• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Persentase Kemiskinan . 113

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap persentase kemiskinan bersifat positif namun tidak signifikan, dengan demikian kesimpulan yang diambil adalah pertumbuhan penduduk tidak berpengaruh signifikan terhadap persentase kemiskinan atau dengan bahasa statistik H1 ditolak dan H0 diterima. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa laju pertumbuhan penduduk dan persentase kemiskinan di setiap provinsi dan setiap tahunnya bersifat tidak menentu, terdapat gap yang besar antar pertumbuhan penduduk dan persentase kemiskinan antar unit dan waktu sehingga hasil analisis tidak mencapai nilai signifikansi pada nilai probabilitas,

114

untuk mengetahui perincian data lebih detail silakan lihat lampiran nomor 1 dan nomor 5 di akhir halaman.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Fadlillah, Dewi, dan Sukima (2016) yang juga meneliti pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap kemiskinan dengan kesimpulan pertumbuhan penduduk berpengaruh positif kurang signifikan terhadap kemiskinan. Sebaliknya hasil penelitian ini membantah hasil penelitian sebelumnya yang menyimpulkan pertumbuhan penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap kemiskinan yang artinya semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka kemiskinan juga akan meningkat, di antara peneliti tersebut adalah Hassan, Abu, dan Adayi (2018), Budhi dan Kembar (2013), dan Mustika (2011). Begitu juga dengan penelitian yang menghasilkan kesimpulan pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif signifikan yang artinya semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka kemiskinan akan semakin menurun yang dilakukan oleh Silastri, Iyan, dan Sari (2017).

Dalam konteks kajian ilmiah, perbedaan hasil penelitian, dalam hal ini membantah penelitian sebelumnya tidak di maknai secara negatif, perbedaan hasil penelitian bisa saja terjadi karena perbedaan populasi dan masa, hanya saja dalam penelitian ini jika dikaji secara teori yang peneliti gunakan, maka hasil penelitian ini sepenuhnya mendukung pernyataan Denis A Ahlburg dalam jurnalnya yang menyatakan bahwa “hanya ada sedikit bukti yang bisa menunjukkan adanya pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap

115

kemiskinan”128 dalam artian pertumbuhan penduduk tidak dapat dijadikan faktor mutlak dalam menganalisis meningkat dan menurunnya kemiskinan. Dalam konteks populasi penelitian negara Indonesia sebagai mana penelitian ini di lakukan, hasil analisis sampel penelitian 33 provinsi dengan durasi selama 8 tahun ini cukup sebagai bukti yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk tidak berpengaruh signifikan terhadap persentase kemiskinan.

Selanjutnya hasil penelitian ini juga mendukung para ekonom Islam yang membantah teori kependudukan Thomas Malthus sebagaimana yang telah dikaji dalam bab i dan ii. Deret ukur nilai pertumbuhan penduduk dan sumber daya alam yang ditawarkan Malthus adalah kalkulasi yang terlalu sederhana, Malthus tidak mempertimbangkan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang nantinya dapat meningkatkan output sumber daya alam129, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi ini pada gilirannya selain dapat meningkatkan sumber daya alam juga dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia sehingga kemiskinan dapat teratasi selaras dengan pertumbuhan penduduk. Selain dari pada itu, pada hakikatnya pertumbuhan penduduk tidak hanya meningkatkan konsumsi saja, akan tetapi pertumbuhan penduduk juga dapat meningkatkan sumber daya manusia yang dapat meningkatkan kuantitas produksi kebutuhan pangan.

Dalam konteks meningkatkan sumber daya manusia, suatu negara khususnya negara Indonesia memiliki peran dan kewajiban dalam

128 Ahlburg.

116

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memberikan jaminan layanan pendidikan dan kesehatan sebagaimana dalam UUD 1945 pada alinea 4 yang berbunyi “untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Dalam konteks nilai keimanan, pada hakikatnya Allah ﷻ juga telah memberikan anugerah alam dan potensi kepada manusia yang diproyeksikan sebagai khalifah di muka bumi, bahkan manusia memiliki kelebihan dibanding malaikat karena Allah ﷻ menganugerahkan pengetahuan kepada manusia yang bisa dikembangkan, hal ini sebagaimana yang Allah gambarkan dalam surah Al-Baqoroh ayat 31 :

ُك نِإ ِء َلاُؤََٰه ِءاَْسََِبِ ِنيوُئِبنَأ َلاَقَ ف ِةَكِئ َلاَمْلا ىَلَع ْمُهَضَرَع َُّثُ اَهَّلُك َءاَْسََْلأا َمَدآ َمَّلَعَو

َينِقِداَص ْمُتن

130

Artinya : “Allah telah memberikan pengetahuan seluruh nama-nama

kepada Adam, selanjutnya Allah mengemukakan kepada para malaikat. Allah

ﷻ berfirman : jelaskan kepadaku nama-nama itu jika memang kalian

orang-orang yang benar.”

Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai apa yang dimaksud ءامسلاا, namun pendapat yang sahih seperti yang dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya adalah seluruh nama makhluk baik benda mati maupun benda hidup, meliputi seluruh sifat dan pekerjaannya, baik yang dinilai rendah maupun dinilai agung. Dengan dianugerahkannya pengetahuan kepada Nabi Adam Alaihis Salam, beliau dinyatakan memiliki kelebihan dibanding para Malaikat sehingga para malaikat dan jin di perintah oleh Allah ﷻ untuk bersujud hormat

117

kepada Nabi Adam, dan dengan anugerah pengetahuan ini pula, kesangsian para malaikat yang sebelumnya meragukan integritas manusia dalam menghuni bumi telah terbantahkan131. Nabi Adam sebagai manusia dinilai layak menjadi penghuni bumi, karena berpotensi mampu mengelola sumber daya alam yang ada dibumi untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dengan demikian secara asal manusia memang memiliki potensi untuk mengelola sumber daya alam bumi dengan baik, dan selaras dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, kemampuan manusia dalam mengelola sumber daya alam semakin meningkat132, maka peningkatan pengetahuan inilah yang nantinya dapat menyejahterakan kehidupan manusia. Selain itu Allah juga telah memberikan jaminan bahwa semua makhluk yang ada dibumi tidak ada yang tidak Allah ﷻ berikan rezeki sebagaimana yang Allah ﷻ sampaikan dalam surah Hud ayat 6 :

اَتِك ِفِ ٌّلُك ۚ اَهَعَدْوَ تْسُمَو اَهَّرَقَ تْسُم ُمَلْعَ يَو اَهُ قْزِر َِّللَّا ىَلَع َّلاِإ ِضْرَْلأا ِفِ ٍةَّباَد نِم اَمَو

ينِبُّم ٍب

133

Artinya : “Tidak ada makhluk yang hidup di bumi kecuali rezekinya

ditanggung oleh Allah ﷻ, dia tahu di mana tempat berdiamnya makhluk itu,

tempat penyimpanannya, semuanya telah tertulis dalam kitab yang nyata (lauhul mahfuzh)”

Penafsiran ayat ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Baghowi dalam pendahuluan bahwa yang dimaksud ةباد adalah seluruh makhluk baik binatang maupun manusia, dalam artian seluruh makhluk yang ada di bumi

131 Abil Fida’ Bin Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Cetakan Pertama (Libanon: Dar Ibnu Hazm, 2000), 1/113.

132 M. Suparmoko, “Peranan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dalam Pembangunan,” t.t.

118

telah di tanggung rezekinya oleh Allah ﷻ sesuai dengan kehendaknya134. Dengan demikian anjuran Nabi ﷺ supaya umatnya memperbanyak keturunan merupakan anjuran untuk melahirkan generasi yang tidak hanya besar secara kuantitas akan tetapi juga bermutu secara kualitas. Jika tuntutan dari hadits nabi ﷺ tersebut dipenuhi, maka niscaya teori dengan pendekatan ilmu positif yang memprediksi kemiskinan disebabkan oleh pertumbuhan penduduk tidak akan terjadi.

B. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pendapatan Per Kapita

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap pendapatan per kapita adalah positif signifikan, artinya, jika pertumbuhan penduduk meningkat maka pendapatan per kapita juga akan meningkat, atau dengan bahasa statistik H1 diterima dan H0 ditolak. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa laju pertumbuhan penduduk dan pendapatan per kapita di setiap provinsi dan setiap tahunnya bersifat teratur, tidak terdapat gap yang besar antar pertumbuhan penduduk dan pendapatan per kapita pada unit dan waktu data, sehingga hasil analisis dapat mencapai nilai signifikansi pada nilai probabilitas, untuk mengetahui perincian data lebih detail silakan lihat lampiran nomor 3 dan nomor 5 di akhir halaman.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang mendapatkan hasil kesimpulan penelitian bahwa pertumbuhan penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan per kapita, adapun peneliti

119

sebelumnya yang dimaksud adalah Siska Lestari, Vecky, dan Mauna (2016). Sebaliknya, penelitian ini membantah hasil penelitian sebelumnya yang mendapatkan hasil penelitian berupa pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif signifikan terhadap persentase kemiskinan yang artinya semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka pendapatan per kapita akan semakin menurun, hasil ini didapatkan oleh Rudi Masniadi (2012), dan Mohammad S. Hasan (2010).

Secara khusus penelitian ini juga membantah teori dan penelitian sebelumnya yang mengkaitkan variabel dengan status negara berkembang atau maju oleh E. Wesley F. Peterson ( 2017), dalam penelitiannya Wesley menawarkan proposisi dan kesimpulan penelitian bahwa pertumbuhan penduduk di negara berkembang akan menimbulkan permasalahan sosial dan mempengaruhi sektor ekonomi secara negatif yang salah satu indikatornya adalah pendapatan per kapita, sedangkan di negara maju, menurutnya pertumbuhan penduduk justru dapat meningkatkan sektor ekonomi, salah satunya pendapatan per kapita secara positif135.

Meskipun Indonesia menyandang gelar status negara berkembang, nyatanya pertumbuhan penduduk juga dapat berpengaruh positif terhadap pendapatan per kapita, artinya tidak semua negara berkembang mengalami permasalahan serupa, mungkin saja proposisi yang ditawarkan Wesley bisa berlaku bagi negara miskin yang mana layanan pendidikan atau kesehatan tidak

120

sebaik negara Indonesia. Ahlburg sendiri dalam proposisinya menawarkan gagasan bahwa pendapatan per kapita bisa naik bisa menurun akibat pertumbuhan penduduk, hal ini erat hubungannya dengan faktor-faktor lain seperti layanan kesehatan, layanan pendidikan, pembangunan sumber daya manusia dan lain-lain136. Dilansir dari laman situs Kemenkeu yang mengutip sumber dari Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia dinyatakan terus meningkat di 2018 ke 71,39, angka ini meningkat ke 0,58 poin atau sebesar 0.82 persen dibanding tahun 2017, begitu juga jika indeks pembangunan manusia diurutkan dari tahun-tahun sebelumnya yang menunjukkan semakin meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia137. Dengan demikian meskipun Indonesia merupakan negara berkembang, pertumbuhan penduduk tetap dapat berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan per kapita, hal ini sejalan dengan hipotesis yang peneliti deklarasikan bahwa pertumbuhan penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan per kapita.

Dokumen terkait