• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL DENGAN MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP SMAN 1 WONOGIRI TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL DENGAN MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP SMAN 1 WONOGIRI TAHUN"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user commit to user

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL DENGAN MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI (TEAMS

ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER

GENAP SMAN 1 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI Oleh :

VINA SETYAWINATA K 3306038

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user commit to user

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL DENGAN MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI (TEAMS

ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER

GENAP SMAN 1 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh :

VINA SETYAWINATA K 3306038

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

(3)

commit to user commit to user

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si.

NIP. 19721023 199802 2 001

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Ashadi

(4)

commit to user commit to user

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 29 Juli 2010

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang (Tanda Tangan)

Ketua : Dra. Hj. Bakti Mulyani, M.Si. _____________

Sekretaris : Drs. H. Sugiharto, Apt., M.S. _____________

Anggota I : Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si. _____________

Anggota II : Prof. Dr. H. Ashadi. _____________

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

(5)

commit to user commit to user ABSTRAK

Vina Setyawinata, STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA MODUL

DENGAN MACROMEDIA FLASH MAX PADA METODE TAI (TEAMS

ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM

KOLOID SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP SMAN 1 WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010, Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juli, 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) perbedaan pengaruh

penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media

modul dengan penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization)

dilengkapi media Macromedia Flash Max terhadap prestasi belajar siswa pada

pokok bahasan sistem koloid, (2) perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi

dan kemampuan memori rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada

pokok bahasan sistem koloid, (3) interaksi antara pembelajaran kimia dengan

metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul dan TAI

(Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max

dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok

bahasan sistem koloid.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial

2x2. Populasi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1

Wonogiri. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random

sampling dari 3 kelas yang ada diambil dua kelas yaitu kelas XI RSBI-2 sebagai

kelas eksperimen 1 dan XI RSBI-3 sebagai kelas eksperimen 2. Teknik

pengumpulan data dengan metode tes dan angket. Teknik analisis data dengan

menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) prestasi belajar kognitif pada

penggunaan metode pembelajaran TAI (Teams Assisted Individualization)

dilengkapi media Macromedia Flash Max lebih tinggi daripada penggunaan

metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media modul pada

pokok bahasan sistem koloid. Prestasi belajar kognitif metode TAI dengan media

(6)

commit to user commit to user

dengan Fobs = 5,049 yang melampaui harga Ftabel = 4,000. Tetapi tidak ada

perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted Individualization)

menggunakan media modul dengan metode TAI (Teams Assisted

Individualization) dengan media Macromedia Flash Max pada prestasi afektif

siswa dengan Fobs = 0,207 yang tidak melampaui harga Ftabel = 4,000, (2) prestasi

belajar kognitif pada siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi lebih

tinggi daripada siswa yang mempunyai kemampuan memori rendah pada pokok

bahasan sistem koloid. Siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi

mencapai prestasi kognitif yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai

kemampuan memori rendah dengan Fobs = 8,810 yang melampaui harga Ftabel =

4,000. Tetapi tidak ada perbedaan pengaruh siswa yang mempunyai kemampuan

memori rendah maupun tinggi pada prestasi afektif dengan Fobs = 0,353 yang tidak

melampaui harga Ftabel = 4,000, (3) tidak ada interaksi antara pembelajaran kimia

dengan metode TAI menggunakan media modul dan TAI menggunakan media

Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi

belajar pada pokok bahasan sistem koloid. Untuk prestasi belajar kognitif

ditunjukkan dengan hasil perhitungan anava bahwa nilai FAB hitung = 2,736 lebih

kecil dari F tabel = 4,000, sedangkan untuk prestasi belajar afektif ditunjukkan oleh

hasil perhitungan anava bahwa nilai FAB hitung = 0,045 lebih kecil dari F tabel =

4,000.

(7)

commit to user commit to user ABSTRACT

Vina Setyawinata. A COMPARATIVE STUDY ON THE USE OF MODULE

MEDIA WITH MACROMEDIA FLASH MAX IN TAI (TEAMS ASSISTED

INDIVIDUALIZATION) METHOD EVALUATED FROM MEMORY

CAPABILITY TOWARD STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT IN

SUBJECT MATTER COLLOIDAL SYSTEM OF STUDENTS CLASS XI

SEMESTER GENAP OF SMA NEGERI 1 WONOGIRI IN EDUCATION

YEAR 2009 / 2010. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of

Sebelas Maret University. July, 2010.

This aim of the research are to know: (1) the difference influence by using

TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with the module media

with using TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with

Macromedia Flash Max toward students learning achievement in subject matter

colloidal system, (2) the difference influence on high memory capability with low

memory capability of students toward students learning achievement in subject

matter colloidal system, (3) the interaction between the chemistry learning with

TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with the module media

and TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped with Macromedia

Flash Max with memory capability of students toward learning achievement in

subject matter colloidal system.

This study was conducted by using the experimental method with 2 x 2

factorial design. The sample population of this research were the students of grade

XI SMA Negeri 1 Wonogiri. The sampling technique used cluster random

sampling in which two classes were taken from 3 classes: XI RSBI-2 as the

experimental class 1 and XI RSBI-3 as the experimental class 2. Techniques of

collecting data used were test method and questionnaire. Technique of analysis

data used a two-way variance analysis with different cells.

The results of research show : (1) cognitive learning achievement by

using TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with Macromedia Flash

(8)

commit to user commit to user

module mediain subject matter colloidal system. Cognitive learning achievement

of TAI (Teams Assisted Individualization) method with Macromedia Flash Max

higher than TAI (Teams Assisted Individualization) method with module media

with Fstatistic= 5,049 which axceed from Ftable= 4,000. But there is no difference

influence by using TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with the

module media with using TAI (Teams Assisted Individualization) equipped with

Macromedia Flash Max on affective learning achievement with Fstatistic= 0,207

which not axceed from Ftable= 4,000, (2) cognitive learning achievement to

students which have high memory capability more higher than students which

have low memory capability in subject matter colloidal system. Students which

have high memory capability reach cognitive learning achievement higher than

students which have low memory capability with Fstatistic= 8,810 which axceed

from Ftable= 4,000. But there is no difference influence from students which have

high with low memory capability on affective learning achievement with Fstatistic=

0,353 which not axceed from Ftable= 4,000, (3) There is no interaction between the

chemistry learning with TAI (Teams Assisted Individualization) method equipped

with the module media and (Teams Assisted Individualization) method equipped

with Macromedia Flash Max with memory capability of students toward students

learning achievement in subject matter colloidal system. The difference cognitive

learning achievement is indicated by anava calculation that value FAB treatment

=2,736 lower than FABcritic = 4,000, the afective learning achievement is indicated

by anava calculation that value FABtreatment =0,045 lower than FABcritic = 4,000.

(9)

commit to user commit to user

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu

sudah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain

(Q.S. Al Insyirah : 6-7)

Manusia berusaha dan Allah-lah yang menentukan

(10)

commit to user commit to user PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini teruntuk :

Mewujudkan harapan Ibu dan Bapakku yang senantiasa memberikan

semua yang terbaik

Suamiku tercinta yang senantiasa memberikan semangat

Kakakku yang senantiasa memberikan fasilitasnya

Malaikat kecilku

(11)

commit to user commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan banyak

rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,

dan pengarahan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan izin penyusunan skripsi.

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si. selaku Ketua Jurusan P. MIPA, yang telah

menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S. selaku ketua Program Pendidikan Kimia yang

telah memberikan pengarahan dan izin penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Prof. Dr. H. Ashadi selaku pembimbing II yang telah pula memberikan

bimbingan dan pengarahan, sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Sri Yamtinah, S.Pd., M.Pd. selaku penasehat akademik atas bimbingan dan

nasehat selama ini.

7. Bapak Drs. Mulyadi, M.T. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wonogiri yang

telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan kita.

Surakarta, Juli 2010

(12)

commit to user commit to user DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Studi Komparasi ... 8

2. Pembelajaran Kooperatif ... 8

3. Pembelajaran Kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization) . 17 4. Media Pembelajaran ... 16

5. Kemampuan Memori ... 24

6. Prestasi Belajar ... 27

(13)

commit to user commit to user

B. Kerangka Pemikiran ... 42

C. Hipotesis ... 45

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

1. Tempat Penelitian ... 47

2. Waktu Penelitian ... 47

B. Metode Penelitian ... 47

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 48

1. Populasi ... 48

2. Sampel ... 48

D. Variabel Penelitian ... 48

1. Variabel Bebas ... 48

2. Variabel Terikat ... 49

E. Teknik Pengumpulan Data ... 50

1. Teknik Pengumpuan Data ... 50

2. Instrumen ... 52

F. Teknik Analisis Data ... 62

1. Uji Prasyarat Analisis ... 62

2. Uji Hipotesis ... 64

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 70

A. Deskripsi Data ... 70

1. Kemampuan Memori Siswa ... 70

2. Prestasi Kognitif Materi Sistem Koloid ... 73

3. Prestasi Afektif Materi Sistem Koloid ... 77

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis ... 80

1. Uji Keseimbangan (Uji t Dua Pihak) ... 80

2. Uji Normalitas ... 80

3. Uji Homogenitas ... 82

C. Hasil Pengujian Hipotesis ... 83

1. Hasil Analisis Variansi ... 83

(14)

commit to user commit to user

3. Hasil Uji Lanjut Pasca Analisis ... 86

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 88

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Implikasi ... 97

C. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(15)

commit to user commit to user DAFTAR TABEL

Tabel 1.Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi ... 32

Tabel 2.Klasifikasi Koloid ... 33

Tabel 3.Perbandingan Sifat Sol hidrofil dengan Sol Hidrofob ... 38

Tabel 4.Rancangan Penelitian ... 47

Tabel 5.Skor Penilaian Afektif ... 53

Tabel 6.Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penilaian Kognitif ... 55

Tabel 7.Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Soal Penilaian Kognitif ... 56

Tabel 8.Hasil Uji Coba Daya Pembeda Instrumen Soal Penilaian Kognitif ... 57

Tabel 9.Hasil Uji Coba Taraf Kesukaran Instrumen Soal Penilaian Kognitif 58 Tabel 10. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penilaian Afektif ... 59

Tabel 11. Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Soal Penilaian Afektif ... 61

Tabel 12. Data Amatan, Rataan dan Jumlah Kuadrat Deviasi ... 65

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul ... 71

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 72

Tabel 15. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan media modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 73

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul ... 74

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 75

Tabel 18. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 76

(16)

commit to user commit to user

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode

TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 78

Tabel 21. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 79

Tabel 22. Rangkuman Uji Normalitas Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif Siswa ... 80

Tabel 23. Rangkuman Uji Normalitas Prestasi Afektif Siswa ... 81

Tabel 24. Rangkuman Uji Normalitas Kemampuan Memori Siswa ... 81

Tabel 25. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas ... 82

Tabel 26. Rataan dan Jumlah Rataan Selisih Nilai Kognitif ... 83

Tabel 27. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek Kognitif ... 83

Tabel 28. Rataan dan Jumlah Rataan Nilai Afektif ... 84

Tabel 29. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek Afektif ... 84

Tabel 30. Rangkuman Rataan Prestasi Belajar Siswa ... 84

(17)

commit to user commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Efek Tyndall ... 34

Gambar 2. Gerak Brown ... 34

Gambar 3. Sel Elektroforesis ... 35

Gambar 4. Adsorpsi Sol Fe(OH)3 dan sol As2S3 ... 35

Gambar 5. Pembentukan Delta Di Muara Sungai ... 36

Gambar 6. Proses Dialisis ... 37

Gambar 7. Pembuatan Koloid ... 39

Gambar 8. Pembuatan Sol Logam dengan Busur Bredig ... 41

Gambar 9. Paradigma Penelitian ... 45

Gambar 10.Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI Dengan Media Modul ... 71

Gambar 11.Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 72

Gambar 12.Histogram Nilai Kemampuan Memori Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 73

Gambar 13.Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul ... 74

Gambar 14.Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 75

Gambar 15.Histogram Selisih Nilai Prestasi Kognitif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia Flash Max ... 76

Gambar 16.Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI dengan Media Modul ... 77

(18)

commit to user commit to user

Gambar 18.Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI

dengan Media Modul dan TAI dengan Media Macromedia

(19)

commit to user commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 102

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 103

Lampiran 3. Indikator Kognitif ... 111

Lampiran 4. Instrumen Kognitif ... 112

Lampiran 5. Indikator Afektif ... 123

Lampiran 6. Instrumen Afektif ... 124

Lampiran 7. Instrumen Kemampuan Memori ... 126

Lampiran 8. Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat kesukaran Kemampuan Kognitif ... 128

Lampiran 9. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Afektif ... 131

Lampiran 10. Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Memori... 134

Lampiran 11. Data Induk Penelitian ... 135

Lampiran 12. Perhitungan Kategori Kemampuan Memori ... 136

Lampiran 13. Distribusi Frekuensi Kemampuan Memori ... 137

Lampiran 14. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Kognitif... 139

Lampiran 15. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Afektif ... 141

Lampiran 16. Uji Keseimbangan (Uji t) ... 143

Lampiran 17. Uji Normalitas ... 145

Lampiran 18. Uji Homogenitas... 167

Lampiran 19. Anava Dua Jalan Prestasi Kognitif ... 174

Lampiran 20. Anava Dua Jalan Prestasi Afektif ... 178

Lampiran 21. Uji Lanjut Prasyarat Anava ... 182

Lampiran 22. Daftar Nama ... 184

Lampiran 23. Pembagian Kelompok ... 186

Lampiran 24. Daftar Nilai Sistem Koloid Tahun Lalu ... 188

Lampiran 25. Media Macromedia Flash Max ... 189

Lampiran 26. Media Modul ... 193

(20)

commit to user commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan

yang dialami siswa, maka diharapkan para guru kimia dapat memberi motivasi

dan mengajarkan materi kimia dengan lebih menarik dan bersahabat, membuat

suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga anggapan yang keliru selama

ini bahwa kimia merupakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa SMA akan

hilang dari mereka. Untuk menyajikan materi kimia menjadi lebih menarik, guru

harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan metode mengajarnya dan

pemanfaatan media pembelajaran sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran

yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Metode mengajar yang baik adalah

metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, sarana

dan prasarana yang tersedia serta tujuan pengajarannya.

Metode mengajar adalah cara menyajikan materi pelajaran guna mencapai

tujuan belajar. Metode merupakan cara yang ditempuh guru untuk menciptakan

situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung kelancaran

proses belajar dan tercapainya hasil belajar yang memuaskan. Untuk mencapai hal

tersebut guru harus dapat memilih dan mengembangkan metode pembelajaran

yang tepat, efisien, serta efektif sesuai dengan materi yang diajarkan.

SMA Negeri 1 Wonogiri merupakan bagian pendidikan pada umumnya.

Dalam kegiatan belajar mengajarnya guru masih menggunakan metode ceramah

(metode konvensional). Hal ini menyebabkan siswa tidak aktif selama proses

belajar mengajar berlangsung, akibatnya prestasi belajar siswa dari tahun ke tahun

tidak mengalami peningkatan. Salah satu penerapan metode ceramah adalah pada

materi pokok Sistem Koloid yang diajarkan pada siswa kelas XI RSBI IPA

semester genap. Materi Sistem Koloid ini merupakan materi yang berdiri sendiri

artinya tidak berhubungan dengan materi-materi sebelumnya. Sehingga siswa

cenderung membutuhkan daya hafalan dan pemahaman yang baik. Walaupun

(21)

commit to user commit to user

beberapa menggunakan media microsoft powerpoint tetapi penyampaian materi

masih menggunakan metode konvensional dan hanya memakai 25 % bahasa

Inggris.

Kekurangberhasilan pembelajaran sistem koloid pada SMA Negeri 1

Wonogiri dapat terlihat pada prestasi belajar siswa kelas XI RSBI tahun ajaran

lalu yaitu 2008/2009. Pada tahun ajaran lalu siswa yang belum berhasil

melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) masih tergolong banyak. Karena

keterbatasan peneliti dalam hal pengumpulan data, untuk nilai sistem koloid tahun

ajaran lalu tidak terdata secara lengkap dan data tersebut diwakili oleh nilai

sistem koloid satu kelas yaitu kelas XI RSBI-2 tahun ajaran 2008/2009 yaitu

sebesar 15,52 % siswa yang belum tuntas terlampir pada lampiran 24.

Untuk meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa pada SMA Negeri

1 Wonogiri, dapat menggunakan metode pembelajaran yang bertujuan

meningkatkan dan membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses

belajar. Salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan adalah metode

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar

mengajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembagian kelompok dibuat

heterogen dalam hal prestasi belajar, jenis kelamin, budaya, dan tingkat

sosio-ekonomi. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat tanggung jawab individu

sekaligus kelompok sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap saling

ketergantungan positif dalam kelompoknya untuk belajar, bekerja, dan

bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh.

Metode TAI (Teams Assisted Individualization) merupakan metode

pembelajaran secara kelompok dimana ada seorang asisten yang membantu secara

individual. Seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang

bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu

kelompoknya. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan

mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi

lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Metode TAI akan

(22)

commit to user commit to user

semangat dalam sistem kompetensi dengan lebih mengutamakan peran individu

tanpa mengorbankan aspek kooperatif.

Dalam proses belajar, keberhasilan belajar siswa tidak terlepas dari faktor

internal dan faktor eksternal. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:239-240)

“Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara garis

besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor dari dalam diri siswa

(faktor internal) dan faktor dari luar siswa (faktor eksternal)”. Intelegensi

merupakan salah satu faktor internal yang banyak diakui oleh ahli dan masyarakat

sebagai faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

Thurston dalam Dewa Ketut Sukardi (2003:18) menuturkan, “Intelegensi terdiri

dari tujuh kecakapan primer yaitu kemampuan menggunakan bahasa, kefasihan

kata-kata, kecakapan menghitung, kemampuan orientasi ruang, kemampuan

memori, kemampuan mengamati dengan cermat dan tepat dan kemampuan

berpikir logis”. Salah satu komponen intelegensi yang perlu diperhatikan sebagai

penyebab keberhasilan belajar adalah kemampuan memori.

Menurut Agus Sujanto (2004:41), “Memori atau ingatan ialah suatu daya

jiwa yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksi kembali

pengertian-pengertian atau tanggapan-tanggapan yang telah lampau”. Kemampuan memori

sangat dibutuhkan seseorang di dalam kehidupannya, terutama dalam kegiatan

belajar. Segala macam belajar melibatkan ingatan, tanpa ingatan seseorang tidak

dapat mengingat sesuatu mengenai pengalamannya. Tanpa ingatan tidak akan

terjadi proses belajar pada diri seseorang, bahkan tidak dapat melakukan

percakapan yang sederhana sekalipun. Siswa yang memiliki kemampuan memori

tinggi dimungkinkan lebih berhasil dalam proses belajar bila dibandingkan

dengan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah.

Materi pokok Sistem Koloid membutuhkan pemahaman yang lebih karena

materi ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan bersifat informatif yang

memerlukan siswa berdiskusi dengan siswa lainnya untuk memudahkan dalam

pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu diharapkan dengan model pembelajaran

kooperatif yaitu metode TAI (Teams Assisted Individualization) yang

(23)

commit to user commit to user

dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Pada metode TAI

siswa akan berdiskusi dengan teman-teman satu kelompoknya untuk membahas

materi yang diajarkan. Media diskusi yang digunakan pada penelitian ini adalah

media modul dan animasi Macromedia Flash Max. Pada penggunaan metode

pembelajaran TAI dapat dilengkapi dengan pemanfaatan media modul dan

Macromedia Flash Max. Pemanfaatan media ini juga dapat mengatasi kebosanan

siswa yang mendapatkan materi sistem koloid melalui metode ceramah saja.

Modul kimia merupakan paket belajar mandiri yang dirancang dan direncanakan

secara sistematisyang meliputi serangkaian pengalaman belajar guna membantu

siswa untuk mencapai tujuan belajar kimia. Modul kimia dirancang untuk

meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu

maupun tenaga untuk mencapai tujuan yang optimal. Macromedia Flash Max

merupakan program aplikasi yang menyajikan gambar yang lebih jelas karena

terlihat nyata dan bergerak. Macromedia Flash Max dirancang untuk

meningkatkan minat siswa karena menarik dan tidak membosankan. Porsi atau

peranan guru dalam penggunaan media ini lebih banyak dibandingkan dengan

modul.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka perlu adanya

pembaharuan yaitu mengubah model pembelajaran konvensional yang selama ini

digunakan dengan model pembelajaran kooperatif dan menentukan media yang

sesuai untuk materi Sistem Koloid. Pada penelitian ini akan dicoba untuk

mengembangkan model pembelajaran kooperatif metode TAI berbantuan modul

dan metode TAI berbantuan animasi Macromedia Flash Max ditinjau dari

kemampuan memori siswa pada materi pokok Sistem Koloid kelas XI RSBI IPA

semester genap.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan pada materi Sistem Koloid sebagai berikut :

1. apakah pembelajaran metode TAI (Teams Assisted Individualization)

dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max dapat meningkatkan

(24)

commit to user commit to user

2. apakah pembelajaran metode TAI (Teams Assisted Individualization)

dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max sesuai untuk materi

sistem koloid?

3. apakah terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang diberi pelajaran

menggunakan metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi

media modul dan Macromedia Flash Max terhadap prestasi belajar pada

materi sistem koloid?

4. apakah prestasi belajar siswa yang diberi pelajaran dengan metode TAI

(Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max

lebih tinggi dari metode TAI (Teams Assisted Individualization)

menggunakan media modul?

5. apakah ada pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar pada

materi sistem koloid dengan metode TAI (Teams Assisted Individualization)

dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max?

6. adakah interaksi antara pembelajaran metode TAI (Teams Assisted

Individualization) dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max

dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar siswa?

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dan pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan

jelas, maka penelitian ini membatasi masalah pada :

1. model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah metode TAI (Teams

Assisted Individualization) dengan media modul dan metode TAI (Teams

Assisted Individualization) dengan media animasi Macromedia Flash Max.

2. materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada

pelajaran kimia kelas XI RSBI IPA semester genap pada materi sistem koloid.

3. siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI RSBI IPA

SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran 2009/2010.

4. prestasi belajar siswa adalah hasil belajar siswa materi Sistem Koloid yang

meliputi ranah kognitif dan afektif dengan memperhatikan kemampuan

(25)

commit to user commit to user D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini

dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. apakah terdapat perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted

Individualization) dilengkapi media modul dengan penggunaan metode TAI

(Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max

terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI

RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran 2009/2010?

2. apakah terdapat perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi dengan

kemampuan memori rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada

pokok bahasan sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri

1 Wonogiri tahun ajaran 2009/2010?

3. apakah terdapat interaksi antara metode TAI (Teams Assisted

Individualization) dilengkapi media modul dan TAI (Teams Assisted

Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max dengan

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok

sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri

tahun ajaran 2009/2010?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui :

1. perbedaan pengaruh penggunaan metode TAI (Teams Assisted

Individualization) dilengkapi media modul dengan penggunaan metode TAI

(Teams Assisted Individualization) dilengkapi media Macromedia Flash Max

terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI

RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran

2009/2010.

2. perbedaan pengaruh kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori

rendah pada siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem

koloid kelas XI RSBI IPA semester genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun

(26)

commit to user commit to user

3. interaksi antara metode TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi

media modul dan TAI (Teams Assisted Individualization) dilengkapi media

Macromedia Flash Max dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi

belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI RSBI IPA semester

genap SMA Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberi manfaat antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi yang didasarkan pada teori yang sudah ada pada

bidang pendidikan, terutama mengenai teori pembelajaran dengan TAI (Teams

Assisted Individualization) dengan media modul dan metode TAI (Teams

Assisted Individualization) dengan media animasi Macromedia Flash Max

yang ditinjau dari kemampuan memori terhadap pencapaian prestasi belajar

materi sistem koloid.

2. Manfaat Praktis

a. Menambah wawasan pada guru khususnya di SMA Negeri 1 Wonogiri

dalam mengembangkan suatu metode pembelajaran kooperatif dan media

dalam pembelajaran untuk menyiapkan sumber daya manusia yang

berkualitas.

b. Sebagai bahan pemikiran bagi pendidik untuk melakukan penelitian

(27)

commit to user commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Studi Komparasi

Studi komparasi berasal dari dua kata yaitu studi dan komparasi.

a. Studi

Studi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya kajian; telaah;

penelitian; penyelidikan ilmiah (Depdikbud, 1997:965). Dalam skripsi ini studi

berarti penelitian.

b. Komparasi

Komparasi berasal dari bahasa inggris “comparation”, yang artinya

perbandingan (Depdikbud, 1997:516). Menurut Van Dalen dalam Suharsimi

Arikunto (1997:246) “Penelitian komparasi yaitu ingin membandingkan dua atau

tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya”.

Jadi studi komparasi merupakan suatu kegiatan untuk meneliti sesuatu hal

yang akan dibandingkan, dimana dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah

proses belajar mengajar, kemampuan memori, prestasi belajar kognitif dan

prestasi belajar afektif siswa yang diberi metode TAI (Teams Assisted

Individualization) dilengkapi media modul dan Macromedia Flash Max.

2. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan sejumlah siswa

sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling

bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam

pembelajaran kooperatif, belajar belum dikatakan selesai jika salah satu teman

dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Jadi “Pembelajaran kooperatif berarti belajar bersama, saling membantu

antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang

dalam kelompok mencapai tujuan yang telah ditentukan” (Isjoni, 2007:6). Dalam

pembelajaran kooperatif siswa dikelompokkan secara heterogen dengan

(28)

commit to user commit to user

kemampuan akademis (Anita Lie, 2007:41). Selanjutnya Slavin (2008:10)

menjelaskan bahwa “Pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan yang tidak

ditemukan dalam pembelajaran lain seperti penghargaan tim, pertanggungjawaban

individu, dan kesempatan sukses yang sama”. Dalam kegiatan belajar individual

cenderung mementingkan pribadi dan tidak memperhatikan lingkungan

sekitarnya.

Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

kelompok. Ada lima unsur dasar yang dapat membedakannya yaitu :

1) Positive interdependence

Yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama

atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang

merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.

2) Interaction face to face

Yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara.

Tidak ada penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi

dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa.

3) Adanya tanggung jawab pribadi

Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota

kelompok membuat siswa termotivasi untuk membantu temannya karena

tujuan dalam pembelajaran kooperatif adalah menjadikan setiap anggota

kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya.

4) Membutuhkan keluwesan

Yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan

kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif.

5) Meningkatkan ketrampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah

Tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran

kooperatif adalah siswa belajar ketrampilan bekerja sama dan

berhubungan.

(Isjoni, 2007: 41-43)

Menurut Anita Lie (2007:31) untuk mencapai hasil yang maksimal, lima

(29)

commit to user commit to user

1) Saling ketergantungan positif

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun

tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan

tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Intinya setiap

anggota mempunyai tugas yang berlainan, kemudian bertukar pikiran atau

informasi. Selanjutnya pengajar akan mengevaluasi semua anggota mengenai

seluruh bagian, sehingga dengan cara ini mau tidak mau setiap anggota harus

merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar anggota yang lain

juga dapat berhasil.

2) Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas

dan prosedur penilaian dibuat menurut prosedur cooperative learning, setiap

siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci

keberhasilannya adalah persiapan pengajar dalam penyusunan tugasnya.

3) Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk

membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran

beberapa anggota akan lebih baik daripada hasil pemikiran dari individu saja.

Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil

masing-masing anggota. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan,

memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

4) Komunikasi antar anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan

barbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam

kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap

siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu

kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling

mendengarkan dan kemampuan mengutarakan pendapat mereka.

(30)

commit to user commit to user

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama kelompok tersebut agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Terdapat tiga tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran kooperatif,

yaitu:

1) Prestasi akademik

Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial,

juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.

Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, juga dapat

memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas

yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar

belakang dan kondisi untuk bekerja sama dan saling bergantung pada tugas-tugas

akademik dan dengan penghargaan bersama siswa akan belajar saling

menghargai.

3) Pengembangan ketrampilan sosial

Ketrampilan sosial akan mengajarkan siswa bekerja sama dan kolaborasi

dimana ketrampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat.

(Isjoni, 2007:27-28)

Lima prinsip metode belajar kooperatif yang dikembangkan dan terus

dilakukan serta diperbaiki antara lain :

1) STAD (Student Teams Achievement Division);

2) TGT (Teams Games Tournament);

3) Jigsaw;

4) CIRC (Coopertive Integrated Reading and Composition); 5) TAI (Teams Assisted Individualization).

(Slavin, 2008:11)

Selain itu ada juga metode belajar lain juga dikembangkan dan dipelajari

yaitu:

1) Group Investigation;

2) Learning Together;

(31)

commit to user commit to user

4) Structural Dyadic methods

(Slavin, 2008:24-25)

Menurut Slavin (1995: 9-10), metode kooperatif mempunyai

kelebihan-kelebihan dibandingkan metode lain, yaitu:

1) meningkatkan kemampuan siswa;

2) meningkatkan rasa percaya diri:

3) menumbuhkan keinginan untuk meningkatkan keahlian dan pengetahuan;

4) memperbaiki hubungan antar kelompok.

Di samping itu ada juga kelemahannya, yaitu:

1) memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya;

2) bila terjadi persaingan negatif maka hasilnya akan buruk.

Keberhasilan dari proses belajar kooperatif berdasar lima prinsip, yaitu:

1) Adanya sumbangan dari ketua kelompok

Tugas dari seorang ketua kelompok adalah memberikan sumbangan

pengetahuannya untuk anggota kelompoknya, karena ketua kelompoknya adalah

seorang yang dinilai berkemampuan lebih dibandingkan dengan anggota yang

lainnya. Dalam hal ini anggota kelompok diharapkan dapat memperhatikan,

mempelajari informasi/penjelasan yang diberikan oleh ketua kelompok jika ada

ketua kelompok yang merasa belum jelas, walaupun tugas ini bisa dilakukan oleh

anggota yang lain.

2) Keheterogenan kelompok

Kelompok belajar yang efektif adalah yang mempunyai anggota kelompok

yang heterogen, baik dalam hal jenis kelamin, latar belakang sosial, ataupun

tingkat kecerdasan.

4) Ketergantungan pribadi yang positif

Setiap anggota kelompok belajar untuk berkembang dan bekerja satu sama

lain. Ketergantungan pribadi ini dapat memberikan motivasi bagi setiap individu

karena pada awalnya mereka harus bisa membangun pengetahuannya sendiri

terlebih dahulu sebelum bekerja sama dengan temannya.

(32)

commit to user commit to user

Setiap kelompok mempunyai tujuan agar bisa membawa nama

kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Jika mereka mengalami kesulitan

dalam pemecahan masalah setelah melampaui tahap kegiatan kelompok maka

mereka akan bertanya kepada gurunya bukan kepada kelompok lain.

Dalam metode mengajar kooperatif diharapkan siswa bekerja sama satu

sama lainnya berdiskusi dan berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan

mengisi kekurangan anggota lainnya. Bila diorganisasikan dengan tepat, siswa

dapat bekerja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa

dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini

akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir

untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan

ketrampilannya. Berdasarkan uraian tentang metode pembelajaran kooperatif di

atas, metode TAI yang paling sesuai dengan mewakili langkah-langkah

pembelajaran kooperatif. Hal ini dikarenakan metode TAI memiliki lima prinsip

yang mendasar dari pembelajaran kooperatif.

3. Pembelajaran Kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization)

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa metode pembelajaran

yang telah dikembangkan. Salah satunya adalah metode pembelajaran TAI

(Teams Assisted Individualization). TAI adalah suatu metode pembelajaran yang

dikemukakan oleh Slavin. “Teams Assisted Individualization” dapat diartikan

sebagai kelompok yang dibantu secara individual. Metode TAI ini merupakan

metode pembelajaran secara kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih

mampu, berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa

lain yang kurang mampu dalam satu kelompok. Dalam hal ini peran pendidik

hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik

cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta

didiknya.

Pada pembelajaran TAI akan memotivasi siswa untuk saling membantu

anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan

(33)

commit to user commit to user

Menurut Slavin (2008,195-200) secara umum TAI terdiri dari delapan komponen

utama, yaitu:

1) Kelompok / tim

Kelompok dalam pembelajaran TAI terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang

mewakili bagiannya dari kelas dalam menjalankan aktivitas akademik. Fungsi

utama dari tim adalah membentuk semua tim agar mengingat materi yang telah

diberikan dan lebih memahami materi yang nantinya digunakan dalam persiapan

mengerjakan lembar kerja sehingga bisa mengerjakan dengan baik. Dalam hal ini

biasanya siswa menggunakan cara pembelajaran diskusi tentang masalah-masalah

yang ada, membandingkan soal yang ada, dan mengoreksi beberapa miskonsepsi

jika dalam tim mengalami kesalahan. Anggota kelompok yang mengalami

kesulitan dapat bertanya kepada anggota yang telah ditunjuk sebagai asisten atau

anggota lain yang lebih tahu.

2) Tes pengelompokan

Siswa-siswa diberi tes awal pada awal program pembelajaran. Hasil dari

tes awal digunakan untuk membuat kelompok berdasarkan poin yang mereka

peroleh.

3) Materi kurikulum

Pada proses pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat

pada kurikulum yang berlaku dengan menerapkan teknik dan strategi pemecahan

masalah untuk penguasaan materi.

4) Kelompok belajar

Berdasarkan tes pengelompokan maka dibentuk kelompok belajar. Siswa

dalam kelompoknya mendengarkan presentasi dari guru dan mengerjakan lembar

kerja. Jika ada siswa yang belum paham tentang materi dapat bertanya pada

anggota lainnya atau asisten yang telah ditunjuk, kalau belum paham baru

meminta penjelasan dari guru.

5) Penilaian dan pengakuan tim

Setelah diberikan tes, kemudian tes tersebut dikoreksi dan dinilai

berdasarkan kriteria tertentu. Tim akan mendapatkan sertifikat/penghargaan atau

(34)

commit to user commit to user

6) Mengajar kelompok

Materi yang belum dipahami oleh suatu kelompok dapat ditanyakan

kepada guru dan guru menjelaskan materi pada kelompok tersebut. Pada saat guru

mengajar, siswa dapat sambil memahami materi baik secara individual maupun

kelompok dengan kebebasan tetapi bertanggung jawab. Keaktifan siswa sangat

diutamakan pada pembelajaran TAI.

7) Lembar kerja

Pada setiap sub konsep materi pokok diberikan lembar kerja secara

individual untuk mengetahui pemahaman bahan atau materi dapat berupa

ringkasan materi yang dipelajari dirumah kemudian pertemuan selanjutnya

dikerjakan.

8) Mengajar seluruh kelas

Setelah akhir dari pengajaran pokok bahasan suatu materi guru

menghentikan program pengelompokan dan menjelaskan konsep-konsep yang

belum dipahami dengan strategi pemecahan masalah yang relevan. Pada akhir

pembelajaran diberikan kesimpulan dari materi.

Metode pembelajaran kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization)

dalam pelaksanaannya terbagi menjadi:

a. Pengelompokan

Dalam proses pengelompokkan didasarkan pada prestasi belajar

sebelumnya, dalam hal ini hasil pretes materi yang akan diajarkan.

b. Tahap Penyajian Materi Pelajaran

Pada tahap ini materi pelajaran diperkenalkan melalui penyajian kelas.

Pada penyajian materi pelajaran ini dilakukan melalui :

1) Pengajaran kelompok

Jika terdapat materi pelajaran yang kurang dipahami dalam suatu

kelompok, maka kelompok tersebut dapat meminta guru untuk menjelaskan

materi yang belum dipahami tersebut, sedangkan kelompok lain yang sudah

paham dapat melanjutkan pekerjaannya.

(35)

commit to user commit to user

Pengajaran ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Guru

menyimpulkan penekanan materi yang dianggap penting dalam pembelajaran.

Keaktifan siswa sangat diharapkan melalui pengajaran ini.

c. Kegiatan Kelompok

Setelah terbagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing individu

mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui lembar kerja pada buku mereka.

Mereka bekerja sebagai satu tim, jika terdapat kesulitan dipecahkan secara

bersama-sama dengan kelompoknya. Setelah selesai mengerjakan secara mandiri,

kemudian saling mencocokkan dengan teman sekelompoknya. Paket soal yang

terdapat di lembar kerja diberikan menurut tingkat kesukaran soal, diurutkan dari

soal yang mudah dilanjutkan soal yang sukar dan juga sesuai dengan urutan

materi, dari materi yang mudah dilanjutkan materi yang sulit. Setelah paket soal

selesai dikerjakan maka dicocokkan dengan kelompok lain untuk mengukur

keberhasilan dari kelompok untuk kemudian diberi nilai oleh guru.

Dari uraian di atas dapat dilihat kelebihan TAI yaitu:

1) Memotivasi siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya sehingga

tercipta semangat dalam sistem kompetisi.

2) Lebih menekankan kerja sama kelompok.

3) Tiap kelompok mempelajari materi yang sama sehingga memudahkan

guru dalam penanganannya.

Disamping kelebihan di atas, metode TAI juga mempunyai kekurangan

yaitu :

1) Kegiatan belajar mengajarnya membutuhkan lebih banyak waktu

dibanding metode ceramah.

2) Siswa dalam satu kelompok mempelajari bagian materi yang sama

sehingga tidak menutup kemungkinan ada siswa yang tidak

mempelajarinya dan hanya bergantung kepada teman satu kelompoknya.

3) Seorang asisten belum tentu siswa yang benar-benar paling pintar dalam

(36)

commit to user commit to user

4. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

”Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

”medium” yang berarti perantara atau pengantar” (Arief S. Sadiman, 1996: 6).

Sehubungan dengan pendidikan, pengertian media tidak terlepas dari

kegiatan belajar mengajar. Gagne (1970) dalam Arief S. Sadiman (1996:6)

berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan

siswa yang dapat menyajikan pesan serta merangsangnya untuk belajar. Menurut

Briggs (1970) dalam Arief S. Sadiman (1996:6) media adalah segala alat fisik

yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan

Oemar Hamalik (1989: 12) berpendapat bahwa media pendidikan adalah alat,

metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan

interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di

sekolah.

Dari berbagai pendapat tentang media di atas, dapat disimpulkan bahwa

media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar berlangsung

secara efektif.

Menurut Oemar Hamalik (1989: 36-37), media pendidikan dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Bahan-bahan cetakan atau bacaan (Suplementasi materials), berupa

bahan seperti : buku, Hand Out, majalah, koran, buletin, folder, pamflet,

dan lain-lainnya. Bahan-bahan ini lebih lanjut mengutamakan kegiatan

pada pembaca atau penggunaan simbol kata-kata dan visual.

2) Alat-alat audiovisual, yang tergolong kategori ini antara lain :

a) Media pendidikan tanpa proyeksi, seperti : papan tulis, papan tempel,

papan panel, diagram, poster, kartun dan gambar.

b) Media pendidikantiga dimensi, seperti : model, benda asli, benda

tiruan, drama, boneka, topeng, globe, peta, pameran dan museum

(37)

commit to user commit to user

c) Media pendidikan yang menggunakan teknik, seperti : slide, stripe,

film rekaman, televisi, laboratorium, perkakas otoinstruktif, ruang

kelas otomatis, sistem linier komunikasi dan komputer.

3) Sumber-sumber masyarakat. Berupa obyek-obyek peninggalan sejarah,

dokumentasi, bahan-bahan masalah dan sebagainya.

4) Kumpulan benda-benda (material collection). Berupa benda-benda atau

barang-barang yang dibawa dari masyarakat ke sekolah untuk dipelajari

seperti potongan sendok, daun, benih, bibit, bahan kimia dan sebagainya.

Secara umum, media pendidikan mempunyai kegnaan-kegunaan sebagai berikut :

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya :

a) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film atau

model.

b) Ojyek yang kecil, bisa dibantu dengan film, gambar dsb.

c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan

timelapse.

d) Kejadian yang terjadi di masa lampau bisa ditampilkan lagi lewat

rekaman film, video, foto.

3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi

dapat diatasi sifat pasif anak. Dalam hal ini media pendidikan berfungsi :

a) Menimbulkan kegairahan belajar.

b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik

dengan lingkungan dan kenyataan.

c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

(Arief S. Sadiman, 1996: 16-17)

b. Modul

Menurut Goldscmid and Goldscmid dalam Vembrianto (1985:35),

(38)

commit to user commit to user

analysis planed series of learning activities designed to help the student

accomplish certain well-defined objectived”. Artinya kurang lebih adalah sebuah

paket program pengajaran yang berdiri sendiri yang terdiri dari serangkaian

kegiatan belajar mengajar secara berurutan yang dirumuskan untuk membantu

anak didik dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.

Sedang menurut buku Pedoman Penyusunan Modul dalam buku

Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi

(E. Mulyasa, 2003:98) yang dimaksud dengan Modul adalah suatu unit program

belajar mengajar terkecil yang secara rinci menggariskan 1) tujuan-tujuan

instruksional umum 2) topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar dan

mengajar 3) tujuan-tujuan instruksional khusus 4) pokok-pokok materi yang akan

dipelajari dan diajarkan 5) kedudukan dan fungsi satuan dalam kesatuan program

yang lebih luas 6) peranan guru dalam proses belajar mengajar 7) alat dan sumber

belajar yang akan dipakai 8) kegiatan belajar mengajar yang harus dilakukan dan

dihayati oleh murid secara berurutan 9) lembaran-lembaran kerja yang akan

dilaksanakan selama berlangsungnya proses ini 10) program evaluasi yang akan

dilaksanakan selama proses belajar mengajar.

Modul diberikan dengan tujuan: 1) memberi motivasi siswa untuk

mencapai tujuan pengajaran 2) memberikan kesempatan siswa untuk berkembang

menurut irama kecepatan masing-masing 3) melibatkan siswa secara aktif dalam

proses belajar mengajar 4) siswa lebih banyak dapat pertolongan guru secara

individual 5) siswa dapat menerapkan belajarnya dalam situasi kehidupan yang

nyata 6) siswa memperoleh informasi berulang-ulang tentang kemajuan belajar

yang telah dicapai 7) guru memperoleh petunjuk mengenai metode-metode belajar

yang efisien.

Tugas utama guru kimia adalah dalam sistem modul adalah

mengorganisasikan dan mengatur proses pembelajaran dengan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut :

1) Persiapan, yaitu menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif;

2) Pelaksanaan, yaitu proses interaksi antara guru dan siswa, yang diwujudkan

(39)

commit to user commit to user

guru membantu siswa yang kesulitan memahami isi modul atau pelaksanaan

tugas;

3) Evaluasi, yaitu berupa pelaksanaan penelitian terhadap setiap peserta didik

sampai dengan penentuan siswa yang telah mencapai taraf belajar tuntas.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa modul kimia

dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah,

baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.

Dengan sistem modul, siswa dapat mengikuti pembelajaran kimia lebih banyak

mendapat kesempatan untuk belajar kimia secara mandiri, membaca uraian, dan

petunjuk dari lembar kegiatan, menjawab pertanyaan-pertanyaan, serta

melaksanakan tugas-tugas yang harus diselesaikan. Dalam kaitan ini siswa dapat

maju sesuai dengan irama dan kemampuan masing-masing siswa yang mengikuti

alur pembelajaran kimia dan lebih banyak waktu untuk berinteraksi baik secara

individu maupun secara kelompok.

Modul adalah suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas

suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai

sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Pelajaran dengan

modul akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut cara

masing-masing karena setiap siswa akan menggunakan cara yang berbeda untuk

memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang dan kebiasaan

masing-masing.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modul adalah suatu proses

pembelajaran mengenai suatu satuan materi tertentu yang disusun secara

sistematis dan terdiri atas berbagai komponen.

c. Media Komputer

Pada saat ini bahan pelajaran kimia yang merupakan salah satu sumber

belajar telah dikemas dengan berbagai bentuk, misalnya bahan cetak (buku teks,

modul, majalah atau jurnal ilmiah), rekaman audio visual, software komputer dan

lain-lain. Software komputer masih belum banyak digunakan sebagai penyampai

pesan dari guru ke siswa, padahal media ini cukup efektif karena dapat diprogram

(40)

commit to user commit to user

Percival dan Ellington (1988:137) mendefinisikan komputer sebagai alat

yang dapat menerima informasi, diterapkan untuk prosedur pemrosesan informasi

dan memberikan hasil informasi baru dalam bentuk yang digunakan oleh

pemakai. Komputer sangat kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia

pendidikan, komputer telah digunakan dalam beberapa bidang. Komputer

elektronik yang sangat modern digunakan dalam dunia pendidikan disebut

komputer digital (digital computer).

Penggunaan komputer dalam media pendidikan adalah sebagai berikut:

1) Komputer sebagai kalkulator super

Komputer digunakan untuk membuat perhitungan sehari-hari misalnya untuk

menghitung kemiringan (slope) grafik, uji statistik, mengolah hasil

eksperimen dan lain-lain.

2) Komputer untuk mengajar komputer dan memprogram komputer

Dalam kurikulum pendidikan dimasukkan pelajaran program komputer. Siswa

diajar bagaimana mempelajari, menggunakan dan menyusun program

komputer.

3) Komputer dalam proses belajar mengajar

Dalam pendidikan komputer digunakan sebagai alat bantu dalam

pembelajaran. Komputer mampu memberikan kontribusi yang penting bagi

pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, yakni dalam bentuk pembelajaran

dengan bantuan komputer (Computer Assisted Learning, disingkat CAL).

Ada dua model penggunaannya, yakni:

a) Sebagai Tutor Pengganti (Subtitute Tutor)

Dalam fungsinya sebagai tutor pengganti, siswa dapat berinteraksi

langsung dengan komputer yang telah diprogramkan, secara khusus untuk

menjawab berbagai pertanyaan siswa, yang timbul dari berbagai

pertanyaan yang telah disediakan. Kemudian komputer akan menanyakan

berbagai pertanyaan tambahan atau menyediakan informasi tambahan ,

sebelum meminta siswa mengulangi jawaban sekali lagi (Percival dan

Ellingtor, 1988:137-144).

(41)

commit to user commit to user

Pada mode laboratorium simulasi, komputer menyediakan kemudahan

bagi siswa yang hendak melaksanakan eksperimen berdasarkan sistem

mode yang telah diprogramkan. Komputer bukan semata-mata sebagai alat

instruksional tetapi merupakan sumber belajar (Oemar Hamalik,

1989:71-73).

4) Komputer dalam bidang administrasi atau manajemen

Dalam bidang administrasi, komputer digunakan sebagai perencanaan waktu

maupun pengawasan anggaran. Komputer digunakan pula untuk manajemen

dan proses belajar mengajar yang disebut sebagai komputer pengelola belajar

(Computer Managed Learning atau CML). CML sifatnya lebih kepada

pendorong (supportive) atau supervisi, meringankan beban guru atau pelatih

terhadap berbagai tanggung jawab yang membosankan, tanggung jawab

manajerial yang memakan waktu agar memungkinkan bagi mereka untuk

dapat belajar lebih lama dan menemukan berbagai kebutuhan khusus dari

siswa.

5) Penggunaan komputer sebagai pusat data (Data-base)

Komputer diprogram untuk menyimpan data atau sebagai bank data.

Penggunaan komputer sebagai penyimpan informasi telah sangat meluas.

Bank data elektronik memungkinkan untuk digunakan jarak jauh apabila

menggunakan terminal komputer jarak jauh (remote computer terminal) yang

dihubungkan ke pusat komputer dengan jaringan telepon umum (Percival dan

Ellington, 1988:146).

d. Media Komputer Interaktif dan Presentasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “in-ter-ak-tif” mempunyai

arti bersifat saling melakukan aksi; antar-hubungan; saling aktif

(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Interaktif berarti hubungan

timbal balik, bukan hanya satu arah. Media komputer interaktif adalah suatu

software komputer yang mempunyai fungsi menyampaikan informasi ke

pengguna dan menerima informasi dari pengguna. Jadi media komputer interaktif

dapat langsung menerima respon balikan dari siswa yang berbentuk jawaban dan

(42)

commit to user commit to user

yang berbeda dari siswa satu dengan yang lain sesuai jawaban yang diberikan

siswa.

Sedangkan kata “pre-sen-ta-si “ mempunyai arti menyajikan;

mengemukakan (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). Presentasi

berarti menyajikan informasi materi pelajaran. Media komputer presentasi adalah

suatu software komputer yang mempunyai fungsi menyampaikan informasi ke

pengguna tanpa menerima informasi dari pengguna. Jadi media komputer

presentasi tidak menerima respon balikan dari siswa.

Media komputer interaktif dan presentasi pada penelitian ini dibuat

menggunakan program Macromedia Flash Max. Macromedia Flash Max

memberikan desain kemampuan membuat animasi web dengan mudah dan

nonteknis. Animasi berbasis vektor Flash lebih cepat, cantik dan berukuran jauh

lebih kecil daripada film animasi yang lain, serta animasi Flash dapat dengan

mudah dibawa kemana-mana, dimasukkan ke CD, dilampirkan di email,

dikirimkan ke orang lain yang tidak memiliki player/plugin Flash sekalipun.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Adobe_Flash).

Sebagai media pembelajaran, Macromedia Flash Max mempunyai

beberapa kelebihan dan keterbatasan.

Kelebihannya antara lain:

a. gambar yang disajikan lebih jelas, karena terlihat nyata dan bergerak, sehingga

siswa dapat melihatnya sambil mencatat.

b. memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan menarik minat siswa.

c. praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas.

d. mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan,

karena disertai dengan bunyi/suara/lagu.

e. dalam penyampaian di kelas, lebih menghemat tenaga dan waktu karena dapat

dipakai berulang-ulang.

f. dapat menyajikan tampilan contoh-contoh gambar/foto secara nyata dan

menarik.

Gambar

Gambar 18.Histogram Nilai Prestasi Afektif Siswa dengan Metode TAI
Tabel 1 perbedaan larutan, koloid, dan suspensi
Tabel  2  Klasifikasi koloid
Gambar  1    a) Efek Tyndall terlihat jelas pada sistem koloid (berkas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skenario penetapan biaya-plus menunjukkan bahwa para pelanggan percaya bahwa adil bagi para penjual untuk meneruskan kenaikan biaya. Tapi apakah hal ini selaras,

Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dimulai dengan tahap heuristik, yakni pengumpulan data dari sumber-sumber sejarah sezaman yang berupa karya-karya

1) Siddiq artinya benar. Maksudnya adalah perkataan, perbuatan, pikiran, dan ajaran para rasul itu selalu benar dan sesuai dengan ketentuan Allah swt. 2) Amanah artinya jujur

Setiap pemanfaatan ruang diwajibkan mengacu pada rencana pengembangan sistem pusat pelayanan yang telah ditetapkan; Pada pusat pelayanan kota, kegiatan berskala kota

b. Peserta didik secara bergantian menyebutkan tata cara puasa wajib dan puasa sunah sesuai dengan ketentuan dalam syari’at sedangkan peserta didik yang

Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun.. 2015 Nomor 206) diubah

Bibit dari persemaian yang telah berumur kira-kira 21 – 25 hari, maka bibit tersebut telah siap untuk ditanam di lahan. Pada setiap lubang tanam ditanam satu bibit yang

Dengan menganalisis nilai-nilai pendidikan yang terdapat di dalam kitab San Zi Jing, maka dapat diperoleh gambaran nilai pendidikan baik pendidikan moral, sosial