• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

2. Kerangka konsepsi

Dalam melakukan penelitian tesis ini, perlu dijelaskan beberapa istilah di bawah ini yang sebagai definisi operasional dari konsep-konsep yang digunakan, yakni:

1. Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ialah penawaran rencana perdamaian

oleh debitur yang merupakan pemberian kesempatan kepada debitur untuk melakukan restrukturisasi utang-utangnya yang meliputi pembayaran seluruh atau

sebagian utang kepada kreditur konkuren.30

2. Kepailitan adalah suatu sitaan dan eksekusi atas seluruh kekayaan si debitur untuk

kepentingan seluruh krediturnya bersama-sama, yang pada waktu si debitur dinyatakan pailit mempunyai utang dan untuk jumlah piutang yang masing-

masing kreditur miliki pada saat itu.31

30

Sunarmi, Hukum Kepailitan Edisi 2, (Jakarta : PT. Sofmedia, Cet - 1, 2010), hal. 200. 31

Kartono, Kepailitan dan Pengunduran Pembayaran, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1982), hal. 35.

3. Perdamaian adalah suatu persetujuan dengan mana kedua belah pihak, dengan menyerahkan, menjanjikan, atau menahan sesuatu barang, mengakhiri suatu

perkara yang sedang bergantung, atau mencegah timbulnya suatu perkara.32

4. Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah

uang, baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontijen, yang timbul karena perjanjian atau Undang-Undang, dan yang wajib dipenuhi oleh debitur, yang bila tidak dipenuhinya maka memberi hak kepada kreditur untuk mendapat

pemenuhan dari harta kekayaan debitur.33

5. Utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih adalah kewajiban untuk

membayar utang yang telah jatuh waktu, baik karena telah diperjanjikan, karena percepatan waktu penagihannya sebagaimana diperjanjikan, karena pengenaan sanksi atau denda oleh instansi yang berwenang, maupun karena putusan

pengadilan.34

6. Rencana Perdamaian dalam PKPU adalah pemberian kesempatan oleh kreditur-

kreditur kepada debitur untuk merestrukturisasi utang-utangnya, yang dapat

meliputi pembayaran seluruh atau sebagian utang kepada krediturnya.35

32

Pasal 1851 KUHPerdata. 33

Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 angka 6 UU No. 37 Tahun 2004. 34

Setiawan, “Komentar Atas Putusan Pengadilan Niaga No. 13 Tahun 2004 Jo. Mahkamah Agung No. 8 Tahun 2004”, (Jakarta: Atmajaya, 2005), hal. 95.

35

HFA. Vollman, De Faillisementswet, vierde druk, HD, Tjoenk Wlink & Zoon, (Jakarta: N.V. Harlem, 1953), hal. 236; Dalam Sunarmi, Hukum Kepailitan, Edisi 2, (Jakarta: PT. Sofmedia, 2010), hal. 161.

7. Kreditur adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau Undang-

Undang yang dapat ditagih di muka Pengadilan.36

8. Debitur adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau Undang-

Undang, yang pelunasannya dapat ditagih di muka Pengadilan.37

9. Kreditur Separatis adalah kreditur yang dapat menjual sendiri benda jaminan

seolah-olah tidak ada kepailitan.38

10.Kreditur Preferen atau Kreditur Istimewa adalah kreditur yang mempunyai hak

pelunasan dahulu/ istimewa, sesuai dengan Pasal 1133, 1134, 1139, 1149

KUHPerdata.39

11.Kreditur Konkuren adalah kreditur yang pelunasan piutang-piutangnya

dicukupkan dari sisa penjualan atau pelelangan harta pailit setelah diambil

bagiannya oleh kreditur separatis dan kreditur preferen atau kreditur istimewa.40

12.Debitur Pailit adalah debitur yang sudah dinyatakan pailit dengan Putusan

Pengadilan.41

13.Concursus creditorium adalah keharusan adanya dua atau lebih kreditur.42

14.Insolventie adalah keadaan berhenti membayar dimana debitur tidak membayar utangnya yang disebabkan karena ketidakmampuan debitur untuk melakukan

36

Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 2 UU No. 37 Tahun 2004. 37

Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 3 UU No. 37 Tahun 2004. 38

H. Man S. Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, (Jakarta: PT. Alumni, 2006), hal. 35.

39

Kartini Muljadi, “Kreditur Preferen dan Kreditur Separatis Dalam Kepailitan”, Dalam:

Emmy Yuhassarie, Undang-Undang Kepailitan Dan Perkembangannya, (Jakarta: Pusat Pengkajian

Hukum), hal. 174 - 175. 40

H. Man S. Sastrawidjaja, Op.Cit., hal. 35. 41

Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 4 UU No. 37 Tahun 2004. 42

pembayaran maupun debitur yang tidak mau melakukan pembayaran atas utang-

utangnya.43

15.Fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana adalah adanya fakta dua atau

lebih kreditur, dan fakta utang yang telah jatuh waktu dan tidak dibayar, sedangkan perbedaan besarnya jumlah utang yang didalilkan oleh Pemohon Pailit atau Pemohon PKPU tidak menghalangi dijatuhkannya Putusan Pernyataan Pailit.44

16.Prinsip debt forgiveness adalah pranata hukum sebagai alat untuk memperingan

beban yang harus ditanggung oleh debitur, karena sebagai akibat kesulitan keuangannya, sehingga ia tidak mampu membayar utang-utangnya sesuai dengan

agreement semula, bahkan keringanannya itu sampai pada pengampunan atas

utang-utangnya, bahkan sampai pada utang-utangnya hapus semua.45

17. Kepastian hukum adalah landasan hukum yang kukuh, dimana setiap pihak,

baik secara langsung maupun tidak langsung, wajib untuk menghormati dan menegakkan substansi hukum yang berlaku dengan tujuan untuk menjamin dan

meningkatkan kepercayaan pemodal terhadap industri efek nasional.46

43

Penjelasan Pasal 57 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004. 44

Ricardo Simanjuntak, “Kepailitan Dan Likuidasi (Studi Kasus: BPPN vs PT. Muara Alas Prima)”, Dalam Valerie Selvie Sinaga, Analisa Putusan Kepailitan Dan Pengadilan Niaga, (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Katolik Indonesia, 2005), hal. 315.

45

Emmy Yuassarie, “Pemikiran Hukum Kepailitan Indonesia” Dalam Emmy Yuhassarie, Undang-Undang Kepailitan dan Perkembangannya, (Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum, 2005), hal. xix.

46

Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi, (Bandung: Book Terrace & Library, Edisi Revisi, Cet. 3, 2009), hal. 28.

18. Homologasi adalah Pengesahan rencana perdamaian oleh Pengadilan.47 G. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan juridis normatif. Dengan demikian, objek penelitian adalah norma hukum yang terwujud dalam kaidah-kaidah hukum yang dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah dan sejumlah peraturan perundang-undangan. Sebagai suatu penelitian ilmiah, maka rangkaian kegiatan dalam penelitian ini mengikuti metode-metode penelitian hukum, sebagai berikut:

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian tesis ini adalah penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan (statue approach) dalam melakukan pengkajian kewenangan kreditur dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Pemilihan metode ini untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum, guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Oleh karena itu, pilihan metode penelitian untuk tesis ini adalah penelitian hukum normatif yang berkaitan dengan prinsip- prinsip dan norma/pengaturan Hukum Kepailitan di Indonesia serta praktik penerapan Hukum Kepailitan di Pengadilan Indonesia.

Menurut Johnny Ibrahim, bahwa penelitian hukum normatif ini adalah untuk menghasilkan ketajaman analisis hukum yang didasarkan pada doktrin dan norma- norma yang telah ditetapkan dalam sistem hukum, baik yang telah tersedia sebagai

47

bahan hukum maupun yang dicari sebagai bahan kajian guna memecahkan problema hukum faktual yang dihadapi oleh masyarakat, maka tidak ada jalan lain hanya berkenalan dengan ilmu hukum normatif sebagai ilmu hukum praktis normologis dan

mengandalkan penelitian hukum normatif.48 Sedangkan dari sudut penerapannya,

penelitian ini adalah penelitian terapan (applied research). Tujuan utamanya yakni

diharapkan penelitian ini nantinya akan diterapkan dan dimanfaatkan dengan baik

oleh praktisi hukum di Indonesia.49

Spesifikasi penelitian Tesis ini termasuk deskriptif analitis, yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dikaitkan dengan teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan di atas.

Sifat dari penelitian ini adalah Deskriptif Analitis, yang bertujuan untuk membatasi kerangka studi kepada suatu analisis terhadap hukum dan peraturan tentang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, dengan mengacu pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui

penelitian kepustakaan (Library Research) untuk mendapatkan konsep-konsep, teori-

teori, dan informasi-informasi serta pemikiran konseptual dari Peneliti pendahulu, baik yang berupa peraturan perundang-undangan dan karya ilmiah lainnya.

48

Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Surabaya: Bayu Media Publishing, Cet. Ke - 2, 2006), hal. 73.

49

Alvi Syahrin, Hubungan Berfikir Ilmiah dan Karya Ilmiah, (Medan: program Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, 2010), hal. 12 - 13.

Sehubungan dengan Tipe Penelitian yang digunakan, yakni yuridis normatif, maka penelitian ini menggunakan 3 (tiga) pendekatan, yakni:

1. Pendekatan Perundang-undangan (statue approach)

Pendekatan Perundang-undangan dilakukan dengan menelaah semua Undang-Undang dan regulasi yang berhubungan dengan isu hukum yang sedang

ditangani.50

2. Pendekatan Kasus (case approach)

Pendekatan kasus ini dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap putusan Pengadilan atas kasus-kasus hukum yang berkaitan dengan Penundaan Kewajban Pembayaran Utang dan Kepailitan. Yang menjadi kajian pokok di

dalam pendekatan kasus adalah ratio decidendi atau reasoning, yaitu

pertimbangan Pengadilan untuk sampai pada satu putusan.51

3. Pendekatan Konsep (conceptual approach)

Pendekatan konsep digunakan untuk memahami konsep-konsep dari Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan Kepailitan dalam Hukum Kepailitan.

2. Sumber Bahan Hukum

Sumber data kepustakaan dalam penelitian Tesis ini diperoleh dari:

50

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 2006), Hal. 93. 51

a. Bahan hukum primer, yaitu: Peraturan perundang-undangan yaitu UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan putusan Hakim dalam Permohonan PKPU No. 05/PKPU/2010/PN. Niaga- Medan.

b. Bahan hukum sekunder, seperti: hasil-hasil penelitian, laporan-laporan,

artikel, majalah dan jurnal ilmiah, hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

c. Bahan hukum tersier atau Bahan Hukum Penunjang, yang mencakup bahan

yang dapat memberikan petunjuk-petunjuk dan penjelasan terhadap bahan Hukum Primer dan Sekunder, seperti kamus umum, kamus hukum, serta bahan-bahan primer, sekunder, dan tersier di luar bidang hukum yang relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam

penelitian ini.52 Situs Web juga menjadi bahan bagi penulisan Tesis ini

sepanjang memuat informasi yang relevan dengan penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, seluruh bahan dikumpulkan dengan menggunakan

tehnik studi kepustakaan (library research), dengan mempelajari berbagai dokumen

dari sumber yang dipandang relevan, yaitu meneliti sumber bacaan yang berhubungan dengan topik dalam Tesis ini, seperti buku-buku hukum, majalah

52

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hal. 195, sebagaimana dikutip dari Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990), hal. 41.

hukum, peraturan perundang-undangan, putusan-putusan Pengadilan yang berkaitan dengan penelitian, pendapat para sarjana, dan bahan-bahan penunjang lainnya. Perpustakaan yang digunakan adalah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan Perpustakaan cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini sepenuhnya mempergunakan data sekunder dengan alat penelitian berupa studi dokumen terutama putusan pengadilan niaga dalam perkara- perkara kepailitan.

4. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses pengorganisasian dan mengurutkan data pada suatu pola kategori dan satuan. Data-data yang diperoleh melalui studi pustaka yang dikumpulkan, diurutkan, dan diorganisasikan dalam satu pola, kategori dan

satuan uraian dasar.53 Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan mempelajari,

menganalisis, dan memperhatikan kualitas serta kedalaman data, sehingga diperoleh data yang dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini.

Seluruh data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan, selanjutnya akan ditelaah dan dianalisa. Analisis untuk data kualitatif dilakukan dengan pemilihan Pasal-Pasal yang berisi kaedah-kaedah hukum yang mengatur tentang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang beserta konsekwensi hukumnya, kemudian membuat

53

Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, Cet. Ke - 10,

Dokumen terkait