• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran Teoritis .1 Konsep Strategi Pemasaran

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .1 Konsep Strategi Pemasaran

Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mendapat keunggulan bersaing (Kotler, dalam Pujaman I Nyoman 2005). Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (meningkat) dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

Perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi” bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Strategi pemasaran mencakup dari bauran pemasaran yaitu produk (product), harga (price), ditribusi (place) dan promosi (promotion) yang didalamnya terdapat fungsi-fungsi pemasaran (bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan).

Mc Carthy dalam Kotler (2000), mengklasifikasikan komponen-komponen bauran pemasaran menjadi 4 P, seperti yang terdapat pada Gambar

Variasi produk Daftar harga Promosi penjualan Saluran

Kualitas Rabat Iklan Ruang lingkup

Desain Potongan Usaha penjualan Penyortiran Bentuk Syarat Kredit Hubungan lokasi

Merek Jangka Waktu Masyarakat Persediaan

Kemasan Pembayaran Pemasaran Pengangkutan

Ukuran Jaminan Langsung

Pelayanan Pengembalian

Gambar 1 Empat P dalam Bauran Pemasaran (Kotler, 2000) Bauran Pemasaran

Pasar Sasaran

3.1.2 Distribusi

Secara garis besar pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaanya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat yang dibutuhkan). Dengan kata lain, proses pendistribusian merupakan aktivitas pemasaraan yang mampu:

1 Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan, bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.

2 Memperlancar arus saluran pemasaran (market chanel flow) secara fisik dan non fisik. yang dimaksud dengan Arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan resiko serta arus pemesanan.

Dalam melakukan pendistribusian hendaknya perlu adanya penempatan perantara penyaluran barang dari produsen ke konsumen akhir (Stanton et al, 1990). Produsen dan konsumen akan dihubungkan dengan kegiatan pembelian dan penjualan. Secara umum perantara terbagi dalam Wholesaller dan Retailer.

Wholesaler merupakan segala kegiatan menjual produk dalam kuantitas besar kepada pembeli non-konsumen akhir untuk dijual kembali atau untuk pemakaian bisnis. Dewasa ini pedagang grosir (wholesaler) masih penting keberadaannya bagi produsen. Umumnya produsen menggunakan pedagang grosir jika mereka efesien dalam menjalankan fungsi-fungsi berikut: Selling and Promotion, Buying and Assortment building, Bulk breking, Waerhousing, Risk

Bearning, Market Information, Transportasi, Finacing. Management Service and Counseling.

Berbeda dengan pengecer, pedagang grosir umumnya tidak terlibat langsung dengan promosi produk atau memikirkan lokasi outlet dan aksesoris outlet untuk memikat pembeli. Pedagang grosir mempunyai daerah operasi yang lebih luas dan transaksi barang yang lebih besar. Selain itu dari segi regulasi dan pajak, pemerintah juga membedakan pedagang grosir dan pegecer. Pengecer (retailer) merupakan semua kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga bukan untuk kepentingan bisnis.

3.1.2.1 Saluran Distribusi

Setiap perusahaan memiliki pola pemasaran yang berbeda. Sebuah perusahan dapat mendistribusikan produknya langsung kepada konsumen atau dapat juga dengan mendistribusikannya melalui perantara dalam saluran distribusi. Menurut Nitisemito dalam Isnani (2005), saluran distribusi adalah lembaga-lembaga distributor yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

3.1.2.2 Fungsi Saluran Distribusi

Menurut Swastha (1999), fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh saluran distribusi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Fungsi pertukaran (Transactional Function)

Dalam fungsi pertukaran terdapat berbagai fungsi, yaitu:

a. Pembelian

Fungsi pembelian merupakan usaha memilih barang-barang yang dibeli untuk dijual kembali atau untuk digunakan sendiri dengan harga, pelayanan, dan kualitas tertentu.

b. Penjualan

Fungsi penjualan sangat penting karena bertujuan untuk menjual barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen dalam rangka memperoleh laba perusahaan.

c. Pengambilan risiko

Seorang perantara harus dapat menanggung segala risiko kerusakan dan keusangan barang yang dijualnya kepada konsumen.

2. Fungsi Penyediaan (Logistical Function)

Fungsi ini berhubungan dengan perpindahan produk secra fisik dari produsen kepada konsumen, yaitu;

a. Pengumpulan

Sebagai penyalur dalam saluran distribusi, perantara melakukan fungsi pengumpulan produk dari beberapa sumber, atau beberapa macam produk dari sumber yang sama. Fungsi pengumpulan dilakukan oleh perantara ini sangat membantu dalam meningkatkan efesiensi penyaluran .

b. Penyimpanan

Fungsi penyimpanan menciptakan manfaat waktu, karena dapat melakukan penyesuaian antara permintaan dan penawaran. Fungsi penyimpanan penting dilaksanakan, terutama untuk barang yang sifatnya rusak atau tidak tahan lama.

c. Pemilihan

Fungsi pemilihan dilakukan oleh penyalur dengan cara menggolongkan, memeriksa dan menentukan jenis barang yang disalurkan sesuai dengan kondisi dan kualitas barang.

d. Pengangkutan

Pengangkutan merupakan fungsi pemindahan barang dari tempat produksi atau tempat penyimpanan kepada konsumen.

3. Fungsi penunjang (Facilitating Function)

Fungsi penunjang berperan untuk mendukung upaya pelaksanaan dari fungsi-fungsi distribusi lannya. Fungsi penunjang meliputi:

a. Pelayanan setelah pembelian (layanan purna jual)

Intensitas pelayan pasca pembelian ini sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu seperti tersedianya jaminan garansi, pelayanan perbaikan produk rusak atau pengaduan atas produk cacat.

b. Pembelanjaan

Distributor atau bahkan konsumen melakukan fungsi pembelanjaan dengan cara pembayaran tunai atau kredit kepada penyalur lain atau kepada produsen.

c. Penyebaran informasi

Berbagai informasi, sangat diperlukan dalam penyaluran barang, karena dapat membantu untuk menentukan mengenai jumlah dan jenis barang yang dibutuhkan oleh konsumen.

d. Koordinasi saluran

Koordinasi dilakukan untuk mengorganisir seluruh lembaga yang terdapat dalam saluran distribusi.

3.1.2.3 Tipe -Tipe saluran Distribusi

Ada beberapa dari tipe saluran distribusi yang mana perbedaan panjang dan pendeknya tipe-tipe saluran distribusi dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Zero Level Channel

Dalam bentuk ini antara produsen dan perusahaan dan konsumen akhir tidak terdapat pedagang perantara, penyaluran langsung dilakukan perusahaan pada konsumen. Misalnya: Penjualan mesin komputer langsung kepada perusahaan yang membutuhkannya.

Dokumen terkait