• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran

Dalam dokumen Oleh : AZMI AKBAR K SKRIPSI (Halaman 47-51)

LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

C. Kerangka Pemikiran

Salah satu permasalahan dalam proses belajar mengajar adalah siswa yang pasif selama kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut dapat disebabkan oleh penyajian materi pelajaran yang sebagian besar masih menggunakan metode ceramah sehingga kurang menarik dan membosankan bagi siswa. Permasalahan tersebut tentunya dapat membuat prestasi belajar siswa menjadi rendah. Permasalahan ini juga ditemukan pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Wonogiri, untuk mata pelajaran kimia dengan materi pokok termokimia. Kebanyakan siswa menganggap mata pelajaran kimia sulit terutama dalam menyelesaikan soal hitungan yang membutuhkan pemahaman konsep pada materi termokimia. Meskipun sudah memiliki sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang baik, namun minimnya nilai kimia siswa pada materi pokok termokimia kelas XI IPA semester I SMA Negeri 1 Wonogiri masih sering terjadi. Hal ini ditunjukkan dengan data nilai siswa pada tahun Pelajaran 2010/2011 terdapat 70% siswa yang belum tuntas. Sesuai dengan tuntutan profesionalisme guru, maka seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan metode mengajarnya sedemikian rupa sehingga mampu mengeksplorasi keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Materi pokok Termokimia membutuhkan pemahaman konsep dan kemampuan berhitung. Oleh karena itu diharapkan dengan model pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa berdiskusi dan bertukar pikiran dengan teman-temannya dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap

commit to user

33 materi tersebut. Dua diantara model pembelajaran kooperatif adalah metode Group Investigation (GI) dan metode Team Assisted Individualization (TAI).

Materi termokimia memiliki beberapa karakteristik, diantaranya merupakan salah satu materi kimia yang memerlukan pemahaman konsep dengan baik, terlebih lagi sebagian besar konsep pada materi ini abstrak, selain itu pada termokimia terdapat soal–soal hitungan. Sehingga akan lebih baik jika metode yang diterapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan melatih kemampuan mengerjakan soal hitungan. Hal ini sesuai dengan teori belajar kontruktivistik yang menjelaskan bahwa setiap siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari agar dapat memperoleh hasil yang maksimal. Pada metode pembelajaran GI setiap siswa berperan aktif dalam melakukan investigasi dan dapat berdiskusi untuk memperoleh konsep–konsep termokimia dari berbagai sumber dan menyimpulkannya secara mandiri, sehingga pemahaman konsep yang dimiliki tiap siswa lebih kuat. Usaha mandiri siswa juga merupakan sarana berlatih untuk menyelesaikan permasalahan hitungan dalam termokimia. Pada metode pembelajaran TAI, kelompok cenderung terpusat pada asisten, sehingga pemahaman untuk tiap siswa kurang begitu kuat, terlebih kualitas pemahaman konsep hanya tergantung pada pemahaman asisten. Aktivitas kelompok pada metode pembelajaran ini tidak mampu memberikan banyak kesempatan dalam hal berlatih menyelesaikan soal secara mandiri. Dari penjelasan di atas diduga penggunaan metode pembelajaran GI lebih baik daripada metode pembelajaran TAI terhadap prestasi belajar termokimia.

Dalam pencapaian hasil belajar, terdapat faktor–faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa. faktor–faktor tersebut dapat berupa faktor eksternal maupun faktor internal. Salah satu faktor internal adalah kemampuan matematik siswa. Karakteristik yang lain dari materi termokimia adalah membutuhkan ketelitian dan keterampilan siswa dalam mengoperasikan angka-angka untuk perhitungannya. Sementara itu kemampuan matematik dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengoperasikan bilangan tentang perkalian, pembagian, penjumlahan, pengurangan, serta kesebandingan dalam

commit to user

termokimia. Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan proses pemfungsian faktor internal sehingga mampu memberikan respon terhadap stimulus. Dengan kemampuan matematik sebagai faktor internal siswa, diduga terdapat perbedaan respon yang berupa prestasi belajar antara siswa dengan kemampuan matematik tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki kemampuan matematik yang tinggi akan mampu menyelesaikan permasalahan hitungan dalam termokimia dengan lebih mudah. Dari penjelasan ini diduga siswa dengan kemampuan matematik tinggi memiliki prestasi belajar termokimia yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan matematik rendah.

Pada pembelajaran materi pokok termokimia dengan metode Group Investigation (GI) dan Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari kemampuan matematik siswa, dimungkinkan akan terjadi fenomena dimana siswa dengan kemampuan matematik tinggi memiliki prestasi belajar yang setara antara siswa yang diajar dengan metode GI maupun TAI. Siswa dengan kemampuan matematik yang tinggi mampu menyelesaikan permasalahan hitungan dalam termokimia dengan lebih mudah, baik diajar dengan metode GI atau TAI. Sedangkan siswa dengan kemampuan matematik rendah, melalui metode pembelajaran GI diduga akan memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan metode pembelajaran TAI. Hal ini dimungkinkan karena pada metode GI, setiap siswa dituntut untuk aktif dalam melakukan investigasi dan berdiskusi tentang permasalahan termokimia, dan ketika terdapat permasalahan tentang hitungan siswa harus berusaha memecahkannya secara mandiri. Usaha mandiri siswa ini merupakan sarana berlatih untuk menyelesaikan soal hitungan. Dari penjelasan ini diduga terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif metode Group Investigation (GI) dan Team Assisted Individualization (TAI) dengan kemampuan matematik siswa terhadap prestasi belajar siswa.

commit to user

35

Gambar 6. Skema Kerangka Berpikir D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran dan perumusan masalah yang diajukan, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh pembelajaran kimia dengan menggunakan metode Group Investigation (GI) dan Team Assisted Individualization (TAI) terhadap prestasi belajar siswa.

2. Ada pengaruh kemampuan matematik siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.

3. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif metode Group Investigation (GI) dan Team Assisted Individualization (TAI) dengan kemampuan matematik siswa terhadap prestasi belajar siswa.

INPUT:

Penggunaan model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran dengan metode Group Investigation (GI) dan metode Team Assisted Individualization (TAI)

Ditinjau dari faktor internal siswa Keterampilan dalam mengoperasikan

angka-angka atau kemampuan matematik

Output

1. Prestasi belajar termokimia siswa masih rendah.

2. Penerapan metode yang variatif pada pembelajaran kimia belum maksimal. 3. Kemampuan matematik siswa belum mendapatkan perhatian dari guru. 4. Siswa belum diikutsertakan dalam pembangunan pemahaman.

5.

commit to user

36 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam dokumen Oleh : AZMI AKBAR K SKRIPSI (Halaman 47-51)

Dokumen terkait