BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.2 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan membantu penulis dalam menyelesaiakan penelitian ini, yang terdiri atas:
2.2.1. Input, yaitu data-data yang dibutukan dalam penelitian ini terdiri dari:
2.2.1.1. Data primer.
a. Jumlah jalur.
b. Panjang jalan angkut.
c. Cycle time alat angkut.
d. Kecepatan alat angkut.
e. Lebar jalan angkut.
f. Grade jalan angkut.
g. Jari-jari tikungan.
h. Superelevasi.
2.2.1.2. Data sekunder a. Spesifikasi alat angkut.
b. Peta kemajuan tambang.
c. Data produksi alat angkut.
2.2.2. Proses, yaitu teknik pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri atas
a. Produksi alat angkut b. Geometri jalan angkut
1. Panjang dan lebar jalan angkut
2. jari-jari dan superelevasi 3. grade resistance
2.2.3. Out put, yaitu hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:
Menentukan produktifitas jalan angkut serta geometri jalan angkut real dan geometri jalan angkut yang ideal sesuai dengan spesifikasi alat angkut pada PT. Alied Indo Coal Jaya. Dapat dilihat pada gambar 2.8 halaman 42.
Gambar 2.8 Kerangka Konseptual
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis PenelitianJenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian terapan (applied research). Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan digunakan segera untuk keperluan tertentu,.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian
Kegiatan prapenelitian ini dilakukan di daerah wilayah penambangan batubara pada kegiatan pengupasan Overburden di pit central timur pada PT. Alied Indo Coal Jaya. Secara administratif lokasi kegiatan terletak di Parambahan, Kec, Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatra Barat.
Secara geografs wilayah IUP PT. Allied indo coal jaya nerda pada posisi E100˚46’48’’ – E100˚48’47’’ dan S00˚35’34’’ - S00˚36’59’’, dengan batas lokasi wilayah kegiatan sbagai berikut :
a. Sebelah Utara : Wilayah Desa Batu Tanjung dan Desa Tumpuak Tangah Kecamatan Talawi , Kota Sawahlunto.
b. Sebelah Timur : Wilayah Jorong Bukit Bua dan Kota Panjang Nagari V Kota Kecamatan Koto VII , Kabupaten Sijujung .
c. Sebelah Selatan :
1. Wilayah Jorong Panjang Nagari V Koto , Kecamatan Koto VII . Kabupaten Sijunjung .
2. Wilayah Desa Salak, Kecamatan Talawi , Kota Sawahlunto .
d. Sebelah barat : wilayah desa salak dan desa sijantang koto kecamatan talawi , kota sawahlunto.
3.2.2. Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian mulai dari tanggal 7 juli sampai tanggal 14 juli 2018.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti adalah variabel bebas produktifitas alat angkut, dan variable terikat lebar jalan, jari-jari dan superelevasi,dan grade resistance.
3.4. Data, Jenis Data dan Sumber Data 3.4.1. Data
Data yang di butuhkan pada penelitian ini adalah:
3.4.1.1. Data primer.
a. Jumlah jalur.
b. Jarak antara alat angkut.
c. Kecepatan alat angkut d. Cycle time alat angkut e. Geometri jalan angkut:
1) Panjang dan lebar jalan angkut.
2) Jari-jari dan Superelvasi 3) Grade Resistace
3.4.1.2. Data sekunder:
a. Spesifikasi Alat angkut b. Peta kemajuan tambang c. Data produktivitas alat angkut 3.4.2 Jenis Data
Jenis data yang akan dikumpulkan berupa :
1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dengan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan
2. Data Sekunder, yaitu merupakan data penunjang yang digunakan dalam perhitungan dan pengolahan data, diperoleh dari data-data yang sudah ada di PT Alied Indo Coal Jaya , buku atau studi kepustakaan dan beberapa literatur yang mendukung penelitian ini
3.4.3 Sumber Data
Sumber data yang peneliti dapatkan berasal dari pengamatan langsung di PT Alied Indi Coal Jaya dan studi kepustakaan.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara:
a. Mengetahui jumlah jalur dengan cara pengamatan pada saat dilapangan.
b. Jarak antara alat angkut diketahui dengan cara pengukuran jejak roda alat angkut dengan menggunakan meteran
c. Kecepatan alat angkut pada saat operasi diketahui diketahui dengan cara melihat speedometer alat angkut.
d. Menghitung cycle time alat angkut dilakukan dengan waktu muat, waktu angkut, waktu maneuver tumpah, waktu tumpah, waktu maneuver muat dan delay dengan menggunakan stopwatch.
e. Pengukuran geometri jalan dilakukan:
1) Panjang dan lebar jalan diketahui dengan cara pengukuran memamakai meteran
2) Jari-jari alat angkut dapat diketahui engan mengukur jarak poros roda depan dan roda belakang dan sudut peyimpangan roda depan.
3) Grade Resistance/kemiringan jalan produksi diektahui dengan menentukan beda tinggi dari tanjakan dan panjang tanjakan diukur dengan menggunakan alat theodolite.
f. Studi pustaka, yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan membaca buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam pemecahan masalah.
3.6. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:
1. Geometri jalan angkut.
a. Lebar jalan
1) Lebar jalan pada kondisi lurus.
mengacu pada persamaan (2.1) halaman (10).
2) Lebar jalan pada tikungan.
Mengacu pada persamaan (2.2) halaman (12).
b. Jari-jari tikungan
Mengacu pada persamaan (2.5) halaman (14).
c. Superelevasi
mengacu pada persamaan (2.5) halaman (14) d. Grade resistance
Mengacu pada persamaan (2.7) halaman (17).
2. Produktivitas Alat Angkut.
mengacu pada persamaan (2.10) halaman (25).
3.7 Analisa Data
Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data maka dilakukan analisa data dari pengelohan data yang didapat.
3.8 Kerangka Metodologi
Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian seperti diagram alir penelitian di bawah ini
Evaluasi Geometri Jalan Produksi Dari Front Penambangan Ke Disposal Terhadap Produktivitas Alat Angkut Hino 500, 260 TI Pada
Kegiatan Penambangan Overburdent di Pit Central Timur pada PT.
ALLIED INDO COAL JAYA, PARAMBAHAN KEC.TALAWI KOTA SAWAHLUNTO SUMATERA BARAT
Identifikasi Masalah
1. Terjadinya slip pada dump truck dikarenakan tingginya grade jalan.
2. Masih ada dump truck berhenti menunggu dump truck yang lain lewat, memyebabkan waktu edar bertambah.
3. Tidak tercapai target produksi sebesar 75.000 bcm/bulan.
4. Adanya geometri jalan yang kecil.
5. Tidak adanya parit disepanjang jalan tambang.
Tujuan
1. Mengetahui geometri jalan angkut yang real dari front penambangan ke diposal untuk saat ini.
2. Menganalisis geometri jalan angkut yang ideal dari front penambangan ke disposal.
3. Mengetahui produktifitas alat angkut saat ini.
A
Gambar 3.1 Kerangka metodologi
A
Pengumpulan Data
Data Primer a. Jumlah jalur.
b. Panjang jalan angkut.
c. Kecepatan alat angkut.
d. Cycle time alat angkut.
e. Lebar jalan angkut.
f. Grade jalan angkut.
g. Jari-jari tikungan.
h. Superelevasi.
Data Sekunder a. Spesifikasi
Alat angkut b. Peta topograpi c. Data
produktivitas alat angkut
Pengolahan Data
1. Geometri jalan angkut (dengan persamaan Yanto Indonesianto) a. Panjang dan Lebar jalan angkut
b. Jari-jari dan superelevasi c. Grad eresistance
2. Produktivitas dump truck (dengan persamaan Yanto Indonesianto)
Analisa Data
1. Menganalisi perbandingan geometri jalan angkut yang real dan yang ideal
2. Menganalisis perbandingan produktifitas alat angkut sebelum perbaiakn dan sesudah perbaikan
Hasil
Mendapakan goemetri jalan angkut yang real dan geometri jalan angkut yang ideal sesuai dengan spesifikasi alat angkut pada PT. Allied Indo Coal Jaya, serta mengetahui produktifitas alat angkut.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Dalam bab ini disajikan hasil penelitian, yaitu secara berurutan tentang deskripsi data, pengolahan data, dan pembahasan.
4.1. Pengumpulan Data
Untuk melakukan pengolahan data, tentunya perlu terlebih dahulu dikumpulkan data-data yang berhubungan dengan tujuan penelitian, data yang dikumpulkan tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder, berikut adalah data-data yang dikumpulkan:
4.1.1. Jarak Dari Front Penambangan ke Disposal
Pada penambangan overburden di pit cental timur alat angkut yang digunakan adalah dump truck Hino 500 FM, 260 Ti. Dump truck tersebut membawa batubara dari front penambangan ke disposal. Jarak dari front penambangan ke disposal adalah 652 meter. Dengan kecepatan rata-rata dump truck 30 km/jam.
4.1.2. Waktu Edar (Cycle Time)
Keadaan jalan angkut yang kurang mendukung menyebabkan alat angkut tidak dapat melaju dengan kecepatan optimal sehingga waktu edar tinggi. Hasil pengamatan menunjukan bahwa rata-rata waktu edar alat angkut dalam tiap tripnya adalah 622 detik. Untuk lebih jelasnya perhatikan lampiran 6.
4.1.3. Geometri Jalan Angkut Yang Real
Geometri jalan angkut yang diamati meliputi lebar jalan, jari-jari tikungan, superelevasi serta jarak pandang dan jarak henti.
1. Lebar Jalan Angkut
Jalan angkut tambang batubara di pit central timur merupakan jalan angkut dua jalur yang menghubungkan front penambangan dengan disposal. Lebar jalan angkut ialah antara 7,2 meter - 15,8 meter.
2. Jari-jari Tikungan
Jalan angkut tambang batubara di pit central timur merupakan jalan angkut dua jalur yang menghubungkan front penambangan dengan disposal. Jari-jari tikungan jalan angkut ialah 11 meter
2. Superelevasi
Pada tikungan diperlukan suatu besaran yang dinamakan ‘superelevasi’
yang gunanya untuk melawan gaya sentrifugal yang arahnya menuju keluar jalan.
Sebelum menghitung superelevasi dari jalan maka terlebih dahulu di ketahui kecepatan rencana kendaraan atau peralatan angkut yang akan digunakan adalah 30 km/jam, Gravitasi bumi 9,8 meter/detik, radius tikungan yang real yaitu 11 meter dan koefisien gesek yang digunakan yaitu 0,17. Maka dapat dihitung kemiringan jalan pada tikungan (superelevasi) dengan cara sebagi berikut:
G
m/m 0,63 e
Jadi berdasarkan perhitungan di atas maka di dapatkan superelevasi dari tikungan jalan yang real adalah 0,63m/m.
3. Kemiringan jalan (grade)
Dalam pembuatan jalan harus memperhatikan kemiringan jalan, Karena akan berpengaruh terhadap kecepatan dump truck dan produksi. Untuk mengetahui grade jalan dapat dihitung menggunakan rumus:
x 100%
Tabel 4.1. Geometri jalan yang real Lebar jalan angkut 7,2 - 15,8 meter
Grade jalan 13 - 19 %
Jari-jari jalan 11 meter
Superelevasi 0,63 m/m
Cycle time 622 detik
(Sumber: Pengamatan dilapangan)
4.2. Pengolahan Data
Pada pengolahan data, ada beberapa topik yang akan dibahas, pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus-rumus beserta langkah-langkah tahapan pengolahan data.
4.2.1. Perhitungan Geometri Jalan Yang Ideal
Untuk memberikan keleluasaan pada alat angkut dalam pekerjaannya mengangkut hasil pengupasan overburden dari front penambangan ke disposal, dapat dipengaruhi oleh angkut itu sendiri. Agar alat dapat bergerak dengan leluasa maka perlu mengetahui panjang jalan agkut (652 meter), lebar jalan angkut, kemiringan jalan angkut itu sendiri dengan cara sebagai berikut:
4.2.1.1. Lebar Jalan
Berdasarkan landasan teori yang ada maka, lebar jalan angkut itu terbagi atas dua bagian yaitu:
1. Lebar Jalan Angkut Lurus
Berdasarkan spesifikasi alat angkut (lampiran 1) yang akan digunakan pada kegiatan operasi produksi di PT. Allied Indo Coal Jaya adalah Hino 500 FM, 260 Ti, yang mempunyai ukuran lebar 2,46 meter, jumlah jalur yang akan digunakan adalah 2 jalur, maka lebar jalan angkut minimum pada jalan lurus dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Wt)
(Sumber: Desain jalan tambang 2015).
Gambar 4.1. Bentuk Penampang dari lebar jalan lurus 2. Lebar Jalan Angkut Pada Belokan
Untuk menghitung lebar jalan angkut pada belokan tentu pertama sekali kita mengetahui besaran angka dari spesifikasi alat yang akan digunakan. Dimana berdasarkan spesifikasi alat (lampiran 1) yang digunakan lebar juntai roda depan, belakang (fa dan Fb), dan sudut penyimpang dari roda dump truck yang akan digunakan. maka pertama sekali kita harus menghitung nilai dan besaran dari juntai roda depan, belakang (Fa dan Fb), dan sudut penyimpangan roda tersebut.
Untuk menghitung (Fa dan Fb) begitu juga dengan sudut penyimpang roda, kita harus mengetahui terlebih dahulu Jarak poros roda depan dengan bagaian depan truck (Ad) dan Jarak poros roda belakang dengan bagaian depan belakang (Ab), Turning radius, Jarak antar AS roda depan dan AS roda belakang dump truck (Wb) Berdasarkan spesifikasi alat dump truck (lampiran 1) yang akan digunakan maka dapat diketehui nilai dari:
a. Jarak antar AS roda depan dan AS roda belakang truck (Wb) = 5,430 m b. Jarak poros roda depan dengan bagaian depan truck (Ad) = 1,280 m
c. Jarak poros roda belakang dengan bagian belakang truck (Ab) = 1,550 m
d. Jarak antara jejak roda (U) = 1,855 m
e. Lebar juntai (overhang) depan (Fa) = 1,255
f. Lebar juntai belakang (Fb) = 1,795
g. Turning radius = 8,8 m
Satelah diketahui hal di atas kita dapat menghitung sudut penyimpangan roda ( sin β).
Berdasarkan referensi dan rumus yang akan digunakan terlebih dahulu harus mengetahui ukuran dari jarak antara dua truck yang akan bersimpangan (C), dan jarak sisi luar truck ketepi jalan (Z), maka untuk mengetahui nilai C dan Z terlebih dahulu harus mengetahui nilai dari jarak antara jejak roda (U) = 1,855 meter, lebar juntai roda depan (Fa) = 1,255 meter, lebar juntai roda belakang (Fb)
= 1,795 meter.
Maka C dan Z dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
2 Fb
Untuk menghitung ukuran dari lebar jalan angkut pada jalan tikungan maka di ketahui lebar jejak roda (U) 1,855 meter, lebar juntai roda depan (Fa) 1,255 m, lebar juntai belakang (Fb) 1,795 m, lebar bagian tepi jalan dan lebar antara kendaraan 2,453 m. Maka dapat dihitung lebar jalan pada belokan sebagi berikut:
(Sumber: Desain jalan tambang 2015).
Gambar 4.2. bentuk penampang lebar jalan pada tikungan
Jadi berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapatkan lebar jalan minimum pada jalan lurus adalah 8,61 meter dan lebar jalan minimum pada tikungan adalah 17,11meter.
4.2.1.2. Jari-jari Tikungan
Tujuan jari-jari tikungan adalah untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang di akibatkan karena kendaran melalui tikungan sehingga tidak stabil, sebelum menghitung besaran dari jari-jari tikungan berdasarkan spesifikasi alat
(lampiran 1) yang digunakan maka diketahui jarak poros roda depan dan belakang (Wb) = 5,430 meter, dan sudut penyimpangan roda depan sebesar (Sinβ) = 38,30truck sehingga jari-jari pada tikungan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(Sumber: Desain jalan tambang 2015).
Gambar 4.3. Sudut Penyimpangan Maksimum Kendaraan
Jadi berdasarkan perhitungan diatas maka didapatkan jari-jari tikungan pada rencana jalan adalah 8,8 meter.
4.2.1.3. Superelevasi
Pada tikungan diperlukan suatu besaran yang dinamakan ‘superelevasi’
yang gunanya untuk melawan gaya sentrifugal yang arahnya menuju keluar jalan.
Sebelum menghitung superelevasi dari jalan maka terlebih dahulu di ketahui kecepatan rencana kendaraan atau peralatan angkut yang akan digunakan adalah
25 km/jam, radius tikungan sesuai spesifikasi alat yaitu 8,8 meter. Maka dapat dihitung kemiringan jalan pada tikungan (superelevasi) dengan cara sebagi berikut:
Jadi berdasarkan perhitungan di atas maka di dapatkan superelevasi dari tikungan jalan yang akan digunakan adalah 0,55 m/m.
4.2.1.4. Kemiringan Jalan (grade), setelah diperbaiki
Dalam pembuatan jalan harus memperhatikan kemiringan jalan, Karena akan berpengaruh terhadap kecepatan dump truck dan produksi. Jadi grade jalan yang real di PT. Allied Indo Coal adalah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2. Grade jalan yang real
Segmen Grade Satuan
1 19 %
2 13 %
(Sumber: Pengolahan data)
Berdasarkan perhitungan diatas maka harus melakukan penggalian dan timbunan agar jalan bisa dilalui oleh kendaraan sebagimana berdasarkan referensi yang dikutip dari Yanto Indonesianto (2011 : III.62) bahwa kemiringan jalan yang bisa dilalui oleh alat angkut (dump truck) berkisar antara 15%-18 % . Maka harus melakukan penimbunan dan penggalian (Cut and Fill) di beberapa titik rute rencana jalan produksi PT. Allied Indo Coal Jaya. Berdasarkan perhitungan
selanjutnya setelah melakukan perbaikan (lampiran 7) dibeberapa titik maka kemiringan jalan pada setiap segmen menjadi:
x 100%
Tabel 4.3. Grade jalan setelah di perbaiki
Segmen Grade Satuan
1 12 %
2 11 %
(Sumber: Pengolahan data)
4.2.1.5. Cross Slope
Berdasrkan perhitungan geometri jalan pada lebar jalan lurus didapatkan atau di ketehui lebar jalan yaitu = 8,61 m, jalan angkut yang baik memiliki cross slope 40 mm/m. Hal ini berarti setiap 1 meter jarak mendatar terdapat beda tinggi 40 mm atau 4cm. Sehingga untuk jalan angkut dengan lebar 8,61 m mempunyai beda ketinggian pada poros jalan sebesar.
alat
Sehingga beda tinggi yang harus dibuat :
Jadi agar jalan angkut memiliki cross slope yang baik, maka jalan angkut bagian tengah harus memiliki beda tinggi sebesar 17,2 cm terhadap sisi jalan.
Tabel 4.4. Rekapitulasi perbandingan geometri jalan angkut yang real dan yang ideal
No Geometri Jalan Angkut Real Ideal Keterangan
1. Lebar Jalan Lurus 7,2 meter 8,61 meter Pada jalan lurus perlu di perbesar 1,41 m, pada jalan belokan di
perbesar 1,31 m, superelevasi di perkecil sebesar 0,08 m/m dan pada grade jalan di turunkan sebesar 2 - 35%
2. Lebar Jalan Tikungan 15,8 meter 17,11 meter 3. Jari-jari Tikungan 11 meter 8.8 meter
4. Superelevasi 0,63 m/m 0,55 m/m
5. Grade
1.Segmen 1
2.Segmen 2 19%
13% 12%
11%
(Sumber: Pengolahan Data)
4.3. Produktivitas Alat Angkut Sebelum Perbaikan Jalan.
Produktivitas alat angkut dipengaruhi oleh waktu siklusnya. Waktu siklus dump truck terdiri dari waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu pembongkaran muatan, waktu perjalanan kembali, dan waktu antri, (Sumber:
Partanto Prodjosumarto, 1996).
4.3.1. Perhitungan Faktor Effisiensi Alat Angkut Hino 500 FM, 260 TI Jumlah Jam efektif (W) : 6,72 jam
Jumlah jam rusak (R) : -Jumlah jam standby (S) : 1,28 jam
1. Untuk mengetahui kesiapan mekanik (MA) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
R 100%
2. Untuk mengetahui penggunaan ketersediaan (UA) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
S 100%
3. Untuk mengetahui ketersedian fisik alat (PA) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
S 100%
4. Untuk mengetahui efesiensi kerja (EU) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
% 84 EU
4.3.2. Perhitungan Produktifitas dump truck Hino 500 FM, 260 Ti
Untuk mengetahui produktifitas dump truck Hino 500 FM, 260 Ti dapat dihitung:
1. Untuk mengetahui kapasitas produksi persiklus dumptruck dapat dihutung dengan rumus:
2. Untuk mengetahuiproduksi dumptruck dapat dihitung menggunakan rumus:
cta E
4.4. Produktifitas Alat Angkut Sesudah Perbaikan Jalan
Produktivitas alat angkut dipengaruhi oleh waktu siklusnya. Waktu siklus dump truck terdiri dari waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu pembongkaran muatan, waktu perjalanan kembali, dan waktu antri, (Sumber:
Partanto Prodjosumarto, 1996).
4.4.1. Perhitungan Faktor Effisiensi Alat Angkut Hino 500 FM, 260 TI Jumlah Jam efektif (W) : 7,81 jam
Jumlah jam rusak (R) : -Jumlah jam standby (S) : 0,19 jam
1. Untuk mengetahui kesiapan mekanik (MA) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
R 100%
2. Untuk mengetahui penggunaan ketersediaan (UA) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
S 100%
3. Untuk mengetahui ketersedian fisik alat (PA) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
S 100%
4. Untuk mengetahui efesiensi kerja (EU) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
4.4.2. Perhitungan Produktifitas dump truck Hino 500 FM, 260 Ti
Untuk mengetahui produktifitas dump truck Hino 500 FM, 260 Ti dapat dihitung:
1. Untuk mengetahui kapasitas produksi persiklus dumptruck dapat dihutung dengan rumus:
12 3
. q 9 m
2. Untuk mengetahuiproduksi dumptruck dapat dihitung menggunakan rumus:
cta E
Tabel 4.5. tebel rekapitulasi perbandingan produktifitas sebelum dan sesudah perbaikan jalan.
No Parameter Sebelum
Perbaikan Sesudah Perbaikan Keterangan
1 Cycle Time 622 detik 363 detik Setelah melakukan
perbaikan jalan produksi meningkat sebanyak 30,38 bcm/jam 2 Produktifitas 31,03 bcm/jam 61,41 bcm/jam
(Sumber: Pengolahan Data)
BAB V
ANALISA HASIL
PENGOLAHAN DATA 5.1. Goemetri Jalan Angkut yang RealHasil dari pengamatan dilapangan didapat data jalan angkut pada jalan operasi produksi overburden dengan jarak 652 meter dan kecepatan rata-rata 30 km/detik pada PT. Allied Indo Coal Jaya yang terdiri dari geometri jalan diantaranya lebar jalan angkut, jari-jari tikungan, kemiringan jalan pada tikungan (superelevasi), kemiringan jalan (grade):
5.1.1. Lebar Jalan Angkut
Lebar jalan angkut pada saat melakukan pengamatan dilapangan masih ada yang belum memenuhi standar lebar jalan angkut yang minimum, terlihat dilapangan salah satu dari dump truck harus berhenti sewaktu berpapasan mengakibatkan waktu edar dari dump truck bertambah pada PT. Allied Indo Coal Jaya. Lebar jalan angkut ialah 7,2 meter - 15,8 meter
5.1.2. Jari-jari tikungan
Jari-jari tikungan yang digunakan di PT. Allied Indo Coal Jaya bertujuan untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diakibatkan karena kendaran melalui tikungan, Jari-jari tikungan yang real 11 meter
5.1.3. Kemiringan Jalan Pada Tikungan (Superelevasi)
Kemiringan jalan angkut (superevasi) yang digunakan untuk jalan pada tikungan PT. Allied Indo Coal Jaya, yang gunanya untuk melawan gaya sentrifugal yang arahnya menuju keluar jalan yaitu sebesar 0,63m/m
.
5.1.4. Kemiringan Jalan (Grade)
Kemiringan jalan (grade) berhubungan lansung dengan kemampuan alat angkut, baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjkan, untuk itu kemiringan jalan sangat harus diperhatikan karena grade jalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan dump truck sulit untuk melaluinya, sewatu di lapangan grade jalan pada PT. Allied Indo Coal Jaya, masih ada di beberapa segmen yang sulit untuk dilalui oleh dump truck yaitu berkisaran antara 13% - 19%.
5.2. Goemetri Jalan Angkut yang Ideal
Geometri jalan angkut yang ideal berdasarkan hasil perhitungan pada pengolahan data untuk geometri jalan diantaranya lebar jalan angkut, jari-jari tikungan, kemiringan jalan pada tikungan (superelevasi), kemiringan jalan (grade), dan ketinggian jalan pada bagian tengah jalan (cross slope), maka dilakukan analisis pengolahan data yaitu:.
5.2.1. Lebar Jalan Angkut.
Lebar jalan angkut berdasarkan pengolahan data yang dilakukan di PT.
Allied Indo Coal Jaya, maka didapatkan hasil lebar jalan angkut minimum yang ideal ialah untuk lebar jalan angkut pada jalan lurus 7,2 meter dan pada jalan belokan 8,61 meter, jadi perlebaran pada jalan angkut berdasarkan perhitungan lebar jalan angkut pada jalan lurus sebesar 1,41 meter dan pada jalan belokan sebesar 1,31 meter, supaya pada saat alat angkut berpapasan tidak ada lagi alat angkut yang berhenti.
5.2.2. Jari-jari tikungan.
Jari-jari tikungan berdasarkan perhitungan dan pengolahan data yang dilakukan di PT. Allied Indo Coal Jaya untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diakibatkan karena kendaran melalui tikungan, jadi jari-jari tikungan yang ideal yaitu 8.8 meter, jadi jari-jari tikungan yang ada saat ini tidak ada masalah.
5.2.3. Kemiringan Jalan Pada Tikungan (Supurelevasi)
Superelevasi berdasarkan perhitungan pada pengolahan data yang telah dilakukan perhitungannya maka kemiringan jalan angkut (superevasi) yang ideal untuk jalan pada tikungan PT. Allied Indo Coal Jaya yang gunanya untuk melawan gaya sentrifugal yang arahnya menuju keluar jalan yaitu sebesar 0.55 m/m, jadi berdasarkan perhitungan yang ideal superelevasi pada tikungan saat ini harus diperkecil sebesar 0,08 m/m.
5.2.4. Kemiringan Jalan (Grade)
Kemiringan jalan (grade) berdasarkan perhitungan ada 2 segmen kemiringan jalan yang telah dilakukan perbaikan karena grade jalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan dump truck sulit untuk melaluinya, setelah melakukan perbaikan grade jalan pada PT. Allied Indo Coal Jaya, maka didapat grade jalan pada segmen 1 sebesar 12%, yang mana beda tinggi yaitu 15,01 meter, panjang datar menjadi 120,3 meter dan pada segmen 2 sebesar 11%, yang mana beda tinggi 8,79 meter, panjang datar menjadi 81 meter.
5.2.5. Cross Slope
Cross slop bertujuan untuk memperlanvar penirisan, apabila turun hujan maka air yang berada pada permukaan jalan angkut mengalir ketepi jalan angkut,
Cross slop bertujuan untuk memperlanvar penirisan, apabila turun hujan maka air yang berada pada permukaan jalan angkut mengalir ketepi jalan angkut,