• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran Teoritis Investasi dan Bisnis

Kegiatan investasi dilakukan suatu perusahaan dalam rangka mendapatkan pendapatan lebih besar. Cara yang dilakukan perusahaan dengan memutarkan sejumlah dana dimasa sekarang dalam suatu kegiatan usaha dengan maksud mendapatkan pendapatan lebih besar dimasa depan dari sejumlah biaya yang dikeluarkan dimasa sekarang. Investasi meruapakan suatu pilihan keputusan untuk mengembangkan perusahaan untuk jangka waktu yang lebih panjang, selain melakukan perbaikan pada manajemen (Herbowo et al 2013). Menurut Nurmalinaet al, investasi merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dengan memanfaatkan berbagai macam sumber untuk mendapatkan suatu benefit. Invetasi bisa diartikan sebagai menanamkan sejumlah dana yang digunakan saat bisnis belum dijalankan dalam arti di masa persiapan dan di waktu usaha berjalan, dengan tujuan menginginkan pengembalian ditambah keuntungan yang diinginkan dalam waktu tertentu di masa depan.(William et al 1995)

Kashmir dan jakfar (2010) menjelaskan ada dua jenis investasi yaitu invetasi nyata dan investasi finansial. Investasi nyata merupakan investasi yang dikeluarkan dalam barang tetap seperti tanah, bangunan, peralatan, mesin-mesin. Invetasi finansial adalah investasi yang dikeluarkan bentuk pembelian saham, obligasi dan surat-surat berharga. Semua jenis dari kegiatan investasi ini bertujuan sama yaitu mengeluarkan sejumlah dana di awal dengan tujuan mendapat keuntungan di masa depan.

Bisnis adalah kegiatan usaha yang diakukan dengan tujuan mendapat keuntungan sesuai dengan rencana bisnis yang telah dilakukan saat usaha itu dilakukan. Keuntungan dari bisnis ini bisa dirasakan di masa depan lebih dari 1-5 tahun jika investasi yang dikeluarkan besar dan berumur ekonomis lama, atau bisa langsung bisa didapatkan saat bisnis selesai dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun. Keuntungan merupakan tarrget utama dalam kegiatan bisnis, terutama dalam jangka panjang dan jangka pendek.

Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan dalam bisnis merupakan suatu studi dan analisis berdasarkan data dan informasi untuk mendapatkan kepastian apakah suatu investasi atau bisnis tersebut layak untuk dapat dilajankan berdasarkan apakah bisnis itu dapat memberi benefit lebih banyak dibandingkan cost investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Kelayakan bisnis dibagi dua, yaitu perhitungan dengan diskonto dan tanpa diskonto. Perhitungan dengan diskonto jika investasi yang dilakukan membutuhkan waktu panjang hingga 5-25 tahun tergantung dari lama umur investasi yang dilakukan dan berapa lama usaha masih dapat dijalankan sesuai umur ekonomis peralatan investasi, yang harus dipertimbangkan adalah adanya perbedaan waktu antara biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diterima selama umur bisnis yang panjang tersebut sehingga perlu diperhitungkan time value of money dengan mengalikan tingkat diskonto tertentu (Nurmalina et al 2010). Menurut herbst (1986) investasi yang membutuhkan beberapa tahun sampai jumlah yang dinvestasikan kembali, perlu memperhatikan interest rate dalam perhitungan, karena pada waktu yang sama jika uang diinvestasikan pada lembaga keuangan lain, bisa menghasilkan bunga beberapa persen, sehingga diperlukan tingkat diskonto tertentu jika investasi yang dikeluarkan membutuhkan beberapa tahun sampai tingkat pengembalian usaha dapat menutupinya.Sedangkan kelayakan bisnis tanpa diskonto, untuk bisnis yang kurang dari satu tahun. Hasil dari analisis data informasi dapat diputuskan tentang apakah proyek tersebut akan sukses saat dijalankan, dan bagaimana keberlanjutan dari proyek tersebut apakah akan dilanjutkan pada jangka waktu tertentu atau akan dihentikan.

Analisis kelayakan bisnis bertujuan untuk menguji apakah bisnis yang akan dilakukan layak dikerjakan dan dilanjutkan dimasa yang akan datang. Untuk menguji kelayakan bisa dengan melihat dari beberapa aspek sebagai tolak ukur kelayakan yaitu, aspek finansial, aspek pasar, aspek manajemen, aspek tekhnis, dan aspek sosial- ekonomi .

Aspek Finansial

Aspek finansial melihat kelayakan suatu usaha dari kinerja keuangan perusahaan. Penilaian terhadap aspek keuangan meliputi sumber dana yang diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi yang dibutuhkan selama umur bisnis, proyeksi aliran kas (cashflow) dan laporan laba/rugi, dan kriteria penilaian investasi (Kasmir dan Jakfar 2010).

Sumber dana yang digunakan untuk investasi sangat penting diperhitungkan. Dana yang berasal dari pinjaman maka kewajiban untuk membayar pinjaman beserta beban bunga yang dikenakan akan mempengaruhi aliran uang keluar dari perusahaan.

Investasi besar dengan jangka waktu yang panjang akan mempengaruhi lamanya umur bisnis. Dengan melihat estimasi pendapatan suatu usaha selama umur bisnis yang sudah diperkirakan, akan dapat di analisis apakah usaha tersebut layak untuk dijalankan. Perhitungan kelayakan investasi dengan jangka panjang tentu harus mempertimabangkan nilai uang di masa depan (time value of money), sehingga dalam penghitungannya digunakan discount factor agar dapat

dibandingkan antara sejumlah uang pada masa sekarang dengan sejumlah uang yang sama pada masa yang akan datang (Nurmalina et al 2010). Beberapa kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (Kasmir dan Jakfar 2010).

Cashflow (arus kas) merupakan aliran kas yang ada pada suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan hingga berakhirnya investasi tersebut (Kasmir dan Jakfar 2010).

Aspek Non Finansial 1. Aspek Pasar

Aspek pasar dilakukan dengan pertimbangan sangat jarang usaha yang memerlukan bahan baku coklat sebagai bahan utama. Memproyeksi tentang permintaan dan penawaran akan suatu produk, terkait jumlah yang ditawarkan pesaing, bagaimana perkembangan dimasa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Aspek pasar menjadi penting untuk diperhatikan karena jika pasar yang ingin dituju oleh perusahaan tidak jelas maka akan menimbulkan risiko kegagalan bisnis yang besar (Kasmir dan Jakfar 2010).

Analisis aspek pasar yang perlu diperhatikan adalah analisis tentang permintaan dan penawaran. Permintaan dirinci baik perhitungan total atau dirinci berdasar daerah, konsumen, perusahaan pemakai produk, dalam analisis permintaan perlu diperhitungakan berapa proyeksi permintaan di masa depan. Penawaran, perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, seperti ada tidak barang pesaing atau barang subsitusi, kebijakan pemerintah dan lainya yang kira-kira berdampak terhadap penawaran (Nurmalina et al 2010) .

Analisis segmentasi, terget, dan posisi pasar dalam analisis pasar juga perlu diperhatikan. Menurut kotler (2002) segmentasi pasar konsumen dibagi menjadi segmentasi demografis, menurut demografis membagi pasar kedalam kelompok usia, jenis kelamin, penghasilan, pendidikan, pekerjaan, agama, ras, kelas sosial, kewarganegaraan, ukuran keluarga. Segmentasi geografis, yaitu membagi segmen pasar berdasarkan lokasi atau wilayah seperti berdasar negara bagian, daerah propinsi, kota, atau lingkungan. Segmentasi psikografis, pasar dibagi kedalam segmen berdasar gaya hidup, kepribadian, nilai-nilai yang dianut, kelas sosial. Segmentasi prilaku, membagi pasar berdasarkan pengetahuan, sikap, kegunaan, tenggapan terhadap suatu produk. Setelah segmentasi pasar, selanjutnya menetapkan pasar sasaran yang layak untuk dimasuki dari segmen yang ada. Dalam memilih pasar sasaran, dilakukan evaluasi terhadap setiap segemen, kemudian memilih satu atau beberapa segmen untuk dimasuki. Setelah menetapkan pasar sasaran, kemudian ditentukan posisi pasar dari produk yang dihasilkan. Strategi penentuan posisi pasar antara lain dengan melakukan identifikasi keunggulan kompetitif dari produk (diferensiasi produk, personil,citra), kemudian memilih keunggulan kompetitif yang tepat, selanjutnya menjalankan posisi pasar yang dipilih (Kasmir dan Jakfar 2010).

Aspek pasar yang perlu dianalisis selanjutnya adalah penentuan bauran pemasaran. Bauran pemasaran yang dipilih menggunakan 7P. Penentuan 7P dipilih, jika perusahaan tidak hanya menjual produk dalam kegiatan usahanya, tetapi ketersediaan jasa seperti pelayanan, keramahan, penentuan lokasi juga berperan penting terhadap terjualnya produk. Bauran pemasaran yang dianalisis antara lain product, price, place, promotion, process, people, phisical evidence . 2. Aspek Teknis

Aspek teknis berkaitan dengan pembangunan bisnis yang dijalankan dan kegiatan operasional dari bisnis yang dijalankan. Berdasarkan analisis aspek teknis, dapat diketaui rancangan awal dari usaha yang akan dijalankan sehingga bisa diperhitungakan perkiraan biaya investasinya. Analsisi aspek teknis berhubungan dengan input dan output yang berupa barang nyata dan jasa. Aspek-aspek lain dari suatu usaha/proyek akan dapat berjalan jika analisa dari Aspek-aspek teknis sudah layak dilakukan. Analisis teknis akan dapat mengidentifikasi perbedaan yang terdapat dalam informasi yang harus dipenuhi baik dalam tahap suatu perencanaan suatu proyek dan setelah tahap pelaksanaan proyek (Gitinger 1986).

Pertanyaan utama yang harus dijawab dalam menganalisis aspek teknis antara lain, Lokasi bisnis yang terkait dengan dimana bisnis akan dijalankan, seberapa besar skala produksi bisnis tersebut, tekhnologi dan eqiuipment apa saja yang perlu untuk digunakan, bagaimana proses produksi dilakukan dan bagaimana layout pabrik, apakah tata letak ruangan pabrik mendukung proses produksi (Nurmalina et al 2010).

3. Aspek Manajemen

Menurut Nurmalina et al (2010). aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi. Manajemen dalam masa pembangunan bisnis, terkait dengan siapa pelaksana bisnis, bagaimana jadwal penyelesaian bisnis, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan bisnis. Manajemen dalam masa operasi, terkait bagaiman bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, bagaiman struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti.

Terkait keperluan studi kelayakan bisnis menurut Kashmir dan Jakfar, yang perlu dianalisis dalam aspek manajemen adalah bagaiamana fungis manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dapat terlaksana dengan benar.

1. Perencanaan: Adalah proses menentukana arah dalam kegiatan yang akan ditempuh dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Pada proses perencanaan akan ditentukan apa yang harus dikerjakan, bagaimana melaksanakanya, dan cara apa yang paling tepat untuk dilakukan.

2. Pengorganisasian: Proses mengelompokan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan dalam unit tertentu agar tertata dengan jelas setiap tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap divisi sehingga kinerja akan lebih optimal.

3. Pelaksanaan: Menjalankan kegiatan dalam suatu organisasi, dimana atasan bertugas untuk menggerakan bawahanya untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan sebelumnya dengan memberi arahan, perintahm dan petunjuk pelaksanaan.

4. Pengawasan: proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan yang direncanakan, kemudian melakukan evaluasi jika dalam prosesnya terjadi kesalahan dan memberi masukan penetuan proses yang benar.

4. Aspek Sosial dan Ekonomi

Aspek sosial, ekonomi, berkaitan dengan akibat yang akan ditimbulkan dari aktivitas bisnis yang dilaksanakan, baik dilihat dari sisi sosial, ekonomi, maupun lingkungan bagi masyarakat luas dan bagi pemerintah. Bagi masyarakat, dampak sosial dari adanya suatu bisnis akan dinilai dari manfaat yang dapat diterima masyarakat dengan tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti listrik, pembangunan jalan, jembatan, dan sarana lainnya, sedangkan dampak ekonomi akan dinilai dari apakah bisnis yang dijalankan memberikan peluang peningkatan pendapatan, khususnya bagi masyarakat di sekitar lokasi bisnis, serta peningkatan aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Bagi pemerintah, dampak sosial dari adanya suatu bisnis dapat dilihat dari kontribusi bisnis tersebut dalam pembukaan lapangan kerja atau pengurangan pengangguran, sedangkan dampak ekonomi dari adanya suatu bisnis dapat dilihat dari peranan bisnis tersebut dalam memberikan peluang peningkatan pendapatan asli daerah maupun peningkatan perekonomian secara nasional (Kasmir dan Jakfar 2010). 5. Aspek Hukum

Untuk memulai studi kelayakan bisnis, urutan terawal menurut Kashmir dan Jakfar lebih baik diawali dari aspek hukum. Tujuan dari analisis aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen perizinan usaha. Dokumen yang penting untuk diuji keabsahanya antara lain badan hukum, sertifikat tanah, bangunan, pajak, dan setifikat khusus lainya yang disesuaikan dengan usaha yang dilakukan (Kasmir dan Jakfar 2010).

Pentingnya meniliti keabsahan dan legalisasi dari usaha yang dijalankan, bertujuan agar dikemudia hari bisnis tidak menimbulkan masalah baik dari segi hukum dan lingkungan. Jika badan hukum ternyata belum terdaftar, dan hanya fiktif akan menimbulkan masalah kepada pemerintah dikemudian hari. Perusahaan makanan, penting untuk memiliki perizinan dari BPPOM dan MUI agar makanan yang dijual tidak merugikan konsumen.

Kerangka Operasional

Kakao merupakan komoditi perkebunan yang memiiki banyak produk turunan baik produk jadi maupun produk semi jadi, sehingga peluang pasar pada setiap rantai dari mulai budidaya hingga menjadi produk olahan sangat terbuka lebar baik didalam negeri maupun di luar negeri. Tetapi sayangnya kegiatan pasar

dalam negeri untuk komoditi kakao hanya berupa membudidayakan kakao oleh kebanyakan petani kecil dengan luas lahan kecil pula, serta kegiatan ekspor pun hanya berupa biji kakao, dan sedikit sekali berupa produk jadi mapun semi jadi. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan dalam pembukaan dan pengembangan industri pengolahan coklat dalam negeri. Apakah industri pengolahan coklat layak untuk dikembangkan bila ditinjau dari beberapa aspek kelayakan. Alania Alania Chocolava sebagai salah satu perusahaan pengolahan coklat, melakukan usaha pengolahan coklat dasar (cocoa butter, cocoa powder, cocoa liquor) sampai dengan produk coklat yang siap konsumsi.

Studi kelayakan digunakan apakah pembukaan dan pengembangan industri cokalt di dalam negeri khususnya Alania Alania Chocolava sebagai subjek penelitian layak dalam pendekatan finansial maupun non finansial sehingga kedepanya perusahaan akan dapat terus beroperasi sesuai dengan rencana yang diinginkan perusahan. Diagram alir analisis kelayakan bisnis PT Alania Alania Chocolava ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 1 Diagram Alir analisis kelayakan bisnis

Switching Value

-Indonesia penghasil kakao ketiga terbesar dunia

-Permintaan coklat dunia naik 2,2 juta ton pertahun

- Masih sedikit coklat olahan dari perusahaan domestik

PT Alania chocolava

Analisis Kelayakan Bisnis

Aspek Non-Finansial - Aspek Pasar

- Aspek Teknis

- Aspek Manajemen dan Hukum

- Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Aspek Finansial - NPV - Net B/C - IRR - Payback Period

Hasil Kelayakan Bisnis

Layak (Dilanjutkan)

Tidak Layak (Perbaikan)

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Alania Chocolava bertempat di kota Bogor, sebagai salah satu perusahaan pengolah coklat yang ada di Indonesia. Waktu penelitian dilakukan antara bulan februari hingga april 2014

Jenis dan Sumber Data

Sumber dan jenis data yang digunakan untuk penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung kepada pihak perusahaan, yaitu kepada pemilik perusahaan dan kepada karyawan perusahaan khususnya karyawan produksi. Untuk data sekunder didapat dari laporan perusahaan, laporan keuangan keungan perusahaan, literatur jurnal, data dari Badan Pusat Statistik, data dari Kementrian Pertanian Dirjen Perkebunan, data dari Kementrian Perdagangan.

Metode Pengumpulan Data

Data yang akan digunakan adalah data sekunder yang berupa data time series. Data sekunder yang akan digunakan ini bersumber dari BPS, Departemen Pertanian, Kementrian Perdagangan. Dan data primer yang dikumpulkan dari hasil penelitian di lapang

Pengumpulan data primer dengan melakukan wawancara atau diskusi langsung kepada responden yaitu dengan bagian produksi, bagian administrasi dan bagian keuangan, selain itu juga melalui pengamatan langsung di tempat penelitian. Pengumpulan data sekunder dengan mencari data-data dari BPS, Deptan, penelitian sebelumnya, dan juga dari pembukuan perusahaan.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelian ini menggunakan konsep analisis kelayakan dari usaha atau investasi dalam pendirian industri pengolahan. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan dari aspek non finansial, yaitu aspek hukum, aspek pasar, aspek manajemen, aspek teknis. Analisis finansial secara kuantitatif dianalisis dengan memperhitungkan kriteria investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C),

Payback Period (PP), dan Switching Value. NPV (Net Present Value)

NPV mengukur nilai sekarang dari kas penerimaan lalu dikurangi dengan pengeluaran, kemudian dikalikan tingkat diskonto tertentu. Setelah nilai NPV diperoleh, kemudian kita bisa melihat kelayakanya, jika NPV>0 maka invesatasi

layak dijalankan. NPV<0 maka investasi tersebut merugikan dan jika NPV=0 maka tidak ada untung yang diperoleh.

t i t t i t n t Keterangan :

Bt = Manfaat pada tahun-t Ct = Biaya pada tahun-t t = Tahun/umur bisnis

i = Tingkat discount rate (persen) IRR (Internal Rate of Return)

Adalah nilai discount rate yang membuat NPV sama dengan nol. IRR merupakam tingkat rata-rata keuntungan internal tahunan perusahaan. Jika IRR> dari discount rate maka investasi layak dijalankan dan bila kurang dari discount rate maka tidak layak dijalankan

i

x i i )

Keterangan :

Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t T = Tahun kegiatan bisnis

i = Tingkat discount rate (persen) Ratio Net B/C

Merupakan perbandingan antara nilai manfaat sekarang dengan nilai biaya sekarang. Jika Net B/C lebih besar atau sama dengan satu, maka investasi layak dan beitu sebaliknya jika kurang sama dengan satu maka tidak layak dijalankan.

t- t i t n t nt t i t- t ... untu t- t untu t- t Keterangan : NPV1 = NPV positif NPV2 = NPV negatif

i1 = discount rate yang menghasilkan NPV positif i1 = discount rate yang menghasilkan NPV negatif Pay Back Period

Merupakan metode untuk menghitung berapa lama biaya yang dikeluarkan untuk investasi akan kembali, didasarkan pada jumlah penerimaan setelah

didiskontokan. Hasil dari ini berupa satuan waktu, jika nilainya lebih kecil dari

maximum discounted payback period, maka layak untuk dijalankan.

a a

i t Keterangan

I = Biaya investasi yang dikeluarkan

Ab = Manfaat bersih yang diperoleh setiap tahunnya Analisis Switching Value

Analisis switching value dilakukan untuk mengetahui berapa kira-kira batasan peningkatan biaya maksimum yang dapat terjadi sampai Net Present Value perusahaan mencapai titik negatif. Sumber biaya yang diasumsikan berubah dan mempengaruhi NPV dipilih biaya apa saja yang kira-kira memiliki sifat lebih fluktuatif dan sangat mempengaruhi penerimaan. Seperti biaya bahan baku, tenaga kerja dan biaya energi.

Asumsi Dasar

1. Perhitungan umur usaha didasarkan pada investasi peralatan produksi dengan umur terlama yaitu selama 5 tahun, didasarkan pada investasi Bangunan yang merupakan biaya sewa dengan lama 5 tahun, tetapai dibayar seluruhnya ditahun awal, dan beberapa peralatan terlama yaitu 5 tahun. 2. Penerimaan (inflow) semua didapatkan dari penjualan produk coklat olahan

dari Alania Chocolava, tidak ada penerimaan dari penjualan lain, dan nilai sisa

3. Pengeluaran (outflow) yaitu biaya investasi, biaya operasional, dan pajak. 4. Harga yang ditetapkan untuk memperhitungkan penerimaan mulai dari

tahun pertama usaha berjalan sampai saat ini belum ada kenaikan, dan pengeluaran variabel untuk tenaga kerja juga tidak mengalami kenaikan. Untuk beberapa bahan baku seperti telur, terigu hanya mengalami kenaikan disaat tertentu jika harga dipasar sangat tinggi, tetapi diasumsikan tidak mengalami kenaikan karena adanya perjanjian tidak tertulis dengan supplier. 5. Sumber pendanaan berasal dari uang pemilik sendiri, tidak ada dari modal pinjaman sehingga tidak ada perhitungan bunga yang dikeluarkan pada laporan laba rugi

6. Harga input dan output yang digunakan dianggap konstan, yaitu saat waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2014.

7. Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus yaitu: Penyusutan = Nilai beli – nilai sisa

8. Besarnya diskonto yang digunakan yaitu tujuh (7) persen, hal ini ditetapkan berdasarkan tingkat suku bunga deposito Bank BCA periode Desember 2013, dan nilai tersebut disetarakan selama setahun. Pemilik menggunakan modal sendiri, sehingga besarnya diskonto yang ditetapkan mengacu pada tingkat suku bunga bank dari dana yang didepositokan

9. Pajak pendapatan yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008, pasal 17 ayat 2a yaitu dengan tarif pajak sebesar 25persen dari penghasilan usaha.

Dokumen terkait