• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA PENDANAAN SEKOLAH/ MADRASAH AMAN

Dalam dokumen ROADMAP SEKOLAH/ MADRASAH AMAN (Halaman 43-47)

BAB VI KERANGKA PENDANAAN SEKOLAH/ MADRASAH AMAN 6.1. APBN dan APBD Salah satu sumber pendanaan yang dapat digunakan dalam implementasi Sekolah/ Madrasah Aman di lingkungan Kemendikbud berasal dari anggaran fungsi pendidikan dalam APBN. Anggaran Pendidikan dalam APBN dipisahkan menjadi 2 bagian besar, yakni melalui belanja transfer daerah dan melalui belanja kementerian dan lembaga. Selama tahun 2010-2015 proporsi anggaran pendidikan yang disalurkan melalui belanja kementerian dan lembaga serta transfer daerah perbandingannya adalah 40% dan 60%. Artinya sebagian besar anggaran pendidikan langsung ditransfer ke daerah dan menjadi bagian dari APBD Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Sementara itu, belanja pemerintah pusat melalui Kemendikbud merupakan alokasi APBN yang dialokasikan dalam DIPA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dilaksanakan oleh masing-masing Unit Utama di lingkungan Kemendikbud.

a. Transfer Daerah

Anggaran pendidikan yang disalurkan melalui Transfer Daerah sesuai dengan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terbagi lagi menjadi beberapa jenis anggaran yaitu: 1. Dana Bagi Hasil (DBH) Pendidikan 2. Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan 3. Dana Alokasi Umum (DAU) Pendidikan

a.

Non Gaji

b.

Gaji 4. Dana Otonomi Khusus Pendidikan 5. Dana Insentif Daerah 6. Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan (DPPIP) 7. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Dari beberapa opsi anggaran yang merupakan anggaran transfer daerah, terdapat anggaran yang sudah spesifik penggunannya seperti DAU Pendidikan yang di dalamnya termasuk gaji guru dan tenaga kependidikan. Sementara beberapa anggaran seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam penggunannya akan mengikuti petunjuk teknis dari Kemendikbud dan masih dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan.

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional (Pasal 1 UU No 33 Tahun 2004). DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah (Pasal 20 UU No 33 Tahun 2004). Besaran Alokasi DAK memperhatikan kriteria DAK yang meliputi:

a. Kriteria umum yang mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dalam APBD.

b. Kriteria khusus yang memperhatikan peraturan perundang-undangan dan karakteristik Daerah.

c. Kriteria teknis yang ditetapkan oleh kementerian negara/ departemen teknis.

d. Peruntukan DAK bagian Pendidikan adalah untuk peningkatan mutu dan fisik (sarana dan prasarana) Pendidikan Dasar dan Menengah.

Roadmap Sekolah/ Madrasah Aman – Kemendikbud 2015 40

Mulai tahun anggaran tahun 2016, Dana Alokasi Khusus akan memiliki mekanisme baru dalam proses pengusulannya. Jika sebelumnya daerah tidak mengusulkan kebutuhannya dan alokasi anggaran diputuskan berdasarkan data teknis yang disampaikan oleh Kementerian Teknis, maka di tahun anggaran 2016 daerah (kabupaten/ kota) diminta mengusulkan kebutuhannya khususnya untuk bidang pendidikan. Usulan tersebut berbasiskan pada menu DAK yang ada dalam petunjuk teknis DAK yang dikeluarkan oleh kementerian teknis.

DAK digunakan untuk pembangunan sarana prasarana, antara lain bagi rehabilitasi sekolah, pembangunan sekolah, pembangunan laboratorium, pembangunan perpustakaan, kesemuanya dengan mengintegrasikan kaidah sekolah aman.

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, biaya non personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, dll. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan.

Jika dikaitkan dengan implementasi Sekolah Aman, maka dana BOS dapat diposisikan sebagai pendukung bagi kegiatan-kegiatan yang menunjang pelaksanaan Sekolah/ Madrasah Aman, namun dengan syarat petunjuk teknis yang ada saat ini harus disesuaikan.

Selain DAK dan BOS yang merupakan anggaran transfer daerah, masih terbuka peluang untuk mengoptimalkan pemanfaatan APBD Provinsi, Kabupaten/ Kota dalam mendukung pelaksanaan implementasi Sekolah/ Madrasah Aman. Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah maka nantinya akan terjadi pemindahan kewenangan pengelolaan Pendidikan Menengah kepada Pemerintah Provinsi dari sebelumnya berada di bawah kewenangan Kabupaten/ Kota. Dengan pelimpahan kewenangan ini, provinsi dapat mengalokasikan sendiri APBD-nya untuk pembiayaan Pendidikan Menengah. Sementara itu, beban Kabupaten/ Kota yang sebelumnya harus menanggung pengelolaan Pendidikan Menengah dapat terkurangi dan difokuskan untuk pembiayaan Pendidikan Dasar.

Peluang ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong provinsi dan kabupaten/ kota untuk dapat memberikan dukungan anggaran pada implementasi Sekolah/ Madrasah Aman.

b. Belanja Kementerian dan Lembaga

Merupakan anggaran belanja yang dialokasikan melalui kementerian negara/ lembaga untuk membiayai urusan tertentu dalam pemerintahan. Pada tingkat Kemendikbud, anggaran ini dialokasikan pada setiap program yang ada, dan untuk tahun 2015 Kemendikbud memiliki 8 program yaitu:

1. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3. Pendidikan Dasar dan Menengah 4. Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat 5. Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 6. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra 7. Pelestarian Budaya 8. Guru dan Tenaga Kependidikan

Roadmap Sekolah/ Madrasah Aman – Kemendikbud 2015 41

Dalam kurun waktu 2011-2014 anggaran Kemendikbud yang dialokasikan untuk mendukung kegiatan pengurangan risiko bencana di mana sekolah/ madrasah aman termasuk di dalamnya rata-rata adalah sebesar Rp 142,2 miliar. Namun jika dilihat kecenderungan per tahun, maka persentase anggaran terkait kebencanaan ini semakin lama semakin menurun. Hal ini tidak terlepas dari regulasi yang mempersepsikan bahwa urusan kebencanaan adalah wilayah BNPB sehingga Kemendikbud menghadapi kendala jika akan mengalokasikan anggaran terkait dengan kebencanaan.

Alokasi anggaran yang berpotensi digunakan untuk mendukung kegiatan Sekolah/ Madrasah Aman adalah anggaran yang berada pada Direktorat Jenderal yang mengampu persekolahan seperti pada Ditjen Dikdasmen untuk Direktorat Pembinaan SD, Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Pembinaan SMA dan Direktorat Pembinaan SMK. Sementara itu, untuk pelatihan dan pengembangan guru terkait dengan implementasi Sekolah/ Madrasah Aman, potensi anggaran pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dapat diarahkan untuk mendukung pelaksanannya.

6.2. Lembaga Swadaya Masyarakat/ LSM (Non-Government Organization/ NGO), Lembaga-lembaga PBB (UN Agencies) dan Swasta

Pengimplementasian sekolah/ madrasah aman sebagai bentuk dukungan pembangunan nasional dapat dilakukan dengan bantuan dari pihak eksternal. Pihak yang dimungkinkan untuk bekerja sama dalam pendanaan dari luar dapat berasal dari Lembaga Swadaya Masyarakat (Non-Government Organization/ NGO), Lembaga-lembaga PBB (UN Agencies) dan pihak swasta. A. LSM (NGO) dan Lembaga-lembaga PBB (UN Agencies) Terdapat 2 jenis pendanaan dari luar yaitu pinjaman luar negeri dan hibah. a. Pinjaman Luar Negeri adalah setiap pembiayaan melalui hutang yang diperoleh Pemerintah dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. b. Hibah Pemerintah, yang selanjutnya disebut Hibah, adalah setiap penerimaan negara dalam

bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/ atau surat berharga yang diperoleh dari Pemberi Hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri.

UU No 10 tahun 2011 pasal 51 mengenai Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah yang berbunyi “Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 digunakan untuk:

a. mendukung program pembangunan nasional; dan/atau

b. mendukung penanggulangan bencana alam dan bantuan kemanusiaan.”.

Berdasarkan tata cara pengadaan pinjaman luar negeri dan penerimaan hibah, LSM (NGO), Lembaga PBB (UN Agency), dan pihak swasta tidak dapat langsung memberikan hibah langsung kepada kabupaten/ kota. Sehingga LSM (NGO), dan Lembaga-lembaga PBB (UN Agencies) diwajibkan melakukan kemitraan dengan Kementerian/Lembaga. Peluang ini yang ditangkap oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuka kemitraan dengan LSM dan Lembaga-lembaga PBB untuk melakukan pengimplementasian sekolah/ madrasah aman. Pengimplementasian sekolah/ madrasah aman di berbagai daerah di Indonesia dikendalikan oleh pemerintah pusat.

Roadmap Sekolah/ Madrasah Aman – Kemendikbud 2015 42

Pinjaman Luar Negeri dan Hibah adalah bagian dari pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Guna menjamin terwujudnya penerimaan hibah yang transparan dan akuntabel, maka penerimaan hibah tersebut perlu ditatausahakan dengan baik, serta perlu dilakukan monitoring dan evaluasi penyaluran dana hibah dan pinjaman luar negeri.

B. Pihak Swasta

Selain bekerja sama dengan LSM dan Lembaga-lembaga PBB dalam pendanaan implementasi sekolah/ madrasah aman, pemerintah dapat bekerja sama dengan pihak swasta dalam kegiatan tanggung jawab social perusahaan (Corporate Social Responsibility/ CSR). Pemerintah dengan swasta dapat memfokuskan pengimplementasian sekolah/ madrasah aman di lokasi sekitar perusahaan, sehingga kegiatan CSR pihak swasta menjadi lebih tepat sasaran.

Roadmap Sekolah/ Madrasah Aman – Kemendikbud 2015 43 BAB VII RENCANA AKSI DAN INDIKATOR SEKOLAH/ MADRASAH AMAN Dalam menjalankan roadmap Sekolah/ Madrasah Aman ini, disusun beberapa rencana aksi berikut indikator yang terkait dengan strategi yang akan diambil. Rincian Rencana Aksi dan Indikator Sekolah/ Madrasah Aman dapat dilihat pada lampiran 1.

Arah kebijakan dari Sasaran Strategis 1 – Peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan memiliki pengetahuan dan mampu mempraktikkan keterampilan terkait kesiapsiagaan bencana, yaitu 1) Pengembangan potensi peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan yang tangguh dalam menghadapi bencana, serta 2) Pengintegrasian pengurangan risiko bencana dalam kurikulum dan/ atau proses pembelajaran yang aksesibel dan inklusif bagi semua warga komunitas sekolah, memiliki rencana aksi dan indikator sebagai berikut: Rencana Aksi Indikator Terukur dan Output Penyusunan formulir/ checklist untuk melakukan pemetaan risiko berikut pedoman penggunaannya. Tersedianya perangkat pemetaan risiko bencana untuk sekolah. Output: • Formulir/ checklist pemetaan risiko • Dokumen pedoman penggunaan formulir/ checklist pemetaan risiko Penyusunan formulir/ checklist untuk melakukan identifikasi kebutuhan perangkat keselamatan berikut gambar dan foto. Tersedianya perangkat identifikasi kebutuhan perangkat keselamatan berikut gambar dan foto. Output: • Formulir/ checklist untuk identifikasi kebutuhan perangkat keselamatan • Dokumen pedoman penggunaan formulir/ checklist berikut gambar dan foto Simulasi penanggulangan bencana bagi warga sekolah. Pelatihan penanggulangan bencana di lingkungan sekolah secara berkala minimal tiap 3 bulan. Output: • Tersedianya laporan kegiatan pelatihan. Dilakukan mitigasi terhadap risiko bencana di lingkungan sekolah yang sudah teridentifikasi. Teridentifikasinya risiko bencana di lingkungan sekolah dengan menggunakan formulir/ checklist pemetaan risiko. Output: • Tersedianya laporan penyelesaian pekerjaan mitigasi. Penyusunan modul implementasi bagi para guru berikut materi pembelajaran yang mudah diaplikasikan di sekolah Tersedianya bahan dukung kurikulum yang terkait dengan materi PRB di pendidikan. Output: • Contoh bahan ajar, modul bahan ajar yang sudah terintegrasi dengan materi PRB.

Dalam dokumen ROADMAP SEKOLAH/ MADRASAH AMAN (Halaman 43-47)

Dokumen terkait