• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Koperasi

Definisi koperasi menurut Internasional Cooperation Aliance (ICA) Koperasi

adalah kumpulan otonom dari orang-orang yang begabung secara sukarela guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonomi, sosial, budaya, dan aspirasi-aspirasi yang sama melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan dikelola secara demokratis (Nurseto, 2010). Menurut ICA diacu dalam Nurseto (2010) , koperasi memiliki nilai- nilai seperti menolong diri sendiri, tanggung jawab, demokrasi, persamaan, keadilan, dan kesetiakawanan. ICA juga menyebutkan bahwa koperasi memiliki prinsip antara lain :

1. Keanggotaan secara sukarela.

2. Pengawasan secara demokratis oleh anggota.

3. Partisipasi ekonomi oleh anggota.

4. Otonomi dan kemandirian.

5. Pelatihan, pendirian, dan informasi.

6. Kerjasama antar koperasi.

7. Kepedulian terhadap komunitas.

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki peran dan fungsi sebagai berikut :

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehdupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

35

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional

yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

3.1.2. Analisis Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan usaha digunakan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan atau bisnis akan memberi keuntungan yang layak bila dilaksanakan. Hasil dari analisis tersebut nantinya dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi berbagai pihak yang terkait dengan bisnis. Penilaian atas suatu kelayakan bisnis terdiri atas berbagai macam aspek. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) aspek-aspek yang dinilai dari kelayakan antara lain adalah :

1. Aspek Hukum

Aspek hukum merupakan aspek yang bertujuan untuk mengkaji

kelengkapan dan kejelasan dokumen-dokumen terkait pendirian dan

pengembangan suatu bisnis. Hal ini perlu dikaji karena menyangkut kelangsungan hidup suatu bisnis serta meyakinkan para kreditur dan investor. Selain itu, dengan keabsahan aspek hukum, perusahaan juga dapat menghindari terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap kewajiban dan hak masing-masing pihak dapat digunakan sebagai dasar hukum bila terjadi masalah di waktu yang akan datang. Setiap usaha yang berbeda memiliki kajian aspek hukum yang berbeda pula. Secara umum, dokumen-dokumen yang perlu diteliti dalam suatu studi kelayakan adalah bentuk badan usaha, bukti diri pemilik usaha, tanda daftar perusahaan (TDP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), izin-izin perusahaan sesuai jenis bidang usahanya, serta keabsahan dokumen lainnya.

2. Aspek Pasar dan Pemasaran

Tujuan dari analisis aspek ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki peluang pasar yang diinginkan atau tidak. Aspek ini akan mengkaji seberapa besar pasar yang akan dimasuki, bagaimana strukturdan peluang pasar yang ada, bisnissi mengenai keadaan pasar di masa yang akan datang serta strategi yang tersedia untuk mengantisipasinya.

36

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu bisnis akan menguntungkan selama umur bisnis. Umur bisnis yang direncanakan dalam suatu analisis finansial tidak jarang memiliki waktu yang panjang sehingga arus pengeluaran dan pemasukan tidak terjadi dalam satu waktu melainkan sepanjang umur bisnis. Oleh karena itu dibutuhkan konsep nilai waktu terhadap uang dalam identifikasi biaya dan manfaat bisnis.

Dalam suatu analis finansial bisnis, biaya dan manfaat finansial akan menjadi komponen pembentuk cashflow. Cashflow akan menggambarkan aliran penerimaan dan pengeluaran suatu bisnis dalam periode tertentu yang terdiri atas

inflow (arus penerimaan), outflow (arus pengeluaran), manfaat bersih (net benefit), dan manfaat bersih tambahan (incremental net benefit) bila diperlukan. Nantinya, cashflow dapat dianalisis lebih lanjut melalui kriteria-kriteria kelayakan investasi seperti IRR, Net B/C, Gross B/C, NPV, dan PP untuk menilai bagaiman kelayakan suatu bisnis. Dalam pengkajian aspek finansial dapat pula dilihat sensitivitas finansial bisnis terhadap perubahan. Analisis sensitivitas perlu dilakukan karena adanya unsur ketidakpastian dalam suatu bisnis. Perhitungan analisis sensitivitas suatu bisnis dilakukan melalui bisnis-bisniss keadaan pada masa yang akan datang yang akan memberi pengaruh terhadap bisnis. Perubahan yang biasa terjadi secara umum dikarenakan : harga, keterlambatan pelaksanaan, biaya, serta hasil produksi (Gittinger dan Kadariah, 1986).

Analisis aspek ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hasil analisis aspek ini digunkan untuk melihat apakah bisnis yang dilaksanakan dapat memberi keuntungan yang layak serta mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Hal-hal yang dinilai dari aspek keuangan suatu perusahaan antara lain : sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya selama umur usaha, neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode ke depan, kriteria penilaian investasi, serta rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan.

37

Aspek teknis penting dianalisis untuk menilai bagaimana kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya sehingga bila tidak dianalisis dengan baik dapat berakibat fatal bagi kelangsungan usaha. Melalui analisis aspek teknis, aspek- aspek lainnya akan dapat dianalisis pula. Beberapa hal yang perlu dikaji dalam penilaian aspek teknis antara lain adalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (lay out), peralatan, proses produksi, teknologi, serta tenaga kerja (Hopkins, 1972; Nurmalina et all, 2010).

5. Aspek Manajemen

Aspek ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan dan pengorganisasian suatu perusahaan. Aspek ini akan menganalisis bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), serta pengawasan (controlling) diterapkan pada suatu bisnis. Fungsi-fungsi tersebut saling berkaitan sehingga harus dilaksanakan secara berkesinambungan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.

6. Aspek Ekonomi dan Sosial

Suatu bisnis dapat memberikan dampak baik positif kepada masyarakat maupun pemerintahan baik secara ekonomi maupun secara sosial. Dampak bisnis terhadap ekonomi dapat berupa peningkatan pendapatan, pengorganisasian sumber daya alam, peningkatan perekonomian pemerintah baik regional maupun nasional, serta pengembangan wilayah. Dampak sosial suatu usaha dapat berupa perubahan demografi, budaya, dan kesehatan masyarakat. Aspek ini sangat penting dikaji karena suatu bisnis diharapkan akan dapat memberi dampak positif lebih banyak dibandingkan dengan dampak negatifnya.

7. Aspek lingkungan

Tujuan dari analisis aspek ini adalah untuk menghindari dampak-dampak negatif dari suatu bisnis terhadap lingkungan baik pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. Dampak suatu bisnis terhadap lingkungan dapat berupa perubahan fisik, kimia, ataupun sosial. Analisis ini menjadi sangat penting seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran mayarakat terhadap lingkungan. Suatu

38

bisnis dikatakan layak apabila memberikan lebih banyak memberikan dampak positif dibandingkan dampak negatif terhadap lingkungannya.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Perkebunan rakyat merupakan perkebunan dengan produktivitas paling rendah jika dibandingkan dengan perkebunan swasta dan perkebunan Negara (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010). Perkebunan rakyat sendiri terbagi lagi atas dua, yaitu perkebunan rakyat yang dijalankan secara mandiri dan perkebunan rakyat yang dijalankan melalui pola inti-anggota koperasi. Penelitian ini akan menganalisis perencanaan peremajaan perkebunan rakyat yang sudah ada sebelumnya baik yang dijalankan secara mandiri maupun melalui pola koperasi.

Analisis yang digunakan adalah analis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan untuk menjelaskan aspek-aspek non-finansial dengan menggunakan teori-teori terkait. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui aspek finansia lyang dinilai berdasarkan kriteria kelayakan investasi suatu bisnis yang meliputi NPV, Net B/C, PP dan IRR serta analisis sensitivitas. Analisis kuantitatif juga digunakan untuk melihat bagaimana aspek finansial perkebunan kelapa sawit yang dilakukan secara mandiri sebagai pembanding. Informasi tersebut nantinya akan berguna untuk mengetahui layak tidaknya kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit serta bagaimana perbandingan hasil antara kelayakan usaha perkebunan kelapa sawit mitra dan non-mitra. Jika hasilnya tidak layak, maka dapat dirumuskan usaha-usaha efesiensi yang memungkinkan untuk dilakukan pada usaha perkebunan kelapa sawit tersebut.

39

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

1. Produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat rendah akibat umur pohon yang sudah tua.

2. Perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Langkat didominasi oleh perkebunan kelapa sawit rakyat.

3. Diperlukan usaha peremajaan.

Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Lingkungan Aspek Hukum

Petani melalui koperasi

Analisis Finansial : Analisis Kriteria Investasi : NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period (PP) Analisis Switching value Analisis kelayakan bisnis Petani mandiri

Layak Tidak Layak

Lanjutkan Evaluasi

40

Dokumen terkait