commit to user commit to user
STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL DENGAN MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI (TEAMS
ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER
GENAP SMAN 1 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI Oleh :
VINA SETYAWINATA K 3306038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user commit to user
STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL DENGAN MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI (TEAMS
ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER
GENAP SMAN 1 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh :
VINA SETYAWINATA K 3306038
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
commit to user commit to user
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si.
NIP. 19721023 199802 2 001
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Ashadi
commit to user commit to user
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Kamis
Tanggal : 29 Juli 2010
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang (Tanda Tangan)
Ketua : Dra. Hj. Bakti Mulyani, M.Si. _____________
Sekretaris : Drs. H. Sugiharto, Apt., M.S. _____________
Anggota I : Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si. _____________
Anggota II : Prof. Dr. H. Ashadi. _____________
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
commit to user commit to user ABSTRAK
Vina Setyawinata, STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL
DENGAN MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI (TEAMS
ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI
TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM
KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP SMAN 1 WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010, Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juli, 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) perbedaan pengaruh
penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media
modul dengan penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization)
dilengkapi media Macromedia Flash Max terhadap prestasi belajar siswa pada
pokok bahasan sistem koloid, (2) perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi
dan kemampuan memori rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada
pokok bahasan sistem koloid, (3) interaksi antara pembelajaran kimia dengan
metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dan TAI
(Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max
dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok
bahasan sistem koloid.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial
2x2. Populasi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1
Wonogiri. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random
sampling dari 3 kelas yang ada diambil dua kelas yaitu kelas XI RSBI-2 sebagai
kelas eksperimen 1 dan XI RSBI-3 sebagai kelas eksperimen 2. Teknik
pengumpulan data dengan metode tes dan angket. Teknik analisis data dengan
menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) prestasi belajar kognitif pada
penggunaan metode pembelajaran TAI (Teams Assisted Individualization)
dilengkapi media Macromedia Flash Max lebih tinggi daripada penggunaan
metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul pada
pokok bahasan sistem koloid. Prestasi belajar kognitif metode TAI dengan media
commit to user commit to user
dengan Fobs = 5,049 yang melampaui harga Ftabel = 4,000. Tetapi tidak ada
perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization)
menggunakan media modul dengan metode TAI (Teams Assisted
Individualization) dengan media Macromedia Flash Max pada prestasi afektif
siswa dengan Fobs = 0,207 yang tidak melampaui harga Ftabel = 4,000, (2) prestasi
belajar kognitif pada siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi lebih
tinggi daripada siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah pada pokok
bahasan sistem koloid. Siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi
mencapai prestasi kognitif yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai
kemampuan memori rendah dengan Fobs = 8,810 yang melampaui harga Ftabel =
4,000. Tetapi tidak ada perbedaan pengaruh siswa yang mempunyai kemampuan
memori rendah maupun tinggi pada prestasi afektif dengan Fobs = 0,353 yang tidak
melampaui harga Ftabel = 4,000, (3) tidak ada interaksi antara pembelajaran kimia
dengan metode TAI menggunakan media modul dan TAI menggunakan media
Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi
belajar pada pokok bahasan sistem koloid. Untuk prestasi belajar kognitif
ditunjukkan dengan hasil perhitungan anava bahwa nilai FAB hitung = 2,736 lebih
kecil dari F tabel = 4,000, sedangkan untuk prestasi belajar afektif ditunjukkan oleh
hasil perhitungan anava bahwa nilai FAB hitung = 0,045 lebih kecil dari F tabel =
4,000.
commit to user commit to user ABSTRACT
Vina Setyawinata. A COMPARATIVE STUDY ON THE USE OF MODULE
MEDIA WITH MACROMEDIA FLASH MAX IN TAI (TEAMS ASSISTED
INDIVIDUALIZATION) METHOD EVALUATED FROM MEMORY
CAPABILITY TOWARD STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT IN
SUBJECT MATTER COLLOIDAL SYSTEM OF STUDENTS CLASS XI
SEMESTER GENAP OF SMA NEGERI 1 WONOGIRI IN EDUCATION
YEAR 2009 / 2010. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of
Sebelas Maret University. July, 2010.
This aim of the research are to know: (1) the difference influence by using
TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with the module media
with using TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with
Macromedia Flash Max toward students learning achievement in subject matter
colloidal system, (2) the difference influence on high memory capability with low
memory capability of students toward students learning achievement in subject
matter colloidal system, (3) the interaction between the chemistry learning with
TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with the module media
and TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with Macromedia
Flash Max with memory capability of students toward learning achievement in
subject matter colloidal system.
This study was conducted by using the experimental method with 2 x 2
factorial design. The sample population of this research were the students of grade
XI SMA Negeri 1 Wonogiri. The sampling technique used cluster random
sampling in which two classes were taken from 3 classes: XI RSBI-2 as the
experimental class 1 and XI RSBI-3 as the experimental class 2. Techniques of
collecting data used were test method and questionnaire. Technique of analysis
data used a two-way variance analysis with different cells.
The results of research show : (1) cognitive learning achievement by
using TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with Macromedia Flash
commit to user commit to user
module mediain subject matter colloidal system. Cognitive learning achievement
of TAI (Teams Assisted Individualization) method with Macromedia Flash Max
higher than TAI (Teams Assisted Individualization) method with module media
with Fstatistic= 5,049 which axceed from Ftable= 4,000. But there is no difference
influence by using TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with the
module media with using TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with
Macromedia Flash Max on affective learning achievement with Fstatistic= 0,207
which not axceed from Ftable= 4,000, (2) cognitive learning achievement to
students which have high memory capability more higher than students which
have low memory capability in subject matter colloidal system. Students which
have high memory capability reach cognitive learning achievement higher than
students which have low memory capability with Fstatistic= 8,810 which axceed
from Ftable= 4,000. But there is no difference influence from students which have
high with low memory capability on affective learning achievement with Fstatistic=
0,353 which not axceed from Ftable= 4,000, (3) There is no interaction between the
chemistry learning with TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped
with the module media and (Teams Assisted Individualization) method equipped
with Macromedia Flash Max with memory capability of students toward students
learning achievement in subject matter colloidal system. The difference cognitive
learning achievement is indicated by anava calculation that value FAB treatment
=2,736 lower than FABcritic = 4,000, the afective learning achievement is indicated
by anava calculation that value FABtreatment =0,045 lower than FABcritic = 4,000.
commit to user commit to user
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
sudah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain
(Q.S. Al Insyirah : 6-7)
Manusia berusaha dan Allah-lah yang menentukan
commit to user commit to user PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini teruntuk :
Mewujudkan harapan Ibu dan Bapakku yang senantiasa memberikan
semua yang terbaik
Suamiku tercinta yang senantiasa memberikan semangat
Kakakku yang senantiasa memberikan fasilitasnya
Malaikat kecilku
commit to user commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan banyak
rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,
dan pengarahan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan izin penyusunan skripsi.
2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si. selaku Ketua Jurusan P. MIPA, yang telah
menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S. selaku ketua Program Pendidikan Kimia yang
telah memberikan pengarahan dan izin penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Prof. Dr. H. Ashadi selaku pembimbing II yang telah pula memberikan
bimbingan dan pengarahan, sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Sri Yamtinah, S.Pd., M.Pd. selaku penasehat akademik atas bimbingan dan
nasehat selama ini.
7. Bapak Drs. Mulyadi, M.T. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wonogiri yang
telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan kita.
Surakarta, Juli 2010
commit to user commit to user DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
HALAMAN MOTTO ... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. LANDASAN TEORI ... 8
A. Tinjauan Pustaka ... 8
1. Studi Komparasi ... 8
2. Pembelajaran Kooperatif ... 8
3. Pembelajaran Kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization) . 17 4. Media Pembelajaran ... 16
5. Kemampuan Memori ... 24
6. Prestasi Belajar ... 27
commit to user commit to user
B. Kerangka Pemikiran ... 42
C. Hipotesis ... 45
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 47
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47
1. Tempat Penelitian ... 47
2. Waktu Penelitian ... 47
B. Metode Penelitian ... 47
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 48
1. Populasi ... 48
2. Sampel ... 48
D. Variabel Penelitian ... 48
1. Variabel Bebas ... 48
2. Variabel Terikat ... 49
E. Teknik Pengumpulan Data ... 50
1. Teknik Pengumpuan Data ... 50
2. Instrumen ... 52
F. Teknik Analisis Data ... 62
1. Uji Prasyarat Analisis ... 62
2. Uji Hipotesis ... 64
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 70
A. Deskripsi Data ... 70
1. Kemampuan Memori Siswa ... 70
2. Prestasi Kognitif Materi Sistem Koloid ... 73
3. Prestasi Afektif Materi Sistem Koloid ... 77
B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis ... 80
1. Uji Keseimbangan (Uji t Dua Pihak) ... 80
2. Uji Normalitas ... 80
3. Uji Homogenitas ... 82
C. Hasil Pengujian Hipotesis ... 83
1. Hasil Analisis Variansi ... 83
commit to user commit to user
3. Hasil Uji Lanjut Pasca Analisis ... 86
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 88
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 96
A. Kesimpulan ... 96
B. Implikasi ... 97
C. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
commit to user commit to user DAFTAR TABEL
Tabel 1.Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi ... 32
Tabel 2.Klasifikasi Koloid ... 33
Tabel 3.Perbandingan Sifat Sol hidrofil dengan Sol Hidrofob ... 38
Tabel 4.Rancangan Penelitian ... 47
Tabel 5.Skor Penilaian Afektif ... 53
Tabel 6.Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penilaian Kognitif ... 55
Tabel 7.Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Soal Penilaian Kognitif ... 56
Tabel 8.Hasil Uji Coba Daya Pembeda Instrumen Soal Penilaian Kognitif ... 57
Tabel 9.Hasil Uji Coba Taraf Kesukaran Instrumen Soal Penilaian Kognitif 58 Tabel 10. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penilaian Afektif ... 59
Tabel 11. Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Soal Penilaian Afektif ... 61
Tabel 12. Data Amatan, Rataan dan Jumlah Kuadrat Deviasi ... 65
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul ... 71
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 72
Tabel 15. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan media modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 73
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul ... 74
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 75
Tabel 18. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 76
commit to user commit to user
Tabel 20. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode
TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 78
Tabel 21. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 79
Tabel 22. Rangkuman Uji Normalitas Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif Siswa ... 80
Tabel 23. Rangkuman Uji Normalitas Prestasi Afektif Siswa ... 81
Tabel 24. Rangkuman Uji Normalitas Kemampuan Memori Siswa ... 81
Tabel 25. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas ... 82
Tabel 26. Rataan dan Jumlah Rataan Selisih Nilai Kognitif ... 83
Tabel 27. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek Kognitif ... 83
Tabel 28. Rataan dan Jumlah Rataan Nilai Afektif ... 84
Tabel 29. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek Afektif ... 84
Tabel 30. Rangkuman Rataan Prestasi Belajar Siswa ... 84
commit to user commit to user DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Efek Tyndall ... 34
Gambar 2. Gerak Brown ... 34
Gambar 3. Sel Elektroforesis ... 35
Gambar 4. Adsorpsi Sol Fe(OH)3 dan sol As2S3 ... 35
Gambar 5. Pembentukan Delta Di Muara Sungai ... 36
Gambar 6. Proses Dialisis ... 37
Gambar 7. Pembuatan Koloid ... 39
Gambar 8. Pembuatan Sol Logam dengan Busur Bredig ... 41
Gambar 9. Paradigma Penelitian ... 45
Gambar 10.Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI Dengan Media Modul ... 71
Gambar 11.Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 72
Gambar 12.Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 73
Gambar 13.Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul ... 74
Gambar 14.Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 75
Gambar 15.Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 76
Gambar 16.Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul ... 77
commit to user commit to user
Gambar 18.Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI
dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia
commit to user commit to user DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 102
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 103
Lampiran 3. Indikator Kognitif ... 111
Lampiran 4. Instrumen Kognitif ... 112
Lampiran 5. Indikator Afektif ... 123
Lampiran 6. Instrumen Afektif ... 124
Lampiran 7. Instrumen Kemampuan Memori ... 126
Lampiran 8. Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat kesukaran Kemampuan Kognitif ... 128
Lampiran 9. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Afektif ... 131
Lampiran 10. Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Memori... 134
Lampiran 11. Data Induk Penelitian ... 135
Lampiran 12. Perhitungan Kategori Kemampuan Memori ... 136
Lampiran 13. Distribusi Frekuensi Kemampuan Memori ... 137
Lampiran 14. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif... 139
Lampiran 15. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif ... 141
Lampiran 16. Uji Keseimbangan (Uji t) ... 143
Lampiran 17. Uji Normalitas ... 145
Lampiran 18. Uji Homogenitas... 167
Lampiran 19. Anava Dua Jalan Prestasi Kognitif ... 174
Lampiran 20. Anava Dua Jalan Prestasi Afektif ... 178
Lampiran 21. Uji Lanjut Prasyarat Anava ... 182
Lampiran 22. Daftar Nama ... 184
Lampiran 23. Pembagian Kelompok ... 186
Lampiran 24. Daftar Nilai Sistem Koloid Tahun Lalu ... 188
Lampiran 25. Media Macromedia Flash Max ... 189
Lampiran 26. Media Modul ... 193
commit to user commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dialami siswa, maka diharapkan para guru kimia dapat memberi motivasi
dan mengajarkan materi kimia dengan lebih menarik dan bersahabat, membuat
suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga anggapan yang keliru selama
ini bahwa kimia merupakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa SMA akan
hilang dari mereka. Untuk menyajikan materi kimia menjadi lebih menarik, guru
harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan metode mengajarnya dan
pemanfaatan media pembelajaran sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran
yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Metode mengajar yang baik adalah
metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, sarana
dan prasarana yang tersedia serta tujuan pengajarannya.
Metode mengajar adalah cara menyajikan materi pelajaran guna mencapai
tujuan belajar. Metode merupakan cara yang ditempuh guru untuk menciptakan
situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung kelancaran
proses belajar dan tercapainya hasil belajar yang memuaskan. Untuk mencapai hal
tersebut guru harus dapat memilih dan mengembangkan metode pembelajaran
yang tepat, efisien, serta efektif sesuai dengan materi yang diajarkan.
SMA Negeri 1 Wonogiri merupakan bagian pendidikan pada umumnya.
Dalam kegiatan belajar mengajarnya guru masih menggunakan metode ceramah
(metode konvensional). Hal ini menyebabkan siswa tidak aktif selama proses
belajar mengajar berlangsung, akibatnya prestasi belajar siswa dari tahun ke tahun
tidak mengalami peningkatan. Salah satu penerapan metode ceramah adalah pada
materi pokok Sistem Koloid yang diajarkan pada siswa kelas XI RSBI IPA
semester genap. Materi Sistem Koloid ini merupakan materi yang berdiri sendiri
artinya tidak berhubungan dengan materi-materi sebelumnya. Sehingga siswa
cenderung membutuhkan daya hafalan dan pemahaman yang baik. Walaupun
commit to user commit to user
beberapa menggunakan media microsoft powerpoint tetapi penyampaian materi
masih menggunakan metode konvensional dan hanya memakai 25 % bahasa
Inggris.
Kekurangberhasilan pembelajaran sistem koloid pada SMA Negeri 1
Wonogiri dapat terlihat pada prestasi belajar siswa kelas XI RSBI tahun ajaran
lalu yaitu 2008/2009. Pada tahun ajaran lalu siswa yang belum berhasil
melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) masih tergolong banyak. Karena
keterbatasan peneliti dalam hal pengumpulan data, untuk nilai sistem koloid tahun
ajaran lalu tidak terdata secara lengkap dan data tersebut diwakili oleh nilai
sistem koloid satu kelas yaitu kelas XI RSBI-2 tahun ajaran 2008/2009 yaitu
sebesar 15,52 % siswa yang belum tuntas terlampir pada lampiran 24.
Untuk meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa pada SMA Negeri
1 Wonogiri, dapat menggunakan metode pembelajaran yang bertujuan
meningkatkan dan membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses
belajar. Salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan adalah metode
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar
mengajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembagian kelompok dibuat
heterogen dalam hal prestasi belajar, jenis kelamin, budaya, dan tingkat
sosio-ekonomi. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat tanggung jawab individu
sekaligus kelompok sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap saling
ketergantungan positif dalam kelompoknya untuk belajar, bekerja, dan
bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh.
Metode TAI (Teams Assisted Individualization) merupakan metode
pembelajaran secara kelompok dimana ada seorang asisten yang membantu secara
individual. Seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang
bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu
kelompoknya. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan
mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi
lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Metode TAI akan
commit to user commit to user
semangat dalam sistem kompetensi dengan lebih mengutamakan peran individu
tanpa mengorbankan aspek kooperatif.
Dalam proses belajar, keberhasilan belajar siswa tidak terlepas dari faktor
internal dan faktor eksternal. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:239-240)
“Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara garis
besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor dari dalam diri siswa
(faktor internal) dan faktor dari luar siswa (faktor eksternal)”. Intelegensi
merupakan salah satu faktor internal yang banyak diakui oleh ahli dan masyarakat
sebagai faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
Thurston dalam Dewa Ketut Sukardi (2003:18) menuturkan, “Intelegensi terdiri
dari tujuh kecakapan primer yaitu kemampuan menggunakan bahasa, kefasihan
kata-kata, kecakapan menghitung, kemampuan orientasi ruang, kemampuan
memori, kemampuan mengamati dengan cermat dan tepat dan kemampuan
berpikir logis”. Salah satu komponen intelegensi yang perlu diperhatikan sebagai
penyebab keberhasilan belajar adalah kemampuan memori.
Menurut Agus Sujanto (2004:41), “Memori atau ingatan ialah suatu daya
jiwa yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksi kembali
pengertian-pengertian atau tanggapan-tanggapan yang telah lampau”. Kemampuan memori
sangat dibutuhkan seseorang di dalam kehidupannya, terutama dalam kegiatan
belajar. Segala macam belajar melibatkan ingatan, tanpa ingatan seseorang tidak
dapat mengingat sesuatu mengenai pengalamannya. Tanpa ingatan tidak akan
terjadi proses belajar pada diri seseorang, bahkan tidak dapat melakukan
percakapan yang sederhana sekalipun. Siswa yang memiliki kemampuan memori
tinggi dimungkinkan lebih berhasil dalam proses belajar bila dibandingkan
dengan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah.
Materi pokok Sistem Koloid membutuhkan pemahaman yang lebih karena
materi ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan bersifat informatif yang
memerlukan siswa berdiskusi dengan siswa lainnya untuk memudahkan dalam
pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu diharapkan dengan model pembelajaran
kooperatif yaitu metode TAI (Teams Assisted Individualization) yang
commit to user commit to user
dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Pada metode TAI
siswa akan berdiskusi dengan teman-teman satu kelompoknya untuk membahas
materi yang diajarkan. Media diskusi yang digunakan pada penelitian ini adalah
media modul dan animasi Macromedia Flash Max. Pada penggunaan metode
pembelajaran TAI dapat dilengkapi dengan pemanfaatan media modul dan
Macromedia Flash Max. Pemanfaatan media ini juga dapat mengatasi kebosanan
siswa yang mendapatkan materi sistem koloid melalui metode ceramah saja.
Modul kimia merupakan paket belajar mandiri yang dirancang dan direncanakan
secara sistematisyang meliputi serangkaian pengalaman belajar guna membantu
siswa untuk mencapai tujuan belajar kimia. Modul kimia dirancang untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu
maupun tenaga untuk mencapai tujuan yang optimal. Macromedia Flash Max
merupakan program aplikasi yang menyajikan gambar yang lebih jelas karena
terlihat nyata dan bergerak. Macromedia Flash Max dirancang untuk
meningkatkan minat siswa karena menarik dan tidak membosankan. Porsi atau
peranan guru dalam penggunaan media ini lebih banyak dibandingkan dengan
modul.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka perlu adanya
pembaharuan yaitu mengubah model pembelajaran konvensional yang selama ini
digunakan dengan model pembelajaran kooperatif dan menentukan media yang
sesuai untuk materi Sistem Koloid. Pada penelitian ini akan dicoba untuk
mengembangkan model pembelajaran kooperatif metode TAI berbantuan modul
dan metode TAI berbantuan animasi Macromedia Flash Max ditinjau dari
kemampuan memori siswa pada materi pokok Sistem Koloid kelas XI RSBI IPA
semester genap.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan pada materi Sistem Koloid sebagai berikut :
1. apakah pembelajaran metode TAI (Teams Assisted Individualization)
dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max dapat meningkatkan
commit to user commit to user
2. apakah pembelajaran metode TAI (Teams Assisted Individualization)
dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max sesuai untuk materi
sistem koloid?
3. apakah terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang diberi pelajaran
menggunakan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi
media modul dan Macromedia Flash Max terhadap prestasi belajar pada
materi sistem koloid?
4. apakah prestasi belajar siswa yang diberi pelajaran dengan metode TAI
(Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max
lebih tinggi dari metode TAI (Teams Assisted Individualization)
menggunakan media modul?
5. apakah ada pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar pada
materi sistem koloid dengan metode TAI (Teams Assisted Individualization)
dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max?
6. adakah interaksi antara pembelajaran metode TAI (Teams Assisted
Individualization) dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max
dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar siswa?
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dan pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan
jelas, maka penelitian ini membatasi masalah pada :
1. model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah metode TAI (Teams
Assisted Individualization) dengan media modul dan metode TAI (Teams
Assisted Individualization) dengan media animasi Macromedia Flash Max.
2. materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada
pelajaran kimia kelas XI RSBI IPA semester genap pada materi sistem koloid.
3. siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI RSBI IPA
SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran 2009/2010.
4. prestasi belajar siswa adalah hasil belajar siswa materi Sistem Koloid yang
meliputi ranah kognitif dan afektif dengan memperhatikan kemampuan
commit to user commit to user D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. apakah terdapat perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted
Individualization) dilengkapi media modul dengan penggunaan metode TAI
(Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max
terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI
RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran 2009/2010?
2. apakah terdapat perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi dengan
kemampuan memori rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada
pokok bahasan sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri
1 Wonogiri tahun ajaran 2009/2010?
3. apakah terdapat interaksi antara metode TAI (Teams Assisted
Individualization) dilengkapi media modul dan TAI (Teams Assisted
Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max dengan
kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok
sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri
tahun ajaran 2009/2010?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui :
1. perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted
Individualization) dilengkapi media modul dengan penggunaan metode TAI
(Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max
terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI
RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran
2009/2010.
2. perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori
rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem
koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun
commit to user commit to user
3. interaksi antara metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi
media modul dan TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media
Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester
genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberi manfaat antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi yang didasarkan pada teori yang sudah ada pada
bidang pendidikan, terutama mengenai teori pembelajaran dengan TAI (Teams
Assisted Individualization) dengan media modul dan metode TAI (Teams
Assisted Individualization) dengan media animasi Macromedia Flash Max
yang ditinjau dari kemampuan memori terhadap pencapaian prestasi belajar
materi sistem koloid.
2. Manfaat Praktis
a. Menambah wawasan pada guru khususnya di SMA Negeri 1 Wonogiri
dalam mengembangkan suatu metode pembelajaran kooperatif dan media
dalam pembelajaran untuk menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
b. Sebagai bahan pemikiran bagi pendidik untuk melakukan penelitian
commit to user commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka
1. Studi Komparasi
Studi komparasi berasal dari dua kata yaitu studi dan komparasi.
a. Studi
Studi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya kajian; telaah;
penelitian; penyelidikan ilmiah (Depdikbud, 1997:965). Dalam skripsi ini studi
berarti penelitian.
b. Komparasi
Komparasi berasal dari bahasa inggris “comparation”, yang artinya
perbandingan (Depdikbud, 1997:516). Menurut Van Dalen dalam Suharsimi
Arikunto (1997:246) “Penelitian komparasi yaitu ingin membandingkan dua atau
tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya”.
Jadi studi komparasi merupakan suatu kegiatan untuk meneliti sesuatu hal
yang akan dibandingkan, dimana dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah
proses belajar mengajar, kemampuan memori, prestasi belajar kognitif dan
prestasi belajar afektif siswa yang diberi metode TAI (Teams Assisted
Individualization) dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max.
2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar belum dikatakan selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Jadi “Pembelajaran kooperatif berarti belajar bersama, saling membantu
antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang
dalam kelompok mencapai tujuan yang telah ditentukan” (Isjoni, 2007:6). Dalam
pembelajaran kooperatif siswa dikelompokkan secara heterogen dengan
commit to user commit to user
kemampuan akademis (Anita Lie, 2007:41). Selanjutnya Slavin (2008:10)
menjelaskan bahwa “Pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan yang tidak
ditemukan dalam pembelajaran lain seperti penghargaan tim, pertanggungjawaban
individu, dan kesempatan sukses yang sama”. Dalam kegiatan belajar individual
cenderung mementingkan pribadi dan tidak memperhatikan lingkungan
sekitarnya.
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada lima unsur dasar yang dapat membedakannya yaitu :
1) Positive interdependence
Yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama
atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang
merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.
2) Interaction face to face
Yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara.
Tidak ada penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi
dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa.
3) Adanya tanggung jawab pribadi
Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota
kelompok membuat siswa termotivasi untuk membantu temannya karena
tujuan dalam pembelajaran kooperatif adalah menjadikan setiap anggota
kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya.
4) Membutuhkan keluwesan
Yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan
kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif.
5) Meningkatkan ketrampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah
Tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran
kooperatif adalah siswa belajar ketrampilan bekerja sama dan
berhubungan.
(Isjoni, 2007: 41-43)
Menurut Anita Lie (2007:31) untuk mencapai hasil yang maksimal, lima
commit to user commit to user
1) Saling ketergantungan positif
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun
tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan
tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Intinya setiap
anggota mempunyai tugas yang berlainan, kemudian bertukar pikiran atau
informasi. Selanjutnya pengajar akan mengevaluasi semua anggota mengenai
seluruh bagian, sehingga dengan cara ini mau tidak mau setiap anggota harus
merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar anggota yang lain
juga dapat berhasil.
2) Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas
dan prosedur penilaian dibuat menurut prosedur cooperative learning, setiap
siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci
keberhasilannya adalah persiapan pengajar dalam penyusunan tugasnya.
3) Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran
beberapa anggota akan lebih baik daripada hasil pemikiran dari individu saja.
Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil
masing-masing anggota. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan,
memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.
4) Komunikasi antar anggota
Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan
barbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam
kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap
siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu
kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling
mendengarkan dan kemampuan mengutarakan pendapat mereka.
commit to user commit to user
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama kelompok tersebut agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Terdapat tiga tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran kooperatif,
yaitu:
1) Prestasi akademik
Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial,
juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.
Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, juga dapat
memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas
yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar
belakang dan kondisi untuk bekerja sama dan saling bergantung pada tugas-tugas
akademik dan dengan penghargaan bersama siswa akan belajar saling
menghargai.
3) Pengembangan ketrampilan sosial
Ketrampilan sosial akan mengajarkan siswa bekerja sama dan kolaborasi
dimana ketrampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat.
(Isjoni, 2007:27-28)
Lima prinsip metode belajar kooperatif yang dikembangkan dan terus
dilakukan serta diperbaiki antara lain :
1) STAD (Student Teams Achievement Division);
2) TGT (Teams Games Tournament);
3) Jigsaw;
4) CIRC (Coopertive Integrated Reading and Composition); 5) TAI (Teams Assisted Individualization).
(Slavin, 2008:11)
Selain itu ada juga metode belajar lain juga dikembangkan dan dipelajari
yaitu:
1) Group Investigation;
2) Learning Together;
commit to user commit to user
4) Structural Dyadic methods
(Slavin, 2008:24-25)
Menurut Slavin (1995: 9-10), metode kooperatif mempunyai
kelebihan-kelebihan dibandingkan metode lain, yaitu:
1) meningkatkan kemampuan siswa;
2) meningkatkan rasa percaya diri:
3) menumbuhkan keinginan untuk meningkatkan keahlian dan pengetahuan;
4) memperbaiki hubungan antar kelompok.
Di samping itu ada juga kelemahannya, yaitu:
1) memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya;
2) bila terjadi persaingan negatif maka hasilnya akan buruk.
Keberhasilan dari proses belajar kooperatif berdasar lima prinsip, yaitu:
1) Adanya sumbangan dari ketua kelompok
Tugas dari seorang ketua kelompok adalah memberikan sumbangan
pengetahuannya untuk anggota kelompoknya, karena ketua kelompoknya adalah
seorang yang dinilai berkemampuan lebih dibandingkan dengan anggota yang
lainnya. Dalam hal ini anggota kelompok diharapkan dapat memperhatikan,
mempelajari informasi/penjelasan yang diberikan oleh ketua kelompok jika ada
ketua kelompok yang merasa belum jelas, walaupun tugas ini bisa dilakukan oleh
anggota yang lain.
2) Keheterogenan kelompok
Kelompok belajar yang efektif adalah yang mempunyai anggota kelompok
yang heterogen, baik dalam hal jenis kelamin, latar belakang sosial, ataupun
tingkat kecerdasan.
4) Ketergantungan pribadi yang positif
Setiap anggota kelompok belajar untuk berkembang dan bekerja satu sama
lain. Ketergantungan pribadi ini dapat memberikan motivasi bagi setiap individu
karena pada awalnya mereka harus bisa membangun pengetahuannya sendiri
terlebih dahulu sebelum bekerja sama dengan temannya.
commit to user commit to user
Setiap kelompok mempunyai tujuan agar bisa membawa nama
kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Jika mereka mengalami kesulitan
dalam pemecahan masalah setelah melampaui tahap kegiatan kelompok maka
mereka akan bertanya kepada gurunya bukan kepada kelompok lain.
Dalam metode mengajar kooperatif diharapkan siswa bekerja sama satu
sama lainnya berdiskusi dan berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan
mengisi kekurangan anggota lainnya. Bila diorganisasikan dengan tepat, siswa
dapat bekerja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa
dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini
akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir
untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan
ketrampilannya. Berdasarkan uraian tentang metode pembelajaran kooperatif di
atas, metode TAI yang paling sesuai dengan mewakili langkah-langkah
pembelajaran kooperatif. Hal ini dikarenakan metode TAI memiliki lima prinsip
yang mendasar dari pembelajaran kooperatif.
3. Pembelajaran Kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization)
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa metode pembelajaran
yang telah dikembangkan. Salah satunya adalah metode pembelajaran TAI
(Teams Assisted Individualization). TAI adalah suatu metode pembelajaran yang
dikemukakan oleh Slavin. “Teams Assisted Individualization” dapat diartikan
sebagai kelompok yang dibantu secara individual. Metode TAI ini merupakan
metode pembelajaran secara kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih
mampu, berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa
lain yang kurang mampu dalam satu kelompok. Dalam hal ini peran pendidik
hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik
cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta
didiknya.
Pada pembelajaran TAI akan memotivasi siswa untuk saling membantu
anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan
commit to user commit to user
Menurut Slavin (2008,195-200) secara umum TAI terdiri dari delapan komponen
utama, yaitu:
1) Kelompok / tim
Kelompok dalam pembelajaran TAI terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang
mewakili bagiannya dari kelas dalam menjalankan aktivitas akademik. Fungsi
utama dari tim adalah membentuk semua tim agar mengingat materi yang telah
diberikan dan lebih memahami materi yang nantinya digunakan dalam persiapan
mengerjakan lembar kerja sehingga bisa mengerjakan dengan baik. Dalam hal ini
biasanya siswa menggunakan cara pembelajaran diskusi tentang masalah-masalah
yang ada, membandingkan soal yang ada, dan mengoreksi beberapa miskonsepsi
jika dalam tim mengalami kesalahan. Anggota kelompok yang mengalami
kesulitan dapat bertanya kepada anggota yang telah ditunjuk sebagai asisten atau
anggota lain yang lebih tahu.
2) Tes pengelompokan
Siswa-siswa diberi tes awal pada awal program pembelajaran. Hasil dari
tes awal digunakan untuk membuat kelompok berdasarkan poin yang mereka
peroleh.
3) Materi kurikulum
Pada proses pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat
pada kurikulum yang berlaku dengan menerapkan teknik dan strategi pemecahan
masalah untuk penguasaan materi.
4) Kelompok belajar
Berdasarkan tes pengelompokan maka dibentuk kelompok belajar. Siswa
dalam kelompoknya mendengarkan presentasi dari guru dan mengerjakan lembar
kerja. Jika ada siswa yang belum paham tentang materi dapat bertanya pada
anggota lainnya atau asisten yang telah ditunjuk, kalau belum paham baru
meminta penjelasan dari guru.
5) Penilaian dan pengakuan tim
Setelah diberikan tes, kemudian tes tersebut dikoreksi dan dinilai
berdasarkan kriteria tertentu. Tim akan mendapatkan sertifikat/penghargaan atau
commit to user commit to user
6) Mengajar kelompok
Materi yang belum dipahami oleh suatu kelompok dapat ditanyakan
kepada guru dan guru menjelaskan materi pada kelompok tersebut. Pada saat guru
mengajar, siswa dapat sambil memahami materi baik secara individual maupun
kelompok dengan kebebasan tetapi bertanggung jawab. Keaktifan siswa sangat
diutamakan pada pembelajaran TAI.
7) Lembar kerja
Pada setiap sub konsep materi pokok diberikan lembar kerja secara
individual untuk mengetahui pemahaman bahan atau materi dapat berupa
ringkasan materi yang dipelajari dirumah kemudian pertemuan selanjutnya
dikerjakan.
8) Mengajar seluruh kelas
Setelah akhir dari pengajaran pokok bahasan suatu materi guru
menghentikan program pengelompokan dan menjelaskan konsep-konsep yang
belum dipahami dengan strategi pemecahan masalah yang relevan. Pada akhir
pembelajaran diberikan kesimpulan dari materi.
Metode pembelajaran kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization)
dalam pelaksanaannya terbagi menjadi:
a. Pengelompokan
Dalam proses pengelompokkan didasarkan pada prestasi belajar
sebelumnya, dalam hal ini hasil pretes materi yang akan diajarkan.
b. Tahap Penyajian Materi Pelajaran
Pada tahap ini materi pelajaran diperkenalkan melalui penyajian kelas.
Pada penyajian materi pelajaran ini dilakukan melalui :
1) Pengajaran kelompok
Jika terdapat materi pelajaran yang kurang dipahami dalam suatu
kelompok, maka kelompok tersebut dapat meminta guru untuk menjelaskan
materi yang belum dipahami tersebut, sedangkan kelompok lain yang sudah
paham dapat melanjutkan pekerjaannya.
commit to user commit to user
Pengajaran ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Guru
menyimpulkan penekanan materi yang dianggap penting dalam pembelajaran.
Keaktifan siswa sangat diharapkan melalui pengajaran ini.
c. Kegiatan Kelompok
Setelah terbagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing individu
mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui lembar kerja pada buku mereka.
Mereka bekerja sebagai satu tim, jika terdapat kesulitan dipecahkan secara
bersama-sama dengan kelompoknya. Setelah selesai mengerjakan secara mandiri,
kemudian saling mencocokkan dengan teman sekelompoknya. Paket soal yang
terdapat di lembar kerja diberikan menurut tingkat kesukaran soal, diurutkan dari
soal yang mudah dilanjutkan soal yang sukar dan juga sesuai dengan urutan
materi, dari materi yang mudah dilanjutkan materi yang sulit. Setelah paket soal
selesai dikerjakan maka dicocokkan dengan kelompok lain untuk mengukur
keberhasilan dari kelompok untuk kemudian diberi nilai oleh guru.
Dari uraian di atas dapat dilihat kelebihan TAI yaitu:
1) Memotivasi siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya sehingga
tercipta semangat dalam sistem kompetisi.
2) Lebih menekankan kerja sama kelompok.
3) Tiap kelompok mempelajari materi yang sama sehingga memudahkan
guru dalam penanganannya.
Disamping kelebihan di atas, metode TAI juga mempunyai kekurangan
yaitu :
1) Kegiatan belajar mengajarnya membutuhkan lebih banyak waktu
dibanding metode ceramah.
2) Siswa dalam satu kelompok mempelajari bagian materi yang sama
sehingga tidak menutup kemungkinan ada siswa yang tidak
mempelajarinya dan hanya bergantung kepada teman satu kelompoknya.
3) Seorang asisten belum tentu siswa yang benar-benar paling pintar dalam
commit to user commit to user
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
”Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
”medium” yang berarti perantara atau pengantar” (Arief S. Sadiman, 1996: 6).
Sehubungan dengan pendidikan, pengertian media tidak terlepas dari
kegiatan belajar mengajar. Gagne (1970) dalam Arief S. Sadiman (1996:6)
berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
siswa yang dapat menyajikan pesan serta merangsangnya untuk belajar. Menurut
Briggs (1970) dalam Arief S. Sadiman (1996:6) media adalah segala alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan
Oemar Hamalik (1989: 12) berpendapat bahwa media pendidikan adalah alat,
metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah.
Dari berbagai pendapat tentang media di atas, dapat disimpulkan bahwa
media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar berlangsung
secara efektif.
Menurut Oemar Hamalik (1989: 36-37), media pendidikan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Bahan-bahan cetakan atau bacaan (Suplementasi materials), berupa
bahan seperti : buku, Hand Out, majalah, koran, buletin, folder, pamflet,
dan lain-lainnya. Bahan-bahan ini lebih lanjut mengutamakan kegiatan
pada pembaca atau penggunaan simbol kata-kata dan visual.
2) Alat-alat audiovisual, yang tergolong kategori ini antara lain :
a) Media pendidikan tanpa proyeksi, seperti : papan tulis, papan tempel,
papan panel, diagram, poster, kartun dan gambar.
b) Media pendidikantiga dimensi, seperti : model, benda asli, benda
tiruan, drama, boneka, topeng, globe, peta, pameran dan museum
commit to user commit to user
c) Media pendidikan yang menggunakan teknik, seperti : slide, stripe,
film rekaman, televisi, laboratorium, perkakas otoinstruktif, ruang
kelas otomatis, sistem linier komunikasi dan komputer.
3) Sumber-sumber masyarakat. Berupa obyek-obyek peninggalan sejarah,
dokumentasi, bahan-bahan masalah dan sebagainya.
4) Kumpulan benda-benda (material collection). Berupa benda-benda atau
barang-barang yang dibawa dari masyarakat ke sekolah untuk dipelajari
seperti potongan sendok, daun, benih, bibit, bahan kimia dan sebagainya.
Secara umum, media pendidikan mempunyai kegnaan-kegunaan sebagai berikut :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya :
a) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film atau
model.
b) Ojyek yang kecil, bisa dibantu dengan film, gambar dsb.
c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse.
d) Kejadian yang terjadi di masa lampau bisa ditampilkan lagi lewat
rekaman film, video, foto.
3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat diatasi sifat pasif anak. Dalam hal ini media pendidikan berfungsi :
a) Menimbulkan kegairahan belajar.
b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan.
c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
(Arief S. Sadiman, 1996: 16-17)
b. Modul
Menurut Goldscmid and Goldscmid dalam Vembrianto (1985:35),
commit to user commit to user
analysis planed series of learning activities designed to help the student
accomplish certain well-defined objectived”. Artinya kurang lebih adalah sebuah
paket program pengajaran yang berdiri sendiri yang terdiri dari serangkaian
kegiatan belajar mengajar secara berurutan yang dirumuskan untuk membantu
anak didik dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.
Sedang menurut buku Pedoman Penyusunan Modul dalam buku
Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi
(E. Mulyasa, 2003:98) yang dimaksud dengan Modul adalah suatu unit program
belajar mengajar terkecil yang secara rinci menggariskan 1) tujuan-tujuan
instruksional umum 2) topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar dan
mengajar 3) tujuan-tujuan instruksional khusus 4) pokok-pokok materi yang akan
dipelajari dan diajarkan 5) kedudukan dan fungsi satuan dalam kesatuan program
yang lebih luas 6) peranan guru dalam proses belajar mengajar 7) alat dan sumber
belajar yang akan dipakai 8) kegiatan belajar mengajar yang harus dilakukan dan
dihayati oleh murid secara berurutan 9) lembaran-lembaran kerja yang akan
dilaksanakan selama berlangsungnya proses ini 10) program evaluasi yang akan
dilaksanakan selama proses belajar mengajar.
Modul diberikan dengan tujuan: 1) memberi motivasi siswa untuk
mencapai tujuan pengajaran 2) memberikan kesempatan siswa untuk berkembang
menurut irama kecepatan masing-masing 3) melibatkan siswa secara aktif dalam
proses belajar mengajar 4) siswa lebih banyak dapat pertolongan guru secara
individual 5) siswa dapat menerapkan belajarnya dalam situasi kehidupan yang
nyata 6) siswa memperoleh informasi berulang-ulang tentang kemajuan belajar
yang telah dicapai 7) guru memperoleh petunjuk mengenai metode-metode belajar
yang efisien.
Tugas utama guru kimia adalah dalam sistem modul adalah
mengorganisasikan dan mengatur proses pembelajaran dengan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut :
1) Persiapan, yaitu menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif;
2) Pelaksanaan, yaitu proses interaksi antara guru dan siswa, yang diwujudkan
commit to user commit to user
guru membantu siswa yang kesulitan memahami isi modul atau pelaksanaan
tugas;
3) Evaluasi, yaitu berupa pelaksanaan penelitian terhadap setiap peserta didik
sampai dengan penentuan siswa yang telah mencapai taraf belajar tuntas.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa modul kimia
dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah,
baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.
Dengan sistem modul, siswa dapat mengikuti pembelajaran kimia lebih banyak
mendapat kesempatan untuk belajar kimia secara mandiri, membaca uraian, dan
petunjuk dari lembar kegiatan, menjawab pertanyaan-pertanyaan, serta
melaksanakan tugas-tugas yang harus diselesaikan. Dalam kaitan ini siswa dapat
maju sesuai dengan irama dan kemampuan masing-masing siswa yang mengikuti
alur pembelajaran kimia dan lebih banyak waktu untuk berinteraksi baik secara
individu maupun secara kelompok.
Modul adalah suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas
suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai
sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Pelajaran dengan
modul akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut cara
masing-masing karena setiap siswa akan menggunakan cara yang berbeda untuk
memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang dan kebiasaan
masing-masing.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modul adalah suatu proses
pembelajaran mengenai suatu satuan materi tertentu yang disusun secara
sistematis dan terdiri atas berbagai komponen.
c. Media Komputer
Pada saat ini bahan pelajaran kimia yang merupakan salah satu sumber
belajar telah dikemas dengan berbagai bentuk, misalnya bahan cetak (buku teks,
modul, majalah atau jurnal ilmiah), rekaman audio visual, software komputer dan
lain-lain. Software komputer masih belum banyak digunakan sebagai penyampai
pesan dari guru ke siswa, padahal media ini cukup efektif karena dapat diprogram
commit to user commit to user
Percival dan Ellington (1988:137) mendefinisikan komputer sebagai alat
yang dapat menerima informasi, diterapkan untuk prosedur pemrosesan informasi
dan memberikan hasil informasi baru dalam bentuk yang digunakan oleh
pemakai. Komputer sangat kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia
pendidikan, komputer telah digunakan dalam beberapa bidang. Komputer
elektronik yang sangat modern digunakan dalam dunia pendidikan disebut
komputer digital (digital computer).
Penggunaan komputer dalam media pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Komputer sebagai kalkulator super
Komputer digunakan untuk membuat perhitungan sehari-hari misalnya untuk
menghitung kemiringan (slope) grafik, uji statistik, mengolah hasil
eksperimen dan lain-lain.
2) Komputer untuk mengajar komputer dan memprogram komputer
Dalam kurikulum pendidikan dimasukkan pelajaran program komputer. Siswa
diajar bagaimana mempelajari, menggunakan dan menyusun program
komputer.
3) Komputer dalam proses belajar mengajar
Dalam pendidikan komputer digunakan sebagai alat bantu dalam
pembelajaran. Komputer mampu memberikan kontribusi yang penting bagi
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, yakni dalam bentuk pembelajaran
dengan bantuan komputer (Computer Assisted Learning, disingkat CAL).
Ada dua model penggunaannya, yakni:
a) Sebagai Tutor Pengganti (Subtitute Tutor)
Dalam fungsinya sebagai tutor pengganti, siswa dapat berinteraksi
langsung dengan komputer yang telah diprogramkan, secara khusus untuk
menjawab berbagai pertanyaan siswa, yang timbul dari berbagai
pertanyaan yang telah disediakan. Kemudian komputer akan menanyakan
berbagai pertanyaan tambahan atau menyediakan informasi tambahan ,
sebelum meminta siswa mengulangi jawaban sekali lagi (Percival dan
Ellingtor, 1988:137-144).
commit to user commit to user
Pada mode laboratorium simulasi, komputer menyediakan kemudahan
bagi siswa yang hendak melaksanakan eksperimen berdasarkan sistem
mode yang telah diprogramkan. Komputer bukan semata-mata sebagai alat
instruksional tetapi merupakan sumber belajar (Oemar Hamalik,
1989:71-73).
4) Komputer dalam bidang administrasi atau manajemen
Dalam bidang administrasi, komputer digunakan sebagai perencanaan waktu
maupun pengawasan anggaran. Komputer digunakan pula untuk manajemen
dan proses belajar mengajar yang disebut sebagai komputer pengelola belajar
(Computer Managed Learning atau CML). CML sifatnya lebih kepada
pendorong (supportive) atau supervisi, meringankan beban guru atau pelatih
terhadap berbagai tanggung jawab yang membosankan, tanggung jawab
manajerial yang memakan waktu agar memungkinkan bagi mereka untuk
dapat belajar lebih lama dan menemukan berbagai kebutuhan khusus dari
siswa.
5) Penggunaan komputer sebagai pusat data (Data-base)
Komputer diprogram untuk menyimpan data atau sebagai bank data.
Penggunaan komputer sebagai penyimpan informasi telah sangat meluas.
Bank data elektronik memungkinkan untuk digunakan jarak jauh apabila
menggunakan terminal komputer jarak jauh (remote computer terminal) yang
dihubungkan ke pusat komputer dengan jaringan telepon umum (Percival dan
Ellington, 1988:146).
d. Media Komputer Interaktif dan Presentasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “in-ter-ak-tif” mempunyai
arti bersifat saling melakukan aksi; antar-hubungan; saling aktif
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Interaktif berarti hubungan
timbal balik, bukan hanya satu arah. Media komputer interaktif adalah suatu
software komputer yang mempunyai fungsi menyampaikan informasi ke
pengguna dan menerima informasi dari pengguna. Jadi media komputer interaktif
dapat langsung menerima respon balikan dari siswa yang berbentuk jawaban dan
commit to user commit to user
yang berbeda dari siswa satu dengan yang lain sesuai jawaban yang diberikan
siswa.
Sedangkan kata “pre-sen-ta-si “ mempunyai arti menyajikan;
mengemukakan (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Presentasi
berarti menyajikan informasi materi pelajaran. Media komputer presentasi adalah
suatu software komputer yang mempunyai fungsi menyampaikan informasi ke
pengguna tanpa menerima informasi dari pengguna. Jadi media komputer
presentasi tidak menerima respon balikan dari siswa.
Media komputer interaktif dan presentasi pada penelitian ini dibuat
menggunakan program Macromedia Flash Max. Macromedia Flash Max
memberikan desain kemampuan membuat animasi web dengan mudah dan
nonteknis. Animasi berbasis vektor Flash lebih cepat, cantik dan berukuran jauh
lebih kecil daripada film animasi yang lain, serta animasi Flash dapat dengan
mudah dibawa kemana-mana, dimasukkan ke CD, dilampirkan di email,
dikirimkan ke orang lain yang tidak memiliki player/plugin Flash sekalipun.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Adobe_Flash).
Sebagai media pembelajaran, Macromedia Flash Max mempunyai
beberapa kelebihan dan keterbatasan.
Kelebihannya antara lain:
a. gambar yang disajikan lebih jelas, karena terlihat nyata dan bergerak, sehingga
siswa dapat melihatnya sambil mencatat.
b. memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan menarik minat siswa.
c. praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas.
d. mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan,
karena disertai dengan bunyi/suara/lagu.
e. dalam penyampaian di kelas, lebih menghemat tenaga dan waktu karena dapat
dipakai berulang-ulang.
f. dapat menyajikan tampilan contoh-contoh gambar/foto secara nyata dan
menarik.