• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Kerangka Konseptual Penelitian

Loyalitas Konsumen Kepuasan

Konsumen E-Service

Quality H1

H2

H3

Brand Image H4

H5 H6

H7

Gambar II.1

Kerangka Konseptual Penelitian

40 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam sebuah penelitian terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017:23) metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni 2020 sampai Oktober 2020.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada konsumen layanan GrabFood yang berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta.

C. Variabel Penelitian

1. Identifikasi dan Definisi Variabel

Pada sebuah penelitian, variabel dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Penelitian ini terdapat tiga jenis variabel, antara lain variabel bebas (variabel independen), variabel terikat (variabel dependen), dan variabel mediasi (variabel intervening).

a. Variabel bebas (variabel independen)

Variabel bebas atau disebut variabel independen ini merupakan sebuah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau variabel terikat (Sugiyono 2017:68). Pada penelitian ini yang menjadi sebuah variabel bebas adalah e-service quality (X1), brand image (X2)

b. Variabel terikat (variabel dependen)

Variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2017:68). Pada penelitian ini yang menjadi sebuah variabel terikat adalah loyalitas (Y1).

c. Variabel mediasi (variabel intervening)

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2017:69).

Pada penelitian ini yang menjadi sebuah variabel mediasi adalah kepuasan (M).

2. Skala pengukuran variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono 2017:157).

Skala pengukuran yang digunakan untuk penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2017:158) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, variabel yang akan diukur dan kemudian dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator dapat

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item berupa pernyataan atau pertanyaan. Pada penelitian ini, skala likert digunakan untuk menganalisis pengaruh e-service quality, brand image, kepuasan, dan loyalitas

Untuk menjawab pernyataan atau pertanyaan pada skala likert tersebut dapat diberikan skor atau nilai untuk keperluan analisis kuantitatif, hal tersebut sebagai berikut :

Kode Keterangan Nilai

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

D. Definisi Operasional

Definisi operasi atau pengoperasionalan konsep menjelaskan karakteristik dari objek kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di dalam riset (Jogiyanto 2004:62). Pada penelitian ini terdapat empat variabel yang akan didefinisikan secara operasional. Hal tersebut didefinisikan secara operasional agar dapat mempermudah peneliti dan pembaca

Tabel III.1 Tabel Skala Likert

Variabel Penelitian Dimensi Indikator

2. Brand Image a. Fitur yang dimiliki layanan GrabFood selalu update dan berfungsi secara baik

image berbicara mengenai apa yang konsumen pikir atau rasakan ketika mereka mendengar atau melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang konsumen

berkerja dan berjalan b. Menjadikan layanan

GrabFood sebagai

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:136), populasi merupakan wilayah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah pengguna platform GrabFood di Daerah Istimewa Yogyakarta

2. Sampel

Menurut Sanusi (2011:137), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel pada penelitian ini adalah konsumen layanan GrabFood di Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah menggunakan layanan GrabFood minimal 3 kali dalam 2 bulan terakhir. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi yang tidak diketahui, maka rumus yang digunakan untuk mengetahui jumlah sampel yang akan diteliti sebagai berikut :

n = 𝑍²

4 (𝑀𝑜𝑒)² n = (1,96)²

4 (0,1)² n = 96,04

n dibulatkan menjadi 100

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diperlukan

Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penelitian sampel

Moe = Margin of error, atau tingkat kesalahan yang dapat ditolerir Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel yang akan diteliti sebesar 96,04 responden dan dibulatkan menjadi 100 responden.

F. Unit Analisis

Menurut Zulganef (2018:71), unit analisis adalah sumber informasi mengenai variabel yang akan diolah dalam penelitian. Pada penelitian ini, yang menjadi unit analisis adalah individu yang merupakan konsumen layanan GrabFood di Daerah Istimewa Yogyakarta.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan menggunakan purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, (Sugiyono, 2017:144). Sedangkan nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2017:142). Dalam penelitian ini, sampel yang akan digunakan merupakan konsumen layanan GrabFood di Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah menggunakan layanan GrabFood minimal 3 kali dalam 2 bulan terakhir.

H. Sumber data

Dalam penelitian ni peneliti menggunakan metode pengumpulan data primer untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Menurut Sugiarto (2017:178), data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan, seperti halnya hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden. Dalam penelitian ini sumber data primer yang diperoleh adalah dari hasil pengisian kuesioner yang dibagikan kepada konsumen layanan GrabFood di Yogyakarta

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu teknik yang akan digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data atau informasi yang akurat untuk membantu penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data dengan teknik kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang bisa dilaksanakan walaupun tanpa kehadiran peneliti, Sugiarto (2017:185).

Sugiyono (2004:135) menyatakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Pengumpulan data ini akan dilakukan dengan memberikan kuesioner secara online menggunakan Google Forms.

J. Teknik Pengujian Instrumen

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan model pengukuran Partial Least Square (PLS).

1. Uji Validitas

Menurut Sugiarto (2017:205) uji validitas dalam sebuah penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi atau arti sebenarnya yang diukur. Validitas dalam penelitian merepresentasikan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.

Menurut Hartono (2008) dikutip dalam Abdillah dan Hartono, (2015:194) validitas terdiri atas validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal menunjukkan bahwa hasil dari suatu penelitian adalah valid yang dapat digeneralisir ke semua objek,situasi, dan waktu yang berbeda. Sedangkan validitas internal menunjukkan kemampuan dari instrument penelitian untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep.

a. Validitas Konstruk

Menurut Hartono (2008) dikutip dalam Abdillah dan Hartono (2015:195) validitas konstruk menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukuran sesuai teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu

konstruk. Validitas konstruk terdiri atas validitas konvergen dan validitas diskriminan.

1) Validitas Konvergen

Menurut Hartono (2008) dikutip dalam Abdillah dan Hartono (2015:195) validitas konvergen terjadi jika skor yang diperoleh dari dua instrumen yang berbeda yang mengukur konstruk yang sama mempunyai korelasi tinggi. Uji validitas konvergen dalam PLS dengan indikator reflektif dinilai berdasarkan loading factor (korelasi antara skor item/skor komponen dengan skor konstruk) indikator-indikator yang mengukur kosntruk tersebut. Hair et al. (2006) dikutip dalam Abdillah dan Hartono (2015:195) mengatakan bahwa rule of thumb yang biasanya digunakan untuk membuat pemeriksaan awal dari matrik faktor adalah ± ,30 dipertimbangkan telah memenuhi level minimal, untuk loading ± ,40 dianggap lebih baik, dan untuk loading>

0,50 dianggap signifikan secara praktis. Dengan demikian, semakin tinggi nilai loading factor, semakin penting peranan dalam meninterprestasi matrik faktor.

Rule of thumb yang digunakan untuk validitasi konvergen adalah outer loading> 0,7, communality>

0,5 dan Average Variance Extracted (AVE) > 0,5 (Chin, dalam Abdillah dan Hartono, 2015:195).

2) Validitas Diskriminan

Menurut Hartono (2008) dikutip dalam Abdillah dan Hartono (2015:195), validitas diskriminan terjadi jika dua instrumen yang berbeda yang mengukur dua konstruk yang diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor yang memang tidak berkorelasi.

Metode yang dapat digunakan untuk menilai validitas diskriminan adalah dengan membandingkan akar AVE untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Oleh sebab itu model mempunyai validitas diskriminan yang cukup jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model (Chin, Gopal, & Salinsbury, dalam Abdillah dan Hartono, 2015:195)

Tabel III.3

Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran PLS Uji Validitas Parameter Rule of Thumbs

Konvergen Faktor loading Lebih dari 0,5 Average Variance

Extracted (AVE)

Lebih dari 0,5 Communality Lebih dari 0,5 Diskriminan Akar AVE dan

Korelasi variabel laten

Akar AVE >

Korelasi variabel laten Cross loading Lebih dari 0,7

dalam satu variabel

2. Uji Reliabilitas

Menurut Hartono (2008) dikutip dalam Abdillah dan Hartono(2015:196) reliabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi, dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran. Uji reliabilitas dalam PLS menggunakan dua metode, yaitu Cronbach’s alpha dan Composite reliability.

Cronbach’s alpha digunakan untuk mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk, sedangkan Composite reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk (Chin, dalam Abdillah dan Hartono, 2015:196). Rule of thumb nilai alpha atau composite reliability harus lebih besar 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima (Hair et al dalam Abdillah dan Hartono, 2015:196).

K. Teknik Analisis Data

Penelitian ini memiliki 4 rumusan masalah, untuk menjawab rumusan masalah tersebut maka penelitian ini akan melakukan langkah-langkah berikut ini :

1. Analisis Deskriptif

a. Analisis deskriptif karakteristik responden

Deskripsi responden ini akan menjadi klasifikasi untuk kuesioner yang terdiri dari usia, jenis kelamin, penghasilan atau uang saku perbulan.

b. Deskripsi variabel

Deskripsi variabel digunakan mengetahui persepsi pelanggan terhadap e-service quality, brand image, kepuasan dan loyalitas pada layanan GrabFood. Oleh sebab itu, diketahui bahwa bobot nilai tertinggi yaitu 5 dan bobot nilai terendah yaitu 1. Sehingga jumlah interval dapat dihitung sebagai berikut :

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =Nilai Maksimum − Nilai Minimum Kelas Interval

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 5 − 1

5 = 0,80

Jadi, rentang skala 0,80 maka skor persepsi variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Skala Data

Kepuasan Kategori Loyalitas 4,20 - 5,00 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Puas Sangat Loyal

3,40 - 4,19 Baik Baik Puas Loyal

2,60 - 3,39 Cukup Cukup Cukup Cukup

1,80 -2,59 Buruk Buruk Tidak Puas Tidak Loyal

1,00 -1,79 Sangat Buruk Sangat Buruk Sangat Tidak Puas Sangat Tidak Loyal

2. Teknik analisis menggunakan PLS

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan partial least square (PLS) sebagai teknik analisis. Partial least square (PLS) adalah teknik statistika multivariate yang melakukan pembanding antara variabel dependen berganda dan variabel independen berganda. Partial least square (PLS) juga merupakan sebuah teknik analisis persamaan structural equation modeling (SEM) berbasis varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian model struktur. Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas, sedangkan model struktur digunakan untuk uji kausalitas (pengujian hipotesis dengan model prediksi). Untuk melakukan analisis data menggunakan partial least square dalam

Tabel III.4 Skala Data Variabel

penelitian ini, maka langkah-langkah yang akan digunakan sebagai berikut :

a. Model Pengukuran (Outer Model)

Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji dalam suatu model prediksi hubungan relasional dan kausal jika belum melewati tahap purifikasi dalam model pengukuran.

Model pengukuran sendiri digunakan untuk menguji validitas, konstruk dan reliabilitas instrumen.

b. Model Struktural (Inner Model)

Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R² untuk konstruk dependen, nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji signifikansi antar konstruk dalam model struktural. Nilai R² digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.

Ketika nilai R² memiliki nilai yang tinggi, maka semakin baik pula model prediksi dari model penelitian yang diajukan. Nilai koefisien path atau inner model menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Skor koefisien path atau inner model yang ditunjukkan oleh nilai T-statistic, harus diatas 1.96 untuk hipotesis dua ekor (two-tailed) dan di atas 1,64 untuk hipotesis satu ekor (one-tailed) untuk pengujian

hipotesis pada alpha 5% dan power 80% (hair et sl.,2008) dalam Abdilah dan Hartono, 2015:197)

a. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada metode partial least square ini digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan P-values.

Oleh sebab itu syarat pengambilan keputusan tersebut sebagai berikut :

1) P-values ≤ 0,05 (𝛼 = 5%) maka Ha diterima dan H0

ditolak.

2) P-values > 0,05 (𝛼 = 5%) maka Ha ditolak dan H0

diterima.

b. Pengujian Hipotesis Mediasi

Menurut Sholihin dan Ratmono (2013:5) dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini maka dasa pengambil keputusannya sebagai berikut :

1) Jika koefisien atau jalur path coefficient antara variabel independen (e-service quality, brand image) dan variabel dependen (loyalitas) dari direct effect ke indirect effect tidak berubah dan tetap signifikan, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

2) Jika koefisien atau jalur path coefficient antara variabel independen (e-servicequality, brand image) dan variabel dependen (loyalitas) dari direct effect ke indirect effect nilainya turun dan tetap signifikan, maka H0 ditolak dan Ha diterima dengan mediasi sebagian (partial moderating)

3) Jika koefisien atau jalur path coefficient antara variabel independen (e-servic equality, brand image) dan variabel dependen (loyalitas) dari direct effect ke indirect effect nilainya turun dan menjadi tidak signifikan, maka H0 ditolak dan Ha diterima dengan mediasi penuh (full mediation).

60 BAB IV

Gambaran Umum Perusahaan

A. Sejarah Perusahaan Grab

Grab merupakan sebuah perusahaan mobile terbesar saat ini di Asia Tenggara. Grab didirikan oleh Anthony Tan dan Tan Hooi Ling yang merupakan warga negara Malaysia. Ide awal terbentuknya Grab ini muncul dari keresahan atas adanya dampak negatif dari tidak efisiennya sistem transportasi. Saat itu mereka masih menjadi mahasiswa di Harvard Business School dan menjadikan ide tersebut sebagai proyek kuliah yang akhirnya berhasil memperoleh juara kedua Business Plan Contest dan penghargaan Minimum Viable Product Funding Harvard.

Pada bulan Juni 2012, Grab resmi berdiri di Malaysia dengan meluncurkan aplikasi My Teksi yang dikenal sebagai GrabTaxi di negara lain.

Modal awal yang dikeluarkan oleh Anthony Tan dan Tan Hooi Ling saat mendirikan Grab sebesar 25 ribu dollar AS atau sekitar Rp 358 juta.

Gambar IV.1 Logo Perusahaan Grab

Awal mula Grab berdiri, banyak penolakan kerjasama yang diterima oleh Anthony Tan dan Tan Hooi Ling dari beberapa perusahaan taksi. Hal tersebut tidak membuat mereka menyerah, dan akhirnya Grab mengalami peningkatan dan berhasil masuk ke berbagai negara di Asia Tenggara. Grab juga mulai mengembangkan bisnisnya dengan menciptakan banyak inovasi layanan terbaru yaitu GrabCar yang beroperasi pada Juli 2014, GrabRide pada November 2014, GrabExpress pada 2015, GrabPay pada Januari 2016, GrabFood pada tahun 2016, dan masih banyak lagi layanan yang tersedia pada Grab hingga saat ini.

Saat ini Grab telah beroperasi di 8 negara yaitu Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan Filipina. Di Indonesia Grab telah beroperasi kurang lebih 222 kota dari Sabang hingga Merauke. Saat ini Grab telah menjadi perusahaan teknologi mobile terbesar di Asia Tenggara yang menghubungkan banyak pelanggan dengan mitra pengemudi, merchant, dan juga bisnis. Oleh sebab itu Grab ingin mengatasi masalah terbesar yang ada seperti ketimpangan akses, ketertinggalan infrastruktur, juga kesenjangan pendapatan.

B. Visi dan Misi Perusahaan Grab 1. Visi Perusahaan Grab

“Menjadi yang terdepan di Asia Tenggara” dengan memecahkan permasalahan transportasi yang ada serta memberikan kemudahan mobilitas pada 620 juta orang di Asia Tenggara setiap harinya.

2. Misi Perusahaan Grab

a. Membuat platform transportasi yang paling aman

b. Membuat semua orang dapat mengakses pelayanan transportasi yang baik

c. Meningkatkan taraf hidup mitra Grab C. Fitur dan Layanan Grab

No. Fitur dan Layanan Keterangan

1. GrabCar Layanan taksi online yang terbaik dan professional

2. GrabRide

Layanan ojek online yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan penumpang.

3. GrabFood Layanan pesan antar makanan

4. GrabExpress Pemesanan kurir yang berbeda dalam satu waktu yang sama

5. GrabPay Metode pembayaran non tunai Grab 6. GrabAssistant

Layanan ambil dan antar segala keperluan, hingga beli barang dan bayar saat barang sampai

7. GrabHealth

Layanan untuk konsultasi kesehatan, membeli obat atau produk kesehatan, dan membuat janji medis

8. Tiket Fitur untuk memesan tiket nonton di Tabel IV.1

Fitur dan Layanan GrabFood

bioskop

Jika mengalami kendala saat atau setelah perjalanan dengan GrabCar, GrabBike, GrabFood ataupun GrabExpress

13. Promo Fitur yg memudahkan konsumen mencari promo

14. GrabKitchen

Bisa memesan beberapa menu sekaligus dari beberapa mitra GrabKitchen dalam satu pesanan

15. Pusat Keselamatan

Fitur keselamatan dalam satu sentuhan jika terjadi masalah atau pertolongan darurat

D. Layanan GrabFood

GrabFood merupakan layanan pesan antar yang dimiliki oleh perusahaan Grab. Layanan pesan antar makanan ini mulai dari warung makan dengan harga yang terjangkau hingga restoran. GrabFood menawarkan berbagai pilihan makanan dan promo yang sangat banyak untuk memanjakan para konsumennya. GrabFood juga menyediakan berbagai pilihan fitur yang bisa digunakan oleh pengguna GrabFood untuk melakukan transaksi pembelian. Fitur-fitur yang dimliki oleh GrabFood antara lain, ambil sendiri yang merupakan sebuah fitur yang diciptakan untuk mempermudah konsumen membeli makanan tanpa harus mengantri, selanjutnya ada multi order yang merupakan fitur pemesanan yang bisa digunakan dengan memesan beberapa makanan dalam satu pesanan, selanjutnya ada pesan ulang yang memudahkan

konsumen untuk memesan kembali menu dari restoran kesukaannya, selanjutnya ada kesayanganku yang merupakan daftar kumpulan mitra GrabFood kesayangan konsumen, selanjutnya ada centang hijau yang merupakan mitra pilihan, di mana order akan diterima langsung oleh mitra GrabFood sehingga proses pengantaran lebih cepat, dan ada bantuan khusus untuk GrabFood jika terjadi masalah dan konsumen bisa mengetahui ringkasan pemesanan yang telah dan sedang terjadi. GrabFood merupakan sebuah solusi bagi para konsumen yang ingin merasakan kenyamanan dan keamanan dengan terhindar dari antrian ataupun harus berpergian.

Berikut ini merupakan langkah-langkah mengunakan layanan GrabFood sebagai berikut :

1. Pilihlah menu makanan atau restoran yang anda inginkan.

Gambar IV.2

Pilihan Menu pada Layanan GrabFood

2. Pilih makanan dan jumlah yang ingin anda pesan di restoran pilihan anda.

3. Lanjut masukkan alamat, metode pembayaran ataupun kode promo yang tersedia, kemudian klik “pesan”

Gambar IV.3

Pilihan Makanan pada Layanan GrabFood

Gambar IV.4

Transaksi pada Layanan GrabFood

4. Pesanan anda sedang disiapkan dan segera diantar

5. Penilaian untuk layanan GrabFood Gambar IV.5

Transaksi selesai pada Layanan GrabFood

Gambar IV.6

Penilaian pada Layanan GrabFood

67 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pengumpulan Data

Pada bab ini penulis akan memberikan penjelasan mengenai deskriptif pengumpulan data beserta analisis data yang telah dikumpulkan. Data penelitian diperoleh dari kuesioner yang telah dibagikan oleh penulis secara online dan diisi oleh sebagian pengguna GrabFood di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyebaran kueisoner penelitian ini dilakukan melalui dua tahap.

Tahap pertama pada 30 Oktober 2020 disebar kepada 30 responden untuk melakukan uji validitas dan realiabiltas. Tahap kedua dilakukan pada 3 November 2020 dan dilakukan penyebaran kuesioner yang telah mengalami penghapusan pernyataan sehingga sudah lulus uji dan dapat disebar, penyebaran kuesioner pada tahap kedua dilakukan sebanyak 105 responden.

Kuesioner ini disebar dengan cara membagikan link yang berisi kuesioner melalui beberapa media sosial yang penulis miliki seperti Instagram, WhatsApp dan meminta bantuan kepada beberapa teman untuk membagikan kuesioner tersebut ke media sosial yang mereka miliki.

B. Pengujian Instrumen

1. Pengujian Model Pengukuran (outer model)

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian instrumen dengan model pengukuran Partial Least Square (PLS) untuk menguji validitas konstruk dan realibilitas instrumen.

a. Validitas Konstruk

Uji validitas konstruk ini akan menguji validitas kuesioner yang telah disebarkan kepada responden untuk melihat seberapa baik hasil responden memahami pernyataan kuesioner yang sesuai dengan teori yang digunakan. Validitas konstruk terdiri atas validitas konvergen dan validitas diskirminan.

1) Validitas Konvergen

Menurut Chin dikutip dalam Abdillah dan Hartono (2015:195) mengatakan bahwa rule of thumb untuk loading >0,50 dianggap signifikan secara praktis.

Semakin tinggi nilai loading factor, semakin penting peranan dalam menginterprestasi matrik faktor. Pada uji validitas ini, penulis menggunakan nilai loading factor >0,50. Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan menggunakan 30 kuesioner yang telah dibagikan secara online kepada pengguna layanan

GrabFood di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian data diolah menggunakan WarpPLS 6.0, dan mendapatkan hasil loading factor sebagai berikut :

No

29 Y3 0,803 Valid

30 Y4 0,810 Valid

31 Y5 0,685 Valid

32 Y6 0,825 Valid

Sumber : Data Diolah Dengan WarpPLS 6.0

Pada tabel V.1 pada pernyataan X1.1 yang bernilai 0,440 tidak memenuhi syarat loading factor yang

Pada tabel V.1 pada pernyataan X1.1 yang bernilai 0,440 tidak memenuhi syarat loading factor yang

Dokumen terkait