BAB II KAJIAN PUSTAKA
C. Kerangka Konseptual Dan Hipotesis
Kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Gambar (4) Desain Kerangka Konseptual
Dari gambar kerangka konseptual di atas, dapat dijelaskan bahwa penelitian ini mengangkat empat rumusan yang melibatkan tiga variabel, empat rumusan tersebut terbagi menjadi dua model analisis, yaitu analisis pengaruh langsung dan analisis pengaruh tidak langsung. Adapun analisis pengaruh langsung sesuai arah panah adalah pertama pengaruh langsung pertumbuhan penduduk terhadap persentase kemiskinan, kedua pengaruh langsung pertumbuhan penduduk terhadap pendapatan per kapita, dan ketiga pengaruh langsung pendapatan per kapita terhadap persentase kemiskinan. Adapun jenis analisis kedua yang menjadi rumusan ke empat adalah analisis pengaruh
94 Shu’aibu Musa Rafindadi.
Pendapatan Per kapita Persentase Kemiskinan Pertumbuhan Penduduk
73 pertumbuhan penduduk terhadap persentase kemiskinan melalui pendapatan per kapita.
Dengan teori dan kajian di atas, disusunlah kerangka konseptual sebagaimana di tunjukkan dalam gambar di atas dengan pendekatan penelitian kuantitatif metode analisis Path/jalur yang didukung oleh data panel yang memuat cross section 34 provinsi di Indonesia dan time series selama 8 tahun yakni periode 2011-2018. Metode analisis, jenis data, dan variabel secara keseluruhan adalah kebaruan penelitian yang peneliti tawarkan.
Dari keempat rumusan tersebut disusunlah hipotesis berdasarkan teori dan penelitian terdahulu dengan pendekatan masing-masing rumusan sebagai berikut :
1. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk terhadap Persentase Kemiskinan
Pengaruh pertumbuhan Penduduk terhadap pendapatan per kapita dasarkan pada teori Ahlburg yang menyatakan bahwa “Pertumbuhan Penduduk tidak berperan secara langsung dalam mempengaruhi kemiskinan, adapun bukti yang ada hanya sedikit sekali yang mendukung. Akan tetapi Pertumbuhan Penduduk yang tinggi di negara berkembang dapat mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi secara negatif sehingga dapat menurunkan pendapatan per kapita, sedangkan pertumbuhan penduduk dalam jangka panjang dapat mengurangi kesejahteraan masyarakat oleh karenanya dapat meningkatkan kemiskinan. 95”
74 Teori selanjutnya yang juga berbicara mengenai pertumbuhan penduduk terhadap kemiskinan di dasarkan atas perbedaan antara Ekonom Muslim dan Malthus (1834) 96 sebagai mana telah dijelaskan dalam bab ii, sehingga penelitian pada sub pertama ini selain bersifat membuktikan teori Ahlburg juga menguji teori mana yang paling tepat antar ekonom Islam dan Malthus khususnya bagi populasi dan sampel seluruh provinsi Indonesia. Hasil penelitian sebelumnya yang juga menganalisis pengaruh antar pertumbuhan penduduk terhadap persentase kemiskinan menghasilkan tiga kesimpulan berbeda sebagaimana yang dirincikan dalam tabel penelitian terdahulu, kesimpulan pertama pertumbuhan penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap kemiskinan, artinya semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka kemiskinan akan semakin naik, kesimpulan ini didapatkan oleh (Hassan, Abu, dan Adayi 2018), (Budhi dan Kembar 2013), dan (Mustika 2011). Kesimpulan kedua pertumbuhan penduduk berpengaruh positif tidak signifikan, artinya pertumbuhan penduduk tidak begitu berpengaruh terhadap kemiskinan, kesimpulan ini didapatkan oleh (Fadlillah, Dewi, dan Sukiman 2016). Kesimpulan ketiga pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif signifikan terhadap kemiskinan, artinya semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka kemiskinan akan semakin menurun, hasil kesimpulan ini didapatkan oleh (Silastri, Iyan, dan Sari 2017).
Berangkat dari teori dan hasil penelitian terdahulu, di sini peneliti condong pada teori Ahlburg dan para ekonom muslim dan juga hasil
75 penelitian dari (Fadlillah, Dewi, dan Sukiman 2016), maka dengan ini peneliti mendeklarasikan hipotesis pertama sebagai berikut :
H 1 :Pertumbuhan Penduduk Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Persentase Kemiskinan Di Indonesia
2. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk terhadap Pendapatan Per Kapita
Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap pendapatan per kapita juga didasarkan pada teori Ahlburg, di mana konsekuensi dari pernyataan Ahlburg di atas menuntut peneliti untuk menjawab rumusan Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap pendapatan per kapita sebelum menganalisis pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap persentase kemiskinan melalui pendapatan per kapita. Meski demikian, pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap pendapatan per kapita di sini juga peneliti dasarkan dengan teori E. Wesley F. Peterson yang menyajikan proposisi pertumbuhan penduduk di negara berkembang cenderung memunculkan masalah sosial yang pada gilirannya dapat berpengaruh negatif bagi perekonomian yang salah satu indikatornya adalah pendapatan per kapita, sedangkan di negara maju, pertumbuhan penduduk justru dapat berpengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi salah satu indikatornya adalah pendapatan per kapita97.
Hasil penelitian sebelumnya yang juga menganalisis pengaruh antar pertumbuhan penduduk terhadap pendapatan per kapita memiliki 2 kesimpulan yang berlawanan yaitu: kesimpulan pertama pertumbuhan
76 penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan per kapita, artinya semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka pendapatan per kapita akan semakin naik, kesimpulan ini di dapatkan oleh peneliti (Siska Lestari, Vecky, Mauna 2016), dan(E. Wesley F. Peterson, 2017). Khusus penelitian Wesley, kesimpulan pertumbuhan penduduk berpengaruh positif signifikan dalam penelitiannya terjadi pada negara-negara maju saja, sedangkan di negara berkembang hasil penelitiannya menemukan kesimpulan negatif signifikan sebagai mana yang akan peneliti jelaskan. Kesimpulan kedua pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif signifikan terhadap pendapatan per kapita, artinya semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka pendapatan per kapita akan semakin menurun. Hasil kesimpulan ini didapatkan oleh peneliti (Rudi Masniadi 2012), (Mohammad S. Hasan, 2010), dan (E. Wesley F. Peterson, 2017) di negara berkembang.
Berpijak dari teori dan hasil penelitian sebelumnya, dan juga menilai pertumbuhan penduduk secara kasap mata, maka di sini peneliti mendeklarasikan hipotesis ke dua sebagai berikut :
H 2 :Pertumbuhan Penduduk Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Pendapatan Per Kapita
3. Pengaruh pendapatan per kapita terhadap persentase kemiskinan
Uji pengaruh selanjutnya sebenarnya merupakan pengujian yang tidak bisa tidak harus peneliti lakukan dalam rangka untuk sampai pada teori Ahlburg yang peneliti usung sebagai mana judul. Teori Ahlburg sebagai mana dijelaskan dalam sub pertama menyatakan bahwa pendapatan per
77 kapita bisa mengantarkan pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap kemiskinan98, dengan demikian dapat di pahami bahwa kemungkinan besar pendapatan per kapita juga berpengaruh terhadap kemiskinan secara langsung.
Adapun hasil penelitian sebelumnya yang juga menganalisis pengaruh antar pendapatan per kapita terhadap kemiskinan yang berhasil peneliti himpun menunjukkan satu kesimpulan bulat, yaitu pendapatan per kapita berpengaruh negatif signifikan terhadap kemiskinan, artinya semakin tinggi pendapatan per kapita maka kemiskinan akan semakin menurun. Hasil kesimpulan penelitian ini didapatkan oleh (Fadlillah, Dewi, dan Sukiman, 2016), (Mohammad S. Hasan, 2010), dan (Silastri, Iyan, dan Sari 2017).
Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut, maka di sini peneliti mendeklarasikan hipotesis penelitian ke tiga sebagai berikut :
H 3 :Pendapatan Per Kapita Berpengaruh Negatif Signifikan Terhadap Persentase Kemiskinan
4. Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap persentase kemiskinan melalui pendapatan per kapita
Uji pengaruh terakhir ini merupakan pengujian utama yang peneliti tuju dari serangkaian seluruh uji sebelumnya, sebagai mana dijelaskan dalam pendahuluan, Ahlburg memprediksi akan adanya peran variabel lain salah satu di antaranya adalah pendapatan per kapita yang berfungsi sebagai
78 mediator yang mengantarkan pengaruh tidak langsung antara pertumbuhan penduduk terhadap persentase kemiskinan, selain faktor pendapatan per kapita sebagai mediator tersebut, status negara berkembang juga menjadi penentu terhadap akibat yang dimunculkan dari adanya pertumbuhan penduduk99. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, dengan pertumbuhan ekonomi nasional kisaran 5 sampai 6 persen, membuat peneliti tertarik untuk menguji teori Ahlburg di atas.
Untuk menyusun hipotesis, peneliti meminjam dua hasil penelitian sebelumnya, pertama pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap pendapatan per kapita yang menghasilkan kesimpulan pertumbuhan positif signifikan yang di hasilkan oleh peneliti (Siska Lestari, Vecky A.J Masinambow, Mauna Th. B Maramis 2016) dan (E. Wesley F. Peterson, 2017) di negara maju, kedua pengaruh pendapatan per kapita terhadap kemiskinan yang menghasilkan kesimpulan negatif signifikan yang di hasilkan oleh peneliti (Fadlillah, Dewi, dan Sukiman, 2016) (Mohammad S. Hasan, 2010) dan (Silastri, Iyan, dan Sari 2017).
Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut, dan juga melihat realitas perekonomian Indonesia secara kasap mata yang persentase kemiskinannya terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun, maka peneliti mendeklarasikan hipotesis ke empat sebagai berikut :
H 4 :Pertumbuhan Penduduk Berpengaruh Negatif Signifikan Terhadap Persentase Kemiskinan Melalui Pendapatan Per Kapita
79