• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status gizi remaja dipengaruhi oleh persepsi remaja terhadap diri dan makanan serta konsumsi pangan. Konsumsi pangan akan dipengaruhi oleh persepsi remaja terhadap makanan dan persepsi terhadap dirinya sehingga makanan akan dipilih atau dihindari. Konsumsi pangan yang kurang beragam akan mempengaruhi status gizi, kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu, dan dapat mengganggu metabolism di dalam tubuh.

Persepsi dan konsumsi pangan remaja akan dipengaruhi oleh karakteristik keluarga dan karakteristik individu. Karakteristik keluarga terdiri dari besar keluarga, tingkat pendidikan ayah serta ibu, jenis pekerjaan ayah serta ibu, dan tingkat pendapatan ayah serta ibu akan menentukan bagaimana seorang remaja memilih, mengolah, dan mengonsumsi makanan, serta kapan waktu untuk mengonsumsi makanan tersebut atau yang biasa dikenal dengan kebiasaan makan. Sedangkan karakteristik individu, terdiri dari karakter yang melekat pada fisik remaja yang meliputi umur, jenis kelamin, status kesehatan dan kebiasaan makan,

serta karakter individu yang dipengaruhi lingkungan sosial yaitu pengetahuan gizi, pemanfaatan media, pertemanan (peer group), serta aktivitas dalam sehari. Hal- hal tersebut dapat mempengaruhi cara pandang atau persepsi terhadap diri sehingga menghindari atau memilih makanan tertentu serta mengonsumsinya.

Persepsi diri yang dianggap ideal akan mempengaruhi konsumsi. Seorang remaja yang memiliki persepsi negatif, yaitu merasa gemuk akan mengurangi konsumsi walaupun makanan tersebut masih diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan yang merasa kurus akan menambah konsumsi walaupun makanan tersebut tidak diperlukan tubuhnya. Hal tersebut akan fatal karena tidak dibarengi pengetahuan gizi yang baik. Remaja akan mengalami gizi salah, defisensi zat gizi tertentu atau menimbulkan penyakit.

Gambar 1 Kerangka Pemikiran : Variabel yang diteliti

: Hubungan yang diteliti : Hubungan yang tidak diteliti

Status Gizi: IMT/U PERSEPSI a.Terhadap diri b.Terhadap makanan KONSUMSI PANGAN a. Energi b. Protein c. Karbohidrat d. Lemak e. Serat KARAKTERISTIK INDIVIDU a. Status kesehatan b. Kebiasaan makan c. Pengetahuan gizi d. Pemanfaatan media e. Pertemanan

f. Aktivitas dalam sehari

KARAKTERISTIK KELUARGA a. Besar keluarga

b. Pendidikan Ayah dan Ibu c. Pekerjaan Ayah dan Ibu d. Pendapatan Ayah dan Ibu

METODE

Desain, Tempat dan Waktu

Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional study yaitu pengamatan terhadap paparan dan outcome dilakukan dalam satu periode waktu yang bersamaan. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA), yaitu SMA Negeri 3 Bogor, Jl Raya Pakuan no 4, Baranangsiang, Bogor Timur dan SMA Negeri 1 Leuwiliang, Jl. Raya Leuwiliang no. 47, Leuwiliang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Juni tahun 2012.

Teknik Penarikan Contoh

Menyadari adanya keterbatasan dana, sarana, dan tenaga, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian yaitu populasi adalah seluruh siswa kelas sebelas (XI) di SMA Negeri 3 Bogor dan SMA Negeri 1 Leuwiliang. Penentuan sekolah ditentukan secara purposive dengan maksud SMA Negeri 3 Bogor sebagai representasi wilayah perkotaan dan SMA Negeri 1 Leuwiliang sebagai representasi wilayah pedesaan. Contoh pada penelitian ini adalah siswa dan siswi berusia 16-18 tahun, yang duduk di kelas XI dan terdaftar di SMA Negeri 3 Bogor dan SMA Negeri 1 Leuwiliang. Contoh ditentukan secara acak (random sampling) (Mattjik dan Sumertajaya, 2006) dan besarnya pengambilan contoh dilakukan dengan rumus estimasi proporsi yaitu:

⁄ Keterangan:

n = Jumlah contoh

P = Estimasi proporsi contoh

d = Presisi (tingkat ketepatan yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh sampel dibandingkan hasil yang diperoleh dari populasi) Z = Nilai Z pada selang kepercayaan ⁄

Estimasi proporsi contoh diambil dari hasil Riskesdas (2010) dimana terdapat prevalensi kekurusan pada remaja umur 16-18 tahun di Jawa Barat adalah 10%, besarnya contoh yang diperlukan jika peneliti menginginkan presisi 10% pada selang kepercayaan 95% dengan tingkat kesalahan ⁄ . Dengan P = 10% = 0.1 ; d = 10% = 0.1 ; Z0.025 = 1.96

( ⁄ ) remaja contoh

Dari perhitungan di atas, jumlah contoh minimal yang diambil sebanyak 35 remaja contoh. Untuk mengantisipasi drop out, maka jumlah contoh ditambah

15% sehingga jumlah contoh total sebanyak 40 remaja contoh pada masing- masing sekolah, sehingga total contoh yang digunakan yaitu 80 remaja contoh yang terdiri dari 40 remaja contoh dari siswa-siswi SMA Negeri 3 Bogor dan 40 remaja contoh dari siswa-siswi SMA Negeri 1 Leuwiliang.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kuesioner, kalkulator, komputer, dan buku catatan. Data yang dikumpulkan berupa data primer meliputi karakteristik individu, karakteristik keluarga, persepsi, konsumsi, dan status gizi (berat badan dan tinggi badan). Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan teknik pengisian kuesioner oleh peneliti dengan metode wawancara dan menggunakan kuesioner yang disebarkan dan diisi oleh remaja contoh. Pengelompokan data sebagai berikut:

1. Karakteristik individu.

Data karakteristik individu terdiri dari nama remaja contoh, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, jumlah saudara, status kesehatan, kebiasaan makan, pengetahuan gizi, pemanfaatan media, pertemanan, dan aktivitas dalam sehari. Data kebiasaan makan diperoleh dari jawaban 15 pertanyaan pada kuesioner tentang kebiasaan makan remaja contoh. Data pengetahuan gizi dikumpulkan dengan kuesioner yang memuat 20 pertanyaan tentang jenis, fungsi, sumber zat gizi, kebutuhan gizi dan masalah gizi remaja. Data pemanfaatan media dikumpulkan dengan kuesioner yang memuat 24 pertanyaan tentang pemanfaatan dan cara remaja contoh memperoleh informasi melalui media massa. Data pertemanan dikumpulkan dengan kuesioner yang memuat 14 pertanyaan tentang intensitas pertemanan remaja contoh. Data aktivitas dalam sehari dikumpulkan dengan kuesioner terbuka diisi dengan berapa banyak waktu yang digunakan remaja contoh dalam sehari untuk beraktivitas.

2. Karakteristik keluarga.

Data karakteristik keluarga didapat melalui kuesioner yang meliputi besar keluarga yaitu mengisi berapa jumlah anggota keluarga remaja contoh, ekonomi yaitu penghasilan ayah dan ibu remaja contoh dengan memilih 6 kategori pada kuesioner, pendidikan formal ayah dan ibu remaja contoh yang pernah ditempuh dengan memilih 8 kategori pada kuesioner, serta pekerjaan ayah dan ibu remaja contoh dengan memilih 5 kategori pada kuesioner.

3. Persepsi.

Data persepsi terdiri dari persepsi tentang diri remaja contoh dan persepsi remaja contoh terhadap makanan. Data persepsi makanan dikumpulkan dengan kuesioner yang memuat 15 pertanyaan tentang cara pandang remaja contoh tentang jenis makanan. Data persepsi diri dikumpulkan dengan kuesioner yang memuat 18 pertanyaan tentang pandangan remaja contoh terhadap dirinya dan pemilihan gambar skala bentuk tubuh yang terdiri dari 9 skala dari kategori sangat kurus sampai sangat gemuk dan pada akhirnya akan dibandingkan dengan hasil pengukuran indeks massa

tubuh (Thompson dan Altabe 1991, diacu dalam Cash 2002). Skala bentuk tubuh terdapat pada Gambar 2.

Gambar 2 Skala Bentuk Tubuh Perempuan dan Laki-laki 4. Konsumsi pangan.

Data konsumsi diperoleh dengan kuesioner terbuka yang mencatat makanan apa saja yang dimakan oleh remaja contoh selama hari aktif sekolah dan di hari libur dengan metode recall 2×24 jam.

5. Status gizi.

Data status gizi didapat dari pengukuran tinggi badan dan berat badan berdasarkan umur. Data indeks massa tubuh berdasarkan umur (IMT/U) diperoleh dengan pengukuran secara langsung tinggi badan dan berat badan dari remaja contoh kemudian di sesuaikan dengan umur remaja contoh. Data berat badan diperoleh dari pengukuran langsung menggunakan timbangan injak dengan tingkat ketelitian 0.1 kg. Sedangkan data tinggi badan diperoleh dengan mengukur tinggi badan secara langsung dengan menggunakan microtoise dengan skala tingkat ketelitian 0.1 cm.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara statistik. Pengolahan data dengan menggunakan komputer, dilakukan melalui suatu proses dengan tahapan editing yang dimaksudkan untuk melakukan pengecekan kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data, scoring yaitu memberikan skor atas jawaban dari setiap pertanyaan sesuai dengan penetapan skor yang ada atau yang telah dibuat, coding yaitu melakukan pengkodean terhadap setiap variabel untuk memudahkan dalam pengolahan data, entry data yaitu memasukkan data yang sudah diperoleh kedalam program komputer, serta proses cleaning yaitu melakukan pengecekan kembali kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data.

Data karakteristik individu yang meliputi nama, tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin digunakan sebagai keterangan dasar. Status kesehatan dikategorikan dengan sehat atau tidak. Data kebiasaan makan diperoleh dari jawaban 15 pertanyaan dan dikategorikan menjadi baik, sedang, atau kurang. Data pengetahuan gizi dikumpulkan dengan kuesioner yang memuat 20 pertanyaan, diberikan nilai maksimal 80 (setara dengan benar 100%) dan dikategorikan menjadi baik, sedang atau kurang (Khomsan 2000). Jika terdapat kesalahan maka nilai yang diperoleh ( ) akan dipersentasekan melalui perhitungan matematis:

Data pemanfaatan media dikumpulkan dengan kuesioner yang memuat 24 pertanyaan dikategorikan menjadi baik, sedang, atau kurang (Rasalwati 2012). Data intensitas pertemanan dikumpulkan dengan kuesioner yang memuat 14 pertanyaan dikategorikan menjadi baik, sedang, atau kurang. Data aktivitas dalam sehari dikumpulkan dengan kuesioner terbuka dikategorikan menjadi baik, sedang, atau kurang.

Data karakteristik keluarga didapat melalui kuesioner yang meliputi ekonomi yaitu penghasilan ayah dan ibu dikategorikan menjadi enam kategori. Pendidikan ayah dan ibu dikategorikan dengan jumlah tahun yang ditempuh dalam mengemban pendidikan formal. Pekerjaan ayah dan ibu dikategorikan dalam lima kategori.

Data persepsi terdiri dari persepsi diri remaja contoh dan persepsi remaja contoh terhadap makanan. Data persepsi diri dikumpulkan dengan kuesioner yang memuat 18 pertanyaan jawaban diberikan skor dan dikategorikan menjadi baik, sedang, atau kurang. Data persepsi makanan dikumpulkan dengan kuesioner yang memuat 15 pertanyaan dikategorikan menjadi baik, sedang, atau kurang.

Data status gizi didapat dari pengukuran tinggi badan dan berat badan serta dengan keterangan tambahan umur dan jenis kelamin. Data tersebut diolah dengan software WHO AnthroPlus 2005 yang kemudian dikategorikan menjadi lima, mulai sangat kurus sampai sangat gemuk. Status gizi remaja dinyatakan dalam IMT/U.

Data konsumsi diperoleh dengan kuesioner terbuka dan mencatat makanan apa yang dikonsumsi selama hari aktif sekolah serta di hari libur dengan metode recall 2×24 jam. Data yang diperoleh berupa berat jenis pangan dan jenis pangan yang dikonsumsi kemudian dihitung kadar energi, protein, lemak, karbohidrat dan seratnya menggunakan software Nutrisurvey 2007 atau dengan rumus:

Keterangan:

Kgij = Kandungan zat gizi i dari bahan makanan j dengan berat B gram Bj = Berat bahan makanan j yang dikonsimsi (gram)

Gij = Kandungan zat gizi i dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj = Persen bahan makanan j yang dapat dimakan (% BDD) i = Kandungan zat gizi (energi, protein, lemak, karbohidrat) j = Bahan makanan

Hasil yang diperoleh dari perhitungan kadar energi, protein, lemak, karbohidrat dan serat oleh software Nutrisurvey 2007 kemudian dibandingkan dengan Angka Kebutuhan Gizi (AKG) bagi remaja, lalu jumlah energi dan protein dikategorikan menjadi kurang, sedang atau baik.

Tahapan analisis data diolah dengan program Microsoft Excell dan Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 18.0 for Windows. Hubungan antar dua variabel dianalisis dengan analisis korelasi Pearson dan dinyatakan signifikan apabila nilai P<0.05.

Definisi Operasional

Remaja adalah siswa dan siswi remaja contoh yang duduk di kelas sebelas SLTA.

Status kesehatan adalah keadaan yang dialami oleh remaja saat ini. Meliputi mengalami penyakit atau tidak.

Kebiasaan makan adalah kebiasaan dan frekuensi remaja mengonsumsi makan.

Pengetahuan gizi adalah tingkat pengertian remaja tentang gizi, yang diukur dari kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai jenis, fungsi dan sumber zat gizi, dan masalah gizi.

Pemanfaatan media adalah penggunaan media oleh remaja seperti melihat televisi, film di bioskop, mendengarkan musik, melihat video, membaca majalah, buku-buku serta melakukan searching di internet.

Pertemanan adalah lingkungan teman sebaya dimana remaja melakukan interaksinya di luar waktu sekolah.

Aktivitas dalam sehari adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan remaja dalam 24 jam diwaktu sekolah atau diwaktu libur.

Karakteristik keluarga merupakan ciri keadaan sosial, ekonomi keluarga dari remaja dan meliputi pendidikan orangtua dan pekerjaan orangtua.

Ekonomi keluarga adalah tingkat pendapatan orangtua yang diperoleh dari data administrasi di sekolah.

Pendidikan ayah adalah tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh ayah. Diukur dalam tahun lamanya mengemban pendidikan.

Pendidikan ibu adalah tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh ibu. Diukur dalam tahun lamanya mengemban pendidikan.

Pekerjaan ayah adalah kondisi dimana ayah melakukan kegiatan atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Pekerjaan ibu adalah kondisi dimana ibu melakukan kegiatan atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Persepsi diri adalah simpulan (pemaknaan) yang dibentuk oleh remaja tentang citra diri berupa penilaian positif atau negatif.

Persepsi makanan adalah simpulan (pemaknaan) yang dibentuk oleh remaja tentang makanan berupa penilaian positif atau negatif.

Konsumsi pangan adalah frekuensi, jenis dan jumlah makanan, makanan yang dihindari atau dipilih untuk dikonsumsi selama dua hari yaitu pada hari sekolah dan hari libur, serta prediksi makanan yang biasa dikonsumsi.

Status gizi adalah keadaan tubuh remaja yang diakibatkan konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan yang diukur secara antropometri dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh berbanding umur (IMT/U).

Dokumen terkait