• Tidak ada hasil yang ditemukan

Krisis ekonomi berkepanjangan yang dialami ne gara Indonesia mengakibatkan tingginya angka kemiskinan di masyarakat. Kemiskinan merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya masalah gizi kurang. Rendahnya daya beli keluarga dan daya produksi pangan sebagai akibat krisis ekonomi mengakibatkan turunnya kuantitas dan berubahnya pola konsumsi pangan rumah tangga yang selanjutnya berdampak buruk pada keadaan gizi masyarakat.

Kondisi sosial ekonomi keluarga sangat mempengaruhi keadaan gizi anggota keluarga. Sosial ekonomi keluarga meliputi besar keluarga, tingkat pendidikan orangtua, pekerjaan, tingkat pendapatan keluarga, serta pengetahuan ibu. Selain itu faktor lain yang memberikan pengaruh terhadap status gizi seseorang adalah faktor budaya. Lingkungan keluarga juga turut mempengaruhi status gizi. Lingkungan yang bersih akan menghindarkan anak dari penyakit infeksi, yang dapat menyebabkan gizi kurang. Kesehatan dan sanitasi lingkungan mencakup jenis rumah, tipe rumah atau tempat tinggal, jeni lantai, jenis dinding, jenis atap, ventilasi udara, sumber air minum, MCK dan sumber penerangan.

Faktor-faktor lain yang juga turut mendukung terjadinya masalah gizi kurang dan kemiskinan di suatu masyarakat tertentu adalah keadaan geografis dan sumberdaya alam yang tersedia, yang akan mepengaruhi sistem pertanian daerah tersebut. Sistem pertanian akan mempengaruhi produksi pangan daerah, yang juga akan berdampak pada pola konsumsi pangan masyarakat.

Gambar 2. Model kerangka pemikiran Variabel ya ng diteliti

Variabel yang tidak diteliti Hubungan yang tidak diteliti Konsumsi Status Gizi Sanitasi lingkungan Sistem pertanian Ketersediaan pangan Karateristik keluarga - Umur orangtua - Pendidikan orangtua - Pekerjaan orangtua - Pengetahuan gizi Tingkat kemiskinan - Pendapatan perkapita keluarga Morbiditas Budaya

METODE

Desain, Tempat dan waktu

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yang dilakukan di Desa Meler Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan kemudahan akses transportasi dan merupakan salah satu desa di kecamatan yang memiliki jumlah balita gizi kurang terbanyak di Manggarai. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2007.

Penarikan contoh

Populasi penelitian ini adalah balita di Desa Meler. Kemudian ditetapkan dua kelompok contoh yaitu balita gizi kurang dan balita gizi baik sebagai pembanding. Selanjutnya, secara acak ditetapkan 80 balita di Desa Meler sebagai contoh, dengan perincian 48 balita contoh gizi kurang dan 32 balita contoh gizi baik.

Jenis dan cara pengumpulan data

Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh me lalui wawancara dengan kuisioner serta observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi pemerintah

Tabel 1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data Cara pengumpulan

1. Karateristik keluarga contoh

- besar keluarga Wawancara dengan kuesioner - pendidikan ayah dan ibu Wawancara dengan kuesioner - pekerjaan ayah Wawancara dengan kuesioner - pendapatan keluarga Wawancara dengan kuesioner - pengetahuan gizi ibu contoh Wawancara dengan kuesioner 2. Karateristik contoh

- jenis kelamin Wawancara dengan kuesioner

- BB contoh Pengukuran mengguanakan

timbangan dacin maksimal 25 kg

Data Cara pengumpulan 3. Kesehatan lingkungan

- tipe rumah Wawancara dan observasi langsung

- tipe lantai rumah Wawancara dan observasi langsung - tipe dinding rumah Wawancara dan observasi langsung - jendela dan ventilasi Wawancara dan observasi langsung - sumber air minum Wawancara dan observasi langsung

- fasilitas MCK Wawancara dan observasi langsung

- fasilitas septic tank Wawancara dan observasi langsung

- kandang hewan Wawancara dan observasi langsung

4. Pola konsumsi pangan

- konsumsi pangan Recall 2 x 24 jam

- frekuensi pangan Wawancara dengan kuesioner

5. Budaya makan Wawancara dengan kuesioner

6. Monografi Kabupaten Manggarai Bapeda

7. Monografi kelurahan Desa Meler Kantor kelurahan 8. Luas wilayah menurut jenis

penggunaan tanah

Dinas pertanian 9. Data produksi tanaman pangan Dinas pertanian

10. Data produksi ikan laut dan darat Dinas perikanan dan kelautan 11. Data produksi/pemotongan ternak

menurut jenis ternak dan status pemotongan

Dinas peternakan

12. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Manggarai

BPMD 13. Data jumlah balita menurut status

gizi tahun 2005 & 2006

Dinas kesehatan 14. Data jumlah anak berusia 0-4 tahun

yang mengalami KKP

Dinas kesehatan 15. Data jumlah posyandu dan kader

aktif di kabupaten Manggarai tahun 2005

Dinas kesehatan

16. Data jumlah tenaga kesehatan per kecamatan

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi data kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data meliputi editing, koding, dan entri data yang dilakukan secara manual dengan menggunakan microsoft excel dan SPSS versi 13.0 for window. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dan inferensia.

Besar keluarga diklasifikasikan menjadi tiga yaitu keluarga kecil = 4 orang, keluarga sedang 5-6 orang dan keluarga besar = 7 orang. Data pendidikan yang perna h ditempuh orang tua meliputi pendidikan formal yaitu SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Pengetahuan gizi diperoleh dengan memberikan pertanyaan kepada responden dengan menggunakan kuisioner yang telah disediakan. Kriteria penilaian pengetahuan gizi adalah:

• Baik (= 80%) • Sedang (60-79%)

• Kurang (= 60%) (Khomsan, 2000)

Data konsumsi pangan diperoleh dengan menggunakan metode recall 2x24 jam, yang meliputi jumlah dan jenis pangan. Kemudian akan dikonversikan kedalam kandungan zat gizi, yaitu energi dan protein dengan menggunakan microsoft excel. Rumus umum yang digunakan untuk mengetahui kandungan zat gizi konsumsi makanan yang berasal dari pangan yang beragam adalah:

Data konsumsi pangan yang telah diperoleh, kemudian diolah menggunakan program Nutrisurvey for Windows yang berasal dari World Health Organization (WHO) ( 2005) untuk mengetahui kandungan energi, protein serta zat gizi lain. Untuk mengetahui angka kecukupan gizi individu atau anak digunakan rumus sebagai berikut:

AKG Individu = BB Individu x AKG standar BB standar

Menurut Supariasa et al, (2001), secara umum tingkat konsumsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

TKGi = (Ki/AKGi)x 100%

TKGi = tingkat konsumsi energi atau protein individu Ki = konsumsi energi atau protein

AKGi = angka kecukupan energi atau protein individu,

Lalu konsumsi dikategorikan menjadi tiga berdasarkan kriteria Direktorat Bina Gizi Departemen Kesehatan, yaitu kurang (<90%), normal (90-119 %) dan lebih (= 120 %).

Pengukuran status gizi anak dilakukan dengan cara penghitungan z-score menggunakan rumus sebagai berikut:

Z-score = nilai individual subjek – nilai median baku rujukan Nilai simpang baku rujukan

Selanjutnya hasil penghitungan z-score diklasifikasikan berdasarkan istilah status gizi. Kalsifikasi status gizi terbagi kedalam tiga indikator yaitu BB/U, TB/U dan BB/TB. Klasifikasi dari ketiga indikator tersebut adalah:

1. Indikator BB/U

Gizi lebih: >2.0 SD, gizi baik -2.0 SD s/d +2 SD, gizi kurang <-2.0 SD s/d -3 SD dan gizi buruk <-3.0 SD

2. Indikator TB/U, terdiri dari

Normal ≥-2.0 SD, pendek atau stunted <-2.0 SD

3. Indikator BB/TB, terdiri dari gemuk >2.0 SD, normal -2.0 SD s/d +2.0 SD dan kurus atau wasted <-2.0 SD serta sangat kurus <-3.0 SD

Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel digunakan uji korelsi spearman. Selain itu digunakan analisis deskriptif dengan tabulasi silang.

Definisi Operasional

Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga, yaitu ibu, ayah, dan anak-anaknya serta orang lain yang tingal bersama dan biaya hidupnya menjadi tanggungan dari kepala keluarga, yang dinyatakan dalam jiwa.

Keluarga miskin adalah keluarga yang memiliki pendapatan per kapita perbulan dibawah rata-rata pendapatan per kapita per bulan masyarakat Manggarai Pendapatan Per kapita keluarga adalah jumlah penghasilan yang diperoleh

dari kegiatan atau pekerjaan anggota keluarga dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang ada, dalam periode waktu bulan yang dinyatakan dalam rupiah.

Gizi kurang adalah keadaan status gizi anak yang berada dalam kondisi yang kurang atau berada pada kisaran z-skor <-2.0 SD s/d -3.0 SD.

Gizi Baik adalah keadaan status gizi anak yang berada dalam kondisi yang normal atau berada pada kisaran nilai z-skor >+2 SD.

Pekerjaan orang tua adalah pekerjaan utama orangtua yang memberikan penghasilan terbesar dan tetap bagi keluarga.

Pengetahuan gizi ibu adalah kemampuan ibu menjawab pertanyaan tentang gizi menggunakan kuesioner, kemudian di skor dan diberi kriteria baik (= 80%), sedang (60-79 %), dan kurang (= 60%)

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang diikuti oleh orang tua, dan dibagi kedalam kategori tidak sekolah, SD, SLTP, SLTA dan PT Pola konsumsi adalah jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi atau dimakan

oleh responden agar dapat memenuhi kebutuhan gizinya yang didapat dari metode recall 2x24 jam.

Status gizi adalah keadaan tubuh anak responden akibat konsumsi, absorpsii dan penggunaan zat gizi, yang diukur dengan menggunakan indikator BB/U, TB/U, dan BB/TB.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait