• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan urutan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel independen dalam penelitian adalah Pendapatan asli daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Jumlah penduduk, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) yang dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut.

26 2.3.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh terhadap belanja

daerah

PAD adalah semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Penerimaan ini meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Dengan meningkatnya PAD suatu daerah mengartikan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah meningkat. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi menuntut peningkatan pelayanan publik baik itu sarana maupun prasarana publik dimana peningkatan sarana dan prasarana tersebut merupakan belanja bagi daerah. Pemerintah daerah dalam membiayai belanjanya membutuhkan dana yang dialokasikan dalam APBD yaitu pendapatan daerah.

PAD adalah salah satu komponen pendapatan daerah yang merupakan sumber penerimaan yang utama bagi daerah. Otonomi daerah menuntut pemerintah

H3

H4

H5

H6

H7

Pendapatan Asli Daerah (PAD) (X1) Dana Alokasi Umum (DAU) (X2)

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) (X6)

Dana Alokasi Khusus (DAK) (X3) (X3)

Jumlah Penduduk (X4) Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) (X5)

Belanja Daerah (Y) H2

H1

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

27 daerah mandiri dalam mengelola sumber daya daerahnya. Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2017) menyatakan bahwa PAD memiliki pengaruh positif terhadap belanja daerah. Dengan meningkatnya pendapatan daerah, maka diharapkan adanya peningkatan sarana dan prasarana publik seperti peningkatan infrastruktur daerah. Peningkatan infrastruktur daerah merupakan belanja bagi daerah dimana pemerintah daerah menggunakan PAD sebagai sumber utama penerimaan daerah yang digunakan dalam membiayai belanja daerahnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi PAD yang diterima daerah, maka semakin besar belanja daerah yang dilakukan pemerintah daerah untuk pembangunan di daerahnya.

2.3.2 Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh terhadap belanja daerah DAU adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Pemerintah pusat memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah dalam mengelola dana tersebut sesuai dengan prioritas daerahnya. Transfer ini bertujuan untuk pemerataan keuangan antar daerah. Kondisi kemampuan keuangan antar daerah yang berbeda-beda menyebabkan DAU menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang digunakan pemerintah daerah dalam membiayai belanjanya. Peningkatan perekonomian suatu daerah menuntut adanya peningkatan kualitas publik dimana pemerintah daerah berusaha membangun pelayanan publik yang dapat memberikan manfaat yang lebih baik kepada masyarakat. Dalam pemenuhan pelayanan publik tersebut pemerintah daerah membutuhkan dana yang tidak hanya berasal dari PAD saja tetapi juga

28 membutuhkan dana yang ditransfer oleh pemerintah pusat yaitu DAU untuk membiayai belanja daerahnya. Penelitian yang dilakukan oleh Devita, dkk.

(2014) menyatakan bahwa DAU berpengaruh positif terhadap belanja daerah.

Meningkatnya pendapatan daerah diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik lagi. DAU dapat membantu pemerintah daerah dalam menyediakan ketersediaan dana untuk memenuhi kebutuhan belanja daerah.

Pemberian DAU sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah. Jika kebutuhan suatu daerah besar, maka DAU yang akan diterima daerah besar dan DAU yang akan digunakan untuk belanja daerah juga akan besar, sedangkan jika kebutuhan suatu daerah kecil, maka DAU yang akan diterima daerah kecil dan DAU yang akan digunakan untuk belanja daerah juga akan kecil. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi DAU yang ditransfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah, maka semakin tinggi belanja daerah yang dilakukan pemerintah daerah untuk kegiatan pembangunan daerahnya.

2.3.3 Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh terhadap belanja daerah DAK adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Transfer ini bertujuan untuk mengurangi beban biaya kegiatan khusus yang harus ditangani pemerintah daerah. Kegiatan khusus yang dimaksud adalah kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan perbaikan sarana dan prasarana pelayanan publik dengan umur ekonomis panjang. Dalam membiayai kegiatan khusus daerahnya pemerintah daerah menggunakan DAK yang merupakan salah satu komponen pendapatan daerah bagian dana perimbangan

29 yang diterima daerah untuk mencukupi kebutuhan pengeluaran belanja daerah namun untuk kegiatan yang lebih spesifik seperti membiayai sarana maupun prasarana yang belum mencapai standar tertentu. Penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2019) menyatakan bahwa DAK berpengaruh positif terhadap belanja daerah. Semakin meningkatnya DAK berarti semakin tinggi dana yang diperoleh pemerintah daerah dari pemerintah pusat. Dengan meningkatnya pendapatan daerah tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Pemerintah daerah dapat menggunakan DAK sebagai salah satu komponen penerimaan daerah untuk membiayai kebutuhan khusus dari belanja daerahnya.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi DAK yang ditransfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah, maka semakin tinggi belanja daerah yang dilakukan pemerintah daerah untuk kebutuhan khusus daerahnya.

2.3.4 Jumlah Penduduk berpengaruh terhadap belanja daerah

Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal atau berdomisili disuatu tempat atau daerah. Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor penyebab peningkatan pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya jumlah penduduk berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi pada bagian pendapatan daerah. Jumlah penduduk yang meningkat menandakan bahwa kebutuhan dari masyarakat akan meningkat. Meningkatnya kebutuhan masyarakat artinya belanja yang akan dikeluarkan suatu daerah akan meningkat pula. Pemerintah daerah dalam mewujudkan kebutuhan masyarakat berupaya dalam meningkatkan kualitas publik baik peningkatan sarana maupun prasarana publik.

Peningkatan sarana dan prasarana publik tersebut membutuhkan dana yang

30 memadai untuk keberlangsungan pembangunan dari suatu daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Sasana (2011) menyatakan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap belanja daerah. Meningkatnya jumlah penduduk berarti adanya peningkatan sarana dan prasarana umum, baik dari aspek kuantitas maupun kualitas. Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin besar akan memerlukan anggaran yang semakin besar, dimana anggaran tersebut akan digunakan untuk membiayai pengeluaran dalam peningkatan pelayanan publik.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah penduduk suatu daerah, maka semakin tinggi belanja daerah yang akan dilakukan pemerintah daerah dalam peningkatan pelayanan publik kepada masyarakatnya.

2.3.5 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh terhadap belanja daerah

PDRB adalah nilai tambah dari barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi oleh suatu daerah dalam periode tertentu. PDRB merupakan salah satu indikator untuk mengukur kondisi ekonomi suatu daerah dalam periode tertentu. PDRB terbagi atas harga berlaku yang digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi daerah dan PDRB atas harga konstan yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi daerah dari tahun ke tahun. Peningkatan PDRB akan meningkatkan pendapatan daerah dimana dengan meningkatnya pendapatan daerah, maka akan meningkatkan belanja dari pemerintah daerah. Belanja tersebut digunakan untuk meningkatkan berbagai potensi lokal di daerah dalam kepentingan pelayanan publik. Penelitian yang dilakukan oleh Sasana (2011) menyatakan bahwa PDRB berpengaruh positif

31 terhadap belanja daerah. Meningkatnya PDRB suatu daerah artinya semakin besar potensi sumber penerimaan dari suatu daerah. Dengan peningkatan penerimaan daerah tersebut, maka akan digunakan untuk membiayai pengeluaran dari program-program pembangunan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi PDRB yang dihasilkan oleh suatu daerah, maka semakin tinggi belanja darah yang dilakukan pemerintah daerah dalam pembangunan daerahnya.

2.3.6 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) berpengaruh terhadap belanja daerah

SILPA adalah penjumlahan antara surplus/defisit dari pengurangan pendapatan dan belanja daerah dengan pengurangan dari penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Pemerintah daerah dapat menggunakan SILPA sebagai pendapatan bagi daerah untuk membiayai belanja daerah. Besaran SILPA pada periode sebelumnya akan digunakan untuk menutupi belanja daerah periode selanjutnya. Penelitian yang dilakukan oleh Simamora (2014) menyatakan bahwa SILPA berpengaruh positif terhadap belanja daerah. SILPA yang ada pada periode tertentu merupakan sisa lebih atas penggunaan anggaran pada periode sebelumnya dimana SILPA ini akan digunakan untuk menutupi belanja daerah yaitu belanja langsung dan belanja tidak langsung diperiode selanjutnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dana SILPA yang tersedia, maka semakin tinggi pengalokasian SILPA terhadap belanja daerah yang dilakukan pemerintah daerah dalam pembangunan daerah dan peningkatan pelayanan publik terhadap masyarakatnya.

32 2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori-teori dan kerangka konseptual yang telah dijabarkan maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut.

H1 : Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

H2 : Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

H3 : Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

H4 : Jumlah Penduduk berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

H5 : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

H6 : Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

H7 : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Jumlah Penduduk, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Sisa Lebih Pembiyaan Anggaran (SILPA) berpengaruh secara simultan terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

33 BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait