• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

3.2 Kerangka Konseptual

Penelitian ini adalah keseluruhan teks dari awal cerita hingga akhir

cerita dalam novel “Perempuan Keumala” karya Endang Moerdopo.

Corpus adalah sekumpulan bahan yang terbatas atau berbatas yang

ditentukan pada perkembangannya oleh analisa kesemenaan. Menurut Barthes

corpus haruslah cukup luas untuk memberi harapan yang beralasan bahwa

unsur-unsurnya akan memelihara sebuah sistem kemiripan dan perbedaan yang lengkap

(Kurniawan, 2001:70).

Sebuah analisis corpus lebih bersifat terbuka terhadap konteks yang

beraneka ragam, sehingga mungkin untuk memahami banyak aspek dari sebuah

   

teks yang tidak dapat ditangkap atas dasar suatu analisa yang bertolak dari unsur

tertentu yang tidak terpisah dan berdiri sendiri dari teks yang bersangkutan.

Corpus pada penelitian ini berupa leksia-leksia yang berhubungan

dengan feminisme. Di dalam novel “Perempuan Keumala” tersebut terdapat 14

leksia yaitu :

1. Keumalahayati, selain istri panglima Armada Selat Malaka, ia sendiri

menjabat sebagai Komandan Protokol Kerajaan Darud Donya Aceh

Darussalam. Tugasnya adalah mengatur seluruh kegiatan yang akan

dilakukan oleh Yang Mulia Baginda Sultan dan petinggi-petingginya. Tugas

lain yang tidak tentu mudah adalah menerima tamu-tamu dari lingkungan

keluarga, orang kaya, maupun tamu-tamu dari negeri seberang yang

kebanyakan ingin melakukan hubungan perdagangan dengan kerajaan.

(hal 64)

2. Sebelum itu, Keumala menjabat sebagai kepala pengamanan samudra.

Jabatan itu diraihnya setelah Keumala berhasil menumpas

perompak-perompak laut negeri sendiri yang mengganggu nelayan-nelayan yang sedang

mencari ikan. Perompak-perompak itu melakukan perampasan hasil

tangkapan ikan mulai dari perairan Selat Malaka hingga Samudra Hindia.

Sangat luas wilayah tugas pengamanannya. Sejak itulah seluruh rakyat mulai

membuktikan keberanian perwira perempuan yang menyelesaikan pendidikan

di Ma’had Baitul Maqdis dengan julukan terhormat karena nilai tertingginya.

(hal 65)

   

3. Begitu keris dihunuskan, dengan cekatan Keumala malah menangkis dan

beringsut ke sisi sebelah kanan. Laki-laki itu memutar badan dan kembali

menyerang. Lahan sempit didalam kapal sangat tidak nyaman untuk gerak

pertahanan. Namun Keumala tetaplah siaga, keris kembali menghunus namun

dengan sigap ia menangkisnya. (hal 129)

4. Keumala semakin kalut, segera ia mendorong Mughal kuat-kuat yang

membuatnya kembali terhuyung dan terjebur ke laut lepas. Diatas kapal yang

semakin lama semakin tergenang, Keumala melangkahkan kakinya

lebar-lebar dan dengan kekuatan yang tersisa, ia menarik tangan Cut Dek dalam

gerombolan berkedok itu. (hal 131 )

5. Sementara di belakangnya. Mughal terus berusaha menggapai kakinya.

Pertempuran keras terjadi di dalam air, ditengah samudra luas. Keumala

berusaha menjejak-jejakkan kakinya menghindari gapaian tangan laki-laki

yang berusaha menahannya. (hal 132)

6. “Bedebah kau, pengecut, bersembunyi dibalik kedok hitam tak berguna itu.

Tak lah berlaku untukku. Aku tetap tengarai siapa dirimu ! hardik Keumala. “

(hal 130 )

7. Tidak terlalu keras, namun diri Keumala menengarai adanya seseorang yang

sedang mendengarkan percakapannya dengan Baginda. Dahinya mengernyit,

telinganya dipasang tajam-tajam. Tanpa menoleh, Keumala mencabut keris

dan melemparkannya dengan tenaga penuh kearah datangnya suara. Keris

tertancap pada sasaran. ( hal 187 )

   

8. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Para inong balee yang tadinya

tampak begitu keras ketika berlatih perang di tanah lapang, kini berubah

menjadi makhluk-makhluk lembut yang siap mencurahkan kasih sayang.

Mengalirkan air kehidupan dari puting susunya, demi benih-benih manusia

baru, tanda mata suami tercinta. (hal 202)

9. Menyelam, merangkak dan merayap tanpa menimbulkan suara. Itulah yang

harus dilakukan Zaidah bersama Khanza dan Yumna, dua orang inong balee

muda yang didik khusus sebagai mata-mata armada, untuk menjalankan tugas

yang telah diamanatkan. (hal 240 )

10. Sebelum ia sempat menyerang Iglesias, secepat kilat Keumala pun mencabut

keris, memutar badannya dan segera menghunuskannya di bagian perut

sebelah kiri laki-laki berkulit bersih yang berdiri disampingnya. ( hal 259 )

11. Belum sempat Tuanku Ibrahim Jaffar menyelesaikan kata-katanya, Keumala

mencabut pisau kecil yang tersemat disanggul dengan tangan kirinya,

kemudian dengan gerakan cepat ia mengayunkannya tepat mengenai leher

laki-laki yang sibuk mengatur kata-kata. Terpecik darah terkena sayatan pisau

hiasan kepala, yang memotong nadi di lehernya. ( hal 261 )

12. Hari hampir gelap ketika Keumala bersama Nurhayati menghela kudanya

kuat-kuat. Pintu gerbang benteng Portugis sudah tampak dari kejauhan.

Keumala mengangkat tangannya segera Nurhayati mengambil anak panah

dan melesatkannya ke udara sambil tetap menghelai kuda. Begitu melihat

desingan panah dengan asap putih, segeralah pribumi penjaga benteng    

Portugis membuka pintu lebar-lebar. Keumala segera menyeruak masuk,

tanpa permisi. Ketika tiba didalam benteng, ia turun dari punggung kuda

dengan tergesa-gesa. ( hal 315 )

13. Cornelis segera berlari ke arah haluan, ketika Keumala sudah menarik pedang

yang tergantung di pinggangnya. Cornelis pun segera mencabut pedangnya.

Keduanya beradu senjata di geladak, naik ke haluan dan melompat turun

kembali ke geladak. Melangkah maju, kemudian mundur kembali. Suara

pedang terus berdentingan tak kunjung henti. Pasukan Belanda melawan

Armada Inong Balee dan pasukan darat Panglima Nausa yang tanpa gentar

menyerang ( hal 338 )

14. Dihilangkan segala rasa sakit yang semakin menjalar, dengan gerakan yang

sangat halus Keumala mencabut keris dengan tangan kanannya. Dengan

sekuat tenaga yang masih tersisa, Keumala tiba-tiba meronta,membalikkan

tubuhnya, segera merunduk dan langsung menghunuskan kerisnya tepat di

perut laki-laki itu. (hal 341 )

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian

yaitu:

1. Data Primer

   

Yaitu teks-teks dalam novel “Perempuan Keumala” yang mempunyai

makna feminisme perempuan. Data primer ini membantu peneliti

menjawab permasalahan penelitian ini.

2. Data Sekunder

Yaitu dari penelitian–penelitian sebelumnya, buku-buku penunjang dan

website internet yang berkaitan dengan penggambaran semiotika

perempuan dalam berperan feminisme.

Dokumen terkait