingkungan dan Energi, Makanan dan Tempat Tinggal, Pemerintahan dan Politik, Kesehatan, Hukum dan Ketertiban, Agama dan Etnis, Isu Sosial, Kesejahteraan, Pekerjaan, dan lain-lain. Pertanyaan dalam kuesioner mengukur pikiran dan tindakan paling penting dan kritis dari warga dunia.

Selain itu, World Poll menanyakan pertanyaan di daerah tertentu untuk mengukur opini tentang isu yang memiliki dampak lebih besar pada wilayah-wilayah di dunia (Gallup Poll, 2008).

Cara Gallup memperoleh data adalah dengan menggunakan survei telepon di negara-negara dengan cakupan telepon yang mewakili setidaknya 80% dari populasi atau merupakan metodologi survei adat.

Gallup menggunakan metode RDD (random-digit-dial) atau daftar nomor telepon perwakilan nasional. Metodologi telepon khas di AS, Kanada, Eropa Barat, Jepang, Australia, dll. Di negara berkembang, termasuk sebagian besar Amerika Latin, negara-negara bekas Uni Soviet, hampir seluruh Asia, Timur Tengah, dan Afrika, Gallup menggunakan desain kerangka area untuk wawancara tatap muka dalam rumah tangga yang dipilih secara acak. Wawancara tatap muka dilakukan sekitar satu jam, sementara wawancara telepon sekitar 30 menit (www.gallup.com).

Dengan beberapa pengecualian, semua sampel berdasarkan probabilitas dan mewakili populasi penduduk yang berusia 15 tahun ke atas secara nasional. Area cakupan adalah seluruh negara termasuk daerah pedesaan, dan kerangka sampling mewakili seluruh penduduk

4 dewasa sipil yang tidak dilembagakan di negara tersebut. Pengecualian area dilakukan jika keselamatan staf wawancara terancam dan pulau-pulau yang jarang penduduknya. Prosedur pengambilan sampel meliputi tahap-tahap berikut:

LANGKAH 1 - Memilih Primary Sampling Units (PSUs): Di negara-negara yang mana Gallup melakukan survei tatap muka, tahap pertama pengambilan sampel adalah identifikasi PSU, yang terdiri dari kelompok rumah tangga. PSU distratifikasi berdasarkan ukuran populasi dan / atau geografi dan pengelompokan dicapai melalui satu atau lebih tahap sampling. Informasi populasi tersedia, pemilihan sampel didasarkan pada probabilitas proporsional atau sebanding dengan ukuran populasi. Jika tidak menggunakan metode stratifikasi, Gallup menggunakan sampling acak sederhana. Di negara-negara tempat wawancara telepon dilakukan, Gallup menggunakan metode RDD atau daftar nomor telepon perwakilan nasional. Di negara-negara tertentu dengan penetrasi ponsel tinggi, Gallup menggunakan kerangka sampling ganda. Gallup melakukan setidaknya tiga upaya untuk menjangkau seseorang di setiap rumah tangga.

LANGKAH 2 - Memilih Rumah Tangga: Gallup menggunakan prosedur rute acak untuk memilih rumah tangga sampel. Pewawancara membuat hingga tiga upaya untuk mensurvei rumah tangga sampel, kecuali jika terjadi penolakan mutlak. Untuk meningkatkan kemungkinan kontak dan penyelesaian, pewawancara melakukan upaya pada waktu yang berbeda dalam satu hari, dan bila mungkin, pada hari yang berbeda.

Jika pewawancara tidak dapat memperoleh wawancara di rumah tangga sampel awal, pewawancara menggunakan metode substitusi sederhana.

LANGKAH 3 - Memilih Responden: Dalam metodologi tatap muka dan telepon, pemilihan responden acak dicapai dengan menggunakan metode hari lahir atau metode grid Kish yang terbaru. Di beberapa negara Timur Tengah dan Asia, wawancara bersesuaian jenis kelamin diperlukan, dan pengambilan sampel probabilitas dengan kuota dilaksanakan selama tahap akhir seleksi. Gallup menerapkan prosedur kendali mutu untuk

5 memvalidasi pemilihan sampel yang benar dan bahwa pewawancara memilih orang yang tepat di setiap rumah tangga.

2.2 Tinjuan Statistika

Statistika deskriptif adalah statistika yang berkaitan dengan meringkas informasi dari datat atau sampel yang dikumpulkan. Cara-cara sederhana untuk mengolah data yang terdiri atas pembuatan grafik dan perhitungan mengenai ukuran pemusatan dan sebaran data. Dengan cara-cara ini dapat diperoleh informasi mengenai data anata lain pola atau bentuk, pemusatan dan sebaran data serta hubungan antar data. Namun dalam statistika diskriptif data yang diperoleh tidak dapat diambil kesimpulan. Dalam statistika deskriptif dikenal istilah ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran data.

Ukuran pemusatan data yang paling sering digunakan adalah nilai Mean, Median dan Modus. Mean adalah rata-rata dari beberapa buah data, nilai mean dapat ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data (Walpole, 1995). Mean dinotasikan dengan x. Median adalah nilai tengah sehingga 50% data dibawah median dan 50% diatas median. Untuk menghitungnya data disusun terlebih dahulu. Median merupakan nilai sentral dari sebuah distribusi frekuensi sampel. nilai sedemikian merupakan nilai sentral berhubung dengan posisi sentral yang dimilikinnya dalam distribusi sampel tersebut. Tidak mengherankan jika median juga dinamakan rata-rata posisi (positional average). Secara teoritis, median membagi seluruh jumlah observasi atau pengukuran sampel ke dalam dua bagian yang sama. Penentuan median disusun mulai dari data terkecil sampai data terbesar. Median gugus data yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar atau sebaliknya adalah pengamatan yang tepat ditengah-tengah bila banyaknya pengamatan itu ganjil atau rata-rata kedua pengamatan yang tengah bila yang tengah bila banyaknya genap (Walpole,1995). Modus segugus pengamatan adalah nilai yang sering terjadi paling sering muncul atau yang mempunyai frekuensi paling tinggi (Walpole, 1995).

6 Berikut adalah rumus untuk mencari mean, median dan modus dari data secara berturut-turut.

= Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi terbesar b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval

terdekat sebelumnya

b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya

Sedangkan ukuran penyebaran data yang sering digunakan adalah Varians dan Simpangan baku. Varians adalah suatu besaran yang mengukur besarnya ragam data yang dinotasikan dengan 𝑆2sedangkan simpangan baku adalah akar dari ragam (variance). Simpangan baku

7 π‘₯ = Mean

n = Banyak data

Korelasi adalah salah satu metode dalam analisis statistik yang digunakan untuk mencari hubungan linier antara dua variabel. Salah satu metode yang paling sering digunakan untuk mengetahui korelasi antar dua variabel adalah Korelasi Pearson. Selain untuk mengetahui nilai korelasi antara dua variabel korelasi pearson juga dapat digunakan untuk mengetahui arah hubungan dari kedua variabel tersebut. Jika didapatkan nilai korelasi mendekati 0 maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak berhubungan secar linier. Sebalikanya jika didapatkan bahwa nilai korelasi mendekati 1 atau -1 maka dapat dikatakan bahwa kedua variable tersebut mempunyau hubungan linier yang erat.

Persamaan korelasi antara dua variabel adalah sebagai berikut π‘Ÿπ‘₯𝑦 = 𝑛𝑖=1 π‘₯π‘–βˆ’ π‘₯ 𝑦𝑖 βˆ’ 𝑦

𝑛𝑖=1 π‘₯𝑖 βˆ’ π‘₯ 2 𝑛𝑖=1 π‘¦π‘–βˆ’ 𝑦 2 dengan

π‘Ÿπ‘₯𝑦 = nilai korelasi

π‘₯𝑖 = observasi ke-i pada variabel pertama π‘₯ = rata-rata observasi pada variabel pertama 𝑦𝑖 = observasi ke-i pada variabel kedua

𝑦 = rata-rata observasi pada variabel kedua

Dalam pengolahan hasil survey terutama dalam skala likert, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan untuk menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total. Korelasi yang tinggi menunjukkan responden mengerti maksud dari setiap pertanyaan dalam kuisioner.

Sedangkan reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Uji reliabilitas digunakan

8 untuk melihat sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali. Uji reliabilitas yang digunakan dapat menggunakan persamaan Cronbanch Alpha sebagai berikut

π‘Ÿπ‘– = π‘˜

π‘˜ βˆ’ 1 1 βˆ’ πœŽπ‘2 πœŽπ‘‘2 dengan

πœŽπ‘2 = jumlah varians pertanyaan πœŽπ‘‘2 = varians total

π‘Ÿπ‘– = reliabilitas instrumen π‘˜ = banyaknya pertanyaan

9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu hasil survey terhadap individu penduduk Kabupaten Mojokerto.

Survey dilakukan pada bulan November 2020. Kabupaten Mojokerto memiliki 18 kecamatan dimana setiap kecamatan diambil sampel secara acak. Dalam setiap kecamatan akan dipilih acak beberapa desa kemudian dipilih sampel di setiap desa. Menurut BPS dalam Kabupaten Mojokerto Dalam Angka (BPS, 2020), jumlah penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2019 adalah 584.209 orang laki-laki (50,38 %) dan 575.384 orang perempuan (49,62 %) dengan total jumlah penduduk adalah 1.159.593.

Berdasarkan rumus Slovin, jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah

Dalam penelitian ini, jumlah responden minimal 204 orang yang tersebar secara proporsional di tiap kecamatan. Persebaran responden setiap kecamatan disajikan dalam Tabel 3.1.

10

Tabel 3.1 Proporsi Jumlah Responden per Kecamatan

3.2 Kerangka Konsep Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah Daerah

Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah diukur dari beberapa aspek. Beberapa aspek yang digunakan dalam mendeskripsikan dan menghitung Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah adalah Ekonomi dan Bisnis, Hubungan Antar Warga, Pendidikan dan Keluarga, Lingkungan dan Energi, Makanan dan Tempat tinggal, Pemerintahan dan Politik, Kesehatan, Hukum dana Ketertiban, Agama dan Etika, Isu Sosial, dan Pekerjaan.

Kecamatan Responden

11

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Aspek dalam Pengukuran Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah Daerah

Langkah pengolahan dan analisis data dalam ini, yaitu.

1. Melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap hasil survei

2. Mengetahui karakteristik responden menggunakan statistika deskriptif 3. Menghitung Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah

Kabupaten Mojokerto pada tahun 2020 4. Melakukan analisis dan interpretasi hasil

Tingkat

12

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Penelitian Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah Kabupaten Mojokerto menggunakan data primer. Data diperoleh dari survey kepada masyarakat Kabupaten Mojokerto. Instrumen atau pertanyaan pada kuisioner harus valid dan reliabel untuk dilakukan analisis selanjutnya. Oleh karena itu, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen kuisioner.

Uji validitas instrument kuisioner dihitung dengan korelasi pearson antara instrumen pada setiap aspek kuisioner dengan total skor pada setiap aspek. Uji validitas tersebut digunakan untuk menguji instrumen yang berupa pertanyaan perspektif. Sedangkan uji validitas atas instrumen lain yang bukan berupa pertanyaan perspektif didasarkan pada sudut pandang peneliti. Uji validitas pada aspek bisnis dan ekonom ditunjukkan pada tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Uji Validitas pada Aspek Bisnis dan Ekonomi Instrumen/

13 Suatu instrumen atau pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai P-value pada korelasi Pearson antara instrumen tersebut dengan total skor pada aspek kurang dari taraf signifikansi, yaitu 0,05. Dapat dilihat tidak semua instrumen valid. Selanjutnya dilakukan uji validitas instrumen pada aspek Hubungan Antar Warga.

Tabel 4.2 Uji Validitas pada Aspek Hubungan Antar Warga Instrumen/

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek hubungan antar warga valid. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P-value korelasi Person yang bernilai kurang dari 0,05. Tabel 4.3 merupakan hasil uji validitas instrumen atau pertanyaan pada aspek Pendidikan dan Keluarga.

Tabel 4.3 Uji Validitas pada Aspek Pendidikan dan Keluarga Instrumen/

Table 4.3 menunjukkan bahwa nilai P-value korelasi Pearson antara setiap instrumen dengan total skor pada aspek Pendidikan dan keluarga kurang dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek Pendidikan dan keluarga valid. Selanjutnya adalah uji validitas instrumen pada aspek Lingkungan dan Energi. Hasil uji validitas ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai P-value korelasi Person kurang dari taraf signigikansi, yaitu 0,05. Dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek lingkungan dan energi valid.

14

Tabel 4.4 Uji Validitas pada Aspek Lingkungan dan Energi Instrumen/ Berlindung atau Tempat Tinggal ditunjukkan pada Tabel. 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5 Uji Validitas pada Aspek Makanan dan Tempat Berlindung/ Tempat Tinggal pada aspek makanan dan tempat berlindung atau tempat tinggal dari taraf signifikan 0,05. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek makanan dan tempat berlindung atau tempat tinggal valid. Uji validitas setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek Pemerintahan dan Politik ditunjukkan pada Tabel 4.6.

Nilai P-value korelasi Pearson yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 untuk semua instrumen bernilai kurang dari taraf signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen pada aspek pemerintah dan politik valid.

15

Tabel 4.6 Uji Validitas pada Aspek Pemerintahan dan Politik Instrumen/

Kemudian untuk uji validitas pada aspek Kesesahatan ditunjukkan pada Tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7 Uji Validitas pada Aspek Kesehatan Instrumen/ signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan bahwa instrumen atau pertanyaan tersebut valid. Selanjutnya, uji validitas instrumen atau pertanyaan pada aspek Hukum dan Ketertiban ditunjukkan pada Tabel 4.8 sebagai berikut.

Pada aspek hukum dan ketertiban terdapat satu instrumen yang bersifat kualitatif, yaitu instrumen H-54. Untuk instrumen kualitatif, uji validitas didasarkan pada sudut pandang peneliti. Sehingga uji validitas menggunakan korelas Pearson hanya dilakukan pada instrumen yang bersifat kuantitatif.

16

Tabel 4.8 Uji Validitas pada Aspek Hukum dan Ketertiban Instrumen/

Tabel 4.8 menunjukkan nilain P-value korelasi Pearson setiap instrumen pada aspek hukum dan ketertiban kurang dari taraf signifikansi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek hukum dan ketertiban valid. Selanjutnya uji validitas untuk setiap instrumen atau pernyataan pada aspek Agama dan Etika ditunjukkan pada Tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9 Uji Validitas pada Aspek Agama dan Etika Instrumen/ kurang dari taraf signifikasi 0,05. Dapat disimpulkan bahwa setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek agama dan etika valid.

Selanjutnya dilakukan uji validitas terhadap instrumen atau pertanyaan pada aspek Isu Sosial, yang ditunjukkan pada Tabel 4.10 sebagai berikut.

17

Tabel 4.10 Uji Validitas pada Aspek Isu Sosial Instrumen/

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai P-value korelasi pearson antara setiap instrumen pada aspek isu sosial dengan total skor kurang dari taraf signifikasi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan setiap instrumen atau pertanyaan pada aspek isu sosila valid. Pada aspek selanjutnya, yaitu aspek Kesejahteraan, instrumen atau pertanyaan bersifat kualitatif.

Sehingga pada aspek kesejahteraan uji validitas dilakukan berdasarkan sudut pandang peneliti. Kemudian untuk uji validitas atas instrumen atau pertanyaan pada aspek Pekerjaan ditunjukkan pada Tabel 4.11 sebagai berikut.

Tabel 4.11 Uji Validitas pada Aspek Pekerjaan Instrumen/

Nilai P-value korelasi Pearson sitiap instrumen dengan total skor pada aspek pekerjaan kurang dari taraf signifikansi 0,05. Dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen atau pertnyaan pada aspek Kesehatan valid.

Setelah dilakukan uji validitas instrumen-instrumen pada setiap aspek kuisioner, langkah selanjutnya adalah menguji reliabilitas setiap aspek. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung nilai Cronbach’s Alpha. Hasil uji reliabilitas setiap aspek ditunjukkan pada Tabel 4.12 sebagai berikut.

18

Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Setiap Aspek pada Kuisioner

Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items

Jumlah Item

0,843 0,861 62

Suatu aspek dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,8. Nilai Cronbach’s Alpha yang ditunjukkan pada Tabel 4.12 lebih besar dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua aspek pada kuisioner survey mengenai Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah raliabel.

4.2 Karakteristik Responden

Responden pada penelitian Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah Kabupaten Mojokerto adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Kabupaten Mojokerto. Persentase responden berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

19 Gambar 4.1 menunjukkan bahwa persentase responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 51,3%, sedangkan 48,7% responden berjenis kelamin perempuan. Komposisi jenis kelamin responden mendekati komposisi populasi penduduk Kabupaten Mojokerto yang sebenarnya yaitu 50,38 % dan 49,62 % masing-masing untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Gambar 4.2 Proporsi Responden Berdasarkan Kelompok Usia

Gambar 4.2 menunjukkan persentase responden berdasarkan kelompok usia. Kelompok usia dengan jumlah responden terbanyak yaitu kelompok usia 41 tahun sampai 64 tahun, dengan persentase responden sebesar 53%. Diurutan kedua merupakan kelompok usia 25 tahun sampai 40 tahun, yaitu sebanyak 34,8%. Kelompok usia 24 tahun atau kurang memiliki persentase responden sebanyak 10,9%, sedangkan persentase responden pada kelompok usian diatas 65 tahun sebanyak 1,3%.

20

Gambar 4.3 Proporsi Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Persentase responden berdasarkan status perkawinan ditunjukkan pada Gambar 4.3. Responden dengan status perkawinan sudah menikah sebanyak 85,2%. Persentase responden dengan status perkawinan belum menikah sebanyak 11,7%. Responden dengan status perkawinan cerai sebanyak 0,9%, sedangkan persentase responden dengan status perkawinan janda/duda karena pasangan meninggal sebanyak 2,2%.

Gambar 4.4 Proporsi Responden Berdasarkan Agama yang Dianut

Gambar 4.4 menunjukkan persentase responden berdasarkan agama yang dianut. Sebagian besar responden beragama islam, dengan persentase sebesar 97%, diikuti responden yang beragama kristen,

21 katolik, dan hindu memiliki persentase masing-masing sebesar 0,9%.

Responden yang beragama budha sebesar 0,4%.

Gambar 4.5 Proporsi Responded Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Gambar 4.5 menunjukkan persentase responden berdasarkan pendidikan terakhir. Sebagian besar responden memiliki pendidikan terkahir tamat SLTA/sederajat dan tamat S-1, yaitu sebanyak 40,9% tamat SLTA/sederajat dan 35,7% tamat S-1. Responden yang tidak tamat SD/sedarajat sebanyak 0,4%. Sedangkan responden dengan pendidikan terakhir SD/sederajat sebesar 7,8%. Responden dengan pendidikan terkahir tamat SLTP/sederajat sebesar 9,1%. Persentase responden tidak tamat SLTA/sederajat sebesar 2,2%. Responden dengan pendidikan terakhir D3/diploma memiliki persentase sebesar 3%. Sedangkan persentase responden dengan pendidikan terakhir tamat S-2 yaitu sebesar 0,9%.

Persentase responden berdasarkan status pekerjaan ditunjukkan pada Gambar 4.6. Responden yang tidak bekerja hanya sebesar 1,7%.

Persentase responden dengan pekerjaan wiraswasta memiliki persentase sebesar 31,7%. Persentase responden yang berkerja sebagai pegawai swasta sebesar 20%. Responden dengan status pekerjaan pegawai negeri atau ABRI sebesar 42,6%. Sebanyak 3,9% responden memiliki pekerjaan lainnya yang antara lain meliputi ibu rumah tangga dan

22 pengurus masjid. Responden memiliki rata-rata pendapatan dalam satu bulan kurang lebih sebesar 3.677.155,96 rupiah dan nilai tengah sebesar 3.000.000 rupiah. Pendapatan terendah responden adalah 300.000 rupiah dan pendapatan tertinggi responden sebesar 30.000.000 rupiah.

Gambar 4.6 Proporsi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Aspek Pertanyaan 4.3.1 Bisnis dan Ekonomi

(i) Pengajuan Pinjaman

Pada aspek bisnis dan ekonomi, Sebagian responden menyatakan pernah melakukan pinjaman. Gambar 4.7 menunjukkan proporsi responden yang pernah melakukan pindaman untuk kepentingan pembelian mobil atau kendaraan bermotor. Terdapat 36,5% responden pernah melakukan pinjaman untuk membeli mobil atau kendaraan bermotor. Semua pinjaman tersebut dilakukan untuk tujuan pribadi.

23

Gambar 4.7 Pengajuan Pinjaman untuk Membeli Mobil atau Kendaraan Bermotor

Tujuan pengajuan pinjaman selanjutnya adalah untuk keperluan membeli rumah, yang ditunjukkan pada Gambar 4.8. Terdapat 8,7%

responden pernah melakukan pinjaman untuk membeli rumah. Semua pinjaman yang dilakukan responden untuk pembelian rumah dilakukan untuk keperluan pribadi.

Gambar 4.8 Pengajuan Pinjaman untuk Membeli Rumah

Proporsi responden yang melakukan pinjaman untuk keperluan biaya pendidikan ditunjukkan pada Gambar 4.9. Sebanyak 11,3% responden menyatakan pernah melakukan pinjaman untuk biaya pendidikan. Semua pinjaman yang pernah diajukan oleh responden untuk biaya pendidikan dilakukan untuk keperluan pribadi.

24

Gambar 4.9 Pengajuan Pinjaman untuk Biaya Pendidikan

Tujuan pengajuan pinjaman selanjutnya adalah untuk merintis dan mengembangkan usaha, yang ditunjukkan pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Pengajuan Pinjaman untuk Merintis dan Mengembangkan Usaha

Persentase responden yang menyatakan pernah melakukan pinjaman untuk merintis dan mengembangkan usaha sebesar 37,4%.

Sebagian besar pinjaman yang pernah diajukan, yaitu sebesar 99%, dilakukan untuk tujuan pribadi, sedangkan 1% lainnya dilakukan untuk tujuan perusahaan.

25 (ii) Kekhawatiran Terhadap Permasalahan Finansial Menurut

Kondisi Finansial Saat Ini

Gambar 4.11 menujukkan jawaban responden mengenai kekgawatiran mengenai kemampuan mempertahankan standar hidup yang nyaman.

Gambar 4.11 Kekhawatiran Tidak Bisa Mempertahankan Standar Hidup Nyaman

Sebanyak 60,7% responden menyatakan tidak memiliki kekhawatiran untuk dapat mempertahankan standar hidup yang nyaman saat ini, dimana 5,2% diantaranya menyatakan sangat tidak khawatir..

Akan tetapi terdapat 35,8% responden menyatakan khawatir dan 3,5%

responden menyatakan sangat khawatir akan kemampuan mereka untuk mempertahankan standar hidup yang nyaman.

Sebagaimana kita ketahui bahwa corona virus terdeteksi pertama kali mulai menyebar di Indonesia sejak 2 Maret 2020, dan pada 14 Maret 2020, Pemerintah Indonesia menyatakan pandemi korona virus sebagai bencana nasional. Pada tanggal 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi. Sebagai tanggapan terhadap pandemi, beberapa wilayah telah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sebagian wilayah tersebut telah mengakhiri masa PSBB dan mulai menerapkan kenormalan baru. Survei oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terhadap 1.548 responden di 32 provinsi, mengungkap lebih dari 50 persen rumah tangga mengalami kesulitan keuangan akibat pandemi

26 COVID-19. Pemerintah diharapkan terus memberi fasilitas untuk meningkatkan konsumsi masyarakat (Antaranews, Jumat, 28 Agustus 2020 08:48 WIB)

Gambar 4.12 Kekhawatiran Tidak Memiliki Bekal Cukup di Masa Tua atau Pensiun

Gambar 4.12 menujukkan bahwa terdapat 11% responden menyatakan sangat khawatir dan 33,3% responden menyatakan khawatir akan memiliki bekal yang cukup di masa tua atau pensiun. Sedangkan 37,7% responden menyatakan tidak khawatir dan 18% sangat tidak khawatir akan bekal di masa tua atau pensiun.

Gambar 4.13 Kepemilikan Kartu Kredit

27 Gambar 4.13 menunjukkan bahwa terdapat 9,7% responden yang memiliki kartu kredit, sedangkan 90,3% responden tidak memiliki kartu kredit.

(iii) Keinginan Memulai Usaha atau Bisnis

Beberapa instrumen pada aspek bisnis dan ekonomi memiliki tujuan untuk mengetahui keinginan responden untuk memulai usaha atau bisnis di Kabupaten Mojokerto.

Gambar 4.14 Keyakinan bahwa Usaha atau Bisnis Berjalan Lancar Gambar 4.14 menunjukkan tingkat keyakinan responden bahwa usaha atau bisnis akan berjalan lancar. Sebanyak 2,2% responden merasa sangat tidak yakin dan 19,6% responden tidak yakin bahwa usaha atau bisnis yang akan dilakukan di Kabupaten Majokerto akan berjalan lancar, sedangkan sebanyak 68% responden merasa yakin dan 10,2%

Gambar 4.14 Keyakinan bahwa Usaha atau Bisnis Berjalan Lancar Gambar 4.14 menunjukkan tingkat keyakinan responden bahwa usaha atau bisnis akan berjalan lancar. Sebanyak 2,2% responden merasa sangat tidak yakin dan 19,6% responden tidak yakin bahwa usaha atau bisnis yang akan dilakukan di Kabupaten Majokerto akan berjalan lancar, sedangkan sebanyak 68% responden merasa yakin dan 10,2%

Dokumen terkait