• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Kerangka Teoritis

3.1.1. Regresi Linier Berganda

Persamaaan Regresi merupakan persamaan matematika yang memungkinkan untuk meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai- nilai satu atau lebih peubah bebas (Walpole, 1982). Analisis regresi merupakan salah satu alat analisis yang menjelaskan tentang akibat dan besarnya akibat yang ditimbulkan oleh peubah bebas terhadap peubah tak bebas (Sudarmanto, 2005)

Biasanya peubah tak bebas dilambangkan dengan huruf Y dan peubah bebas dengan huruf X. Hubungan antara peubah tak bebas dengan peubah bebas saling berhubungan secara linear disebut garis regresi linear yang dapat dituliskan dalam bentuk:

= á + bx

dimana á menyatakan intersep atau berpotongan dengan sumbu tegak, dan b adalah kemiringan atau gradiennya. Lambang digunakan untuk membedakan nilai ramalan yang dihasilakan garis regresi dan nilai y yang sesungguhnya untuk nilai x tertentu.

Regresi berganda merupakan peramalan peubah tak bebas Y dengan

beberapa peubah bebas X1, X2,...X dan dapat dituliskan sebagai berikut:

Metode yang digunakan merupakan metode pendugaan kuadrat terkecil biasa

(OLS/ Ordinary Least Square), dengan asumsi-asumsi:

a. Nilai rata-rata pengganggu sama dengan nol, yaitu E(åi) = 0, untuk setiap i.

dimana i = 1,2,3….,k.

b. Varian (åi) = E(åi2) = ä2 , sama untuk semua kesalahan pengganggu

(asumsi homoskedasitas).

c. Tidak ada autokorelasi antara kesalahan pengganggu, berarti Cov (åi, åj) =

0, untuk i j.

d. Peubah bebas X1,X2,…..,Xk konstan dalam sampling yang berulang dan

bebas dari kesalahan pengganggu åi, E(Xi åi) = 0.

e. Tidak ada kolinearitas ganda (multikolineraritas) yang berarti tidak ada

hubungan linear yang nyata antara peubah-peubah bebas.

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji– t dan uji-f. Uji-t bertujuan untuk mengetahui peubah bebas mana yang berpengaruh nyata terhadap peubah tak bebas pada berbagai tingkat á . Uji-f digunakan menguji apakah keseluruhan model dapat digunakan untuk menduga hubungan antar peubah bebas dan peubah tak bebasnya.

Untuk mengetahui apakah peubah bebas yang digunakan pada model berpengaruh atau tidak terhadap peubah yang dijelaskan, maka dilakukan uji hipotesa bagi koefisien regresi secara serentak. Dalam hal ini digunakan uji F, yaitu: hitung F = k n ratSisa JumlahKuad k gresi ratTengah JumlahKuad − −1 Re

dimana:

n = Jumlah Pengamatan

k = Jumlah Variabel Bebas

Hipotesis yang digunakan untuk menguji kesesuaian model: Ho : b1 = b2 =...= bk = 0

H1 : b1 = b2 =...= bk 0 dimana:

bk = salah satu peubah bebas (jenis kelamin, umur buruh, lama pendidikan formal, pengalaman kerja, alokasi waktu kerja, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga , spesifikasi kerja, status pekerjaan, cara mendapatkan pekerjaan, biaya pelatihan dan lama pelatihan).

Kaidah pengujian yang digunakan adalah: Fhitung > Ftabel (k-1;n-k) = tolak Ho

Fhitung < Ftabel (k-1;n-k) = terima Ho

Jika Ho ditolak berarti bahwa peubah yang digunakan berpengaruh nyata terhadap

peubah tak bebas, demikian juga sebaliknya. Apabila Fhitung > Ftabel (k-1;n-k)

berarti tolak Ho dan terima H1 yang mengidentifikasikan bahwa model dugaan dapat digunakan untuk meramalkan hubungan antara peubah bebas dengan peubah tak bebas pada berbagai tingkat kepercayaan

Goodnes of fit (R2) memperlihatkan persentase variasi total dari peubah

tak bebas yang dapat dijelaskan oleh peubah bebas. Semakin tinggi nilai R2 maka

semakin baik model yang digunakan, tetapi jika R2 bernilai rendah belum tentu

model yang digunakan buruk.

Uji T digunakan untuk mengetahui peubah bebas mana yang berpengaruh nyata terhadap peubah tak bebas pada berbagai tingkat kepercayaan

Thitung = i i Sb b −0 Dengan Hipotesis: Ho : b1 = b2 =...= bk = 0 H1 : b1 = b2 =...= bk 0 dimana:

bk = salah satu peubah bebas (jenis kelamin, umur buruh, lama pendidikan formal, pengalaman kerja, alokasi waktu kerja, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga , spesifikasi kerja, status pekerjaan, cara mendapatkan pekerjaan, biaya pelatihan dan lama pelatihan).

Kriteria ujinya adalah:

Thitung > Ttabel ( 2α ;n-k) = tolak Ho

Thitung < Ttabel ( 2α ;n-k) = terima Ho

Penolakan atas Ho mengidentifikasikan bahwa peubah bebas yang digunakan berpengaruh nyata terhadap peubah tak bebas dan apabila bi lebih besar dari nol maka peningkatan peubah i akan meningkatkan peubah tak bebasnya, demikain pula sebaliknya.

3.1.2 Analisa Kelayakan Human Capital

Pendidikan yang ditamatkan dan latihan yang diikuti buruh merupakan bekal dalam menghadapi persaingan di pasar tenaga kerja. Pelatihan merupakan investasi yang imbalannya diperoleh beberapa tahun kemudian dalam bentuk

peningkatan jumlah penghasilan dan produktivitas yang dikenal sebagai human

Untuk menganalisis penggunaan Human Capital dalam peningkatan

produktivitas buruh adalah menggunakan Net Present Value (NPV), yaitu:

Y(sla) =

+ n t t r V 0 (1 ) dimana

Y(sla) = nilai sekarang (NPV) dari arus penghasilan seumur hidup

Vt = besarnya penghasilan pada tahun t

r = tingkat discount yang menggambarkan time preference seseorang atas

konsumsi barang saat sekarang dibanding satu tahun yang akan datang

t = periode waktu (lamanya) seseorang bekerja

Jika:

Y (Sla) > 0 = Pendidikan dan Pelatihan dapat meningkatkan nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup

Y (Sla) < 0 = Pendidikan dan Pelatihan dapat meningkatkan nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup

Y (Sla) = 0 = Pendidikan dan Pelatihan dapat mengembalikan opportunity cost

yang telah dikeluarka n

3.2 Kerangka Operasional

Perekonomian Indonesia didominasi oleh perindustrian. Sektor ini merupakan penyumbang terbesar PDB selama sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2001 PDB dari industri pengolahan sebanyak 26,11 persen dan dari sektor pertanian hanya sebesar 16,39 persen.

Dari tahun ketahun terdapat peningkatan jumlah tenaga kerja pada industri besar dan industri sedang, walaupun terjadi penurunan jumlah perusahaan. Hal ini terjadi karena tidak semua sub sektor perindustrian mengalami peningkatan, bahkan ada yang mengalami penurunan jumlah yang cukup signifikan. Peningkatan penyerapan tenaga kerja banyak terjadi pada sub sektor industri

pakaian jadi, yaitu sebanyak 48 ribu orang di tahun 2000. Peningkatan ini juga terjadi pada tahun 2001 sebanyak hampir 13 ribu orang demikian juga pada tahun 2002 sebanyak hampir seribu orang.

Menurut BPS, industri besar adala h perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 100 oarang tenaga kerja dan industri sedang adalah perusahaan yang mempekerjakan 20-99 orang tenaga kerja tanpa memperhatikan modal dan teknologi yang digunakan. Dengan adanya Undang-Undang Usaha Kecil No. 9 Tahun 1995, industri kecil sebagai bagian usaha kecil di Indonesia didefinisikan sebagai industri yang memiliki asset tidak lebih dari Rp 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan) atau omzet pertahun sebesar Rp 1 Milyar. Sedangkan industri menengah, asset dan omzet yang dimiliki Rp 700 Juta – Rp 1 Milyar pertahun.

Peningkatan asset dan omzet perusahaan tidak terlepas dari peranan sumberdaya manusia yang dimilikinya dalam peningkatan produktivitas perusahaan. Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ini diperlukan investasi jangka panjang dari setiap sumberdaya manusia, investasi ini disebut

human capital yang terkait dengan tingkat pendidikan sumberdaya manusia, migrasi, gizi dan kesehatan. Dalam pidato Theodore Schultz pada tahun 1960

yang berjudul "Investment in Human Capital" pada kongres The American

Economic Association bahwa proses perolehan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidika n bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata-mata, akan

tetapi juga merupakan suatu investasi (Nurulpaik, 20053).

3http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0404/05/teropong/ lainnya05.htm,Iik Nurukpaik, Pendidikan

Dengan demikian pendidikan dan latihan dapat dipandang sebagai

investasi pada sumberdaya manusia. Dalam studi ini, human capital lebih

ditekankan pada pendidikan dan latihan, dimana pe ndidikan merupakan pendidikan formal dan latihan merupakan pendidikan non formal yang diperoleh buruh.

Becker (1965) menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan serta peningkatan kualitas kesehatan merupakan hal yang berpengaruh terhadap modal sumberdaya ma nusia, tetapi yang paling utama pengaruhnya adalah pendidikan dan pelatihan. Banyak studi yang menunjukkan bahwa tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi pula. Schultz dan Deninson dalam Nurulpaik (2005) memperlihatkan bahwa pembangunan sektor pendidikan dengan manusia sebagai fokus intinya telah memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara, melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi dari tenaga kerja.

Tingkat pendidikan dan latihan yang diikuti buruh berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Umumnya tenaga kerja di Indonesia merupakan tenaga yang tidak terdidik, karena rata-rata berada pada tingkatan sekolah dasar, hanya 4,8 persen dari total tenaga kerja pada tahun 2003 yang merupakan lulusan perguruan tinggi. Untuk dapat meningkatkan produktivitas buruh konfeksi, perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.

Pada dasarnya produktivitas buruh dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, kesehatan, motivasi, usia dan jenis kelamin yang merupakan faktor internal diri buruh. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh adalah upah, kebijakan pemerintah dan lingkungan kerja.

Dalam studi ini, faktor yang berpengaruh adalah jenis kelamin,umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, alokasi waktu kerja, pendapatan, jumlah tanggungan, spesifikasi kerja, status pekerjaan dan cara mendapatkan pekerjaan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena selain menganalis faktor -faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas buruh konfeksi pada

industri sedang dan industri besar juga menganalisis human capital buruh yang

Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Penelitian Industri Pendapatan Rendah Produktivitas Rendah Pendidikan Rendah Keterampilan Rendah

Industri Besar Industri Sedang Industri Kecil Industri Rumah Tangga Industri Konfeksi Tenaga Kerja Human Capital Produktivitas Jenis Kelamin Umur

Tingkat Pendidi kan Pengalaman Kerja Alokasi Waktu Kerja Pendapatan Pelatihan Jumlah Tanggungan Spesifikasi Kerja Status Pekerjaan Cara Mendapatkan Biaya Pelatihan Lama Pelatihan

Net Present Value Internal Rate of Return Net B/C Ratio

Pendidikan Pelatihan Pendapatan

Dokumen terkait