• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Kerangka Konseptual Dan Hipotesis .1Kerangka Konseptual .1Kerangka Konseptual

Berdasarkan telaah teori dan hasil penelitian terdahulu maka hubungan antara pengaruh EPS, PER, DER, dan Volume Perdagangan Saham terhadap return saham dapat digambarkan dalam model penelitian pada Gambar 3.1.

H1 H2 H3 H4 H5 Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Earning Per Share

(X1)

Price Earning Ratio (X2)

Debt to Equity Ratio (X3)

Volume Perdagangan Saham (X4) Variabel Independen: Variabel dependen: Return Saham (Y)

Earning per Share (EPS)

Price Earning Ratio (PER)

Debt to Equity Ratio (DER)

Volume Perdagangan Saham SSaham

2.3.2 Hubungan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham

Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan (Ang, 1997). Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah deviden yang diterima pemegang saham. Oleh karena itu, informasi EPS merupak informasi yang dianggap paling fundamental dan bermanfaat bagi para investor karena informasi EPS ini dapat menggambarkan prospek earning perusahaan di masa yang akan datang.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Irmansyah (2006), terdapat keterkaitan antara return saham dan earnings per share (EPS). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel earnings per share (EPS) memberikan hubungan yang nyata dengan return saham, dan dapat dilihat pengaruhnya sangat signifikan dan positif terhadap return saham. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Christanty (2009) dan Savitri (2012) menyatakan bahwa variabel EPS berpengaruh signifikan dan positif terhadap return saham. Penelitian oleh Astutik (2005) yang menyatakan bahwa variabel EPS berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan hipotesis 1 yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

H1 : Ada pengaruh Earning per Share (EPS) yang signifikan dan positif terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan dalam kategori indeks LQ45

2.3.3 Hubungan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham Price earning ratio merupakan suatu perbandingan antara harga pasar suatu saham (market price) dengan earning per share (EPS) dari saham yang bersangkutan. Dengan meningkatnya PER berarti harga saham tersebut di pasar modal semakin meningkat, sehingga return saham juga meningkat. PER juga dapat diartikan sebagai indikator kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan (Sartono, 2001, dalam Christanty, 2009) . Semakin tinggi PER maka perusahaan dinilai semakin baik oleh investor. Sebaliknya, jika PER semakin rendah perusahaan tersebut dinilai semakin jelek kinerjanya oleh investor. Kemudian dapat dikemukakan bahwa PER berpengaruh positif terhadap return saham.

Beberapa bukti yang meneliti antara PER dengan harga atau return saham telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu Kusumo (2005), menemukan bukti bahwa price earning ratio (PER) mempengaruhi return saham. Bukti empiris tersebut juga didukung oleh Christanty (2009), Savitri (2012) menemukan bahwa PER signifikan berhubungan dan positif terhadap return saham. Dari uraian diatas dapat disimpulkan hipotesis 2 yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

H2 : Ada pengaruh Price Earning Ratio (PER) yang signifikan dan positif terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan dalam kategori indeks LQ45

2.3.4 Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban (liabilities) perusahaan dengan mengaitkannya pada seluruh ekuitas pemiliknya. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total utang (baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban yang akan ditanggung perusahaan terhadap pihak luar (kreditor).

Meningkatnya beban yang ditanggung perusahaan terhadap kreditor menunjukkan sumber modal perusahaan sangat bergantung pada pihak luar, sehingga dalam hal ini akan berdampak kepada minat investor dalam menanamkan modalnya akan semakin berkutang di dalam perusahaan tersebut. Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return saham semakin menurun (Ang,1997).

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, maka hipotesis kedua penelitian ini adalah :

H3 : Terdapat pengaruh debt to equity ratio (DER) yang signifikan dan negatif terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan dalam kategori indeks LQ45.

2.3.5 Hubungan Volume Perdagangan Saham Terhadap Return Saham Volume perdagangan adalah banyaknya jumlah lembar saham suatu emiten yang diperdagangkan di pasar modal pada periode tertentu dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui pialang saham. Investor dapat melihat aktivitas perdagangan saham melalui indikator aktivitas volume perdagangan (trading volume activity). Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik (bullish). Peningkatan volume perdagangan dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang makin kuat akan kondisi bullish (Husnan, 1998). Banyak penelitian dilakukan di negara maju yang meneliti hubungan antara harga saham dengan volume perdagangan saham.

Beberapa penelitian tentang hubungan pengaruh volume perdagangan terhadap return diantaranya diketahui dalam Fuadi (2009) mengatakan volume perdagangan menunjukkan hasil positif namun tidak signifikan terhadap return saham. Maryanne (2009) mengatakan variabel yang berpengaruh positif terhadap harga saham yaitu volume perdagangan saham. Maknun (2010) mengatakan variabel volume perdagangan berpengaruh positif signifikan

terhadap return saham. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, maka hipotesis kedua penelitian ini adalah :

H4 : Terdapat pengaruh volume perdagangan saham yang signifikan dan positif terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan dalam kategori indeks LQ45.

2.3.6 Hubungan Variabel Earning per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Volume Perdagangan Saham Secara Simultan terhadap Return Saham

Menurut beberapa kesimpulan sementara yang telah disebutkan sebelumnya tentang hubungan variabel earning per share, price earning ratio, debt to equity ratio dan volume perdagangan saham yang mempengaruhi return saham maka peneliti mengasumsi bahwa secara simultan variabel EPS, PER, DER dan volume perdagangan saham berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan LQ45.

H5 : Terdapat pengaruh EPS, PER, DER dan Volume Perdagangan Saham secara simultan terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan dalam kategori indeks LQ45.

BAB III

Dokumen terkait