• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori maka dapat dikemukakan kerangka pemikiran sebagai berikut :

1. perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted

Individualization) dilengkapi media modul dengan penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max

terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid.

Metode dan media pembelajaran yang bervariasi dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran. Dalam usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar dapat dilakukan dengan mengadakan inovasi dalam proses pembelajaran, yaitu proses belajar kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif akan membantu meningkatkan interaksi sosial dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Apalagi dengan didukung media pembelajaran yang menarik dan interaktif maka keaktifan siswa juga akan meningkat.

Materi sistem koloid merupakan salah satu pokok bahasan dalam pelajaran kimia yang penting karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, memerlukan pemahaman yang cukup dari siswa. Untuk itu perlu metode dan media pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih aktif belajar dan tidak cepat merasa bosan. Dengan metode pembelajaran kooperatif metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max diharapkan siswa mampu memahami materi sistem koloid serta hal yang terkait dengan itu.

Dalam metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul menekankan kerjasama kelompok dimana seorang siswa yang lebih mampu, berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu kelompoknya. Penggunaan media modul akan membuat siswa mendapatkan paket pengajaran terkecil yang memuat satuan konsep, tujuan pembelajaran, serta petunjuk kegiatan belajar siswa di dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dimungkinkan belajar sendiri. Selain itu, modul dilengkapi dengan gambar-gambar penunjang, contoh soal, dan latihan soal sehingga akan mempermudah siswa dalam memahami pokok bahasan sistem

commit to user commit to user

koloid. Tetapi pada modul, pembahasan terlalu banyak dan cenderung membosankan.

Sedangkan dalam metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max menekankan kerjasama kelompok dimana seorang siswa yang lebih mampu, berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu

kelompoknya. Penggunaan media Macromedia Flash Max akan membantu siswa

dalam memahami materi sistem koloid karena dalam penggunaan media ini gambar yang disajikan lebih jelas, karena terlihat nyata dan bergerak, sehingga siswa dapat melihatnya sambil mencatat. Selain itu media ini mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan. Di samping kelebihan juga terdapat kelemahan Macromedia Flash Max yaitu memerlukan waktu, usaha dan persiapan yang baik untuk mengajar menggunakan Macromedia Flash Max.

Berdasarkan spesifikasi materi pelajaran yang diteliti dan kelebihan kelemahan masing-masing media yang digunakan, maka peneliti memprediksikan

bahwa penggunaan metode pembelajaran TAI dengan bantuan media Macromedia

Flash Max menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi daripada penggunaan metode pembelajaran TAI dengan bantuan media modul pada materi sistem koloid.

2. perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi dengan kemampuan memori rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid.

Kemampuan memori atau ingatan adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah terjadi atau dipelajari di masa lampau. Siswa yang memiliki kemampuan memori yang tinggi akan mampu menjalankan perannya sebagai seorang peserta didik yang baik, sebaliknya dengan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah, sehingga prestasi belajarnya pun akan lebih baik ketika diajar dengan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul maupun media Macromedia Flash Max pada materi pokok sistem koloid.

commit to user commit to user

Jadi siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi akan lebih mudah dan lancar dalam menguasai dan menjelaskan materi pelajaran kepada teman sekelompoknya. Siswa juga akan memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah.

3. Interaksi antara pembelajaran metode TAI menggunakan media modul dan

Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar kimia pada materi sistem koloid.

Pada pengajaran materi pokok sistem koloid dengan metode TAI

dilengkapi media modul dan media Macromedia Flash Max dengan

memperhatikan kemampuan memori siswa, dimungkinkan akan terjadi fenomena dimana siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi yang diajar dengan media Macromedia Flash Max prestasi belajarnya akan lebih baik dari pada siswa dengan kemampuan memori rendah. Hal ini dikarenakan dalam media

Macromedia Flash Max, siswa dapat menggunakan kemampuan memorinya yang

tinggi untuk mengingat kembali materi apa yang sudah mereka pelajari di dalam kelompok, dengan bantuan media komputer yang dapat bergerak dan terlihat nyata sehingga siswa berkemampuan memori yang tinggi cenderung mudah mengingat konsep yang terdapat pada materi sistem koloid. Sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah yang diajar dengan metode TAI dengan media modul diharapkan akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik karena siswa lebih dituntut untuk belajar sendiri di rumah dengan bantuan modul yang disajikan secara lengkap sehingga siswa dapat menemukan sendiri konsep materi sistem koloid.

Dari pemikiran di atas, diprediksikan terdapat interaksi antara metode TAI

dilengkapi media modul dan media Macromedia Flash Max dengan kemampuan

commit to user commit to user

Gambar 9 Paradigma Penelitian Keterangan :

A : Model pembelajaran kooperatif TAI

A1 : Dengan media modul

A2 : Dengan media Macromedia Flash Max

B1 : Kemampuan memori tinggi

B2 : Kemampuan memori rendah

A1B1 : Model pembelajaran kooperatif dengan modul pada siswa kemampuan memori tinggi

A1B2 : Model pembelajaran kooperatif dengan modul pada siswa kemampuan memori rendah

A2B1 : Model pembelajaran kooperatif dengan Macromedia Flash Max pada siswa kemampuan memori tinggi

A2B2 : Model pembelajaran kooperatif dengan Macromedia Flash Max pada siswa kemampuan memori rendah

A A1 A2 B1 B2 B1 B2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2

commit to user commit to user C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka dapat dikemukakan perumusan hipotesis sebagai berikut :

1. prestasi belajar pada penggunaan metode pembelajaran TAI dilengkapi media

Macromedia Flash Max lebih tinggi daripada penggunaan metode TAI

dilengkapi media modul pada materi sistem koloid bagi siswa kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri.

2. prestasi belajar pada siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah pada materi sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri.

3. terdapat interaksi antara pembelajaran metode TAI dilengkapi media modul

dan media Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa

terhadap prestasi belajar kimia pada materi sistem koloid bagi siswa kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri.

commit to user commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wonogiri pada kelas XI RSBI IPA semester genap tahun pelajaran 2009/2010.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada Februari 2010, pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahap yaitu:

a. Tahap persiapan, meliputi : pengajuan judul skripsi, permohonan pembimbing, pembuatan proposal, perijinan penelitian, survei sekolah yang bersangkutan dan konsultasi instrumen penelitian.

b. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian yang meliputi uji instrumen penelitian dan pengambilan data yang disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian materi pokok sistem koloid.

c. Tahap penyelesaian, yaitu meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Rancangan penelitian disajikan dalam tabel 2.

Tabel 4 Rancangan Penelitian

Faktor A (Media Pembelajaran) Faktor B (kemampuan Memori)

Tinggi (B1) Rendah (B2)

Metode TAI dengan modul (A1)

A1B1 A1B2

Metode TAI dengan Macromedia Flash Max (A2)

A2B1 A2B2

commit to user commit to user

Keterangan :

A1B1 = metode pembelajaran TAI dengan modul pada siswa kemampuan memori tinggi

A1B2 = metode pembelajaran TAI dengan modul pada siswa kemampuan memori rendah

A2B1 = metode pembelajaran TAI dengan Macromedia Flash Max pada siswa kemampuan memori tinggi

A2B2 = metode pembelajaran TAI dengan Macromedia Flash Max pada siswa kemampuan memori rendah

C. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Penetapan Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI RSBI IPA SMA Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010 yaitu XI RSBI-1, XI RSBI-2,dan XI RSBI-3.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik cluster random sampling. Pemilihan sampel cluster adalah pemilihan sampel dimana yang dipilih secara random/acak bukan individual, tetapi kelompok-kelompok. Dalam penelitian ini didapat 2 sampel yaitu kelas XI RSBI-2 dan XI RSBI-3. Kelas yang mendapat perlakuan dengan metode TAI dengan media modul adalah kelas XI RSBI-2, sedangkan yang mendapat perlakuan

dengan metode TAI dengan media Macromedia Flash Max adalah kelas XI RSBI-3.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu media pembelajaran dan kemampuan memori yang dikategorikan dalam tinggi dan rendah. Variabel terikat penelitian adalah prestasi belajar.

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Variabel Bebas

1) Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) pada materi pokok Sistem Koloid dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Dalam

commit to user commit to user

penelitian ini digunakan metode TAI dengan media modul dan metode TAI dengan media Macromedia Flash Max.

Metode TAI merupakan metode kerja kelompok dimana terdapat terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu kelompok. Pada metode ini dibantu dengan sarana media pembelajaran yaitu modul dan

Macromedia Flash Max. Modul merupakan paket pengajaran terkecil yang memuat satuan konsep, tujuan pembelajaran, serta petunjuk kegiatan belajar siswa di dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dimungkinkan belajar sendiri.

Macromedia Flash Max merupakan media komputer interaktif dan presentasi memberikan desain kemampuan membuat animasi web dengan mudah dan hasil akhirnya berupa animasi yang menarik dan tidak membosankan bagi siswa.

2) Kemampuan memori

Kemampuan memori adalah kemampuan yang ada dalam diri seseorang untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya.

b. Variabel Terikat

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat dari aktivitas progresif selama mengikuti pelajaran kimia materi pokok Sistem Koloid yang dapat mengakibatkan perubahan dalam diri siswa yang dilambangkan dalam bentuk nilai.

2. Skala Pengukuran dari Variabel Bebas Penelitian

Variabel media pembelajaran berupa media pembelajaran dengan modul dan media pembelajaran dengan Macromedia Flash Max berskala pengukuran nominal. Variabel kemampuan memori berskala pengukuran interval yang dibedakan menjadi kategori tinggi dan rendah. Perbedaan kategori ini berdasarkan pada nilai rata-rata sampel. Siswa dengan perolehan nilai di atas atau sama dengan nilai rata-rata dimasukkan dalam kategori tinggi, sedangkan siswa dengan perolehan nilai dibawah nilai rata-rata dimasukkan dalam kategori rendah.

commit to user commit to user

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, metode angket serta metode dokumentasi.

a. Metode Tes 1) Pengertian Tes

Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan individu yang dalam penelitian ini untuk mengungkap sejauh mana penguasaan siswa terhadap konsep-konsep dalam materi sistem koloid untuk mendapatkan nilai prestasi belajar. Tes yang digunakan berupa tes obyektif berbentuk pilihan ganda. Perangkat tes yaitu tes obyektif dengan 5 alternatif jawaban. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.

2) Syarat-syarat Tes

Menurut Sumadi Suryabrata (2004:23) syarat-syarat tes yang baik adalah :

a) Tes harus valid artinya dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. b) Tes harus reliabel artinya mempunyai nilai yang sama walaupun

dikerjakan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.

c) Tes harus distandarisasikan artinya tes yang bertujuan supaya setiap testee yang dites dengan tes tersebut mendapat perlakuan yang benar-benar sama.

d) Tes harus obyektif artinya pemberian skor tidak terpengaruh oleh pandangan dan prasangka pribadi.

e) Tes harus diskriminatif artinya mampu menunjukkan perbedaan-perbedaan yang kecil mengenai sifat tertentu pada individu-individu yang berbeda-beda.

f) Tes harus komprehensif artinya dapat mengungkap pengetahuan testee mengenai segala hal yang harus dipelajari.

g) Tes harus mudah digunakan artinya tes tersebut harus disusun sedemikian rupa sehingga mudah digunakan.

commit to user commit to user

b. Metode Angket

1) Pengertian Angket

Metode angket merupakan metode pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara mengajukan sejumlah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Angket yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket langsung tertutup karena responden menjawab tentang dirinya dan jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang ada. Dalam hal ini angket digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan afektif.

2) Langkah-langkah Menyusun Angket

Dalam hal ini angket yang diberikan diharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu perlu dibuat kisi-kisi angket yang didasarkan pada kajian teori yang telah dikemukakan dimuka.

Adapun lagkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan angket adalah :

a) Membuat konsep dasar. Sebagai konsep dasarnya penulis mengambil pengertian dari kemampuan afektif.

b) Menentukan aspek yang perlu diidentifikasi dan diukur c) Mencari indikator dari tiap aspek

d) Menjabarkan indikator kedalam item-item angket e) Melaksanakan uji coba angket

Data yang diperoleh berupa skor hasil pengisian angket dari responden. Pemberian skor untuk angket afektif ini digunakan skala 4, untuk item yang mengarah jawaban positif, pemberian skornya sebagai berikut :

- Skor 4 untuk jawaban Sangat Setuju - Skor 3 untuk jawaban Setuju

- Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju

- Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju

Sedangkan yang mengarah jawaban negatif, pemberian skornya sebagai berikut :

commit to user commit to user

- Skor 1 untuk jawaban Sangat Setuju - Skor 2 untuk jawaban Setuju

- Skor 3 untuk jawaban Tidak Setuju

- Skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju

c. Metode Dokumentasi

Dokumen dalam penelitian ini adalah nilai ulangan harian materi sistem koloid tahun pelajaran 2008/2009 SMA N 1 Wonogiri.

2. Instrumen Penelitian

Berdasarkan variabel yang diteliti maka instrumen penelitian yang diperlukan adalah tes kognitif, tes afektif dan tes kemampuan memori.

a. Tes Kognitif Materi Pokok Sistem Koloid

Tes adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data, berupa suatu daftar pertanyaan atau butir-butir soal. Tes yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa tes objektif yang disusun oleh peneliti berdasarkan rancangan pembelajaran dan kisi-kisi tes. Tes yang berisi perolehan hasil belajar kimia tersebut digunakan untuk mengambil data prestasi belajar materi pokok sistem koloid.

Tes objektif tersebut terdiri dari 28 butir soal yang berupa pilihan ganda dengan lima pilihan. Sebelum digunakan untuk menguji subjek penelitian, tes tersebut diujicobakan terlebih dahulu pada siswa kelas XII RSBI-2 yang telah mendapat materi sistem koloid. Skala penilaian menggunakan skala 100, dengan penilaian sebagai berikut:

Nilai = 100

28 x

Benar Jawaban Jumlah

b . Angket Afektif Materi Pokok Sistem Koloid

Instrumen penilaian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan tertutup yaitu siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Skala penskoran digunakan skala likert, adapun ketentuannya dapat dilihat pada tabel 5.

commit to user commit to user

Jumlah pernyataan dalam angket afektif sebanyak 20 butir, dengan skala penilaian 100, dengan perhitungan nilai :

Nilai Prestasi Belajar Afektif = X 100

Tabel 5 Skor Penilaian Afektif

Skor untuk aspek yang dinilai

Nilai

(+) (-)

SS (Sangat setuju) S (Setuju)

TS (Tidak setuju)

STS (Sangat tidak setuju)

4 3 2 1 1 2 3 4 (Depdiknas, 2003: 14)

c. Tes Kemampuan Memori

Dalam penelitian ini tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan memori menggunakan metode asosiasi berpasangan. Dalam prakteknya siswa sebagai subyek diminta untuk mempelajari selama beberapa saat materi berupa kata yang berpasang-pasangan. Salah satu bagian pasangan digunakan sebagai soal dan bagian yang lain merupakan jawaban yang disertai pengecoh. Setelah beberapa saat, materi ditarik dan siswa diminta untuk mengungkapkan kembali materi yang telah diberikan dengan cara menjawab soal yang ada dalam waktu yang telah ditentukan. Jumlah soal tes kemampuan memori sebanyak 50 butir dengan skala penilaian 100, dengan perhitungan nilai :

Nilai Kemampuan Memori = = X 100 Jumlah jawaban benar

80

Jumlah jawaban benar 50

commit to user commit to user

3. Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan untuk mengambil data dalam penelitian, instrumen terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui kelayakan instrumen tersebut. Uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas XII RSBI-2.

Kelayakan soal tes kognitif ditinjau dari aspek : a. Validitas

b. Reliabilitas

c. Tingkat kesukaran soal d. Daya pembeda soal

Kelayakan angket afektif ditinjau dari dua aspek yaitu a. Validitas

b. Reliabilitas

Sedangkan kelayakan tes kemampuan memori dengan uji reliabilitas. a. Uji Coba Soal Tes Kognitif

1) Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 1996:158). Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas item atau validitas butir. Validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item.

Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal adalah menggunakan teknik korelasi Biserial dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

rpbis : koefisien korelasi biserial

Mp : rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya

Mt : rerata skor total

St : standar deviasi dari skor total

commit to user commit to user

q : proporsi siswa yang menjawab salah

Kriteria pengujian

Kriteria item dinyatakan valid jika rxy > rtabel Kriteria item dinyatakan tidak valid jika rxy ≤ rtabel Kriteria validitas suatu tes (rxy) adalah sebagai berikut :

0,91 ─ 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,71 ─ 0,90 : Tinggi (T)

0,41 ─ 0,70 : Cukup (C)

0,21 ─ 0,40 : Rendah (R)

Negatif ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR)

(Suharsimi Arikunto, 1996:283) Penentuan validitas didasarkan pada harga rxy yang melampaui harga kritik

r0,5:N=24 sebesar 0.404. Hasil uji coba validitas instrumen soal penilaian kognitif

yang dilakukan terangkum dalam tabel 6.

Tabel 6. Hasil uji coba validitas instrumen penilaian kognitif.

Jenis Soal Jumlah Soal

Kriteria

Valid Invalid

Kognitif 35 28 7

Hasil uji coba validitas instrumen soal penilaian kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 8.

2) Uji Reliabilitas

Soal dinyatakan reliabel bila memberikan hasil yang relatif sama saat dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan. Untuk menghitung koefisien realibilitas tes bentuk obyektif digunakan rumus KR 20 sebagai berikut :

commit to user commit to user rtt =       −∑     − 2 t 2 t S pq S 1 n n Keterangan : rtt : koefisien reliabilitas n : jumlah item St2 : standar deviasi

p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah

Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut : 0,91-1,00 : Sangat Tinggi

0,71-0,90 : Tinggi

0,41-0,70 : Cukup

0,21-0,40 : Rendah

Negatif-0,20 : Sangat Rendah

(Masidjo, 1995 : 243) Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif yang dilakukan terangkum dalam tabel 7.

Tabel 7. Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif

Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Kognitif 35 0.975 Sangat tinggi

Hasil uji coba reliabititas instrumen soal penilaian kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 8.

3) Taraf Pembeda Soal Suatu Item

Taraf pembeda suatu item adalah taraf sampai di mana jumlah jawaban benar dari siswa yang tergolong kelompok atas (pandai) berbeda dari siswa-siswa yang tergolong kelompok bawah (kurang pandai) untuk suatu item (Masidjo, 1995:196). Perbedaan jawaban benar dari siswa tergolong kelompok atas dan bawah disebut Indeks Diskriminasi (ID).

commit to user commit to user

Keterangan :

ID : indeks diskriminasi

KA : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari

siswa tergolong kelompok atas

KB : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari

siswa tergolong kelompok bawah

NKA atau NKB : jumlah siswa yang tergolong kelompok atas

atau bawah Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :

0,80 ─ 1,00 : Sangat Membedakan (SM)

0,60 ─ 0,79 : Lebih Membedakan (LM)

0,40 ─ 0,59 : Cukup Membedakan (CM)

0,20 ─ 0,39 : Kurang Membedakan (KM)

Negatif - 0.19 : Sangat Kurang Membedakan (SKM)

(Masidjo, 1995:198-201) Hasil uji coba daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif yang dilakukan terangkum dalam tabel 8.

Tabel 8. Hasil uji coba daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif Jenis Soal Jumlah

Soal

Kriteria

SM LM CM KM SKM

Kognitif 35 0 3 19 5 8

Hasil uji coba daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 8.

4) Taraf Kesukaran Suatu Item

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam bilangan indeks yang disebut Indeks Kesukaran (IK), yaitu bilangan yang merupakan hasil

commit to user commit to user

perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban yang seharusnya diperoleh dari suatu item

Keterangan :

IK : indeks kesukaran

B : jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu item

N : kelompok siswa

skor maksimal : besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawabab benar dari suatu item

N x skor maksimal : jumlah jawaban yang benar yang harus diperoleh dari suatu item

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :

0,80 ─ 1,00 : Mudah Sekali (MS)

0,60 ─ 0,79 : Mudah (Md)

0,40 ─ 0,59 : Sedang/Cukup (Sd-C)

0,20 ─ 0,39 : Sukar (Sk)

Negatif ─ 0,19 : Sukar Sekali (SS)

(Masidjo, 1995:189-192) Hasil uji coba taraf kesukaran instrumen soal penilaian kognitif yang

Dokumen terkait