• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Kerangka Konseptual Penelitian

Keterangan: : Pengaruh Parsial : Pengaruh Simultan

Gambar II. 2

Kerangka Konseptual Penelitian INOVASI

PRODUK (X1)

KUALITAS PRODUK (X2)

HARGA (X3)

KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Y) H2

H4

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat kuantitatif berdasarkan karakteristik masalah penelitian ini merupakan penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2017: 23), metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari tahun 2020.

2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian pada pengguna skuter matic Piaggio Vespa di Yogyakarta yang mencakup wilayah Kota Jogja, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti. Sesuai dengan perumusan masalah dalam penulisan ini, maka variabel menjadi bahan penelitian adalah:

1. Identifikasi Variabel a. Variabel Independen

Variabel Independen (bebas) merupakan variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen (Sugiarto, 2017: 78). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah inovasi produk (X1), kualitas produk (X2), dan harga (X3).

1) Inovasi Produk

Menurut Buchari (2004: 18), inovasi produk berarti mengamati konsumen untuk menemukan dan memuaskan konsumennya dengan memberikan produk yang baru.

Indikator inovasi produk yaitu:

- Perluasan lini (line extensions) - Produk baru (me too product)

- Produk benar-benar baru (new to the world product)

2) Kualitas Produk

Menurut Kotler (2012: 18), kualitas produk merupakan ciri dan karakteristik suatu barang atau jasa yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Indikator kualitas produk yaitu:

- Kinerja (performance)

- Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) - Keandalan (reliability)

- Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification)

- Daya tahan (durability) - Serviceability

- Estetika

- Kualitas yang dipersepsikan (perceives quality) 3) Harga

Kotler dan Armstrong (2008: 345), harga adalah sejumlah nilai yang dibebankan atas suatu produk jasa yang diberikan oleh konsumen untuk memperoleh keuntungan dari menggunakan produk atau jasa. Indikator harga yaitu:

- Keterjangkauan harga

- Kesesuaian harga dengan kualitas produk - Daya saing harga

- Kesesuaian harga dengan maafaat

b. Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, disebut variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel indipenden (bebas). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah keputusan pembelian (Y).

1) Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2009: 188), dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Indikator keputusan pembelian yaitu:

- Tujuan dalam membeli sebuah produk.

- Pemrosesan informasi untuk sampai ke pemilihan merek.

- Kemantapan pada sebuah produk.

- Memberikan rekomendasi kepada orang lain.

- Melakukan pembelian ulang.

2. Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala pengukuran skala rating (rating scale) sehingga pengukuran variabel yang digunakan yaitu skala Likert. Menurut Sugiyono (2017: 165) model skala Likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini

responden diminta untuk mengisi jawaban pada kuesioner yang mempunyai jawaban yang bersifat sangat positif sampai sangat negatif, dimana terdapat 4 (empat) pilihan alternatif jawaban seperti pada tabel III.1.

Tabel III. 1 Tabel Skala Likert

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna skuter matic Piaggio Vespa di Yogyakarta yang mencakup wilayah Kota Jogja, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi sehingga dapat mewakili dari jumlah populasi (Sugiyono, 2011: 62). Penelitian ini ditentukan jumlah sampel sebanyak 100

Skala Pengukuran Keterangan Kode

1 Sangat Tidak Setuju STS

2 Tidak Setuju TS

3 Setuju S

4 Sangat Setuju SS

responden karena jumlah tersebut adalah sudah cukup mewakili populasi.

E. Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Pada penelitian ini unit analisis yang di tentukan peneliti adalah individu yaitu konsumen skuter matic Piaggio Vespa di Yogyakarta.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nonprobability sampling dengan menggunakan purposive sampling.

menurut Sugiyono (2009: 120-122), nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini, pertimbangan sampel yang digunakan yaitu:

1. Produk yang digunakan dalam penelitian ini adalah skuter matic Piaggio Vespa.

2. Responden yang akan dipilih adalah pengguna yang pernah membeli skuter matic Piaggio Vespa.

3. Pengguna skuter matic Piaggio Vespa di Yogyakarta.

G. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan, seperti halnya hasil wawancara atau hasil pengisian kueisoner yang biasa dilakukan oleh peneliti.

(Sugiarto, 2017: 178), dalam penelitian ini data primer yang diperoleh peneliti berasal dari hasil pengisian kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. (Sugiarto, 2017:202) data sekunder yang diambil dalam penelitian ini berasal dari website Piaggio Vespa.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengambilan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017: 225). Kuesioner akan diberikan oleh responden menggunakan kuesioner dalam bentuk tautan google form yang akan disebarkan melalui tautan kepada responden melalui pesan langsung di media sosial.

I. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Menurut Sanusi (2011), validitas ditentukan dengan mengorelasikan antara skor yang diperoleh setiap butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total. Jika skor tiap butir pernyataan berkolerasi secara signifikan dengan skor total pada tingkat alfa tertentu (misalnya 5%) maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur itu valid. Validitas ini dengan validitas konstruk (construct validity). Rumus yang digunakan untuk mencari korelasi adalah korelasi pearson produk momen yang dirumuskan sebagi berikut:

𝒓 = 𝒏(βˆ‘ 𝑿𝒀) βˆ’ (βˆ‘ 𝑿) (βˆ‘ 𝒀)

βˆšπ‘΅ βˆ‘ π‘ΏπŸβˆ’ (βˆ‘ 𝑿)𝟐 } (𝑡 βˆ‘ π’€πŸβˆ’ (βˆ‘ 𝒀)𝟐 Keterangan:

r : koefisien korelasi X : skor butir

Y : skor total butir N : jumlah responden 𝛴𝑋 : jumlah skor X π›΄π‘Œ : jumlah skor Y

Ξ£XY : jumlah hasil kali antara X dan Y

Untuk menentukan valid atau tidaknya instrumen maka kententuannya sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka istrumen tersebut valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabel berkenaan dengan konsistensi, presisi, dan ketelitian.

Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang konsisten.

Artinya, berapapun banyaknya pengulangan yang dilakukan dengan menggunakan instrumen tersebut, kesimpulan yang diperoleh tetap sama, walaupun perolehan angka nominalnya tidak harus sama (Sugiarto, 2017: 209). Hasil Penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2009: 172).

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen yaitu diantaranya menggunakan rumus Cornbach’s Alpha yang digunakan untuk mencari nilai skornya antara 1 dan 0

π‘Ÿ11= { 𝐾

𝐾 βˆ’ 1} {1 βˆ’ βˆ‘πœŽπ‘2 πœŽπ‘‘2 } Keterangan:

π‘Ÿ11 : reliabilitas instrument K : banyak butir pertanyaan

βˆ‘πœŽ2𝑏 : jumlah varian butir 𝜎2t : varian total

Untuk menentukan instrumen realiabel atau tidak, maka dapat digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan reliabel.

b. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel.

J. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mambuat tabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2014: 206).

Analisis data yang dilakukan dalam penilitian ini dengan bantuan program Excel 2016 dan IBM SPSS Statistic 25 sebagai alat untuk mengukur regresi model yang telah dirumuskan.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014: 206).

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016: 154), uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Apabila variabel tidak berdistribusi secara normal maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov yaitu dengan ketentuan apabila nilai signifikan diatas 0,05 maka data terdistribusi normal.

Sedangkan jika hasil One Sample Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

b. Uji Multikolineritas

Menurut Ghozali (2016: 103), pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Pengujian multikolinearitas adalah pengujian yang mempunyai tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Efek dari multikolinearitas ini adalah menyebabkan tingginya variabel pada sampel. Hal tersebut berarti standar error besar, akibatnya ketika koefisien diuji, t-hitung akan bernilai kecil dari t-tabel. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan linear antara variabel independen yang dipengaruhi dengan variabel dependen.

Untuk menemukan ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.

c. Uji Hateroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Heterokedastisitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan model regresi linear sederhana tidak efisien da akurat, juga mengakibatkan pengguna metode kemungkinan maksimum dalam mengestimasi parameter (koefisien) regresi akan terganggu.

Dampak yang akan terjadi apabila terdapat keadaan heterokedastisitas adalah sulit mengukur standar deviasi yang sebenarnya, dapat menghasilkan standar deviasi yang terlalu besar maupun terlalu sempit. Jika tingkat error dan varian tersebut bertambah, maka tingkat kepercayaan akan semakin sempit.

Salah satu cara untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas adalah menggunakan Uji Glejser yaitu dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi berganda adalah pengembangan dari regresi linear sederhana, yaitu sama-sama alat yang dapat digunakan untuk memprediksi permintaan di masa yang akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas (depedent) (Siregar, 2015:301). Rumus regresi linear berganda sebagai berikut:

π‘Œ = π‘Ž + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2𝑋2+ 𝑏3𝑋3+e Keterangan:

Y : Keputusan Pembelian, X1 : Inovasi Produk

X2 : Kualitas Produk X3 : Harga

a : Nilai Konstanta b : Koefisien Regresi 4. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis dengan Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji regresi secara parsial (individual) dan digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Langkah pengujian hipotesis:

1) Hipotesis penelitian, yaitu H0 dan Ha

H0 = Tidak ada pengaruh masing-masing variabel independen (inovasi produk, kualitas produk, dan harga) terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).

Ha = Ada pengaruh masing-masing variabel independen (inovasi produk, kualitas produk, dan harga) terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).

2) Tingkat signifikansi (𝛼) = 5%

3) Uji t hitung

Keterangan:

𝑑𝑗 = t hitung koefisien ke j

𝑏𝑗 = koefisien regresi dari variabel ke j 𝑠𝑗 = standar error dari 𝑏𝑗

4) Kriteria Pengujian

H0 ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel atau Sig. <

0,05.

H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel atau Sig. >

0,05.

𝑑𝑗 = 𝑏𝑗 𝑠𝑗

5) Kesimpulan

Jika H0 ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh variabel independen (inovasi produk, kualitas produk, dan harga) secara parsial terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).

Jika H0 diterima dan Ha ditolak berarti tidak ada pengaruh variabel independen (inovasi produk, kualitas produk, dan harga) secara parsial terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).

b. Pengujian Hipotesis dengan Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi atau menguji besarnya pengaruh seluruh variabel independen (inovasi produk, kualitas produk, dan harga) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabl dependen (keputusan pembelian)

Pengujian F dengan langkah:

1) Hipotesis Penelitian

H0 = Tidak ada pengaruh inovasi produk, kualitas produk, dan harga secara bersama-sama (simultan) terhadap keputusan pembelian.

Ha = Ada pengaruh inovasi produk, kualitas produk, dan harga secara bersama-sama (simultan) terhadap keputusan pembelian.

2) Tingkat signifikansi (𝛼) = 5%

3) Menentukan F hitung

Keterangan:

n = ukuran sampel m = banyaknya prediktor RΒ² = koefisien determinasi 4) Kriteria

H0 diterima dan Ha ditolak, F hitung ≀ F tabel. H0 ditolak dan Ha diterima, F hitung > F tabel. 5) Kesimpulan

Jika H0 ditolak maka Ha diterima maka inovasi produk, kualitas produk, dan harga secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Jika H0 diterima Ha ditolak maka inovasi produk, kualitas produk, dan harga secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

πΉπ‘Ÿπ‘’π‘”= 𝑅²(π‘βˆ’π‘šβˆ’1)π‘š (1βˆ’π‘…2)

5. Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑅2 = 𝑏1 βˆ‘π‘‹1π‘Œ+ 𝑏2βˆ‘π‘Œ2 βˆ‘π‘‹2π‘Œ

Keterangan:

𝑅2 : Koefisien Determinasi X : Variabel Independen B : Koefisien Regresi Y : Variabel Dependen

54 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Gambar IV. 1 Logo Perusahaan Piaggio Sumber: Motorcycle Logos (2020)

Piaggio merupakan perusahaan asal Italia yang memproduksi motor berjenis skuter bernama Vespa. Piaggio didirikan Rinaldo Piaggio pada tahun 1884 di Genoa. Bisnis Rinaldo dimulai dari peralatan kapal, rel kereta, gerbong kereta, body truck, mesin, kereta api dan setalah Perang Dunia I perusahaan ini membuat pesawat dan kapal laut. Pada tahun 1917 Piaggio membeli pabrik baru di Pisa dan berselang 4 tahun tepatnya tahun 1921 perusahaan ini mengambil alih sebuah pabrik kecil di Pontedera daerah Tuscany Italia. Pabrik di Pontedera inilah yang menjadi pusat produksi pesawat terbang beserta komponen-komponenya. Pada akhir Perang Dunia

II Enrique Piaggio anak dari Rinaldo Piaggio mengambil alih perusahaan ayahnya itu, akibat dari dampak perang dunia dimana perekonomian Italia pada saat itu dalam keadaan krisis. Enrico memutuskan untuk mendesain dan membuat alat transportasi yang murah dan bekerjasama dengan Corradino D’Ascanio yaitu seorang insinyur di bidang penerbangan yang membuat helikopter modern pertama Piaggio. Akhirnya Corradino D’Ascanio membuat revolusi kendaraan baru dengan rancangan yang simple, ekonomis, nyaman dan elegan. Rancangan dengan mengambil gambaran dari pesawat terbang, kendaraan dengan menggunakan

β€œmonocoque” yaitu garpu depan yang menjepit ban seperti ban pesawat sehingga mempermudah untuk penggantian ban. Hasilnya sebuah desain yang berbeda dengan kendaraan lainnya, saat melihat kendaraan tersebut Enrico Piaggio berkata β€œSambra Una Vespa” yang artinya seperti tawon dan akhrinya kendaraan ini dinamakan Vespa.

Pada akhir 1949 perusahaan telah memproduksi 35.000 unit dan pada pertengahan tahun 1950 tepat 10 tahun perusahaan ini telah memproduksi 1 juta unit. Vespa telah diproduksi di German, Great Britain, Belgia, Prancis, Spanyol dan Italia. Pada tahun 1960-1970 Vespa menjadi simbol dari revolusi gagasan pada saat itu dan berlanjut dari generasi ke generasi. Vespa bukan hanya sebuah skuter biasa akan tetapi merupakan Icon besar Italia. Masuknya Vespa di Indonesia sangat dipengaruhi oleh Vespa Congo yang merupakan Vespa penghargaan untuk pemerintah Indonesia terhadap pasukan penjaga perdamaian Indonesia yang saat itu

bertugas di Congo. Setelah itu perkembangan Vespa di Indonesia semakin pesat dengan menjadi salah satu pilihan kendaraan roda dua, dengan banyaknya pengguna kendaraan tersebut di Indonesia hingga saat ini.

Mengikuti perkembangan teknologi Vespa meluncurkan produk terbaru dengan mengusung teknologi canggih dan lebih ramah lingkungan.

Piaggio telah mulai memasarkan produk terbarunya yaitu Vespa LX 125, 150 dan 150ie mulai tahun 2006 di dunia, hanya saja secara resmi memasarkan Vespa LX di Indonesia mulai tahun 2011 dibawah agen tunggal pemegang merek resmi PT Piaggio Indonesia. Indonesia adalah rumah dari penggemar Vespa terbesar kedua di dunia, dengan sejarah kebersamaan sejak tahun 1970. Para penggemar ini sangat penting bagi perusahaan karena mereka adalah pendukung setia dan wujud nyata bahwa memiliki Vespa di Indonesia bukanlah sekedar untuk kepentingan berkendara, tetapi bergabung dalam sebuah keluarga baru. Semboyan klasik

β€œLebih Baik Naik Vespa” benar-benar mewujudkan pernyataan bahwa Vespa bukan hanya sekedar produk otomotif, tetapi sebuah pilihan gaya hidup. Secara bentuk, semua orang mengetahui saat melihat sebuah skuter Vespa, baik bentuk lama maupun modern. Filosofi skuter Vespa secara dasar masih dapat dilihat pada vespa baru, namun sekarang dengan sentuhan modern. Hal ini sangat penting untuk mengikuti perubahan waktu dan membayangkan masa depan, terutama dalam era teknologi kini. Vespa merupakan sebuah skuter yang mempunyai rancangan dan gaya hidup khas dengan kombinasi fungsionalis dan sentuhan Italia. Teknologi yang

digunakan vespa modern mengusung mesin dengan teknologi I-get (italian green experience technology), mesin yang diklaim ramah lingkungan dibandingkan mesin yang digunakan vespa terdahulu. Dalam konsep teknologi terbaru dengan tidak meninggalkan sensasi berkendara dari karakter vespa yang responsif dan bertenaga. Tampilan dan desain di era sekarang tidak jauh beda dengan desain vespa terdahulu, dalam desain modern dari segi body di konsep dengan ramping sehingga terlihat elegan tanpa meninggalkan konsep retro dari sebuah skuter Vespa yang dikenal dengan ciri khas tersendiri. Seperti Vespa mp6 prototipe yang merupakan model tipe lawas yang kembali di produksi dengan memadukan konsep klasik-modern dengan teknologi baru yaitu Vespa 946 emporio armani.

B. Logo Produk Skuter Piaggio Vespa

Gambar IV. 2

Logo Produk Skuter Piaggio Vespa Sumber: www.seeklogo.com (2020)

C. Misi dan Nilai Perusahaan Piaggio Misi:

ο‚· Menghasilkan nilai bagi pemegang saham, klien, dan karyawannya

dengan bertindak sebagai pemain global yang menciptakan produk, layanan, dan solusi berkualitas tinggi untuk mobilitas perkotaan dan ekstra perkotaan yang menanggapi kebutuhan dan gaya hidup yang berkembang.

ο‚· Berdiri sebagai perusahaan yang berkontribusi pada pertumbuhan

sosial dan ekonomi masyarakat di mana beroperasi, dengan mempertimbangkan, dalam kegiatannya, kebutuhan untuk melindungi lingkungan dan kesejahteraan kolektif masyarakat.

ο‚· Untuk menjadi Perusahaan global Italia di segmen mobilitas ringan, menonjol karena desain, kreativitas, dan tradisinya yang unggul.

ο‚· Untuk menjadi Perusahaan Eropa terkemuka dengan reputasi kelas

dunia, memperjuangkan model bisnis berdasarkan nilai-nilai kualitas dan tradisi, dan pada penciptaan nilai yang berkelanjutan.

Nilai:

ο‚· Nilai Pelanggan

Mengelola dan mengembangkan organisasi yang cepat, fleksibel, di mana semua proses, orang, dan mitra eksternal (pemasok dan dealer) difokuskan pada generasi nilai yang dapat dilihat oleh klien.

ο‚· Nilai Pemegang Saham

Mencapai tujuan pengembalian investasi modal untuk memenuhi harapan pemegang saham dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.

ο‚· Nilai Individu

Memupuk kemampuan dan bakat masing-masing individu, menarik dan mempertahankan sumber daya bernilai tertinggi.

ο‚· Nilai Merk

Berinvestasi dalam kekuatan merek sebagai pengungkit untuk mengembangkan pangsa pasar dan membangun posisi pasar yang unik dan khas.

ο‚· Inovasi Berfokus pada Pelanggan

Mengembangkan produk inovatif yang menonjol karena gaya unik, kualitas, keamanan, efisiensi energi dan dampak lingkungan yang rendah.

ο‚· Internasionalisasi

Menjadi bisnis yang benar-benar multinasional dalam hal organisasi, budaya, keberadaan pasar global dan rasa hormat terhadap budaya lokal di masing-masing negara di mana grup beroperasi.

D. Tipe Produk Piaggio Vespa

Berikut ini adalah macam tipe Vespa yang diproduksi oleh perusahaan Piaggio, antara lain:

1. Vespa S 125 I-get

Gambar IV. 3 Vespa S 125 I-get

Sumber: www.vespa.co.id (2020)

Tipe Mesin i-Get 4-Stroke 3 Valves Single cylinder, Forced Air

Kapasitas Mesin 124.5 cc

Tenaga Maksimal 7.6 kW / 7750 rpm Torsi Maksimal 10.2 Nm / 6000 rpm Sistem

Pembakaran

Injection

Sistem Transmisi CVT (Continuous Variable Transmission) Suspensi Depan Single arm

Suspensi Belakang Double-acting shock absorber Rem dan Ban

Depan

200 mm disc brake / Tubeless 110/70-11 Rem dan Ban

Belakang

110 mm drum brake / Tubeless 120/70-10

Tangki 7 L

Harga Rp. 34.900.000

2. Vespa LX 125 I-get

Gambar IV. 4 Vespa LX 125 I-get Sumber: www.vespa.co.id (2020)

Tipe Mesin 4-Stroke 3 Valves Single cylinder, Forced Air Kapasitas Mesin 124.5 cc

Tenaga Maksimal 7.6 kW / 7,600 rpm Torsi Maksimal 10.2 Nm / 6,000 rpm Sistem Pembakaran Injection

Sistem Transmisi CVT (Continuous Variable Transmission)

Suspensi Depan Single arm

Suspensi Belakang Double-acting shock absorber

Rem dan Ban Depan 200mm disc brake / Tubeless 110/70-11

Rem dan Ban Belakang 110mm drum brake / Tubeless 120/70-10

Tangki 7 L

Harga Rp. 35.800.000

3. Vespa Sprint 150 I-get ABS

Gambar IV. 5

Vespa Sprint 150 I-get ABS Sumber: www.vespa.co.id (2020)

Tipe Mesin I-Get, single cylinder, 4 strokes, 3 valves, Forced Air Kapasitas Mesin 154,8 cc

Tenaga Maksimal 8.7 kW / 7,500 rpm Torsi Maksimal 12 Nm / 5,000 rpm Sistem Pembakaran Electronic injection

Sistem Transmisi CVT (Continuous Variable Transmission)

Suspensi Depan Single sided trailing link with hydraulic shock absorber Suspensi Belakang Shock absorber

Rem dan Ban Depan 200 mm disc brake / Tubeless 110/70 – 12”

Rem dan Ban Belakang 140 mm drum brake / Tubeless 120/70 – 12”

Sistem Pengereman ABS

Tangki 7 L

Harga Rp. 49.800.000

Dokumen terkait