• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Konseptual

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH HAMIDAH AULIA MANALU (Halaman 55-61)

TINJAUAN PUSTAKA

2.9 Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini ialah mengenai pengaruh beban pajak, tunneling incentive, mekanisme bonus dan profitabilitas terhadap keputusan transfer pricing. Gambar 2.1 akan menunjukkan model kerangka konseptual yang digunakan untuk pengembangan hipotesis dalam penelitian ini.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

- 4. Leverage mempunyai pengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap keputusan

perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

7 Rahayu dkk

Pajak dan profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing sedangkan exchange rate, tunneling incentive dan leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

2.9.1 Pengaruh Beban Pajak terhadap Keputusan Transfer Pricing

Menurut Resmi (2008) yang menyatakan bahwa pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Pembayaran pajak merupakan kewajiban bagi setiap warga negara khususnya di Indonesia. Pembayaran pajak ini seharusnya dapat dilakukan dengan tepat waktu dan sesuai dengan jumlah yang seharusnya dibayarkan. Namun, pembayaran pajak dengan nominal yang besar terkadang dirasa membebani para wajib pajak karena dianggap tidak memberi manfaat secara langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Fauziah dan Saebani (2018) dimana mereka mengemukakan bahwa bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih. Oleh karena itu, salah satu cara perusahaan untuk dapat meminimalkan laba adalah dengan menggunakan praktik transfer pricing. Untuk dapat melakukan hal tersebut, perusahaan mengalihkan keuntungan kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa di negara yang memiliki tarif pajak yang rendah atau dengan cara melakukan transaksi dengan pihak afiliasi. Sehingga perusahaan melakukan transfer pricing untuk dapat melakukan perencanaan pajaknya guna dapat meminimalkan beban pajak yang dibayar.

Menurut pendapat Anisyah (2018) menunjukkan bahwa variabel beban pajak berpengaruh positif terhadap transfer pricing. Dengan semakin besar beban pajak suatu perusahaan maka akan semakin besar pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, maka akan semakin memicu perusahaan untuk

melakukan praktik transfer pricing dengan tujuan untuk meminimalisasi beban pajak yang nantinya akan di bayar.

2.9.2 Pengaruh Tunneling Incentive terhadap Keputusan Transfer Pricing Struktur kepemilikan mencerminkan jenis konflik keagenan yang terjadi (Mispiyanti, 2015). Selanjutnya disebutkan bahwa untuk perusahaan di Asia termasuk Indonesia kebanyakan memiliki struktur kepemilikan yang terkonsentrasi. Oleh karenanya struktur kepemilikan terkonsentrasi ini menimbulkan kesempatan bagi pemegang saham mayoritas untuk terlibat lebih jauh dalam hal pengelolaan perusahaan. Masalah keagenan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas terjadi dikarenakan pemegang saham mayoritas dapat mengendalikan manajemen sehingga memiliki kendali terhadap keputusan di bandingkan dengan pemegang saham minoritas.

Sebagaimana dinyatakan dalam Mispiyanti (2015) bahwa pemegang saham mayoritas dapat melakukan monitoring dan kontrol terhadap manajemen perusahaan, sehingga berpengaruh positif pada kinerja perusahaan. Keterkaitan tunneling incentive terhadap transfer pricing ialah ketika pemegang saham mayoritas memiliki hak kendali atas perusahaan maka mereka akan melakukan transfer sumber daya perusahaan keluar dari perusahaan untuk kepentingan mereka pribadi namun biaya transfer tersebut dibebankan kepada pemegang saham minoritas. Selain itu, jika terdapat kelebihan sumber daya keuangan perusahaan maka pemegang saham mayoritas akan menstransfer kekayaaan untuk dirinya sendiri daripada membagi dividen. Hal ini tentunya merugikan bagi

barang atau jasa di atas nilai wajar dan penjualan barang atau jasa di bawah harga wajar (Saraswati & Sujana, 2017). Hal tersebut dilakukan dengan cara apabila perusahaan anak membeli persediaan kepada perusahaan induk dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga wajar maka pembebanan biaya bahan baku yang terlalu besar tentunya akan sangat berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh perusahaan anak namun sebaliknya perusahaan induk sebagai pemegang saham mayoritas tentunya akan lebih banyak mendapatkan keuntungan. Dikarenakan kepemilikan saham di Indonesia yang cenderung struktur kepemilikan yang terkonsentrasi maka ada pula kecenderungan pemegang saham mayoritasnya untuk melakukan tunneling.

Menurut pendapat Saraswati dan Sujana (2017) tunneling incentive berpengaruh positif pada indikasi melakukan transfer pricing. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar kepemilikan pemegang saham maka akan semakin memicu terjadinya praktik transfer pricing. Hal ini dikarenakan pemegang saham mayoritas akan melakukan berbagai cara yang dapat menghasilkan laba yang tinggi dan juga mengorbankan hak-hak para pemegang saham minoritas dengan memanfaatkan transfer pricing.

2.9.3 Pengaruh Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing Mekanisme bonus merupakan salah satu strategi atau motif perhitungan dalam akuntansi yang tujuannya adalah untuk memberikan penghargaan kepada direksi atau manajemen dengan melihat laba perusahaan secara keseluruhan (Mispiyanti, 2015). Semakin tinggi laba perusahaan secara keseluruhan yang dicapai, maka akan semakin baik citra para direksi yang akan membuat semakin

tinggi pula apresiasi yang diberikan oleh pemilik kepada direksi. Merujuk pada penelitian Purwanto dan Tumewu (2018), mereka menyimpulkan bahwa manajer akan cenderung melakukan tindakan yang mengatur laba bersih dengan cara melakukan praktik transfer pricing agar dapat memaksimalkan bonus yang mereka terima. Maka salah satu cara yang dilakukan dengan melakukan praktik transfer pricing dengan menjual persediaan kepada perusahaan lain yang masih satu kepemilikan dengan harga yang lebih mahal dari harga wajar sehingga akan dapat mempengaruhi pendapatan dan meningkatkan laba perusahaan pada saat yang diharapkan. Oleh karena itu, jika bonus yang diperoleh dilihat berdasarkan pada laba bersih maka perusahaan kemungkinan akan mengubah laba yang akan dilaporkan dengan cara melaporkan laba bersih setinggi mungkin. Menurut pendapat Melmusi (2016) menunjukkan bahwa variabel mekanisme bonus berpengaruh positif dan signifikan terhadap transfer pricing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar keinginan manajemen untuk memperoleh bonus maka semakin besar kemungkinan manajemen untuk memilih praktek transfer pricing agar dapat meningkatkan laba sehingga dapat memaksimalkan bonus akan yang mereka terima.

2.9.4 Pengaruh Profitabilitas terhadap Keputusan Transfer Pricing

Profitabilitas perusahaan menggambarkan efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan sehingga dapat mencapai target yang diharapkan oleh pemilik perusahaan (Cahyadi dan Noviari, 2018).

Semakin besar laba suatu perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan

ini dikarenakan profitabilitas sangat penting bagi perusahaan untuk dapat melangsungkan hidupnya sehingga perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan. Dimana salah satu kebijakan yang dapat digunakan untuk meningkatkan laba ialah dengan melakukan transfer pricing. Selain itu, perusahaan dengan laba sebelum pajak yang tinggi akan cenderung menghindari pajak yang dibayarkan agar dapat meningkatkan profitabilitas-nya. Sehingga perusahaan kemudian menggunakan transfer pricing agar dapat meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Menurut Cledi dan Amin (2020), menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya untuk menghindari pembayaran pajak yang besar adalah dengan menggunakan praktik transfer pricing.

2.9.5 Pengaruh Beban Pajak, Tunneling Incentive, Mekanisme Bonus, Profitabilitas terhadap Keputusan Transfer Pricing

Berdasarkan penjelasan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, selanjutnya peneliti akan meguji untuk mengetahui apakah beban pajak, tunneling incentive, mekanisme bonus, profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap keputusan transfer pricing.

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH HAMIDAH AULIA MANALU (Halaman 55-61)

Dokumen terkait