• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Indeks Kebugaran Kardiovaskular (IKK) remaja overweight merupakan hasil yang akan dicapai dari pelaksanaan intervensi air putih dan HIIT (High Intensity Interval Training). Beberapa review penelitian menunjukkan bahwa pemberian intervensi air tidak berasa (plain water) berpengaruh untuk menjaga dan menurunkan berat badan dengan cara meningkatkan konsumsi air tidak berasa individu (Muckelbauer et al. 2013). Berdasarkan penelitian klinis pada orang dewasa gemuk, minum dua gelas air 1-2 jam sebelum makan (makan siang dan makan malam) dapat menurunkan berat badan. Jenis minuman yang sesuai adalah air putih dan menghindari minuman berasa. Mengganti minuman berasa dengan minuman tidak berasa sebagai strategi penurunan berat badan menghasilkan rata-rata penurunan berat badan sebesar 2.00-2.50% (Tate et al. 2012). Penelitian lain menunjukkan bahwa dampak jangka pendek dari konsumsi air yaitu meningkatkan rasa kenyang dan menurunkan rasa lapar (Dennis 2010).

HIIT (High Intensity Interval Training) merupakan jenis latihan fisik yang direkomendasikan karena memberikan banyak manfaat bagi tubuh dengan memberikan banyak dampak perbaikan pada kebugaran aerobik dan non aerobik, tekanan darah, kesehatan jantung, sensitivitas insulin (membantu latihan otot lebih siap digunakan sebagai glukosa sebagai bahan bakar penghasil energi), profil kolesterol, lemak abdominal (lemak perut) dan berat badan dengan tetap menjaga massa otot (Kravitz 2014). Penelitian Rahmini (2006) menunjukkan bahwa HIIT (High Intensity Interval Training) memberikan hasil penurunan BMI (kg/m2) (D = 9.34%) dan berat badan (kg) sebesar (D = 6.51%).

Overweight merupakan karakteristik utama subjek dalam protokol penelitian ini. Identifikasi melalui berbagai variabel yang meliputi konsumsi zat gizi (makanan dan minuman), pola tidur, kebiasaan olahraga, dan tingkat stress subjek menjadi bagian penting. Berdasarkan identifikasi tersebut maka dapat mengetahui kebiasaan konsumsi minuman berasa dan tidak berasa, pola tidur dan kaitannya terhadap stress, dan kebiasaan aktivitas fisik subjek. Hal ini akan memberikan gambaran secara umum dalam penentuan pelaksanaan intervensi.

Pengukuran status gizi yang digunakan sebagai penanda bahwa HIIT (High Intensity Interval Training) berpengaruh terhadap penurunan berat badan individu overweight menurut penelitian Rahmini (2006) yaitu IMT (kg/m2), lemak bahwa kulit (triceps, abdominal, dan thigh), dan komposisi tubuh yaitu persen lemak tubuh. Status gizi yang digunakan sebagai penanda bahwa intervensi air putih berpengaruh terhadap penurunan berat badan individu menurut penelitian Tate et al. (2012) meliputi IMT (kg/m2) dan lingkar pinggang (cm).

Pola makan subjek dapat diidentifikasi dari konsumsi makanan dan minuman selama dua bulan yang berasal dari semi quantitative FFQ. Pola aktivitas fisik subjek dapat diidentifikasi dari aktivitas fisik yang dirunut selama 2 x 24 jam pada hari libur dan hari kuliah. Pola makan dan pola aktivitas fisik ini menjadi data awal kebiasaan konsumsi air putih dan latihan fisik subjek. Berdasarkan review penelitian di atas, Fayh et al. (2013) menunjukkan bahwa perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang dapat diukur dalam kombinasi diet dan latihan fisik seperti pada intervensi konsumsi air putih dan HIIT (High

Intensity Interval Training) yaitu berat badan. Perubahan indeks kebugaran kardiovaskular akibat dampak latihan fisik dapat diukur berdasarkan perubahan denyut nadi per menit subjek.

Gambar 1 Kerangka pemikiran intervensi konsumsi air putih dan High Intensity Interval Training (HIIT) terhadap perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan indeks kebugaran kardiovaskular remaja overweight

Keterangan:

: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti : Hubungan yang dianalisis : Hubungan yang tidak dianalisis

Karakteristik subjek Jenis kelamin Usia Anak ke- Bentuk tubuh Uang saku Uang makan

Pola makan & minum subjek

Kebiasaan makan & minum Konsumsi zat gizi Tingkat konsumsi

zat gizi

Gaya & pola hidup subjek

Aktivitas fisik Tingkat aktivitas fisik Pola tidur Tingkat stress IKK IMT

Air putih HIIT Air putih dan HIIT

Rasa lapar turun, Rasa kenyang meningkat

Metabolisme Pembakaran lemak ↑

EPOC

Excess-Post Exercise Oxygen Consumption

Pembakaran energi ↑, kebugaran aerobic, non-aerobic

4 METODE

Desain, Tempat, dan Waktu

Penelitian ini telah dilakukan pada Bulan Oktober 2014 sampai Januari 2015 di Laboratorium Gizi Olahraga, Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Desain penelitian ini adalah pre-post experimentalstudy dengan 3 kelompok perlakuan. Kelompok 1 mendapat intervensi berupa konsumsi air putih, kelompok 2 mendapatkan intervensi HIIT (High Intensity Interval Training), dan kelompok 3 mendapatkan intervensi kombinasi air putih dan HIIT (High Intensity Interval Training). Subjek penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat berusia 17-23 tahun yang bersedia mengikuti penelitian hingga selesai (menandatangani informed consent). Perizinan komisi etik (ethical clearance) pada penelitian ini didapat dari komisi etik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia No:230/UN2.F1/ETIK/2015.

Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

Pemilihan sampel dilakukan dengan melakukan screening berat badan dan tinggi badan terhadap umur pada mahasiswa dan mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat yang memiliki IMT ≥ 23 kg/m2 (BMI in adult Asians) atau berstatus gizi overweight, memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, serta bersedia mengikuti setiap tahapan penelitian (menandatangani informed consent).

Kriteria inklusi yaitu: usia 17-23 tahun, memiliki IMT ≥ 23 kg/m2), tidak dalam keadaan menjalankan diet lain, tidak mengalami keluhan sakit, tidak merokok, dan bersedia mengikuti setiap tahap penelitian. Kriteria eksklusi yaitu sedang menjalani diet lain, sedang mengonsumsi obat atau suplemen penurunan berat badan. Pengelompokan intervensi subjek dilakukan dengan random sampling. Kelompok intervensi telah di analisis dengan uji normalitas. Kelompok intervensi terbagi menjadi tiga yaitu kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3. Kelompok 1 yaitu intervensi konsumsi air putih, kelompok 2 yaitu intervensi HIIT (High Intensity Interval Training), dan kelompok 3 yaitu intervensi kombinasi air putih dan HIIT (High Intensity Interval Training). Penentuan jumlah subjek berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah subjek minimal, yaitu 10 subjek/kelompok. Dari jumlah minimal sehingga total subjek yang digunakan yaitu 30 subjek.

Perhitungan untuk jumlah subjek adalah sebagai berikut.

n > 2 S2 (Zα+Zβ)2 ; n > 2 (1.70)2 (1.96+0.84)2 ; n > 45.31 ; n > 9.36

∆2 (2.20)2 4.84

Keterangan:

n = Jumlah subjek minimal Zα = 1.96 (α= 5%)

Zβ = 0.84 (β= 20%), power of test = 80% S2 = Standar deviasi (1.70) (Kelley et al. 2012)

Jumlah subjek yang mengikuti screening dalam penarikan sampel dalam intervensi air putih dan HIIT sebanyak 135 subjek. Setelah dilakukan screening berdasarkan IMT ≥ 23 kg/m2 (BMI in adult Asians) sebanyak 35 subjek yang memenuhi syarat berdasarkan kriteria inklusi. Namun hanya 30 subjek saja yang bersedia mengikuti dengan mengisi informed consent. Dari 30 subjek di bagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok air putih (DA) sebanyak sepuluh subjek, kelompok HIIT sebanyak sepuluh subjek, dan kelompok kombinasi DA & HIIT sebanyak sepuluh subjek.

Subjek penelitian harus bersedia mengikuti dan mematuhi protokol intervensi. Sebelum melaksanakan intervensi, subjek diharuskan mengisi kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan mengenai kebiasaan olahraga dan minum serta riwayat kesehatan subjek yang digunakan sebagai parameter supaya subjek dapat melaksanakan intervensi konsumsi air putih dan HIIT dengan aman. Dari 30 subjek yang melaksanakan intervensi air putih dan HIIT terdapat satu orang yang drop out yaitu pada kelompok air putih (DA). Sehingga total subjek yang melaksanakan intervensi sesuai protokol penelitian sebanyak 29 subjek.

Gambar 2 Diagram pengelompokan subjek berdasarkan kelompok intervensi Intervensi terdiri dari dua jenis yaitu intervensi konsumsi air putih dan intervensi HIIT (High Interval Intensity Training), protokol penelitian sebagai berikut:

1. Subjek tidak mengubah pola konsumsi makanan dan minuman serta aktivitas fisik selama dua bulan intervensi.

2. Konsumsi air putih dilakukan dengan aturan sebagai berikut: sebelum sarapan (minum 2-3 gelas/600 ml), sebelum makan siang (minum 2-3 gelas/600 ml), sebelum makan malam (minum 2-3 gelas/600 ml) dilakukan regular setiap hari selama dua bulan (168 botol/2 bulan/subjek). Aturan ini diacu berdasarkan penelitian Dennis et al. (2010) yang menunjukkan bahwa minum air tidak berasa sebanyak 0.5 L sebelum tiga satuan waktu makan (1-2 jam sebelum makan) memberikan dampak

Populasi

Subjek: overweight Subjek: overweight, bersedia

Air putih = 10 HIIT = 10 Air putih +HIIT = 10

Total subjek = 30

penurunan terhadap berat badan (p = 0.03). Pengambilan botol minum air mineral dilakukan subjek setiap hari sebelum atau sesudah kuliah.

3. Selang satu jam interval setelah minum air, subjek tidak diperkenankan mengonsumsi cemilan atau kudapan.

4. HIIT (High Intensity Interval Training) dilakukan dengan aturan sebagai berikut: dilakukan tiga kali/minggu (senin, rabu, dan jumat) pada satuan waktu yang sama sesuai dengan kesediaan waktu subjek (24 kali latihan/2 bulan) dengan durasi/latihan selama 16 menit. Aturan ini diacu berdasarkan penelitian Kravitz (2014). Gerakan meliputi tiga bagian yaitu: 4.1Warm up cardio (pemanasan) meliputi: boxer shuffle, up & over step, walkdown plank, torso circles, squats, alternating lunges, high kicks, bott kickers, jumping jacks (masing-masing gerakan dilakukan selama 30 detik).

4.2Body weight HIIT workout meliputi (Kravitz 2014):

4.2.1Broad jump + 2 jacks (20 detik gerak, 10 detik istirahat) dilakukan 4 x. Manfaat gerakan ini yaitu memperbaiki kesehatan cardiovaskular dan tekanan darah.

4.2.2Pop squats (20 detik gerak, 10 detik istirahat) dilakukan 4 x. Manfaat gerakan ini yaitu memperbaiki kebugaran aerobik dan non aerobik.

4.2.3Barpees + kicks (20 detik gerak, 10 detik istirahat) dilakukan 4 x. Manfaat gerakan ini yaitu memperbaiki lemak abdominal dan berat badan sehingga menjadi massa otot.

4.2.4Switch foot jumps + reverse lunge (20 detik gerak, 10 detik istirahat) dilakukan 4 x. Manfaat gerakan ini yaitu memperbaiki kesehatan cardiovaskular dan tekanan darah.

4.2.5Squat jump slides (20 detik gerak, 10 detik istirahat) dilakukan 4 x. Manfaat gerakan ini yaitu memperbaiki kebugaran aerobik dan non aerobik.

4.3Quick cool down and stretch (pendinginan) meliputi: jog in place, lat steps trows, toe touch circles, inside thigh circles, toe touch stretch, inside tigh stretch, quad stretch, switch sides, downward dog, pigeon pose, switch sides, plank calf stretch, cobra stretch, child’s stretch, deep glute stretch, switch sides, full body stretch (masing-masing gerakan dilakukan selama 20 detik).

Kepatuhan subjek akan dipantau menggunakan formulir kepatuhan yang diberikan kepada subjek dan akan dimonitoring oleh peneliti setiap selesai intervensi. Selain menggunakan formulir kepatuhan, peneliti juga menggunakan grup sosial media untuk mengingatkan subjek dalam melakukan intervensi konsumsi air putih setiap hari dan intervensi HIIT setiap hari senin, rabu, dan jumat. Pengembalian botol minuman yang telah dikonsumsi selama satu hari selama dua bulan dikembalikan lagi kepada peneliti setiap hari dan disimpan peneliti sebagai bukti pelaksanaan intervensi. Jika subjek tidak sempat mengambil atau mengembalikan botol minuman kepada peneliti, subjek melakukan penggantian botol minum secara mandiri dan akan diganti oleh peneliti, namun subjek tetap harus memberikan foto sebagai bukti pelaksanaan intervensi.

Kondisi dan situasi subjek yang tidak dapat mengikuti pelaksanaan intervensi konsumsi air dan HIIT sesuai dengan jadwal dan tempat yang telah

ditentukan maka subjek harus mengganti hari dan tempat pelaksanaan intervensi dengan memberikan bentuk laporan berupa foto saat melaksanakan intervensi HIIT di rumah atau di kosan kepada peneliti. Selama melaksanakan intervensi konsumsi air putih dan HIIT antara subjek dan peneliti saling memberikan upaya persuasif (kedekatan personal) dan memanfaatkan peer group supaya kepatuhan terus terjaga hingga akhir penelitian sehingga terhindar dari risiko drop out. Namun drop out akan dilakukan ketika subjek tidak menghadiri dan melaksanakan intervensi secara rutin selama 2 minggu.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang diambil terdiri dari data primer dan data sekunder. Data karakteristik mahasiswa-mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat telah diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh mahasiswa dan mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat setelah mendapatkan penjelasan dan dipandu oleh peneliti. Data primer terdiri dari:

a. Data karakteristik subjek meliputi jenis kelamin, usia, anak ke-, bentuk tubuh yang diinginkan, jumlah uang saku, dan alokasi uang makan.

b. Data kebiasaan makan dan minum subjek yang meliputi kebiasaan sarapan, jenis sarapan, kebiasaan minum air putih sebelum dan sesudah bangun tidur; sebelum, saat dan sesudah makan; sebelum dan sesudah olahraga; interval waktu minum air putih sebelum dan sesudah makan; jumlah air putih yang diminum/gelas.

c. Data konsumsi zat gizi subjek dikumpulkan dengan metode semi quantitative FFQ selama satu bulan terakhir.

d. Data kebiasaan konsumsi minuman subjek selama satu bulan terakhir. e. Data frekuensi olahraga subjek yang meliputi jenis olahraga, frekuensi

olahraga/minggu, durasi olahraga/kali.

f. Data aktivitas fisik 2 x 24 jam saat hari kuliah dan hari libur.

g. Data pola tidur subjek yang meliputi kesulitan tidur, kebiasaan terbangun pada malam hari, tingkat kenyenyakan tidur, kebiasaan tidur siang-sore, dan perasaan saat bangun tidur.

h. Data tingkat stress subjek berdasarkan jumlah frekuensi kejadian per tahun diacu menggunakan life change index scale (the stress test). Tingkat stress di acu menurut Holmes & Rahe (1967) berdasarkan life change index scale (the stress test) bagi kehidupan rumah tangga yang dimodifikasi bagi remaja

i. Data indeks massa tubuh subjek meliputi berat badan (kg) dan tinggi badan (cm).

j. Data pemeriksaan fisik subjek meliputi tekanan darah, dan denyut nadi. k. Data indeks kebugaran kardiovaskular subjek yaitu menggunakan test

Harvard modifikasi.

Data sekunder diperoleh dari data administrasi komisi pendidikan Departemen Gizi Masyarakat yaitu data jumlah mahasiswa dan mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat angkatan 49.

Berikut variabel, indikator dan cara pengumpulan data secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3:

Tabel 3Variabel dan indikator penelitian

No Variabel Indikator Cara pengumpulan data

1 Karakteristik subjek -Jenis kelamin -Usia

-Anak ke berapa -Bentuk tubuh -Jumlah uang saku -Alokasi uang makan

Mengisi kuesioner dan

wawancara

2 Kebiasaan makan dan

minum

-Kebiasaan; jenis sarapan -Kebiasaan minum air

putih sebelum dan

sesudah bangun tidur -Kebiasaan minum air

putih sebelum, saat, dan sesudah makan

-Kebiasaan minum air

putih sebelum dan

sesudah olahraga -Interval waktu minum

air putih sebelum dan sesudah makan

-Jumlah air putih yang dikonsumsi/gelas

Mengisi kuesioner dan

wawancara

3 Konsumsi zat gizi dari

makanan

-Jenis makanan

-Jumlah yang dikonsumsi (URT/gram)

-Frekuensi makan per hari, minggu, bulan

Mengisi formulir semi

quantitative FFQ dan wawancara

4 Konsumsi zat gizi dari

minuman

-Jenis minuman

-Jumlah yang dikonsumsi (URT/ml)

-Frekuensi minum per hari, minggu, bulan

Mengisi formulir konsumsi minuman dan wawancara

5 Kebiasaan olahraga -Jenis olahraga

-Frekuensi olahraga/minggu -Durasi olahraga/kali

Mengisi kuesioner dan

wawancara

6 Aktivitas fisik (2 x 24 jam) -Kategori aktivitas fisik berdasarkan PAR dari pukul 04.00-03.00 pada hari kuliah (satu hari dan hari libur (satu hari) -Tingkat aktivitas fisik

(PAL)

-Kategori tingkat

aktivitas fisik

berdasarkan nilai PAL

Mengisi formulir aktivitas fisik 2 x 24 jam

7 Pola tidur -Kesulitan tidur malam

hari

-Kebiasaan terbangun malam hari

-Tingkat kenyenyakan -Kebiasaan tidur siang-

sore

-Perasaan saat bangun tidur pagi

Mengisi kuesioner dan

Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data

Pengolahan data meliputi entry, coding, editing, cleaning. Entry yaitu memasukan data, coding yaitu memberikan kode sebagai panduan entry, editing yaitu memperbaiki data, cleaning yaitu pengecekan ulang untuk memastikan tidak terdapat kesalahan dalam memasukan data. Pengkategorian variabel dan analisis terdapat pada Tabel 4. Selanjutnya, data diolah dan dianalisis menggunakan program komputer Microsoft Excell 2007 dan SPSS versi 17.0 for windows.

Konsumsi makanan dan minuman yang dicatat subjek dalam satuan Ukuran Rumah Tangga (URT) kemudian dikonversikan ke dalam satuan gram dan diolah berdasarkan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Kecukupan energi dan zat gizi subjek dihitung menggunakan Angka Kecukupan Gizi (AKG) menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 2013 dengan koreksi berat badan aktual subjek. Subjek dengan status gizi kurang dan lebih menggunakan berat badan ideal. Tingkat kecukupan energi dan zat gizi diperoleh dengan membandingkan konsumsi energi dan zat gizi dengan kecukupan energi dan zat gizi subjek.

Perhitungan-perhitungan tersebut menggunakan rumus sebagai berikut: Kecukupan energi dan zat gizi = ( / ) x AKGi

TKG = (K/Kecukupan energi dan zat gizi ) x 100%

Keterangan:

TB : tinggi badan

BBa : berat badan aktual

BBi : berat badan ideal

BB AKGi : berat badan berdasarkan kelompok usia pada tabel AKG

AKGi : angka kecukupan zat gizi subjek berdasarkan kelompok usia

K : konsumsi energi dan zat gizi subjek

No Variabel Indikator Cara pengumpulan data

8 Tingkat stress Kejadian yang dialami

setahun terakhir

berdasarkan the stress test

Mengisi kuesioner dan

wawancara berdasarkan life change index scale (the stress test) modifikasi menurut Holmes & Rahe (1967).

9 Indeks Massa Tubuh

(IMT)

Berat badan dan tinggi badan

Pengukuran menggunakan

alat terstandarisasi

- Timbangan BB

menggunakan timbangan

badan digital dengan

kapasitas maksimum 200 kg dan ketelitian 0.1 kg.

- Microtoice dengan kapasitas maksimum 200 cm dan ketelitian 0.1 cm.

10 Pemeriksaan fisik Tekanan darah dan denyut

nadi

Tensiometer

11 Indeks kebugaran

kardiovaskular

Harvard step modifikasi (steps 40 cm)

Pengukuran melalui test Harvard Step modifikasi

Aktivitas fisik subjek dihitung menggunakan PAL (Physical Activity Level). WHO/FAO (2003) menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel utama setelah angka metabolisme basal dalam penghitungan pengeluaran energi. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. Nilai PAR (Physical Activity Rate) untuk berbagai jenis aktivitas dan tingkat aktivitas fisik menurut WHO/FAO (2004). PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

PAL =∑( )

Keterangan:

PAL : Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)

PARi : Physical activity rate dari masing-masing aktivitas(jumlah energi yang dikeluarkan untuk

tiap jenis aktivitasper jam) Wi : Alokasi waktu tiap aktivitas

Indeks kebugaran kardiovaskular menurut The American Alliance for Health, Physical, Education Recreation and Dance (AAHPERD) dapat diukur dengan indeks kebugaran kardiovaskular menggunakan modifikasi Harvard Steps (jarak 40 cm). Indeks kebugaran kardiovaskular dinilai menggunakan formula (Khodnapur et al. 2012) sebagai berikut:

Indeks kebugaran kardiovaskular = lama latihan dalam detik x 100 2 (denyut nadi 1+2+3)

Keterangan:

Subjek melakukan Harvards Step Test (jarak 40 cm) dengan satu step setiap 2 detik (30 step/menit), untuk 5 menit sehingga total 150 step. Pada saat menit ke-1,3,5 selama tes, denyut nadi harus dicatat meliputi:

d. Denyut nadi 1 : 1 menit setelah latihan

e. Denyut nadi 2 : 3 menit setelah latihan

f. Denyut nadi 3 : 5 menit setelah latihan

Analisis data

Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan statistik. Data karakteristik mahasiswa-mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat dianalisis secara deskriptif seperti kisaran dan rata-rata ± standar deviasi. Uji beda antara ketiga perlakuan intervensi (kelompok 1: intervensi konsumsi air putih, kelompok 2: High Intensity Interval Training (HIIT), kelompok 3: intervensi kombinasi konsumsi air putih dan HIIT, menggunakan uji ANOVA (analysis of variant).

Uji paired t-test digunakan untuk melihat perbedaan dalam setiap kelompok sebelum dan sesudah intervensi. Untuk mengetahui pengaruh intervensi konsumsi air putih dan High Intensity Interval Training (HIIT) serta kombinasi keduanya terhadap perubahan berat badan, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Indeks Kebugaran Kardiovaskular (IKK) menggunakan uji simple linear regression. Jenis pengolahan dan analisis data secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Pengkategorian dan analisis variabel penelitian

No Variabel/indikator Kategori peubah Analisis

Variabel/indikator 1-6 (karakteristik subjek)

1 Usia (baseline) 17-23 tahun Deskriptif

No Variabel/indikator Kategori peubah Analisis 2. Perempuan

3 Anak ke- (baseline) 1. 1-2

2. 3-4 3. 5-6 4. 7-8

Deskriptif

4 Jumlah uang saku

(rata-rata baseline)

1. Rp 400000 - 999999 2. Rp 1000000 - 1999999

Deskriptif

5 Alokasi uang makan

(rata-rata baseline) 1. Rp 200000 – 999999 2. Rp 1000000 - 1999999 Deskriptif 6 Bentuk tubuh (Hill et al. 2006) 1. 1-2 kurus sekali 2. 3-4 kurus 3. 5 normal 4. 6-7 overweight 5. 8-9 obese Deskriptif

7 Kebiasaan makan dan minum

(baseline) A. Kebiasaan sarapan 1. Ya 2. Tidak B. Jenis rapan 1. Nasi rames 2. Roti 3. Havermoot 4. Susu

C. Kebiasaan minum air putih

1. Ya

2. Tidak

D. Terbiasa minum air putih sebelum dan sesudah bangun tidur

1. Ya

2. Tidak

E. Jumlah air putih yang diminum/gelas sebelum dan sesudah bangun tidur 1. 1 gelas (240 ml)

2. 2 gelas (480 ml) 3. 3 gelas (720 ml) 4. 4 gelas (960 ml)

F. Terbiasa minum air putih sebelum, saat, dan sesudah makan

1. Ya

2. Tidak

G. Jumlah air putih yang diminum/gelas sebelum dan sesudah makan

1. 1 gelas (240 ml) 2. 2 gelas (480 ml) 3. 3 gelas (720 ml) 4. 4 gelas (960 ml)

H. Durasi waktu interval minum air putih sebelum dan sesudah makan

1. 5 menit 2. 10 menit 3. 30 menit

I. Terbiasa minum air putih sebelum dan sesudah olahraga

1. Ya

2. Tidak

J. Jumlah air putih yang diminum/gelas sebelum dan sesudah olahraga

1. Satu gelas (240 ml)

No Variabel/indikator Kategori peubah Analisis 2. Dua gelas (480 ml)

3. Tiga gelas (720 ml) 4. Empat gelas (960 ml)

8 Konsumsi zat gizi

a. Energi, protein (Gibson 2005)

b. Lemak (Hardinsyah dan

Tambunan dalam WNPG VIII 2004)

1. Defisit tingkat berat (< 70% kebutuhan) 2. Defisit tingkat sedang

(70-79% kebutuhan) 3. Defisit tingkat ringan

(80-89% kebutuhan) 4. Normal (90-119% kebutuhan) 5. Kelebihan (≥ 120% kebutuhan) 1. Cukup (20-30% kecukupan energi) 2. Lebih (> 30% kecukupan) Deskrptif

9 Frekuensi olahraga (baseline) A. Suka berolahraga

1. Ya 2. Tidak B. Jenis olahraga 1. Biliar/bowling/golf 2. Tenis/bersepeda/berenang/bulu tangkis 3. Bola basket/sepak bola/futsal/tinju/dayung 4. Lainnya C. Frekuensi olahraga/minggu 1. 1 x 2. 2-3 x 3. 4-5 x 4. 5-6 x 5. Setiap hari D. Durasi berolahraga/kali 1. < 1 jam 2. 1-2 jam 3. 2-3 jam 4. 3-4 jam 5. > 4 jam Deskriptif 10 Aktivitas fisik (FAO/WHO/UNU 2011)

Nilai PAL (Physical Activity Level) 1. Aktivitas ringan (1.40-1.69) 2. Aktivitas sedang (1.70-1.99) 3. Aktivitas berat (2.00-2.40)

Deskriptif

11 Pola tidur (baseline) A. Kesulitan tidur

1. Tidak pernah 2. Kadang-kadang 3. Sering

4. Selalu

B. Frekuensi terbangun tidur malam hari 1. Tidak pernah 2. 1-2 kali 3. 3-4 kali 4. > 5 kali C. Tingkat kenyenyakan 1. Nyenyak 2. Kadang-kadang nyenyak 3. Tidak nyenyak

D. Frekuensi tidur siang-sore

No Variabel/indikator Kategori peubah Analisis 1. Tidak pernah

2. Kadang-kadang 3. Sering

4. Selalu

E. Perasaan saudara saat bangun tidur di pagi hari 1. Segar 2. Sedikit mengantuk 3. Mengantuk 4. Sangat mengantuk 12 Tingkat stress

(Holmes & Rahe 1967)

1.80 % hidup terganggu: nilai stress 300+ 2.50% hidup terganggu: nilai stress 150-

299

3.30% hidup terganggu: nilai stress < 150

Deskriptif

13 Indeks Massa Tubuh

(BMI Asia 2002)

Berat badan (kg), tinggi badan (cm) Deskriptif 14 Indeks kebugaran kardiovaskular (Hockey 1993) 1. > 90 : Baik sekali 2. 80-89 : Baik 3. 65-79 : Sedang 4. 55-64 : Kurang 5. 0-54 : Kurang sekali Deskriptif

15 Menganalisis pengaruh pemberian intervensi konsumsi air putih, intervensi

High Intensity Interval Training (HIIT) dan kombinasi keduanya terhadap perubahan berat badan subjek.

Simple linear regression

16 Menganalisis pengaruh pemberian intervensi konsumsi air putih, intervensi

High Intensity Interval Training (HIIT) dan kombinasi keduanya terhadap perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT) subjek.

Simple linear regression

17 Menganalisis pengaruh pemberian intervensi konsumsi air putih, intervensi

High Intensity Interval Training (HIIT) dan kombinasi keduanya terhadap Indeks Kebugaran Kardiovaskular (IKK) subjek.

Simple linear regression

Dokumen terkait