• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Kerangka Konseptual

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan, selain itu juga untuk menguji apakah kinerja corporate social responsibility dan corporate governance sebagai variabel pemoderasi dapat memperlemah hubungan antara tax avoidance dengan nilai perusahaan pada saat kinerja tanggung jawab sosial dan tata kelola perusahaan tinggi.

Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat dari laba perusahaan yang di dapat, jika laba perusahaan bagus maka harga saham yang ditawarkan oleh perusahaan pun akan semakin meningkat. Penghindaran pajak ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan laba namun masih dalam peraturan-peraturan perpajakan yang secara tidak langsung pun akan meningkatkan nilai perusahaan.

Namun, penghindaran pajak ini dapat memfasilitasi kesempatan manajer untuk melakukan manipulasi laba. Manajer dapat membenarkan transaksi atas

penghindaran pajak dengan ketidaktahuan mereka. Dengan adanya kesempatan manajer untuk melakukan manipulasi laba maka nilai perusahaan yang dapat tercermin dari harga saham dapat menurun. Investor akan mengeluarkan uang yang lebih untuk memonitori untuk aktivitas manajer tersebut sehingga lebih baik mencari perusahaan yang transparansinya lebih baik.

Kinerja corporate social responsibility dan corporate governance diduga sebagai variabel moderasi yang mempengaruhi hubungan antara penghindaran pajak dengan nilai perusahaan. Semakin baik kinerja corporate social responsibility dan corporate governancenya dalam penelitian ini memakai komisaris independen yang dipercayai akan mengurangi aktivitas penghindaran pajak yang akan menyebabkan nilai perusahaan menjadi turun.

Corporate social responsibility dipilih sebagai variabel independen sekaligus sebagai variabel pemoderasi karena dengan kinerja corporate social responsibility perusahaan akan lebih membayar pajak secara jujur untuk manfaat pemangku kepentingan lainnya. Dimana jika perusahaan melakukan kinerja corporate social responsibility dengan bagus maka akan meningkatkan nilai perusahaan yang dicerminkan dengan peningkatan harga saham dimana perusahaan telah mendapatkan legitimasinya dari masyarakat. Sedangkan untuk corporate governance dimana komisaris independen sebagai proksinya juga diduga dapat memperkuat hubungan antara penghindaran pajak dengan nilai perusahaan. Komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan operasional perusahaan. Dimana komisaris independen fungsingya untuk mengawasi komisaris dan bagaimana

organisasi itu dijalankan sehingga akan memiliki resiko kecil untuk melakukan benturan kepentingan. Melihat fungsinya, komisaris independen dapat mengurangi aktivitas penghindaran pajak yang dapat dilakukan baik oleh pemegang saham mayoritas maupun oleh manajemen, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Tax avoidance Berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

Para pemegang saham menginginkan memaksimalisasi nilai perusahaan.

Nilai perusahaan dapat dilihat dari laba sebuah perusahaan itu sendiri, investor cenderung akan menanamkan modalnya dengan melihat laba bersih perusahaan tersebut. Sehingga manajer secara tidak langsung dituntut bagaimana untuk

Kinerja Corporate social responsibility (M1)

Tax Avoidance (X)

Corporate Governance (M2)

Nilai Perusahaan (Y) H₁

H₂

H₃

Variabel Kontrol:

Size

Leverage

memaksimalisasi nilai perusahaan tersebut, salah satunya bisa dengan penghindaran pajak. Aktivitas penghindaran pajak merupakan transfer suatu nilai dari negara kepada para pemegang saham yang bersifat legal. Desai (2007) mengatakan sudut pandang tradisional terhadap penghindaran pajak perusahaan menyatakan bahwa nilai pemegang saham seharusnya meningkat seiring dengan aktifitas penghindaran pajak perusahaan, namun sebuah sudut pandang agen terhadap penghindaran pajak perusahaan memberikan prediksi yang berbeda.

Perspektif agensi atas penghindaran pajak mengatakan penghindaran pajak tidak selalu diinginkan oleh pemegang saham karena terdapat biaya yang harus dikeluarkan, seperti biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan pajak, tambahan biaya kepatuhan (Wang, 2010). Dalam penelitian Desai (2007), pengaruh aktivitas penghindaran pajak dengan kepemilikan institusional yang lebih kuat berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Martani dan Chasbiandani (2011:11), mengatakan bahwa pemegang saham, sebagai pengawas menyetujui tindakan penghindaran pajak yang dilakukan oleh manajemen manfaat yang akan diterima atas imbal jasa aktivitas tersebut masih lebih tinggi dibanding dengan biaya yang dikeluarkan. Di Indonesia, penegakan hukum dan kedisiplinan penerapan peraturan masih rendah, sehingga tax avoidance lebih dipandang sebagai benefit bukan risiko, karena risiko deteksi yang dapat diminimalkan. Dan penghindaran pajak merupakan strategi manajemen pajak yang baik untuk memaksimalisasi nilai perusahaan.

Kinerja Corporate Social Responsibility (CSR) Memoderasi Hubungan Tax Avoidance dengan Nilai Perusahaan

Corporate social responsibility merupakan suatu konsep yang menarik perhatian dunia dikarenakan adanya permintaan akibat globalisasi untuk meningkatkan transparansi dan citizenship perusahaan. pengungkapan corporate social responsibility ini merupakan proses mengkomunikasikan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi perusahaan terhadap masyarakat. definisi tersebut bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada para pemegang saham tetapi harus peduli kepada pihak eksternal perusahaan, seperti masyarakat dan lingkungan sekitar dan pihak internal, seperti karyawan. kewajiban perusahaan atas corporate social responsibility ini diatur dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Undang- Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Pajak merupakan salah satu faktor yang memotivasi dalam berbagai keputusan perusahaan. Tindakan manajerial dirancang untuk meminimalkan pajak perusahaan melalui penghindaran pajak menjadi hal yang semakin umum dari perusahaan di seluruh dunia. Pembayaran pajak oleh perusahaan kepada pemerintah jika dilihat dari sudut masyarakat yaitu membantu untuk membiayai barang-barang publik. Dengan demikian, kebijakan perusahaan melakukan penghindaran pajak mempunyai efek yang negatif kepada masyarakat. Dalam penelitian Desai (2007:7) bahwa penghindaran pajak dengan kepemilikan institusional yang kuat mempunyai pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan karena pengaruh pemegang saham dengan penghindaran pajak perusahaan tergantung kemampuan pemegang saham untuk mengontrol manajer.

Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak dapat dikarenakan

adanya pemisahan kepemilikan, sehingga keputusan untuk mengatur operasional perusahaan tergantung keputusan manajemen dimana terkadang manjamen memanfaatkan aktivitas ini untuk memanipulasi laba. Jika aktivitas ini sering dilakukan oleh manajemen maka dapat mengakibatkan ke arah penghindaran pajak yang tidak diperbolehkan atau cenderung agresif. CSR activities is manifested as ethical and responsible behaviors, when companies have higher CSR activities, companies will be seen to be more ethical and responsible, so it becomes more aware to tax payments fulfillmen (Lanis dan Richardson 2011:12).

Pajak perusahaan hanya dapat dikaitkan dengan corporate social responsibility jika pembayaran pajak yang dilakukan memiliki implikasi untuk masyarakat luas.

Apabila pembayaran pajak penghasilan badan hanya dianggap sebagai sebuah transaksi bisnis dan salah satu biaya perusahaan, mungkin tujuan perusahaan adalah untuk meminimalkan jumlah pajak terutang sebanyak mungkin.

Pengambilan sikap pasif terhadap perpajakan, perusahaan dapat memperoleh legitimasi dari masyarakat karena mengikuti peraturan perpajakan yang berlaku, namun sulit untuk mebedakan antara corporate social responsibility yang dilakukan dengan motif altruistik dengan corporate social responsibility yang dilakukan dengan tujuan untuk menguntungkan reputasi perusahaan. Sebaliknya menurut Yohana (2012:43) menyatakan banyak aksi perusahaan yang dilakukan motif ganda. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat pengungkapan corporate social responsibility yang dilakukan oleh perusahaan, diharapkan perusahaan tersebut tidak melakukan penghindaran pajak. Hal ini karena apabila perusahaan yang menjalankan corporate social responsibility dan melakukan penghindaran

pajak, maka akan membuat perusahaan akan kehilangan reputasi di mata pemangku kepentingaanya dan akan menghilangkan dampak positif yang terkait dengan corporate social responsibility yang telah dilakukan.

Corporate Governance Memoderasi Hubungan Tax Avoidance dengan Nilai Perusahaan

Perusahaan merupakan wajib pajak sehingga corporate governance harus memutuskan orang yang terlibat dalam nexus contract yang harus mengurus kewajiban perusahaan dalam membayar pajak. Ini pun dijelaskan dalam (Annisa dan Kurniasih, 2012:124) bahwa struktur corporate governance mempengaruhi cara sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban pajaknya, tetapi di sisi lain perencanaan pajak tergantung pada dinamika corporate governance dalam suatu perusahaan. Dengan begitu corporate governance mempengaruhi mengambil keputusan mengenai pajak perusahaan lebih terbuka dan transparansi sehingga diharapkan perusahaan cenderung mengambil tindakan perpajakan yang free risk (Martani dan Sari, 2010:12). Penghindaran pajak bisa dilakukan karena semata-mata memang memanfaatkan peraturan yang ada dan untuk kondisi tertentu saja tetapi bisa dilakukan untuk tujuan bisnis. Dimana fungsi corporate governance ini untuk transparansi suatu perusahaan dimana jika perusahaan menginginkan adanya transparansi kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan dimana dipercayai bisa meningkatkan kepercayaan investor yang berdampak terhadap meningkatnya nilai perusahaan, maka corporate governance ini bisa sebagai membatasi perilaku manajer untuk melakukan aktitivitas penghindaran pajak dimana biasanya dimanfaatkan untuk memanipulasi laba (Desai dan Dharmapala,

2007:4). Tetapi disisi lain, jika inti dari tata kelola perusahaan ini, yaitu komisaris independen mendukung tindakan manajemen untuk melakukan aktivitas penghindaran pajak ini, nilai perusahaan ini akan meningkat tetapi laporan keuangan yang dihasilkan bisa menyesatkan investor dimana tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Bahwa terdapat kemiripan fungsi antara corporate social responsibility dan corporate governance, yaitu monitoring dan transparansi. Penelitian terdahulu kebanyakan meneliti hanya hubungan tunggal bukan moderasi antara penghindaran pajak dengan nilai perusahaan. Dan belum ada yang membandingkan bagaimana pengaruh moderasi antar kedua variabel ini, yaitu hubungan penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan. Desai (2007) menghubungkan corporate governance dalam penghindaran pajak dan nilai perusahaan. Sedangkan Lanis dan Richardson (2011) menghubungkan corporate social responsibility dengan pajak agresif bukan sekedar penghindaran saja.

Dokumen terkait