• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran Operasional

Waroeng Cokelat merupakan salah satu UKM unggulan binaan Disperindagkop Kota Bogor dalam industri makanan yang bergerak dalam bidang produksi dan perdagangan produk berbahan baku cokelat. Salah satu jenis produk yang memberikan kontribusi terbesar bagi Waroeng Cokelat adalah cookies

cokelat.

Jumlah penjualan cookies cokelat Waroeng Cokelat terus meningkat dari tahun 2003 sampai tahun 2007. Pada tahun 2003, Waroeng Cokelat menjual

cookiescokelat sebanyak 800 toples, tahun 2004 meningkat menjadi 1500 toples, tahun 2005 menjadi 2500 toples, terus meningkat tahun 2006 menjadi 3300, dan akhirnya pada tahun 2007 sebanyak 7500 toples. Peningkatan penjualan ini membuktikan bahwa permintaan terhadap produk ini terus meningkat. Penjualan pada saat hari raya Idul Fitri memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap jumlah penjualan cookies cokelat tersebut dibandingkan hari-hari biasa. Berdasarkan pernyataan dari pemilik Waroeng Cokelat, pada hari-hari biasa permintaan terhadapcookiescokelat sangat sedikit.

Karakteristik bisnis di bidang cookies memang cenderung siklikal atau musiman yaitu ramai dikonsumsi oleh sebagian masyarakat pada saat hari raya. Oleh sebab itu, pada musim tersebut banyak bermunculan penjual-penjualcookies

yang menawarkan cookies mereka ke pasar sehingga menimbulkan persaingan yang ketat di antara pengusaha cookies. Bukan hanya pengusaha yang menjual

cookies setiap hari tetapi juga pengusaha makanan jenis lain yang ikut memproduksi cookies. Ditambah lagi dengan karakteristik cookies cokelat Waroeng Cokelat yang mudah ditiru oleh siapa saja sama seperticookies-cookies

lainnya. Perbedaannya hanya terdapat pada kreasi bentuk dan jenis. Sehingga, walaupun permintaan pasar yang besar, banyaknya pesaing membuat Waroeng Cokelat untuk menyusun strategi pemasaran yang tepat yang dapat mempertahankan dan meningkatkan pelanggan yaitu dengan melihat perilaku konsumen daricookiescokelat Waroeng Cokelat.

Dengan analisis perilaku konsumen akan diperoleh informasi mengenai karakteristik konsumen, proses pengambilan keputusan, serta sikap dan kepuasan konsumen. Karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan pembelian dapat diperoleh melalui analisis deskiptif. Sikap konsumen dapat dilakukan dengan menggunakan analisis sikap Fishbein. Sedangkan kepuasan konsumen dapat diukur dengan menggunakan Customer Satisfaction Index dan Importance Performance Analisys digunakan untuk mengetahui posisi atribut cookiescokelat Waroeng Cokelat tersebut dimata konsumen. Kemudian perilaku konsumen tersebut digunakan untuk menyusun suatu bauran pemasaran yang tepat untuk mempertahankan dan meningkatkan pelanggan karena konsumen adalah sasaran perusahaan dalam menjalankan bauran pemasaran. Secara skematik kerangka konseptual dan operasional untuk penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Bagan Kerangka Pemikiran Operasional

Waroeng Cokelat merupakan salah satu UKM unggulan binaan Deperindagkop Kota Bogor dalam industri makanan berbahan baku cokelat

Permintaan AkanCookies

Cokelat Pada Hari Raya Idul Fitri Terus Meningkat

Persaingan Pada Hari Raya Idul Fitri sangat ketat di antara pengusahacookies

Analisis Perilaku Konsumen Waroeng Cokelat Untuk JenisCookiesCokelat Pada Hari Raya Idul Fitri

Bagaimana Strategi PemasaranCookiesCokelat Waroeng Cokelat untuk dapat Mempertahankan dan Meningkatkan Konsumen

Customer Satisfactian Index Importance-Perfomance Analysis

Rekomendasi Bauran Pemasaran

- Produk - Distribusi

- Harga - Promosi

Analisis Karakteristik Konsumen dan Proses Pengambilan Keputusan

Pembelian

Analisis Sikap Konsumen Terhadap AtributCookiesCokelat

Waroeng Cokelat

Tabulasi Deskriptif ModelFishbein

Analisis Kepentingan Dan Kinerja Atribut

CookiesCokelat Waroeng Cokelat Ancaman Waroeng Cokelat Untuk Dapat Mempertahankan Dan

IV METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Waroeng Cokelat, Kota Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Waroeng Cokelat merupakan salah satu UKM unggulan yang dimiliki oleh Kota Bogor yang bergerak dalam industri makanan berbahan baku cokelat. Pengambilan data dilakukan dari pertengahan bulan Juni sampai Juli 2008.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari Ibu Yanthi selaku pemilik Waroeng Cokelat dan konsumen Waroeng Cokelat yang terpilih sebagai responden. Data primer digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai data jumlah cokelat batangan yang digunakan dalam pembuatan permen cokelat dancookies cokelat per tahun, gambaran umum perusahaan, identitas responden, tingkat pendapatan, pengeluaran, dan lain-lain. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor, Studi Penelitian Terdahulu, Majalah, Internet, dan sumber-sumber lain.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan metode sampling yaitu cara pengumpulan data di mana yang diselidiki adalah elemen sampling dari suatu populasi. Data yang diperoleh merupakan data perkiraan saja (estimate sampling). Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survey kepada sampel menggunakan kuesioner

sebagai alat bantu wawancara. Kuesioner berisikan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup berupa pertanyaan yang alternatif jawabannya telah disediakan. Sedangkan pertanyaan terbuka memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab.

4.4 Metode Pengambilan Sampel

Populasi merupakan kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan-perbedaan itu disebabkan adanya nilai karakteristik yang berlainan, misalnya umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan lain-lain (Supranto, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Waroeng Cokelat yang berada di wilayah Kota Bogor. Dalam hal ini elemen atau unit terkecil dari objek penelitian merupakan orang yaitu Waroeng Cokelat yang berada di wilayah Kota Bogor.

Total sampel yang dipilih adalah 30 orang dengan alasan menurut Guilford

dalam Supranto (2001), sampel minimal untuk penelitian adalah 30 orang. Selain itu, jumlah sampel ini berdasarkan pertimbangan bahwa Waroeng Cokelat merupakan usaha kecil yang memiliki wilayah pemasaran yang belum luas di Kota Bogor. Sampel dipilih secara purposive yaitu dengan pertimbangan responden adalah konsumen yang sudah pernah membeli dan mengkonsumsi

cookies cokelat Waroeng Cokelat serta bersedia untuk dijadikan sebagai responden.

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menganalisa data adalah Analisis Deskriptif, Model Multiatribut Fishbein, Analisis Tingkat

Kepentingan dan Tingkat Kinerja (Importance Performance Analysis(IPA)), dan Indeks Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index (CSI)). Data yang didapat diolah dengan menggunakan software statistical package for Sosial Science(SPSS) 13, Minitab 14, danMicrosoft Office Excel2007.

4.5.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan suatu informasi yang berguna. Analisa ini digunakan untuk mengetahui karakteristik responden dan proses pengambilan keputusan pembeliancookies cokelat Waroeng Cokelat. Metode analisis deskriptif disajikan dengan menggunakan tabulasi sederhana seperti jumlah, dan persentese. Data yang diperoleh kemudian dilihat berdasarkan modus (jumlah terbesar).

4.5.2 Penentuan Atribut DugaanCookiesCokelat

Atribut adalah karakteristik yang membedakan produk atau merek dari yang lain. Atribut juga diartikan sebagai faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun kategori produk baik yang melekat pada produk maupun yang menjadi bagian dari produk itu sendiri (Simamora, 2004). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa atribut produk berarti meliputi dimensi-dimensi yang terkait dengan produk atau merek dan apa saja yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk.

Dalam penelitian ini, atribut yang digunakan diambil berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tentang atribut makanan dan artikel terkait tentang

Keberadaan Biskuit Merek Pengikut di Kota Bogor, menyebutkan bahwa atribut biscuit yaitu rasa, volume, kemasan, komposisi, warna, bahan pengawet, label halal, tekstur, dan harga. Menurut Yanuarti (2007) mengenai Perilaku Konsumen Produk Dodol Picnic dan Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran pada PT Herlinah Cipta Pratama menyebutkan atribut dodol terdiri atas harga, isi, kekenyalan, kompossi, kadaluarsa, halal, merek, kemasan, ketersediaan, izin depkes, dan promosi. Sedangkan menurut Indriani (2005) tentang Proses Keputusan Pembelian Produk Cokelat Di Kotamadya Bogor menyebutkan bahwa atribut cokelat batangan antara lain kemasan, merek, tanggal kadaluarsa, rasa, aroma, komposisi, warna kemasan, tersedia dalam berbagai ukuran, kemudahan, ketersediaan di tempat penjualan, dan kehalalan.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya peneliti mengambil beberapa atribut yang dirasa relevan dengancookies cokelat, kemudian ditambah dengan atribut lain yang didapat dari keadaan di lapangan, maka diduga atribut

cookies cokelat terdiri atas warna, bentuk kue, rasa manis, rasa cokelat, aroma cokelat, cita rasa cookies, harga, variasi jenis cookies yang tersedia, kemasan, jaminan keamanan pangan (label halal, izin depkes, dan tanggal kadaluarsa), nama merek, ketepatan waktu pemesanan, dan daya tahan cookies. Selain itu, peneliti tidak menutup kemungkinan ada atribut cookies cokelat yang terlewat sehingga tidak dimasukkan ke dalam atribut penelitian.

4.5.3 Uji Validitas

Menurut Simamora (2004), validitas berarti suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid jika mampu mengkur apa yang diinginkan dan mampu memperoleh data yang

tepat dari variabel atau atribut yang diteliti dalam penelitian. Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi rank spearman. Pernyataan pada kuesioner dinilai memiliki validitas konstrak atau terdapat konsistensi internal dalam pernyataan tersebut dan layak digunakan jika tingkat signifikan 0,05 pada

= 0,05. Rumus yang digunakan yaitu :

Di mana :

rs = Koefisien korelasirank spearman

n = Jumlah responden

di = Selisih antara ranking satu dengan ranking yang lain

Hasil uji validitas terhadap atribut-atribut cookies Cokelat Waroeng Cokelat (Lampiran 2) yang didapat adalah dari empat belas atribut yang diuji, sebanyak tiga belas atribut yang dinyatakan valid.

4.5.4 Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner (Simamora, 2004). Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang- ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama dengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis pada responden.

Pengujian reabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah Alfa Cronbach. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

        −       − =

2 2 1 1 t b k k r σ σ ) 1 ( 6 1 1 2 − − =

= n n d r n i i s

Di mana :

r = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pernyataan

= Keragaman total

= Jumlah keragaman butir pernyataan

Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran 2), maka atribut yang akan diteliti dinyatakan reliabel pada tingkat kepercayaan 95 persen (α=5%), dengan n=30 dan r tabel = 0,305.

4.5.5 Model MultiatributFishbein

Model ini mengemukakan bahwa sikap terhadap objek tertentu, dalam hal ini adalah cookies cokelat Waroeng Cokelat, didasarkan pada kepercayaan yang diringkas mengenai atribut cookies cokelat yang diberi bobot sesuai dengan evaluasi terhadap atribut tersebut (Engel, Blackweel, dan Miniard, 1994). Model

Fishbein adalah alat multiatribut yang berguna untuk memperkirakan sikap. Secara matematis, model tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

Di mana:

= sikap terhadapcookies cokelat Waroeng Cokelat

= kekuatan kepercayaan bahwa cookies cokelat Waroeng Cokelat mengandung atribut i

= evaluasi mengenai atribut i = jumlah atribut yang menonjol

Secara sederhana model ini menyatakan bahwa sikap seorang konsumen terhadap suatu objek dapat ditentukan oleh sikapnya terhadap atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Dalam Sumarwan (2003), terdapat dua komponen utama dalam model ini adalah kepercayaan dan evaluasi atribut.

o

A

i

e

n

i

b

=

=

n i i i o

eb

A

1

a) Evaluasi(ei)

Komponen kedua adalah evaluasi atribut, yaitu komponen yang menggambarkan pentingnya suatu atribut cookies cokelat Waroeng Cokelat. Responden akan mengidentifikasi atribut-atribut yang dimiliki oleh cookies

cokelat Waroeng Cokelat responden akan menganggap atribut produk memiliki tingkat kepentingan yang berbeda. Evaluasi diukur dengan menggunakan skala dari 1 (sangat tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) untuk masing- masing atribut.

b) Kepercayaan (bi)

Kepercayaan menggambarkan seberapa kuat responden percaya bahwa

cookies cokelat memiliki atribut yang diberikan. Tingkat kepercayaan konsumen diperoleh berdasarkan kinerja atribut-atribut cookies cokelat. Kepercayaan diukur dengan menggunakan skalaLikert dari kemungkinan yang disadari berjajar dari 1 sampai dengan 5 untuk masing-masing atribut, yaitu:

§ Warna : dari sangat tidak menarik (1) sampai sangat menarik (5)

§ Bentuk kue : dari sangat tidak menarik (1) sampai sangat menarik (5)

§ Rasa manis : dari sangat tidak manis (1) sampai sangat manis (5)

§ Rasa cokelat : dari sangat tidak terasa (1) sampai sangat terasa (5)

§ Aroma cokelat : dari sangat tidak harum (1) sampai sangat harum (5)

§ Cita rasacookies: dari sangat tidak enak (1) sampai sangat enak (5)

§ Harga : dari sangat mahal (1) sampai sangat murah (5)

§ Variasi jenis cookies yang tersedia : dari sangat sedikit variasi (1) sampai sangat variatif (5)

§ Jaminan keamanan pangan (label halal, izin Depkes, dan tanggal kadaluarsa) : dari sangat tidak jelas (1) sampai sangat jelas (5)

§ Nama merek : dari sangat tidak mudah diingat (1) sampai sangat mudah diingat (5)

§ Ketepatan waktu pemesanan : dari sangat tidak tepat waktu (1) sampai sangat tepat waktu (5)

§ Daya tahan cookies : dari sangat mudah rusak (1) sampai sangat tahan lama (5)

Penilaian penilaian terhadap kepercayaan atribut oleh responden menggunakan indikator pembanding yaitu dibandingkan dengan cookies biasa. Misalnya untuk atribut bentuk cookies, bila responden memberi nilai 4 untuk

cookies cokelat Waroeng Cokelat berarti cookies Waroeng Cokelat memiliki bentuk yang menarik. Bentuk menarik ini di dapat oleh responden dari perbandingannya dengan cookies biasa. Hal ini berlaku untuk keseluruhan atribut

cookiescokelat Waroeng Cokelat yang diteliti.

Nilai yang diperoleh berdasarkan penilaian kepercayaan dan evaluasi yang dilakukan responden kemudian diolah dengan menggunakan rumus Fishbein

seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sebelum memberikan interpretasi terhadap hasil penilaian konsumen tersebut, ditentukan dahulu skala penilaian. Skala penilaian dapat ditentukan dengan mengetahui rentang skala terlebih dahulu. Secara matematis, rentang skala dapat dinyatakan sebagai berikut (Simamora, 2004):

b

n

m

RN

=

Di mana:

RN = Rentang Nilai

m = Nilai tertinggi yang mungkin diperoleh n = Nilai terendah yang mungkin diperoleh b = Jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh rentang nilai untuk masing- masing nilai evaluasi dan kepercayaan per atribut yaitu sebesar 0,8, dengan m=5, n=1, dan b=5. Dengan menggunakan rentang nilai inilah kita melakukan interpretasi terhadap skor evaluasi dan kepercayaan per atribut, yaitu:

1 - 1,8 = sangat tidak penting/sangat buruk 1,81 - 2,6 = tidak penting/buruk

2,61 - 3,4 = cukup 3,41 - 4,2 = penting/baik

4,21 - 5 = sangat penting/sangat baik

Berdasarkan rumus itu pula, diperoleh rentang nilai 4,8 untuk skor sikap terhadap masing-masing atribut, dengan m=25, n=1, dan b=5. Dengan menggunakan rentang nilai inilah kita melakukan interpretasi terhadap skor sikap per atribut, yaitu:

1 - 5,8 = sangat suka 5,81 - 10,6 = tidak suka 10,61 - 15,4 = biasa saja/netral 15,41 - 20,2 = suka

20,21 - 25 = sangat suka

Rentang nilai terhadap skor sikap yang diperoleh secara keseluruhan adalah 62,4, dengan m=325, n=13, dan b=5. Dengan menggunakan rentang nilai inilah kita melakukan interpretasi terhadap skor sikap secara keseluuhan, yaitu:

13 - 75,4 = sangat suka 75,41 - 137,8 = tidak suka 137,81 - 200,2 = biasa saja/netral 200,21 - 262,6 = suka

262,61 - 325 = sangat suka

4.5.6 Indeks Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index(CSI)) Pengukuran CSI dilakukan dua tahap yaitu CSI secara keseluruhan dan CSI pada masing-masing atribut. CSI secara keseluruhan digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen secara keseluruhan dengan melihat tingkat kepentngan pada masing-masing atribut cookies cokelat. Tahapan-tahapan CSI sebagai berikut:

1. Menghitung Weighting Factor (WF), yaitu mengubah nilai rata-rata kepentingan menjadi angka persentase dari total rata-rata tingkat kepentingan seluruh atributcookies cokelat yang diuji. Total nilai WF sebesar 100 persen.

2. Menghitung Weighted Score (WS), yaitu menghitung perkalian antara nilai rata-rata tingkat kinerja dengan nilai WF untuk masing-masing atributcookies

cokelat.

3. Menghitung Weighted Total (WT), yaitu dengan menjumlahkan nilai WS dari semua atributcookies cokelat.

4. Menghitung Satisfaction Index, yaitu nilai WT dibagi 5 (skala maksimum yang digunakan dalam penelitian ini), kemudian dikalikan dengan 100 persen.

Sedangkan pengukuran CSI untuk masing-masing atribut diperoleh dari nilai [(skor rata-rata tingkat kepentingan/5)*(skor rata-rata tingkat kinerja/5)]. Angka 5 merupakan skala maksimum yang digunakan dalam penelitian ini. Nilai kepuasan per atribut dihasilkan dengan membebaskan masing-masing atribut dari

skala maksimum yang digunakan agar diperoleh kepuasan maksimum atribut sebesar 100 persen.

Tabel 5 Rentang Skala Kriteria Nilai Indeks Kepuasan Konsumen (IKK)

No. Nilai IKK Kriteria

1 80 % <satisfaction index 100 % Sangat Puas

2 60 % <satisfaction index 80 % Puas

3 40 % <satisfaction index 60 % Cukup Puas 4 20 % <satisfaction index 40 % Tidak Puas 5 0 % <satisfaction index 20 % Sangat Tidak Puas 4.5.7 Importance Performance Analysis(IPA)

Importance Performance Analysis atau analisis tingkat kepentingan dan kinerja ini digunakan untuk mengukur atribut-atribut dari tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja produk berdasarkan sejumlah atribut sehingga dapat dirumuskan suatu strategi untuk meningkatkan kepuasan konsumen.

Tingkat kepentingan diukur dalam kaitannya dengan seberapa penting suatu atribut bagi konsumen. Tingkat kepentingan ini diukur berdasarkan persepsi dari konsumen. Dari berbagai persepsi tingkat kepentingan konsumen, dapat dirumuskan tingkat kepentingan yang paling dominan. Sedangkan tingkat kinerja produk diukur dalam kaitannya dengan kenyataan atribut yang dirasakan oleh konsumen. Sama seperti sebelumnya bahwa penilaian terhadap kinerja atribut oleh responden menggunakan indikator pembanding yaitu dibandingkan dengan

cookiesbiasa.

Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai tingkat kepentingan dan kinerja untuk masing-masing atribut. Adapun rumus yang digunakan adalah

s ns x X k i i i i

= = 1 s ns y Y k i i i i

= = 1

Di mana:

i

X = Nilai rata-rata kinerja pada atribut ke-i

i

Y = Nilai rata-rata kepentingan pada atribut ke-i

i

x = Banyaknya responden yang memilih pada masing-masing kategori tingkat kinerja pada atribut ke-i

i

y = Banyaknya responden yang memilih pada masing-masing kategori

tingkat kepentingan pada atribut ke-i

nsi = Nilai skala kepentingan atau kinerja (1, 2, 3, 4, atau 5) pada atrbut ke-i s = Skala yang digunakan. Dalam penelitian ini nilai s = 5

k = Banyaknya atribut yang diteliti

Dari perhitungan tersebut akan diperoleh atribut yang memiliki nilai rata- rata kepentingan yang paling besar yang artinya responden benar-benar menilai bahwa aribut tersebut dianggap paling penting dan nilai rata-rata kinerja yang paling besar berarti memberikan rasa puas yang paling besar.

Nilai rata-rata kepentingan dan kinerja tersebut kemudian diwujudkan ke dalam matriks importance & performance, yaitu dengan menghubungkan nilai

performancepada sumbu X dan nilaiimportance pada sumbu Y. Sedangkan nilai rata-rata kinerja dan kepentingan secara keseluruhan digunakan sebagai batas untuk menentukan kuadran 1, 2, 3, dan 4. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai rata-rata kinerja dan kepentingan adalah:

Di mana:

X = Nilai rata-rata kinerja

Y = Nilai rata-rata kepentingan

i

X = Nilai rata-rata kinerja pada atribut ke-i

i

Y = Nilai rata-rata kepentingan pada atribut ke-i K = Banyaknya atribut yang diteliti

k X X k i i

= = 1 k Y Y k i i

= = 1

Gambar 3 MatriksImportancePerformance

Sumber : Rangkuti (2006)

Strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masing-masing atribut pada keempat kuadran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Kuadran 1 (Prioritas Utama)

Atribut yang berada dalam kuadran 1 menggambarkan bahwa atribut- atribut tersebut dianggap penting oleh responden tetapi pada kenyataannya atribut- atribut tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan responden. Hal ini berarti tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah. Atribut-atribut yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan yaitu dengan melakukan perbaikan yang terus-menerus sehingga tingkat kinerja atribut yang ada di dalamnya akan meningkat.

b) Kuadran 2 (Pertahankan Posisi)

Ini adalah wilayah yang memuat atribut-atribut yang dianggap penting oleh responden dan dianggap sudah sesuai dengan yang dirasakan responden sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Atribut-atribut yang masuk dalam kuadran ini harus dipertahankan karena semua atribut ini menjadikan

cookies cokelat Waroeng Cokelat tersebut unggul di mata konsumen.

Kuadran 1 PRIORITAS UTAMA Kuadran 2 PERTAHANKAN POSISI Kuadran 3 PRIORITAS RENDAH Kuadran 4 BERLEBIHAN Tinggi Rendah Tinggi Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja

c) Kuadran 3 (Prioritas Rendah)

Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting dan kinerjanya pun dirasakan kurang baik oleh respoden. Penngkatan atribut-atribut yang masuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh responden sangat kecil.

d) Kuadran 4 (Berlebihan)

Atribut-atribut yang masuk dalam kuadran ini merupakan atribut yang dianggap kurang penting oleh responden namun kinerjanya dirasakan baik sehingga atribut tersebut cenderung dirasakan berlebihan oleh responden. Atribut- atribut tersebut dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya yang digunakan.

4.6 Definisi Operasional

1. Responden : konsumen Waroeng Cokelat di Kota Bogor yang sudah pernah membeli dan mengkonsumsi cookies cokelat waroeng Cokelat dan bersedia untuk diwawancarai.

2. Usia Responden : umur responden pada saat dilakukan pengambilan data yang dinyatakan dalam tahun.

3. Pendidikan Responden : jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah diikuti responden dikategorikan atas tamatan SD atau sederajat, SMP atau sederajat, SMA atau sederajat, Akademi (D1, D2, D3), dan Sarjana (S1, S2, S3).

4. Jumlah Anggota Rumah Tangga :banyaknya orang yang tinggal dalam satu atap/rumah atas tanggungan kepala keluarga.

5. Pendapatan Rumah Tangga : Nilai nominal yang diperoleh rumah tangga setiap bulannya sebagai hasil dari penjumlahan pendapatan masing-masing anggota rumah tangga dari berbagai sumber yang diukur dalam satuan rupiah per bulan. Pendapatan digolongkan menjadi tiga kategori berdasarkan kriteria pendapatan oleh BPS dalam Devaluasari (2006), yaitu pendapatan rumah tangga rendah (kurang dari Rp 2.000.000), pendapatan rumah tangga menengah (Rp 2.000.000 sampai Rp 5.000.000), dan pendapatan rumah tangga tinggi (lebih dari Rp 5.000.000).

6. Tenaga Penjual : orang yang menawarkan cookies menjelang hari raya kepada responden bisa penjual pribadi, pengecer, anggota keluarga maupun teman/kenalan.

7. Anggota Keluarga : orang-orang yang memiliki hubungan sedarah atau perkawinan, dan menempati satu lokasi yang sama seperti ayah, ibu, kakak, anak, dan sebagainya.

8. Teman/kenalan : orang-orang yang tidak mempunyai hubungan sedarah atau perkawinan, tetapi hidup dalam satu lingkungan yang sama seperti teman kerja, tetangga, dan sebagainya.

9. Atribut Produk : karakteristik atau ciri dari suatu produk yang dapat dijadikan sebagai suatu pertimbangan oleh konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

10. Harga : nilai barang yang harus dibayar konsumen, dihitung dalam satuan rupiah. Harga yang digunakan adalah harga untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat tahun 2007.

11. Jaminan Keamanan Pangan : bentuk jaminan berupa logo halal (produk tidak melanggar ajaran agama), izin Departemen Kesehatan (Depkes), dan tanggal kadaluarsa.

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Waroeng Cokelat

Waroeng Cokelat merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri

Dokumen terkait