• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran Teoritis .1 Investasi .1 Investasi

Dalam dokumen ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PABRIK KELA (Halaman 31-36)

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .1 Investasi .1 Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha (Kasmir,2003). Oleh karena itu, investasi dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:

a. Investasi nyata (real investment)

Investasi nyata merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin.

b. Investasi finansial (financial investment)

Investasi finansial merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham, obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito.

3.1.2 Studi Kelayakan Proyek

Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan dalam satu unit. Proyek merupakan elemen operasional yang paling kecil yang disiapkan dan dilaksanakan sebagai suatu kesatuan yang terpisah dalam suatu perencanaan menyeluruh perusahaan, perencanaan nasional atau program pembangunan pertanian (Gittinger,1986). Berdasarkan definisi tersebut maka proyek dapat diartikan sebagai suatu aktifitas yang mengeluarkan biaya untuk mendapatkan manfaat.

Kasmir (2003) menyimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha dijalankan. Umar (2007) menyatakan bahwa studi kelayakan proyek merupakan penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek dibangun untuk jangka waktu tertentu.

Pemilihan proyek sebagian didasarkan kepada indikator, nilai dan hasilnya. Manfaat suatu proyek didefenisikan sebagai segala sesuatu yang membantu suatu tujuan. Sedangkan biaya suatu proyek merupakan segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan (Gittinger,1986). Paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan (Kasmir,2003) yaitu: (1) menghindari resiko, (2) memudahkan perencanaan, (3) memudahkan pelaksanaan pekerjaan, (4) memudahkan pengawasan, dan (5) memudahkan pengendalian.

3.1.3 Aspek-aspek Analisis Kelayakan

Dalam menganalisis dan merencanakan suatu proyek harus mempertimbangkan banyak aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang dapat diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Masing-masing aspek saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan yang lainnya. Menurut Gittinger (1986) aspek-aspek tersebut terdiri dari aspek teknis, aspek institusional-organisasi-manajerial, aspek sosial, aspek pasar, aspek finansial, dan aspek ekonomi. Pada penelitian ini aspek yang dipertimbangkan dan dianalisis yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek institusional-organisasi-manajerial, aspek finansial, dan aspek sosial/lingkungan.

Urutan penilaian aspek mana yang harus didahulukan tergantung dari kesiapan penilai dan kelengkapan data yang yang ada. Tentu saja dalam hal ini dengan mempertimbangkan prioritas mana yang harus didahulukan lebih dahulu dan mana yang berikutnya.

3.1.3.1 Aspek Teknis

Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa (Gittinger,1986). Aspek teknis berkaitan dengan proses pembangunan proyek secara teknis seperti lokasi proyek, kapasitas produksi, bahan baku, peralatan dan mesin, proses produksi serta teknologi yang digunakan.

3.1.3.2 Aspek Pasar

Aspek-aspek pasar dari suatu proyek adalah rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek (Gittinger,1986). Analisis pemasaran penting dilakukan untuk mengetahui tingkat permintaan dan penawaran terhadap barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan dari pelaksanaan proyek. Atau dengan kata lain, seberapa besar potensi pasar yang ada untuk produk atau jasa yang ditawarkan dan seberapa besar market share yang dikuasai oleh para pesaing. Kemudian bagaimana strategi pemasaran yang akan dijalankan untuk menangkap peluang pasar dan pasar potensial yang ada.

3.1.3.3 Aspek Institusional-Organisasi-Manajerial

Aspek ini berkaitan dengan pengorganisasian dan pengelolaan sumberdaya-sumberdaya yang terlibat dalam pelaksanaaan proyek. Analisis dilakukan berkenaan dengan model dan personal manajerial yang digunakan

dalam proses pengambilan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan perencanaan dan operasional harus sesuai dengan bentuk dan tujuan dari proyek.

3.1.3.4 Aspek Sosial dan Lingkungan

Analisis sosial berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan dan implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan, dimana pertimbangan-pertimbangan sosial harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap (responsive) terhadap keadaan sosial (Gittinger,1986). Sejauh mana proyek dapat memberi manfaat secara inplisit dan eksplisit terhadap pendistribusian pendapatan serta penciptaan lapangan pekerjaan. Selain itu analisis juga perlu mempertimbangkan pengaruh negatif dari pelaksanaan proyek terhadap dampak sosial seperti kehilangan pekerjaan akibat adopsi tehnologi atau penerapan alat-alat mekanis yang mengurangi keterlibatan tenaga kerja manusia.

Kualitas hidup masyarakat haruslah merupakan bagian dari rancangan proyek. Analisis proyek juga harus mempertimbangkan dampak lingkungan yang merugikan dari proyek yang direncanakan. Pembangunan proyek mungkin saja akan merusak sumber-sumber air bersih dari limbah yang dihasilkan oleh proyek. Lokasi pelaksanaan proyek harus dipilih dan ditinjau secara langsung untuk menghindari rusaknya kelestarian lingkungan.

3.1.3.5 Aspek Finansial

Aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisis proyek menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek yang diusulkan terhadap pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Tujuan utama analisis finansial adalah untuk menentukan proyeksi mengenai anggaran yang akan digunakan secara efisien

dengan cara mengestimasi penerimaan dan pengeluaran pada saat pelaksanaan proyek serta pada masa-masa yang akan datang setiap tahunnya (Gittinger,1986).

Rencana anggaran dari suatu proyeksi analisis finansial dilakukan untuk mengetahui berapa besar investasi yang dibutuhkan dan sumber dana yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan proyek. Analisis finansial dapat juga digunakan sebagai pertimbangan dalam permohonan kredit investasi dan kredit modal kerja serta penjadwalan pelunasan kredit yang digunakan untuk membiayai pembangunan proyek. Dalam analisis ini kriteria-kriteria yang digunakan adalah payback period, net presentvalue (NPV), internal rate return (IRR), profitability index serta rasio-rasio keuangan.

3.1.4 Analisis Sensitivitas

Salah satu keuntungan analisis proyek secara finansial ataupun ekonomi yang dilakukan secara teliti adalah bahwa dari analisis tersebut dapat diketahui atau diperkirakan kapasitas hasil proyek bila ternyata terjadi hal-hal di luar jangkauan asumsi yang telah dibuat pada waktu perencanaan. Gittinger (1986) mengemukakan bahwa analisis sensitivitas adalah meneliti kembali suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Sementara menurut Kadariah (1978), yang dimaksud dengan analisis kepekaan atau sensitivitas adalah suatu teknis analisis untuk menguji secara sistematis apa yang terjadi pada kapasitas penerimaan suatu proyek apabila terjadi kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang di buat dalam perencanaan.

Gittinger (1986) menambahkan proyeksi selalu menghadapi ketidakpastian yang dapat saja terjadi pada keadaan yang telah diperkirakan. Pada bidang

pertanian terdapat empat masalah utama yang sensitif yaitu: (1) harga, (2) keterlambatan pelaksanaan, (3) kenaikan biaya, dan (4) hasil. Analisis sensitivitas dapat dilakukan dengan pendekatan nilai pengganti (switching value), dilakukan secara coba-coba terhadap perubahan-perubahan yang terjadi sehingga dapat diketahui tingkat kenaikan ataupun penurunan maksimum yang boleh terjadi agar NPV sama dengan nol.

3.1.5 Arus Kas (Cash flow)

Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu peride tertentu. Dalam cash flow semua data pendapatan yang diterima (cash in) dan biaya yang dikeluarkan (cash out) baik jenis maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang (Kasmir,2003). Cash flow mempunyai tiga komponen utama yaitu Initial Cash flow yang berhubungan dengan pengeluaran investasi, Operasional cash flow berkaitan dengan operasional usaha dan Terminal cash flow berkaitan dengan nilai sisa aktiva yang dianggap tidak memiliki nilai ekonomis lagi (Umar, 2007).

Dalam dokumen ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PABRIK KELA (Halaman 31-36)

Dokumen terkait