• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tori Kepentingan (Expactency Value Tori)

2.10. Kerangka Konseptual

bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.

2.10.Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dan kerangka berfikir merupakan gambaran tentang hubungan antara variabel yang diteliti, yang tersusun dari teori yang telah dideskriptifkan (sugiyono, 2008:49).

Gambar 2.10. Kerangka Konseptual Tingkat Kepentingan

Labelisasi Halal (X)

Produk Konsumsi (Y)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan perekonomian di Indonesia dewasa ini melahirkan berbagai industri baru yang menghasilkan produk-produk konsumsi, baik yang diproduksi oleh perusahaan-perushaan domestik maupun perusahaan asing. Produk konsumsi yang beredar di masyarakat tidak semuanya memmiliki jaminan kesehatan yang jelas. Dalam hal ini konsumen berhak mendapatkan perlindungan akan produk konsumsi yang beredar dipasaran. Masyarakat sangat memerlukan informasi yang benar, baik mengenai kuantitas, isi, kualitas maupun hal-hal yang di anggap penting untuk diketahui masyarakat mengenai produk yang dikonsumsinya.

Perkembangan era globalisasi tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi saja, namun pola kehidupan masyarakat secara tidak langsung berubah dan mudah terkontaminasi dengan budaya asing. Dalam hal ini juga termasuk mempengaruhi adanya perubahan pola konsumsi pada kalangan masyarakat. Masyarakat sebagai konsumen, kehidupanya tidak terlepas dan tergantung dengan Barang-barang produksi yang beredar di pasaran seperti bahan pangan, kosmetik dan obat-obatan baik yang di konsumsi secara instan maupun olahan.

Umat muslim pada khususnya memerlukan produk halaldan jaminan kesehatan.Oleh karena itu melalui badan pengawasan pemerintah menegaskan produk-produk konsumsi yang dipasarkan harus sesuai dengan ketentuan syariah,

Islam, seorang muslim tidak diperkenankan mengkonsmusi makanan haram, maka halal lagi baik merupakan pilihan terpenting dalam memilih sebuah produk konsumsi. Sesuai dengan Firman Allah dalam ”(QS.Albaqarah:168), Yang artinya: “Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan, karena sesungguhnya syaithan adalah musuh yang nyata bagimu”

Sebagai konsumen muslim selayaknya perlu memperhatikan dan bersikap slektif dalam mengkonsumsi produk konsumsinya, karena halal menjadi suatuhal yang mutlak. Sementara disisi lain tidak semua produk konsumsi bersifat halal dan membawa dampak positif untuk dikonsumsi oleh konsumen. Produk yang belum tersertifikasi label halal belum terjamin secara syariat dan manfaatnya, terlebih lagi tentang ada atau tidaknya dampak negatif yang terkandung di dalam produk konsumsi yang berakibat fatal pada kesehatan. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh adanya bahan berbahaya yang terkandung pada produk konsumsi tersebut.

Lembaga yang menangani perlindungan kualitas pangan dan produk konsumsi, serta labelisasi halal adalah kerjasama pemerintah melalui Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan LPPOM MUI terkait dengan UU yang melindungi. Amanat UU pangan No.7 tahun 1996 atas keamanan, mutu dan gizi pangan adalah upaya pemerintah dalam pembangunan pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat Indonesia secara adil dan merata berdasarkan kemandirian dan tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat (Drh. Wiku Adisasmito, MSc, PhD 2008:5).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, mewajibkan para produsen-produsen produk konsumsi untuk mencantumkan label tambahan yang memuat informasi tentang kandungan (ingredient) pada kemasan produk-produk konsumsi. Sementara MUI memberikan pengesahan tentang sertifikasi label halal sesuai dengan kandungan (ingredient) berdasarkan dengan prisip syariah serta ketentuan yang berlaku.

Mengingat manfaat Lebelisasi halal yang memiliki jaminan kualitas baik, sudah selayaknya menjadi kepentingan untuk memilih dan mengunakan produk konsumsi bagi masyarakat muslim secara khusus maupun masyarakat luas secara umum. Seiring dengan pekembangan zaman dan tuntutan modernisasi, sejumlah masyarakat muslim melalaikan tentang kewajiban mengkonsumsi produk konsumsi halal. Dan menggunakan barang hanya berdasarkan manfaat yang tertera melalui iklan tanpa mempertimbangkan kehalalan atas suatu produk yang akan dikonsumsinya. Oleh karena itu mencari informasi tentang produk produk halal bagi masyarakat muslim adalah hal yang penting untuk dilakukan. Perkembangan teknologi mempengaruhi masyarakat melalui pelabelan dan iklan agar tidak memberikan keterangan yang menyesatkan. Dibutuhkan ketelitian Masyarakat dalam memilih setiap produk konsumsi. Mengenai kualitas komposisi dan campuran bahan dalam setiap produk. yang tidak merugikan bagi kesehatan tubuh.

Salah satu upaya untuk mencapai tertib pengaturan adalah melalui label dan iklan produk. Label dan iklan berperan aktif dalam intensitas pada tingkat penjualan produk konsumsi kepada masyarakat luas. Informasi pada label pangan

individu secara tepat dan menentukan pilihan sebelum membeli atau menggunakan produk-produk konsumsi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh konsumen sebelum mengkonsumsi suatu produk adalah memahami bahasa/tulisan, nomor pendaftaran, nama produk, produsen dan alamat produksi, label halal, daftar bahan yang digunakan (ingredient).

Pemerintah memiliki andil dalam pengawasan produk konsumsi. Pemerintah mengintruksi kepada instansi atau lembaga tertentu untuk melakukan pengaturan yang disesuaikan dengan ruang lingkup, tugas, dan kewenangan yang ada pada instansi yang bersangkutan. Melalui LPOM MUI konsumen dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang produk-produk konsumsi berlabel halal. Sertifikasi label halal di tetepkan oleh lembaga MUI yang di dukung oleh Departemen Kesehatan dalam produk konsumsi yang telah di uji secara klinis bahan-bahan yang terkandung dan aman untuk dikonsumsi. Namun pada kenyataanya produk-produk konsumsi tidak selalu disertai dengan sertifikasi halal yang disahkan oleh LPOM MUI.

Sumatera Utara merupakan daerah yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam, salah satunya adalah pada kecamatan Medan Deli. Medan Deli merupakan kecamatam yang memiliki pringkat ketiga dengan jumlah masyarakat tertinggi di kota Medan. Kawasan Medan Deli memiliki kawasan indutri yang terluas di Sumatera Utara, kawasan industri daerah ini biasa dikenal masyarakat dengan sebutan KIM ( Kawasan Industri Medan ). Hal ini sangat memungkinan banyaknya produk-produk konsumsi tersebar secara bebas di pasaran kawasan Medan Deli. Sehingga mempengaruhi pola konsumsi dan pengaruh ada atau tidaknya tingkat kesadaran akan pentingnya labelisasi halal bagi masyarakat

muslim di Medan Deli terhadap produk-produk konsumsi, baik dengan disertai labelisasi halal maupun produk-produk konsumsi yang tidak tersertifikasi dan tidak dilindungi oleh LPOM MUI. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan menjadikam masyarak muslim di kawasan Medan Deli sebagai studied

population.

Dengan judul penelitian “ ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN LABELISASI HALAL PADA PRODUK-PRODUK KONSUMSI BAGI MASYARAKAT MUSLIM DI KAWASAN MEDAN DELI”.

Dokumen terkait